Biologi Dhimas New
Biologi Dhimas New
Penyakit Addison adalah penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya hormon yang
diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini tergolong ke dalam kelainan langka pada
kelenjar adrenal.
Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan perempuan dari berbagai usia, namun lebih
umum ditemui pada perempuan dan anak-anak. Jika tidak segera diobati, penyakit
Addison bisa membahayakan nyawa penderitanya. Anak dengan penyakit Addison
dapat mengalami keterlambatan masa puber.
Glukokortikoid. Hormon ini bertanggung jawab atas respons sistem kekebalan tubuh
terhadap peradangan, memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengubah makanan
menjadi energi, dan mengatasi stress yang dialami tubuh. Kortisol adalah salah satu
hormon Glukokortikoid.
Ada dua jenis penyebab penyakit Addison berdasarkan gangguan yang dialami oleh
kelenjar, yaitu:
Insufiensi atau ketidakcukupan adrenal primer, yaitu penyakit Addison yang terjadi
akibat rusaknya kelenjar adrenal Cortex sehingga tidak memproduksi hormon dalam
jumlah yang cukup. Penyebab paling umum kondisi ini adalah akibat penyakit
autoimun, di mana sistem imun tubuh menganggap korteks adrenal sebagai bahan
asing dan kemudian dihancurkan. Adapun penyebab lain insufisiensi adrenal primer,
antara lain terjadinya infeksi, pendarahan, penyakit tuberkulosis, atau menyebarnya sel
kanker ke kelenjar ini.
Krisis Addisonian, adalah keadaan darurat medis di mana kadar kortisol sangat rendah.
Hal ini dapat diakibatkan karena penyakit Addison yang tidak diterapi. Stres fisik seperti
sakit, infeksi, atau cedera dapat menjadi pemicu kondisi ini.
Selain insufisiensi kelenjar adrenal, penyakit Addison dapat juga diturunkan secara
genetik dan penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid dalam jangka
panjang.
Beberapa penyakit autoimun lain juga dapat menjadi penyebab berkembangnya
penyakit Addison, antara lain:
Penyakit Celiac
Sindrom Schmidt
Penyakit Graves
Vitiligo
Hipoparatiroid idiopatik
Miestenia gravis.
Gejala Penyakit Addison
Gejala penyakit Addison dapat muncul setelah beberapa bulan. Akan tetapi pada kasus
penyakit Addison yang disebabkan oleh gagal fungsi adrenal yang akut (krisis
Addisonian), gejala bisa timbul tiba-tiba. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul,
antara lain:
Tekanan darah rendah, hingga pingsan
Mual
Diare
Muntah
Sakit perut
Kehilangan rambut pada tubuh atau disfungsi seksual pada penderita perempuan
Depresi
Selain gejala umum di atas, krisis Addisonian juga memiliki gejalanya sendiri, yaitu
diare dan muntah-muntah parah yang dapat menyebabkan dehidrasi, serta rasa sakit
di punggung bagian bawah. Kadar potasium naik (hiperkalemia) sementara kadar
sodium rendah (hiponatremia), juga mengalami kehilangan kesadaran. Seorang
perempuan dapat mengalami periode menstruasi yang tidak teratur sebagai gejala
penyakit Addison. Gejala krisis Addison lainnya, yaitu:
Kulit yang pucat, dingin, atau lembap
Pusing
Berkeringat
Tes fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar ini memiliki peranan penting dalam memproduksi
hormon yang mengendalikan perkembangan dan metabolisme tubuh. Penderita
penyakit Addison umumnya memiliki fungsi kelenjar tiroid yang rendah.
Tes pencitraan, seperti CT dan MRI scan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ukuran
kelenjar adrenal yang tidak normal pada area perut, atau pada kelenjar pituitari untuk
mengetahui penyebab insufisiensi adrenal primer maupun sekunder.
Tes hipoglikemia induksi insulin. Tes ini biasanya dilakukan jika gangguan pada
kelenjar pituitarilah yang menjadi penyebab insufisiensi adrenal sekunder. Tes ini
dilakukan dengan cara memeriksa level glukosa darah dan kortisol setelah insulin
disuntikkan. Orang yang sehat akan memiliki hasil level glukosa rendah dan
meningkatnya kortisol.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh penderita penyakit Addison agar terhindar
dari situasi darurat, adalah dengan memastikan obat-obatan selalu tersedia di dekat
Anda. Dengan demikian Anda tidak akan melewatkan terapi pengobatan yang bisa
memperburuk penyakit ini dan kesehatan Anda. Siapkan kartu kesehatan berisi
informasi mengenai penyakit, obat, dan nomor-nomor penting yang dibutuhkan agar
orang-orang di sekitar Anda tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi situasi
darurat.
GRAVES
Penyakit Graves adalah salah satu jenis gangguan pada sistem imun tubuh yang
menjadi penyebab umum kondisi hipertiroidisme, yaitu berlebihannya produksi hormon
tiroid.
Penyakit Graves paling banyak dialami oleh perempuan sebelum usia 40 tahun, meski
bisa juga menyerang siapa saja pada usia berapa pun.
Jenis kelamin. Dibandingkan pria, wanita memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk
terserang penyakit.
Penyakit ini cenderung dialami oleh orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun.
Sejarah penyakit Graves di dalam riwayat Beberapa gen yang diturunkan di dalam
keluarga yang memiliki sejarah penyakit ini menyebabkan anggota keluarga tersebut
menjadi lebih rentan terkena penyakit Graves.
Gangguan sistem kekebalan tubuh lain. Beberapa jenis gangguan lain pada sistem
kekebalan tubuh dapat menjadi pemicu penyakit ini, yaitu diabetes tipe 1 dan artritis
reumatoid (rheumatoid arthritis).
Stres secara emosional atau fisik. Peristiwa atau sakit yang menyebabkan stres dapat
turut memicu penyakit Graves pada orang dengan gen yang rentan terhadap penyakit
ini.
Merokok dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, terutama bagi seorang perokok
yang mengidap penyakit Graves akan memiliki risiko yang tinggi, termasuk risiko
terkena penyakit Graves ophthalmopathy.
Trauma yang dialami oleh kelenjar tiroid, misalnya akibat prosedur operasi.
Kehamilan maupun paska persalinan khususnya pada perempuan dengan gen yang
rentan dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit Graves.
Adanya benjolan (nodule) abnormal yang berkembang pada kelenjar tiroid. Benjolan-
benjolan ini biasanya bukan kanker.
Kanker tiroid. Pada kasus yang langka, penderita kanker tiroid dapat memicu kondisi
ini.
Rambut rontok
Insomnia
Depresi
Gelisah
Pembesaran kelenjar tiroid (di area leher)
Kehilangan penglihatan
Oftalmopati Graves biasanya muncul bersamaan dengan kondisi hipertiroidisme atau
muncul beberapa bulan sesudahnya. Namun gejala penyakit ini mungkin sudah ada
sejak sebelum mengalami hipertiroidisme atau bisa juga tanpa kehadiran
hipertiroidisme.
Dermopati Graves adalah kasus yang lebih jarang ditemukan. Gejala utamanya adalah
memerah dan menebalnya kulit pada area tulang kering atau bagian atas kaki.
Segera temui dokter untuk memeriksakan gejala penyakit Graves yang dialami dan
mendapatkan diagnosis yang akurat.
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengecek level hormon tiroid serta
hormon pituitari yang mengatur produksi hormon dari kelenjar tiroid, yaitu TSH (thyroid-
stimulating hormone). Penderita penyakit Graves umumnya memiliki level hormon
pituitari yang lebih rendah dari batas normal, serta level hormon tiroid yang lebih tinggi.
Tes terhadap level antibodi dapat direkomendasikan untuk mengetahui kemungkinan
hipertiroidisme yang disebabkan oleh penyakit Graves atau kondisi lain.
Pemeriksaan penunjang penyakit Graves lainnya terdiri dari pemeriksaan ultrasound,
CT scan, X-ray, dan MRI scan untuk melihat pembesaran pada kelenjar tiroid.
Prosedur ultrasound dapat menjadi pilihan bagi pasien yang tengah hamil.
Tes lainnya adalah pemeriksaan serapan yodium radioaktif pada kelenjar tiroid. Jumlah
yodium radioaktif yang diserap oleh kelenjar tiroid akan membantu dokter menentukan
apakah pasien sedang menderita penyakit Graves atau kondisi penyebab
hipertiroidisme lainnya.
Latihan fisik dapat membantu mengurangi risiko rapuhnya tulang atau osteoporosis.
Mengurangi stres sebanyak mungkin dapat mengurangi efek gejala maupun penyakit
Graves itu sendiri.
Keropos tulang atau osteoporosis. Banyaknya hormon tiroid turut berdampak kepada
kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium ke dalam tulang. Hal ini menyebabkan
kekuatan tulang menjadi berkurang sehingga menjadi mudah rapuh.
Kondisi kehamilan yang terganggu. Beberapa komplikasi penyakit Graves pada masa
kehamilan, antara lain kelahiran prematur, disfungsi tiroid pada janin, menurunnya
perkembangan janin, tekanan darah tinggi pada ibu (preeklamsia), gagal jantung pada
ibu, hingga keguguran.
Kondisi badai tiroid (thyroid storm), atau cepatnya laju produksi hormon tiroid secara
berlebihan yang dikenal juga dengan istilah thyrotoxic crisis. Kondisi ini dipicu oleh
hipertiroidisme parah yang tidak segera mendapat penanganan dan tergolong kondisi
yang langka dan sangat berbahaya bagi penderita. Beberapa gejala yang
menandakan thyroid storm, antara lain keringat berlebih, demam, muntah, diare,
kejang, mengigau, rendahnya tekanan darah, bahkan koma. Kondisi ini wajib
mendapat penanganan di rumah sakit secepatnya.
BIOLOGI
Penyakit Addison
Penyakit Graves