Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pembangunan Gedung
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pembangunan Gedung
1, Pebruari 2013
Abstrak : Keterlambatan penyelesaian pembangunan suatu proyek gedung setiap daerah memiliki
faktor yang berbeda-beda. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan. Pada
penelitian ini dikelompokkan dalam sebelas faktor, yaitu faktor tenaga kerja, bahan, peralatan,
karakteristik tempat, keuangan, situasi, perubahan, lingkup dan kontrak/dokumen pekerjaan,
perencanaan dan penjadwalan, sistem inspeksi dan evaluasi pekerjaan, dan manajerial. Tujuan
penelitian ini mengetahui sub faktor dan faktor apa yang paling mempengaruhi keterlambatan di
Kabupaten Jembrana. Metode analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Relatif
Infeks dan Analisis Faktor yang dioperasikan dengan menggunakan Program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya keragaman faktor keterlambatan yang terjadi pada masing-
masing faktor keterlambatan pada proyek gedung di Kabupaten Jembrana. Dari 11 (sebelas) faktor
terdapat 1 (satu) kategori faktor keterlambatan yang mempunyai tingkat keselarasan/kesesuaian yang
cukup baik, yaitu faktor situasi dengan nilai Relatif Indeks sebesar 0,7 dan perhitungan menggunakan
Analisis Faktor menghasilkan bobot faktor sebesar 0,9, nilai komunalitas sebesar 86,5% dan sub
faktor yang paling berpengaruh adalah curah hujan.
Abstrack : Building projects delay completion in every region have different factor. There are a lot of
factor cause delays. In this study, these factors grouped into eleven factors, such as labor, materials,
equipment, the characteristics of the place, financial, situation, change, scope and contract /
employment documents, planning and scheduling, inspection systems and job evaluation, and
management. The purposes of this study are to identify the most influence sub factors and factors in
Jembrana regency. Data analyses used in this study are relative index and factor analysis operated
using SPSS 16.0 for Windows. The analysis result showed the diversity of delay factors in every
building project in Jembrana regency. From eleven factors, there is one category of factors that has a
quite good harmony, namely situation factor with relative index value 0,7 and using factor analysis
reach 0,9, communality values of 86,5% and the most influential sub factors is rainfall.
VII-1
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan ....... (Handayani, Frederika,Wiranata)
wilayah tersebut masih terus berlangsung. Dengan digunakan atau disewakan. Apabila pemilik
demikian diharapkan dapat diketahui faktor yang adalah pemerintah, untuk fasilitas umum
paling mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan
pekerjaan proyek gedung yang diteliti. akan merugikan pelayanan kesehatan
masyarakat, atau merugikan program
Rumusan Masalah pelayanan yang telah disusun. Kerugian ini
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan tidak dapat dinilai dengan uang tidak dapat
masalah yang akan dibahas pada penulisan tugas dibayar kembali. Sedangkan apabila pihak
akhir ini adalah: pemilik adalah non pemerintah, misalnya
1. Subfaktor apakah yang paling mempengaruhi pembangunan gedung, pertokoan atau hotel,
pada 11 (sebelas) faktor keterlambatan tentu jadwal pemakaian gedung tersebut akan
pelaksanaan pekerjaan proyek gedung di mundur dari waktu yang direncanakan,
Kabupaten Jembrana ? sehingga ada waktu kosong tanpa mendapatkan
2. Faktor apakah yang paling mempengaruhi uang.
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek
gedung di Kabupaten Jembrana ? MATERI DAN METODE
VII-2
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1, Pebruari 2013
VII-3
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan ....... (Handayani, Frederika,Wiranata)
semakin berpengaruh faktor tersebut dalam g. Faktor 7 Faktor Perubahan dengan nilai RI
keterlambatan pelaksanan pekerjaan proyek sebesar 0,578
konstruksi. h. Faktor 8 Faktor Lingkup dan
Perhitungan RI untuk Sub Faktor pada Faktor Kontrak/Dokumen Pekerjaan dengan nilai RI
Tenaga Kerja sebesar 0,599
i. Faktor 9 Faktor Perencanaan dan Penjadwalan
TotalSekor dengan nilai RI sebesar 0.475
RI= x100% j. Faktor 10 Faktor Sistem Inspeksi, Kontrol dan
5 XJumlahSam pel Evaluasi Pekerjaan dengan nilai RI sebesar
0,473
Keterangan: k. Faktor 11 Faktor Manajerial dengan nilai RI
RI = Relatif Indeks sebesar faktor 0,451
5 = Jumlah kriteria penilaian yang terdiri dari 5 Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampirn C3
tingkat
Total sekor Sub Faktor 1.1 = 70 Perhitungan dengan Analisis Faktor
Tabulasi hasil wawancara terhadap 30
70 responden di rekapitulasi pada bentuk tabel 4.4.
RI = x100 % Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
5 x 30
C2.
= 46,667% = 0,46
Analisis untuk sub faktor 1.1= 20
Demikian seterusnya untuk nilai RI sub faktor
Y=
∑X x100%
lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama. TotalNilaiSkorMaaksimum
Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada faktor 20
Y= x100 %
akibat tenaga kerja ini, subfaktor yang paling 35
mempengaruhi keterlambatan pekerjaan konstruksi Y = 57,14%
yang diteliti adalah subfaktor jumlah pekerja yang
kurang memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan Keterangan:
yang ada yang ditunjukkan dengan nilai RI - Nilai sekor maksimum adalah 5
mendekati 1. - Total nilai sekor maksimum adalah 35 (5
Perhitungan RI untuk mengetahui Faktor yang x 7)
paling mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan
konstruksi. Untuk 30 responden
Total skor untuk Faktor 1 = 624
(624 / 7) Y rata-rata =
RI = x100%
5 x30
= = 59,43%
= 59,43% = 0,59
Jadi nilai untuk Faktor-faktor Penyebab Jadi nilai untuk Faktor-faktor Penyebab
keterlambatan Pembangunan Proyek Gedung di keterlambatan Pembangunan Proyek Gedung di
Kabupaten Jembrana untuk Faktor Tenaga Kerja Kabupaten Jembrana untuk Faktor Tenaga Kerja
sebesar 0,59. Demikian seterusnya untuk nilai RI sebesar 59,43%. Demikian seterusnya untuk nilai
Faktor lainnya dapat dihitung dengan cara yang Faktor lainnya dapat dihitung dengan cara yang
sama. sama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampirn
Nilai Relatif Ideks untuk Faktor-faktor C2.
Penyebab keterlambatan Pembangunan Proyek
Gedung di Kabupaten Jembrana:
a. Faktor 1 Faktor Tenaga Kerja dengan nilai RI
sebesar 0,594
b. Faktor 2 Faktor Bahan dengan nilai RI sebesar
0,453
c. Faktor 3 Faktor Peralatan dengan nilai RI
sebesar 0,528
d. Faktor 4 Faktor Karakteristik Tempat dengan
nilai RI sebesar 0,596
e. Faktor 5 Faktor Keuangan dengan nilai RI
sebesar 0,68
f. Faktor 6 Faktor Situasi dengan nilai RI sebesar
0,704
VII-4
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1, Pebruari 2013
Untuk lebih memastikan kebenaran dari hasil analisa untuk kesebelas elemen, Setelah dilakukan
analisis, maka digunakan program SPSS dengan tahap analisis yang sama pada variabel-variabel
analisis faktor mencari faktor-faktor yang paling per elemennya.
mempengaruhi dan faktor-faktor yang kurang
berpengaruh terhadap pembangunan proyek Tabel 2 Nilai KMO
gedung di Kabupaten Jembrana. Digunakan
metode analisis faktor dengan dua tahap, yang
pertama adalah analisis faktor per faktor dan
analisis faktor untuk semua faktor. Analisis faktor
per faktor dilakukan untuk menentukan variabel-
variabel yang layak untuk dianalisis per faktornya, (Sumber: Hasil analisis data SPSS)
dan layak untuk dianalisis pada tahap selanjutnya. Analisis awal dilakukan untuk mengetahui
Tahap kedua adalah analisis faktor untuk semua variabel mana saja yang layak dimasukkan dalam
faktor, pada penelitian yang bertujuan untuk analisis lanjut, karena tidak semua variabel bisa
mecari faktor dan sub faktor mana yang paling masuk analisis lebih lanjut harus disaring dulu.
mempengaruhi atau tinggi korelasinya diantara Caranya dapat dilihat pada KMO dan Barlett test.
kesebelas faktor keterlambatan pembangunan Nilai KMO – MSA (Kaiser Mayer Olikin –
proyek gedung di Kabupaten Jembrana. Hasil Measure of Sampling Adequacy) bila hasilnya
analisis faktor secara rinci dapat dilihat pada lebih besar dari 0,5, maka dapat melanjutkan
lampiran C5. proses analisis faktor. Pada hasil perhitungan
diperoleh nilai KMO adalah 0,564, artinya
Menilai variabel yang layak untuk analisis 0,564>0,5 maka proses analisis faktor dapat
faktor dilanjutkan.
Tahap pertama pada analisis faktor adalah Proses selanjutnya adalah melihat tabel Anti-
menilai mana saja variabel yang dianggap layak image Matrix, untuk menentukan variabel yang
untuk dianalisa lebih lanjut. Berikut adalah hasisl mana saja yang layak digunakan dalam analisis
VII-5
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan ....... (Handayani, Frederika,Wiranata)
lanjutan. Pada tabel tersebut ada kode ‘a’ yang Elemen 3 0,816 77,5
artinya tanda untuk Measure of Sampling Elemen 4 0,808 82,0
Adequacy (MSA). Didapat nilai MSA untuk Elemen 5 0,860 80,4
masing-masing variabel adalah: P1=0,291; Elemen 6 0,909 86,5
P2=0,640; P3=0,631; P4=0,468; P5=0,539; Elemen 7 0,70 76,1
P6=0,563; P7=0,574; P8=0,870; P9=0,533; Elemen 8 0,579 50,5
P10=0,626; dan P11=0,561. Elemen 9 0,829 74,6
Berdasarkan teori, variabel yang layak untuk Elemen 10 0,804 77,5
dianalisis adalah nilai MSA lebih dari 0,5. Dari Elemen 11 0,823 84,6
data hasil analisis terdapat dua variabel yang nilai (Sumber: Hasil analisis data SPSS)
MSA-nya kurang dari 0,5, yaitu P1=0,291 dan
P4=0,468. Jadi, variabel yang harus dikeluarkan Bobot faktor merupakan kekuatan variabel
pertama adalah variabel yang paling kecil nilai bersangkutan terhadap faktor yang diwakilinya.
MSA-nya adalah P1=0,291 Faktor Tenaga Kerja. Jika bobot faktor ≥0,5 yang artinya semakin kuat
variabel tersebut membentuk faktornya. Dari hasil
Proses Memilih Variabel Model-2 analisis elemen 6 yaitu faktor situasi memiliki
Dalam proses pemilihan variabel model-2 bobot dan komunalitas paling besar. Dalam hal ini
adalah melakukan pemilihan variabel ulang faktor situasi memiliki pengaruh paling tinggi
dengan menghilangkan variabel terkecil yang diantara faktor lainnya. Komunalitas kesebelas
diproleh pada hasil analisis pertama. faktor juga memiliki nilai diatas 50% sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa elemen-elemen
Tabel 3 Nilai KMO Model-2 tersebut dianggap sebagai variabel-variabel yang
mempunyai peran yang tinggi terhadap
pembentukan faktornya.
VII-6
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 1, Pebruari 2013
VII-7