Anda di halaman 1dari 62

1. Seorang pria 17 tahun dengan thalassemia β mayor datang ke RS dengan Hb 6.

Pasien rutin
mendapatkan transfusi darah setiap bulannya, namun pasien mengeluhkan gatal dan demam setiap
mendapatkan transfusi. Komponen darah yang paling tepat untuk diberikan pada kondisi pasien di
atas adalah:
a. Whole blood
b. Packed red blood cell
c. Packed red blood cell leukocyte reduced
d. Packed red blood cell frozen
e. Packed red blood cell deglycerolized

2. Seorang wanita 42 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas yang dialami
sekitar sebulan yang lalu. Pasien ada riwayat kejang yang dialami sekitar 1 minggu yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisis didapatkan anemis, dan subikterik. Pemeriksaan laboratorium didapatkan HB 8,5
g/dL, PLT 30.000/mm3, apusan darah tepi didapatkan skistositosis dan morfologi platelet normal,
fungsi hati dan ginjal sedikit meningkat, dan pada pemeriksaan Coombs test negatif. Diagnosis yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah :
a. Idiopathic Trombocytopenic Purpura
b. Thrombotic Thrombocytopenia Purpura
c. Hemolytic Uremic Syndrome

d. Evan’s Syndrome
e. Disseminatic Intravascular Coagulation

3. Seorang wanita umur 45 tahun ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada ujung jari kaki kiri. Pada
pemeriksaan fisis di dapatkan T : 160/90mmHg, N 88x/menit, Lien S4, ujung jari kelingking kaki kiri
menghitam. Lab HT 45%, WBC 11.900/mm3, PLT 4juta/mm3, MCV 89fl, MCH 30pg, Neutrofil
5400/mm3. Keluhan utama pada pasien tersebut disebabkan oleh...
a. Hipoalbuminemia
b. Limpedema
c. Thrombosis arteri
d. Trombosis Vena
e. Hipoglikemia
4. Laki – laki, 54 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kanan sejak 7 bulan terakhir yang
semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan keringat berlebihan. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra ukuran diameter 5 cm, immobile, nyeri
tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB pada axilla sinistra dan inguinal dextra sinistra. Hasil
laboratorium didapatkanHb 10.7 g/dl, leukosit 8500 u/l, platelet 254000 u/l. hasil histopatologi
pasien tersebut adalah diffuse large B cell lymphoma. Stadium penyakit tersebut menurut Ann
Arbor::
a. Stadium I
b. Stadium IIA
c. Stadium IIB
d. Stadium IIIA
e. Stadium IIIB

5. Seorang wanita 30 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan lemas, cepat lelah dan
kram-kram di kedua kaki. Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb : 9 gr/dl dengan MCV >100
fL. Untuk diagnosis anemia megaloblastik dengan hipovitaminosis vitamin B12 dapat dilakukan
pemeriksaan :
a. Elektroforesis hemoglobin
b. Uji Schilling
c. Apusan darah tepi
d. Aspirasi sumsum tulang
e. Tes Benzidin

6. Seorang wanita, 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan kencing berwarna merah dan terdapat
lebam kemerahan pada lengan kiri sejak 1 hari sebelumnya. Tujuh hari sebelumnya pasien
didiagnosa infeksi saluran kemih dan mendapat ciprofloxacin 2x500 mg. Pasien sudah terdiagnosa
atrial fibrilasi dan mendapat terapi warfarin 1x2 mg sejak 1 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisis tanda
vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Hasil lab : Hb 9,2 gr/dl, leukosit
5000/ul, trombosit 420.000/ul, INR 7,0 dan urin berwarna merah segar, tanpa bekuan darah,
eritrosit penuh/lpb, bakteri negatif. Faktor koagulasi yang berperan terhadap kejadian perdarahan
pada kasus ini adalah :
a. Defisiensi faktor II (PT), VII (extrinsic factor), IX dan X
b. Defisiensi faktor Von Willebrab
c. Defisiensi faktorVII dan IX
d. Defisiensi faktor XIII
e. Defisiensi AT3

7. Seorang pria 39 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan mudah lelah
sejak dua bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat batuk lama dan terdapat riwayat
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal;
konjungtiva pucat, ronki pada apeks paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,5 g/dL;
MCV 80fl; MCHC 32 g/dL leukosit 7800/µg; trombosit 350.000/µL; LED 80/90 mm/jam. Protein yang
berperan paling penting pada patogenesis anemia pada pasien ini adalah:
a. Feritin
b. Hepsidin
c. Transferin
d. Feroprotein
e. Hemosiderin

8. Seorang pria 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan kuning pada mata dan badan sejak
2 hari sebelum masuk rumah sakit disertai rasa lemas. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
konjungtiva pucat, sklera ikterus, jantung paru dalam batas normal, tidak ada organomegali. Pada
pemeriksaan laboratorium Hb 7,0 g/dL, MCV 88 fl, MCHC 32 g/dL, Hct 21%, leukosit 2500/uL,
trombosit 55.000/uL, bilirubin total 4,4 mg/dL, bilirubin direk 1,8 mg/dL dan indirek 2,6 mg/dL.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Malaria
b. Anemia defisiensi Fe
c. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
d. Thalasemia
e. AIHA

9. Seorang wanita 39 tahun memeriksakan diri ke poliklinik dengan keluhan sering merasa nyeri
seperti terbakar pada kedua kaki, kadang disertai rasa panas yang dialami sejak 4 bulan terakhir.
Pemeriksaan laboratorium rutin dalam batas normal, kecuali kadar trombosit yang tinggi (Plt
857.000/mm3). Berdasarkan hasil evaluasi lanjutan, pasien didiagnosis menderita Trombositosis
Esensial. Bila wanita ini masih berkeinginan untuk hamil lagi, pilihan terapi manakah yang paling
tepat diberikan ?
a. Anagrelid
b. Hidroksiurea
c. Aspirin
d. Interferon alfa
e. Anti CD 20

10. Faktor resiko untuk terjadinya Sindroma Lisis Tumor adalah:


a. Leukemia akut dengan leukosit awal > 50.000/ul, Limfoma agresif dan bulky, kadar
LDH>1000u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi

b. Asam urat 7 mg/dl, Limfoma agresif dan bulky, kadar LDH>1000u/ml, Peningkatan
BUN, dehidrasi

c. Dijumpai adanya gangguan fungsi ginjal dimana peningkatan kreatinin serum 1,2 x normal,
Limfoma agresif dan bulky, kadar LDH>1000u/ml, dehidrasi
d. Hiperkalemia > 5 meq/L atau meningkat 10 %, Limfoma agresif dan bulky, kadar
LDH>1000u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi

e. Leukemia akut dengan leukosit awal > 40.000/ul, Limfoma agresif dan bulky, kadar
LDH>1000u/ml, Peningkatan BUN, dehidrasi

11 . Seorang pria 25 tahun dengan pansitopenia dilakukan aspirasi sumsum tulang dan biopsi, yang
mengungkapkan hiposelularitas dan tidak ada sel hematopoietik. analisis sitogenetika dari sumsum
tulang tidak mengungkapkan kelainan apapun.walaupun sudah dilakukan transfusi PRC dan
trombosit, pansitopenia nya tetap memburuk. Uji histocompatibilitas pada adiknya tidak terjadi
kecocokan. Terapi apa yang paling sesuai untuk dilakukan?
a. antithymocyte globulin, siklosporin, dan prednison
b. Prednison saja
c. Terapi suportif dengan transfusi darah dan trombosit saja
d. Methotrexate dan prednisone
e. transplantasi sumsum tulang

12. Pasien dengan anemia penyakit kronis biasanya :

a. (MCV) antara 80 dan 100 fl


b. Peningkatan level reseptor serum transferin
c. feritin serum yang rendah
d. Peningkatan level dari serum iron
e. Penurunan level erythropoietin
13. Tanda klinis yang dijumpai pada AIHA antara lain, kecuali :

a. Splenomegali
b. Sklera Ikterik
c. Urine Merah Gelap
d. LDH meningkat
e. Konjungtiva Pucat

14. Terapi yang direkomendasikan pada AIHA antara lain, kecuali :

a. Splenektomi
b. Kortikosteroid
c. Transfusi jika Hb < 8 gr/dL
d. Imunosupresan
e. Danazol

15. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan mudah
lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat perdarahan spontan tidak djumpai, riwayat
menjalani operasi dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium compos
mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, nadi 84 x/menit, temperatur afebris.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), atrofi
papil lidah (+), stomatitis angularis (+), organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit 6500/mm3 , trombosit
235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pemeriksaan berikutnya yang harus dilakukan
untuk menegakkan diagnosa anemia pada pasien tersebut diatas adalah :
a. Pemeriksaan Serum Ferritin
b. Pemeriksaan Serum Iron
c. Pemeriksaan TIBC (Total Iron Binding Capacity )
d. Pemeriksaan Kadar besi sumsum tulang
e. Pemeriksaan Morfologi darah tepi

16. Seorang wanita berusia 45 tahun, mengeluh cepat lelah dan sempoyongan. Hal ini dialami
pasien sekitar 4 bulan terakhir. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama dijumpai yaitu
kakak kandung penderita. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjungtiva palpebra inferior pucat.
Splenomegali (+). Hasil laboratorium menunjukkan Hb 2,1 g/dL, leukosit 7000/uL, trombosit :
310.000/uL, MCV : 59 fL, MCH : 23 pg, RDW : 19%. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
tersebut adalah :
a. Anemia hemolitik
b. Thalasemia
c. Anemia penyakit kronik
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia megaloblastik

17. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan badan lemas dan
pusing berkunang-kunang yang sudah dialami os dalam 2 bulan terakhir ini. Enam bulan yang lalu
os pernah dirawat di RS swasta dan mendapat transfusi darah.Os didiagnosa dengan Thalasemia
Beta.dari hasil pemeriksaan dijumpai Hb: 6,8gr/dl,Leukosit ,2890,trombosit,75.000mm3.Indikasi
transfusi pada pasien thalasemia intermedia ini adalah : (PAPDI)
a. Adanya hipersplenisme
b. Gagal jantung kongestif
c. Hb < 7 gr/dl dengan sindrom anemia
d. Adanya hepatosplenomegali
e. Usia <30 tahun

18. Seorang perempuan 60 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan pada leher, paha sejak 3
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limpa. Pasien juga
mengeluhkan mudah lelah, tidak selera makan dan penurunan berat badan. Tekanan darah
135/70mmhg, Hr 78, RR 20x/mnt dan T 37C. Dari hasi lab diperoleh hb 11,5g/dl.leukosit 55.000/ul.
Plt 150.000/m. Diftel b/e/n bat/n seg/l/m:
0%/0%/1%/41%/53%/5%. Kemungkinan diagnosa pada pasien ini adalah :

a. TB kelenjar
b. Limfoma non hodgkin
c. Limfoma hodgkin
d. Akut Limfoblasik leukemia
e. Kronik limfositik leukemia
19. . Seorang wanita42 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas yang dialami
sekitar sebulan yang lalu. Pasien ada riwayat kejang yang dialami sekitar 1 minggu yang lalu. Hasil
pemeriksaan fisis didapatkan anemis, dan subikterik. Pemeriksaan laboratorium didapatkan HB 8,5
g/dL, PLT 30.000/mm3, apusan darah tepi didapatkan skistositosis dan morfologi platelet normal,
fungsi hati dan ginjal sedikit meningkat, dan pada pemeriksaan Coombs test negatif. Diagnosis yang
tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah :

A. Idiopathic Trombocytopenic Purpura

B. Thrombotic Thrombocytopenia Purpura

C. Hemolytic Uremic Syndrome

D. Evan’s Syndrome

E. Disseminatic Intravascular Coagulation

20. 45. Seorang lelaki berusia 24 tahun, melakukan pemeriksaan kesehatan untuk seleksi pekerjaan.
Pasien saat ini tidak ada keluhan Dari pemeriksaan fisis didapatkan limpa teraba schuffner 1, hepar
tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,7 g/dL; Ht 37%; MCV 70 fl; MCH
22 pg; retikulosit 2,2 %; trombosit 300.000/uL; dan leukosit 7800/uL. Berdasarkan data di atas, maka
masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :

A. Anemia defisiensi besi

B. Thalassemia

C. Anemia penyakit kronik

D. Sindrom sickle cell

E. Anemia hemolitik autoimun

21. 64. Seorang perempuan 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mimisan tidak berhenti sejak 1
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh badan lemah dan mudah lelah sejak 1 minggu sebelumnya. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi
96 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 37,2ºC, pembesaran hati 2 cm dibawah arkus kosta, limpa
Schuffner 6, dan lebam kulit terutama perut, kedua tangan dan kaki. Hasil laboratorium hemoglobin
11,4 gr/dl, hematokrit 33%, leukosit 46.000/µL, trombosit 296.000/µL, dan hitung jenis 0/1/5/65/10/6
Blast 13 %. Masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah:

A. Mielofibrosis

B. Sirosis hepatis
C. Anemia aplastik

D. Sindrom mielodisplasia

E. Leukemia granulositik kronik

22. Seorang laki-laki 67 tahun dengan thlasemia-β intermedia, dilaporkan oleh perawat sesak napas
tiba-tiba setelah selesai diberikan tranfusi packed red cell (PRC) 450 cc. Pada pemeriksaan fisik pasien
tampak gelisah dan sesak napas, serta didapatkan tekanan darah 100/90 mmHg, JVP 5-2 cmH2O,
auskultasi jantung terdapat gallop, auskultasi paru terdapat ronki basah kasar seluruh lapangan paru.
Saturasi O2 90%. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini sesuai data di atas adalah

A. Transfusion Associated Graft-vs-Host Disease


B. Transfusion Associated Circulatory Overload
C. Tranfusion Related Lung Injury
D. Allergic Tranfusion Reaction
E. Transfusion Citrate Toxicity

23. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
lebam – lebam di kulit dan bintik - bintik di lengan dan kaki sejak 3 minggu yang lalu, demam disangkal.
Sejak 2 hari yang lalu gusi pasien berdarah terutama saat menyikat gigi. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan ginggiva bleeding, hematom dan ptekie di ekstremitas atas dan bawah. Tidak didapatkan
pembesaran hepar dan lien. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,0 g/dl, Ht 26%, leukosit
7500/mm3, trombosit 11.000/mm3, retikulosit 2,45%, eritrosit 3,4 juta/uL, bilirubin total 0,9 mg/dl,
bilirubin direk 0,4 mg/dl, bilirubin indirek 0,5 mg/dl. Berdasarkan data klinis di atas, diagnosis yang
paling mungkin adalah

A. Evans syndrome

B. Systemic lupus erytematosus (SLE)

C. Demam berdarah dengue

D. Immune thrombocytopenia purpura

E. Myelodysplasia syndrome (MDS)

24. Wanita 35 tahun dengan trombosit yang ditemukan tingga secara kebetulan yaitu 778.000/mm3,
tidak dijumpai adanya keluhan maupun kondisi infeksi dan inflamasi lainnya. Spleen teraba sedikit saat
inpirasi. Adapun hasil labolatorium lainnya leukosit 11.200/mm3 , Hb 14,8 mg/dl dan MCV 97 fl,
neutrofil 9000, basofil 200. LED dan CRP normal. mutasiJAK2 V617F negatif. Pemeriksaan apakah
yang diperlukan lagi:
A. Molecular analisis untuk mutasi CALR dan BCR-ABL1
B. Molecular analisis mutasi JAK2 exon 12 mutation
C. Molecular analisis mutasi MPL
D. Pasien sudah tidak perlu diperiksa lanjutan karena diagnosis essential thrombocythaemia sudah
dapat ditegakkan
E. Suspect 5q– syndrome

25. Seorang pria usia 20 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan bengkak pada lutut
setelah terbentur.Perdarahan gusi, perdarahan hidung, perdarahan saluran cerna dan saluran kencing
tidak ada. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga ada (kakeknya) yang juga sering mengeluh
lebam pada persendian setelah trauma. Pasien kemudian didiagnosa hemofilia A. Hasil pemeriksaan
lab yang mendukung, adalah :

A. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin terganggu

B. Trombosit menurun, PT normal, APTT normal, BT memanjang, tes ristosetin terganggu

C. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT memanjang, tes ristosetin normal

D. Trombosit menurun, PT normal, APTT normalg, BT memanjang, tes ristosetin normal

E. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin normal

26. . Seorang pria datang ke UGD dengan perdarahan gusi sejak 1 minggu terakhir,ada keluhan pusing,
lemas, tetapi tidak demam. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan organomegali. Hasil lab Hb 6 MCV
85 MCH 30 WBC 22.000 PLT 60.000 PT 22,7 APTT 47,0 INR 2,20 dan rencana dilakukan tranfusi
PRC dan FFP. Karena FFP tidak tersedia maka direncanakan tranfusi darah lengkap (whole blood)
berupa darah segar. Dibandingkan darah baru, pada darah segar trombosit dan faktor pembekuan labil
masih cukup untuk terjadinya pembekuan. Yang termasuk faktor pembekuan labil adalah :

A. Faktor V dan VIII

B. Faktor VIII dan IX

C. Faktor IX dan X

D. Faktor II dan VII

E. Faktor II dan VIII


27. Seorang laki-laki 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 2 minggu
terakhir. Perdarahan pada gusi terjadi terus menerus dan secara spontan. Riwayat demam naik turun
sejak 1 bulan terakhir. Pasien tidak masuk kerja di kantor karena merasa lemas dan nafsu makan
menurun dalam 1 bulan terakhir. Penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan. Pemeriksaan Fisis di
dapatkan T : 120/70 N: 100x/menit, P 26x/menit, S; 38 oC, Konjungtiva anemis, ikterus tidak ada, KGB
tidak teraba, Hepatosplenomegaly, Pteki dan hematom pada ekstremitas superior dan inferior. Dari
Laboratorium didapatkan : WBC : 55.000/uL, Hb : 8,0 g/dl, HCT 24%, PLT 25.000/uL, hitung
diffrensial count tidak terbaca, PT: 18,3 detik, INR 2,05, aPTT : 36,0 detik. D-dimer : 2,3, Fibrinogen
200. ADT : susp AML, 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien dilakukan BMP dengan kesan
AML M-3. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien ini

A. Infeksi

B. Febrile Neutropenia

C. Perdarahan

D. DIC

E. Leukostasis

28. Seorang laki-laki berusia 50 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan tungkai bawah kanan
bengkak tapi tidak sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi
nadi 88 x/menit, limpa teraba Schuffner 4dan terdapat pitting oedem pada tungkai bawah kanan. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 18.5 mg/dl, Ht 55%, leukosit 11.000/mm3, trombosit
460.000/mm3, MCV 89 fl, MCH 30 pg, neutrofil 5.500/mm3, dan D-dimer 1500.

29. Penyebab yang paling mungkin dari kondisi tungkai bengkak pada penderita ini adalah:
a. Selulitis
b. Limfedema
c. Trombosis arteri
d. Hipoalbuminemia
e. Trombosis vena dalam

30. Seorang perempuan berusia 58 tahun berobat ke dokter penyakit dalam karena nyeri di tulang
punggung. Pada pemeriksaan laboratorium diketahui ada ... dengan Hb ? g/dl, Ht 27%, leukosit
4.700/ul, trombosit 175.000/ul, MCV 87 fl, MCH 29 pg, MCHC 35 g/dl. Kadar albumin 2.8 gr/dl,
ureum 78 mg/dl, kreatininh 2.1 mg/dl.

31. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal pada pasien ini adalah:
a. Ferritin
b. Globulin
c. Analisis Hb
d. Coomb Test
e. Kadar eritropoetin
32. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan perut terasa
begah dan bila makan cepat penuh (cepat merasa kenyang). Keluhan ini sudah dirasakan oleh bpasien
sejak 4 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hati tidak membesar tetapi limpa membesar
Schuffner III, shifting dullnes (-). Pasien tidak ikterus dan tidak ditemukan perdarahan di bawah kulit.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10.5 g%, MCV 87 fl, MCH 29 pg, MCHC 35 g/dl.
Trombosit 405.000 u/L.

33. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien sesuai dengan data di atas adalah:
a. Limfoma
b. Thalassemia
c. Myelofibrosis
d. Sirosis hepatis dengan hipertensi portal
e. Leukemia granulositik kronik fase kronik

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik, dari hasil pemeriksaan foto rontgen toraks
didapatkan massa paru kiri dengan diameter 3 cm. Hasil pemeriksaan bronkoskopi terdapat pembesaran
kelenjar getah bening subkarina kiri dan penyempitan .. kiri. Dilakukan biopsi pada.. dan didapatkan
hasil pemeriksaan patologi adenokarsinoma ... dan USG abdomen normal.

34. Pilihan terapi pada pasien ini adalah:


a. Radiasi
b. Operasi
c. Kemoterapi
d. Operasi dan radiasi
e. Operasi dan kemoterapi

35. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan perdarahan per vaginam
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada penmeriksaan fisik didapatkan perdarahan
subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit berupa ekimosis, ptekie dan purpura. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 6,8 g/dl, Hmt 20%, lekosit 4800/uL, trombosit 7000/uL, retikulosit 2,9%,
bilirubin total 0,9 mg/dL, bilirubin direk dan indirek dalam batas normal.

36. Berdasarkan data di atas data, diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
a. Anemia aplastik
b. Sindrom evans
c. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
d. Idiopatit thrombocytopenic Purpura (ITP)
e. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

37. Laki-laki 52 tahun, perut bengkak. Hb 6, Leuko 70.000. Thrombo 660.000. Dx?
a. CML
b. AML
c. CLL
d. ALL

38. Pasien sering pusing dan pingsan. Pada pemeriksaan fisik. Atrofi papil lidah, kuku koliniochia,
anemia Hb 8. MCV↓ MCHC↓. (curiga anemia Def Fe). Pemeriksaaan untuk memastikan Dx ini?
a. Saturasi transferin
b. TIBC
c. Feritin
d. Porfirin

39. Pasien perdarahan menstruasi berlebihan. Leukosit normal. Platelet 20.000. PT, APTT
normal. D dimer 300 (normal). Terapi pasien ini
a. Steroid
b. Trombosit concentrate
c. IV Ig
d. Immunosupressan
e. FFP

40. Staging mammae, sudah pembesaran KGB di axial. Tumor 5 cm. Sudah di FNAB: ductal
infiltrasi. Stadium?
a. T2 N0 M0
b. T3 N0 M0
c. T3 N1 M0
d. T4 N1 M0
e. T3 N1 M1 (kira-kira begini option-nya)

1. Seorang pasien dengan dx thalasemia direncanakan untuk dilakukan splenektomi.


anjuran imunisasi?

A. hemofilus influenza, meninggococuc, pneumococcus


B. typhoid, meninggococ, pneumococ
C. meningococ,typhoid,MMR

2. Seorang datang dengan lemah2 dengan Hb turun dan retikulosit meningkat.Tanpa data
mcv mchc.kemungkinan morfologi pada pasien ini?

a. anemia megaloblastik
b. anemia non megaloblastik
c. normokrom normositer
d. hipokrom mikrositer

3. Ada soal pnh dd anemia hemolitik autoimun (liat board 29)

4. Seorang pasien umur 50 an datang dengan lemah badan, makan sering cepet
kenyang,PF didapatkan anemia.hepar normal.Lien schuffner VI.tidak ikterik.lab didapatkan
mild anemia, leuko normal, trombositopenia.Kemungkinan diagnosis?

a. anemia hemolitik autoimun


b. CML
c. CLL
d. Myelofibrosis
5. Seorang pasien datang dengan penyakit… dengan predisposisi gampang DVT. Datang
dengan sesak tiba2. Didapatkan tanda2 gangguan hemodinamik tidak stabil. Tensi 90/60, nadi
cepat respi cepat.pentalaksanaan apa yang anda anjurkan untuk pasien ini?
A. aspirin dan warfarin
B. trombolitik intra arteri dan tromboektomi
C. trombolitik intra vena dan tromboektomi
D. LMWH
E.
6. Seorang pasien datang dengan manifestasi perdarahan hebat. Lupa penyakit dasar dan
pencetusnya. Didapatkan Hb menurun, leuko lupa, trombosit turun dibawah 50 ribu,
didapatkan D dimer 1500. Fibrinogen turun. Terapi apa yang anda anjurkan?
A. PRC
B. tranfusi trombosit
C. PRC + FFP
D. PRC, FFP, Cryopresipitat
7. Lupa laki laki atau perempuan. Usia pertengahan. Datang dengan riwayat tungkai
kanan bengkak, teraba hangat. Dari hasil lab didapatkan Hb 18. Hematokrit 55%. Leukosit
tinggi. Trombosit 600 ribuan. Pada saat ini yang merupakan prioritas masalah pada pasien ini
adalah?
A. thrombosis arteri
B. thrombosis vena
C. Policytemia Vera
D…
E…….
8. Seorang pasien datang dengan BAK berwarna teh gelap pada pagi hari. Pasien tidak
demam, hasil lab malaria negative. Pada PF didapatkan konjunctiva anemis stou?? Retikulosit
tinggi dan tidak ikterik. Hepar tidak membesar dan lien tidak membesar. Leukosit normal. Mild
anemia.trombosit normal sekitar 200 ribu. Malaria negative. Pemeriksaan lanjutan apa yang
anda harapkan?
A. Coombs test
B. Hemosiderosis urine
C…
D….
9. Ada soal anemia, lupa kuning atau tidak, trombositopenia, MCV dan MCH normal.
Bilirubin total meningkat, Bilirubin direct menurun, bilirubin indirect meningkat. Pemeriksaan
penunjang?
A. Coombs test
Seorang perempuan berusia 56 tahun dengan riwayat hemodialisa selama 3 bulan
terakhir, disertai anemia berat yang tidak memberikan respon setelah pemberian
rhEPO
Penyebab kegagalan terapi anemia yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A Hemolisis
B Terjadi proses inflamasi akut
C Cadangan besi yang tidak memadai
D Pembentukan antibodi anti-rhEPO
E Penekanan eritropoesis oleh produk buangan uremik

Seorang lelaki berusia 35 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mudah
lelah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat batuk lama dan
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal,
konjungtiva pucat, rhonki pada apeks paru. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 9.5 g/dL, leukosit 7800/uL, trombosit 350.000/uL, MCV 80 fL, MCHC
32 g/dL. LED 80 mm/jam
Protein yang berperan penting pada patogenesis anemia pada pasien ini adalah
A Ferritin
B Hepsidin
C Transferin
D Feroprotein
E. Hemosiderin

1. Laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, lesu, nafsu makan
menurun dan mudah muncul memar2 pada kedua tungkai bawah bila mengalami benturan
sejak 3 blan lalu. Pasien juga mengeluhkan kadang badan demam, dan berat badan semakin
turun. PF menunjukkan tanda vital tidak ada kelainan, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tdak
didapatkan embearan hepar maupun limfa, kedua ekstremitas didapatkan petekie dan hematom.
Hasil lab hb 8,0 leukosit 3000/mcl, trombosit 50.000/mcl. Hitung jenis 0/2/8/30/56/4.
Pemeriksaan oenunjang yang paling tepat untuk mendiagnosis pasien ini adalah ;
a. Pemeriksaan BCR_ABL pada kromosom Ph
b. Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang
c. Pemeriksaan aspirasi susmsum tulang
d. Biopsi sumsum tulang
e. Pemeriksaan kadar LDH
2. Perempuan 50 tahun datang ke poliklinik datang dengan dx PGK stadium V. Hasil lab
Hb 8,7 Ht ... leukosit 5000 trombosit 300.000 MCV 85 MCH 29 SI 40 TIBC 356 Feritin 131.
Tatalaksana anemia yang tepat pada pasien ini adalah
a. Transfusi PRC
b. Pemberian EPO
c. Pemberian preparat besi oral
d. Pemberian preparat besi intravena
e. Pemberian kombinasi preparat besi IV dan EPO secara bersamaan
3. Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum
MRS disertai rasa lemas. Air seni pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada PF didapatkan
konjungtva pucat, sklera ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Hati dan limfa tidak
teraba. Hasil lab Hb 7 MCV 88 MCHC 32 Ht 21 lekosit 2500 trombosit 55.000 Bil tot 4,4 Bil
dir 1,8 dan Bil inderek 2,6. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Malaria
b. Thalasemia
c. Anemia def Fe
d. Anemia hemolitik autoimun
e. PNH
4. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin
lemas, sejak 2 minggu terakhir. Tidak ada keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan
sariawan. PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak
aada kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukosit 5000, trombosit
212.000 retikulosit 3,5% eritrosit 3,4 juta. Bilirubin inderik 1,8 bilirubin direk 0,9. Pemeriksaan
penunjang awal yang paling tepat pada pasien ini adalah :
a. G6PD
b. Hemosiderin urin
c. Apus darah malaria
d. Direct Antiglobulin Test
e. Indirect Antiglobulin Test
5. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah dan sering
lebam2 di kaki bila terbentur sejak 2 bulan. PF TD 100/70 mmHg, Nadi 80 RR 20 suhu 37 KU
baik konjungtiva pucat, KGB teraba di regio Colli anterior, submandibula, dan inguinal kanan.
Terdapat hematom di ekstremitas bawah. Idak ditemukan perdarahan nyata. Hati dan limfa
tidak teraba. Hasil Lab Hb 8; L 4500; T 52.000. tndak lanjut diagnostik yang paling tepat untuk
pasien ini adalah :
a. Analisis indeks besi
b. Pemeriksaan hemostasis
c. BMP
d. Biopsi aspirasi jarum halus KGB
e. BMP dan Biopsi sumsum tulang

6. Seorang laki-laki 58 tahun dirawat karena hematemesis danmelena. Pasien didiagnosis


penyakit jantung koroner dan telah dipasang 2 buah stent 6 bulan yang lalu. Pada awal
perawatan, hanya obat aspirin yang dihentikan. Hasil pemeriksaan esofagoduodenoskopi
menunjukkan adanya ulkus gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan aktif.
Hasil pemeriksaan Helicobacter pylori (+). Setelah dirawat selama satu minggu, pasien rencana
dipulangkan karena perdarahan sudah berhenti. Rencana terapi yang tepat untuk pasien ini pada
saat pulang adalah :
a. Pasien tidak boleh mendapatkan antiplatelet seumur hidup
b. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi ditunda sampai ulkus sembuh
c. Aspirin dapat mulai diberikan kembali setelah terapi eradikasi helicobacter
pylori selesai
d. Aspirin dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi eradkasi Helicobaacter
pylori
e. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi Helicobacter
pylorii dapat dimulai
7. Seorang perempuan 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan kencing berwarna merah
dan terdapat lebam kemerahan pada lengan kiri sejak 1 hari sebelumnya. Tujuh hari
sebelumnya pasien didiagnosis infeksi saluran kemih dan mendapat terapi Ciprofloxacin
2x500mg. Pasien sudah terdiagnosis atrial fibrilasi dan mendapat terapi warfarin 1x2 mgsejak
satu tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Hasil Lab : Hb 9,2 g/dl; leukosit 5000/ul; trombosit
420.000/ul; INR 7,0 dan urin berwarna merah segar, tanpa bekuan darah, eritrosit penuh/LPB,
bakteri negatif. Faktor koagulsi yang berperan terhadap kejadian perdarahan pada kasus ini
adalah :
a. Defisiensi faktor II, VII, IX, dan X
b. Defisiensi faktor Von Willebrand
c. Defisiensi faktor VIII dan IX
d. Defisiensi faktor XIII
e. Defisiensi AT III
8. Seorang perempuan 58 tahun datang dengan keluhan............ sejak 2 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, nyeri gerak pada pinggang.
Hasil laboratorium Hb 8,0 hematokrit 27%, lekosit 4700/ul; trombosit 175.000/ul;
retikulosit........, MCV 87 fl; MCHC 35 g/dl; kadar albumin 2,9 g/dl; globulin......, ureum 78
mg/dl; creatin 2.0 mg/dl. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal
pada psien ini adalah :
a. Feritin
b. Coombs test
c. Kadar eritropoetin
d. Protein elektroforesis
e. Hb elektroforesis
9. Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Disertai rasa lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, sklera
ikterus, jantung paru dalam batas normal. Hati dan limfa tidak teraba. Hb 7,0 g/dl, MCV 88 fl;
MCHC 32 g/dl; Ht 21%; lekosit 2500/ul; trombosit 55.000/ul; bilirubin total 4,4 mg/dl; bilirbin
direk 1,8 mg/dl; dan indirek 2,6 mg/dl. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
:
a. Malaria
b. Thalasemia
c. Anemia defisiensi Fe
d. AIHA
e. PNH
Ada lagi soal sesuatu entah apa lupa kayae DVT... tapi dengan kelainan fungsi ginjal. Terapi
yang diberikan :
a. Warfarin
b. Enoksaparin
c. Rivaroxaban
d. Fondaparinux
e. UFH

10. Soal lupa.... kl ga salah ada organomegli, tapi ga ada seri granulosit kaya CML gituu...
diagnosis
a. Myelofibrosis
b. .....
c. Anemia aplastik
d. .....
e. Lekemia granulositik kronik
11. Kemoterapi LMNH, CD20 (+), terapi?
Jawab : R-CHOP

12. Kemoterapi Ca Mammae st IV dg ER (+), PR (+), HER (+), terapi?


Jawab : Transtuzumab dan Tamoxifen

1. Pasien sudah mendapatkan terapi 1 kolf, sudah habis bbrp jam, lalu pasien sesak
nafas. Reaksi transfusi ?
Jawab : TRALI? Overload? Reaksi? (dikaji lagi)

2. Gol. Darah O perlu transfusi, bisa diberikan gol. darah apa?


Jawab : -O-
3. Kasus pasien polisitemia vera, pemeriksaan?
Jawab: JAK II mutation darah tepi

Faktor koagulasi yang terganggu pada keracunan warfarin


Jawab: Faktor 2,7,9,10

63. Pasien datang ke penyakit dalam membewa rujukan dan hasil FNAB cenderung suatu
limfoma (soal tidak menyebutkan jenis limfoma). Ada benjolan di leher juga. Langkah
selanjutnya untuk menegakkan diagnosis
a. Biopsi KGB
b. CT Scan Abdomen
c. imunohistokimia dari hasil FNAB
d.
64. Pasien mengeluh nyeri perut, BAB lendir tanpa darah. EGD didapatkan benjolan
soliter, dilakukan biopsi dengan hasil curiga suatu GIST. Langkah diagnostik selanjutnya?
a. MSCT Abdomen
b. CD117

HOM

124. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu,
batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker
kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hemoglobin 8 gr/dL; leukosit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000
sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3. Setelah pemberian antibiotik empiris selama
5 hari, demam tidak kunjung turun. Antibiotik empiris tambahan apa yang sebaiknya diberikan:
a. Acyclovir d. Flukonazole
b. Gancyclovir e. Pirimetamin
c. Amfoterisin B

125. Seorang lelaki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mimisan
yang hilang timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh telinga
kiri terasa pekak dan hidung terasa tersumbat. Pasien juga merasakan nyeri di leher.
Didapatkan penurunan BB drastis dalam 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan
di leher kiri di bawah telinga kiri sebesar 2x1 cm. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ini adalah:
a. Limfoma maligna d. Ca nasofaring
b. Ca sinonasal e. Limfadenopati TB
c. Acustic neuroma

126. Seorang pria berusia 70 tahun datang dengan keluhan berat badan berkurang disertai
dengan lemah badan yang sudah dirasakan hilang timbul selama 2 tahun. Penderita juga merasa
cepat kenyang bila makan. Penderita sering merasa demam dan berkeringat malam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan abdomen teraba
pembesaran hepar 3 cm di bawah arcus costae dan limpa schuffner 6. Pada pemeriksaan darah
didapatkan hemoglobin 8 gr/dL; trombosit 60.000/μL; leukosit 2000/ μL. Hapusan darah tepi
tidak didapatkan sel blast dan dari pemeriksaan aspirasi sumsum tulang tidak bisa diaspirasi
(drytap). Patofisiologi terjadinya splenomegali pada kasus ini adalah: myelofibrosis
a. Infiltrasi sel-sel ganas d. Peningkatan aktifitas hemolisis di
b. Hipertensi vena lienalis lien
c. Hematopoeisis extramedullar e. Infeksi kronis sekunder

127. Laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, lesu, nafsu makan
menurun dan mudah muncul memar2 pada kedua tungkai bawah bila mengalami benturan
sejak 3 bulan lalu. Pasien juga mengeluhkan kadang badan demam, dan berat badan semakin
turun. PF menunjukkan tanda vital tidak ada kelainan, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak
didapatkan pembesaran hepar maupun limfa, kedua ekstremitas didapatkan petekie dan
hematom. Hasil lab Hb 8,0 leukosit 3000/uL, trombosit 50.000/uL. Hitung jenis (EBStSeLM)
0/2/8/30/56/4. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis:
f. Pemeriksaan BCR_ABL pada kromosom Ph
g. Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang
h. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang
i. Biopsi sumsum tulang
j. Pemeriksaan kadar LDH

128. Seorang lelaki usia 61 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan benjolan di
leher sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah
bening leher kanan. Tidak ada pembesaran limpa. Tekanan darah 135/85 mmHg; suhu 37° C;
frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi nafas 18x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8,8 g/dL; leukosit 42.000/uL, hitung jenis : basofil 0%; eosinofil 0%; batang
1% segmen 41%, limfosit 53%, monosit 5%; trombosit 80.000/uL. Diagnosis yang paling
mungkin adalah:
a. TB kelenjar d. Leukemia limfositik kronik
b. Limfoma hodgkin e. Leukemia limfoblastik akut
c. Limfoma non hodgkin

129. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu,
batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker
kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan
Hemoglobin 8 gr/dL; leukosit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000
sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3 (skor MASCC 14). Antibiotik empiris apa
yang sebaiknya diberikan:
a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik inisial
b. Penggunaan duoterapi antibiotik apabila monoterapi gagal
c. Diberikan ciprofloksasin dan amoksisilin/klavulanat sebagai terapi oral empirik
d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien dengan kondisi tidak stabil
atau memiliki kultur darah curiga MRSA
e. Antibiotik monoterapi anti pseudomonal β lactam agent (cefepim, carbapenem)

130. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan lemas
badan, pucat, demam, terdapat riwayat perdarahan berupa bercak kemerahan di kulit.
Sebelumnya selama 2 tahun terakhir, pasien ini sering transfusi berulang dan sempat dilakukan
aspirasi sumsum tulang dengan hasil myelodysplastic syndrome. Pada pemeriksaan saat ini di
dapatkan Hb 7 gr/dL, trombosit 80.000/mm3, leukosit 35.000/uL. Pada apusan darah tepi, sel
blast 20% dan pada aspirasi sumsum tulang kali ini didapatkan sel blast 36%. Diagnosis pasien
saat ini:
a. Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukemia (RAEB)
b. Chronic myeloid leukemia
c. Chronic lymphositic leukemia
d. Myelofibrosis
e. Acute myeloid leukemia

131. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun datang ke UGD dengan nyeri perut sebelah kanan
atas, nyeri bersifat kolik. Nyeri ini dirasakan sejak 1 hari sebelum pasien datang ke RS, disertai
mual dan muntah. Tanda vital pasien TD 130/80 mmHg, nadi 110x/menit, RR 22x/menit, suhu
aksila 37.60C. Dari pemeriksaan fisik pasien terlihat kesakitan, pucat, mata kuning, dan
didapatkan splenomegali schuffner II. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 7.5 g/L, Leukosit
15500/Ul, trombosit 420.000/uL, MCV 70 fl, MCH 20 pg, MCHC 25%, AST 20 U/L, ALT 25
U/L, Bil T 5.25 mg/dl, Bil D 1.24 mg/dl, HbsAg negatif, Anti HCV negatif, hapusan darah
tepi: hipokrom mikrositer, anisopoikilositosis. Retikulosit 8%. Dari pemeriksaan USG
abdomen, didapatkan batu pada kandung empedu dengan gambaran kolesistitis akut. Hasil
elektroforesis Hb: Hb F 10%, HbA2 5%. Pemeriksaan lanjutan apa yang disarankan untuk
menegakkan diagnosis:
a. Hapusan darah tepi
b. Aspirasi sumsum tulang
c. Kariotyping
d. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
e. Biopsi lien

132. Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning sejak 2 hari sebelum MRS
disertai rasa lemas. Air seni pasien tampak seperti teh pada pagi hari. Pada PF didapatkan
konjungtva pucat, sklera ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Hati dan limpa tidak
teraba. Hasil lab Hb 7 MCV 88 MCHC 32 Ht 21 lekosit 2500 trombosit 55.000 Bil tot 4,4 Bil
dir 1,8 dan Bil inderek 2,6. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis: PNH
a. Hapusan darah tepi dan aspirasi sumsum tulang
b. Elektroforesis protein dan USG abdomen
c. Tampung urin dan sucrose water test
d. Retikulosit dan elektroforesis Hb
e. Biopsi sumsum tulang

133. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tulang belakang, lemas
badan, sesak napas, pucat, dada berdebar. Pada pemeriksaan didapatkan conjungtiva pucat, Hb
6 g/L, kalsium serum 12 g/dL, radiologis terdapat gambaran punch out lesion dan lesi litik di
costae. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis: MM
a. Hapusan darah tepi, retikulosit, feritin
b. Hapusan darah tepi, MRI vertebrae
c. Densitometri, MRI vertebrae
d. Elektroforesis protein, imunofiksasi, aspirasi sumsum tulang
e. Elektroforesis protein, biopsi sumsum tulang

134. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan per
vaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit, ekimosis, ptekie dan
purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9 g/L; lekosit 5800/uL;
trombosit 7000/uL, retikulosit 2.5%. Bilirubin direk dan indirek dalam batas normal, tes ANA
negatif. Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan:
a. Hapusan darah tepi d. Haptoglobin
b. Aspirasi sumsum tulang e. Antibodi anti trombosit
c. Biopsi sumsum tulang

135. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan
keluhan utama sakit kepala sejak 3 hari, disertai dengan perdarahan dari hidung, pasien
sebelumnya telah berobat ke poli Telinga Hidung dan Tengorokan (THT) dan tidak mengalami
perbaikan, saat ini pasien mengalami keluhan telinga berdenging yang disertai gangguan
penglihatan. Setelah 2 hari menjalani perawatan, laki-laki tersebut mengeluhkan sulit bernapas
dengan rasa sakit di persendian tulang. Tekanan darahnya 120/90 mmHg, frekuensi jantung 92
kali/menit dan frekuensi pernapasan 20 kali/menit dengan pemeriksaan fisik dijumpai
splenomegali schuffner 4. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb; 19,8 g/dl, leukosit
14.300/mm3, Trombosit 928.000/mm3 dan Hct 58%. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini
adalah: PV
a. Flebotomi d. Flebotomi dan obat sitoreduksi
b. Flebotomi dan aspirin e. Flebotomi, obat sitoreduksi,
c. Obat sitoreduksi aspirin

136. Seorang perempuan, 35 tahun, hamil aterm dikonsulkan dari bagian Obs-Gyn dengan
kematian janin intra uterin sejak 12 jam yang lalu dengan badan lemah, timbul warna merah
kebiruan pada jari tangan, kaki dan genital, sesak dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100x/menit tidak teratur, pernapasan
28x/menit dan suhu badan 37,50C. Terdapat conjunctiva anemis, pada ujung jari tangan dan
kaki terlihat sianotik, dan purpura pada daerah lengan kanan. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 7 g/dL; trombosit < 50.000/µL, PT dan aPTT > 6 detik, D-dimer meningkat
berat dan kadar fibrinogen < 1,0 g/L. Patogenesis penyakit ini adalah: IUFD dan DIC
a. Terdapat sejumlah besar aktivator plasminogen dalam darah
b. Gangguan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan prokoagulan
c. Aktivitas prokoagulan dengan diproduksinya tissue factor
d. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan
e. Pembentukan fibrinogen yang tidak normal atau disfibrinogenemia

137. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan bengkak di
kaki kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien baru saja pulang dari bepergian
jauh dengan pesawat. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai kanan, tidak
kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat nyeri tekan. Pada
pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit 35,6%, Leukosit 10.500/uL, trombosit
461.000/uL. Ureum 80 mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan adanya trombus
di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Warfarin d. Fondaparinux
b. Enoxaparin e. Unfractionated heparin
c. Rivaroxaban

138. Wanita usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis DVT tungkai kanan bawah.
Dari anamnesis didapatkan sebelumnya os dirawat dirumah sakit sebelum dirujuk, dan
mendapatkan terapi LMWH. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan jumlah trombosit
100.000/μl. Pasien ini kemudian diberikan unfractionated heparin, dan 10 jam kemudian
jumlah trombosit menurun jadi 20.000/μl.
Bagaimanakah manajemen selanjutnya yang paling tepat untuk pasien ini? HIT
a. Stop UFH, berikan transfusi trombosit, lalu UFH dapat diberikan kembali jika
trombosit > 150.000/μl
b. Stop UFH, segera ganti dengan LMWH
c. Stop UFH, segera ganti dengan fondaparinux
d. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombosit, lakukan monitoring jumlah trombosit,
dan dapat mulai diberikan kembali UFH jika jumlah trombosit > 150.000/μl
e. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombosit, lakukan monitoring jumlah trombosit,
dan dapat mulai diberikan kembali LMWH jika jumlah trombosit > 150.000/μl

139. Seorang laki-laki 30 tahun terdiagnosis Limfoma Non Hodgkin stadium IIIB dan
mendapatkan kemoterapi RCHOP. 2 hari setelah kemoterapi, pasien mengalami mual, muntah,
dada berdebar, dan gangguan kesadaran. Jumlah kencing sangat sedikit. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan ronki basal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan BUN 32 mg/dl SK 4 mg/dl
K 7.2 meq/L P 8 meq/L Ca 6.7 meq/L dan asam urat 14 mg/dl. Tindakan awal utama yang
seharusnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi ini adalah: SLT
a. Rehidrasi dengan cairan c. Alkalinisasi urin sebelum
kristaloid kemoterapi
b. Pemberian allopurinol sebelum d. Memberikan kalsium glukonas iv
kemoterapi e. Persiapan hemodialis

140. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin lemas,
sejak 2 minggu terakhir. Didapatkan keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan sariawan.
PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak ada
kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukosit 5000, trombosit
212.000 retikulosit 3,5% eritrosit 3,4 juta. Bilirubin indirek 1,8 bilirubin direk 0,9, test ANA +
kuat. Pemeriksaan SI dan TIBC turun, feritin tinggi. Penyebab anemia pada pasien ini:
a. Anemia karena perdarahan d. Anemia defisiensi besi
b. Anemia hemolitik e. Anemia sideroblastik
c. Anemia penyakit kronis

141. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak dan
nyeri pada lutut kanan sejak 3 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat mudah lebam dan
perdarahan yang sukar berhenti sejak usia 3 bulan. Kakek pasien menderita penyakit yang
sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan regio genu dekstra asimetris, hangat, nyeri VAS 4,
dan ROM aktif pasif terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan aPTT memanjang, PT normal,
Faktor VIII rendah, faktor IX normal, tes ristosetin normal. Tatalaksana yang paling tepat
adalah:
a. Fresh frozen plasma
b. Cryoprecipitate
c. Rekombinan faktor VIII
d. Rekombinan faktor IX
e. Rekombinan faktor VII
142. Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam makin meningkat, demam terus - menerus
selama 3 hari, pasien tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat
Penyakit dahulu tidak ada problem kesehatan sebelumnya, tidak sedang dalam konsumsi obat.
Dalam pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu 38.60C, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x /
menit, dan RR 18 x/menit. Keadaan umum: tampak bingung dan tidak menyambung, dalam
pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Tampak ada petechiae pada kulit dengan
pemeriksaan torniquet, Hb 8.5 g/dL, leukosit 15000, trombosit 25000, Cr 1,6 mg / dL, LDH
1050 IU/L, PT dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis tampak normal. Pemeriksaan darah
tepi ditemukan gambaran schistocytes. Pasien meminum antibiotik untuk tetapi dalam 2 hari
demam terus meningkat, tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan trombosit makin turun. Kultur
darah dan urin (-), lumbal pungsi dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam batas normal.
Diagnosis apa yang mungkin di alami pasien ini?
a. DIC
b. Trombothic Thrombocytopenia Purpura (TTP)
c. Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)
d. Vasculitis
e. Dengue Hemorhagic Fever

Batch 32

Seorang lelaki berusi 65 tahun berobat ke Poliklinik Penyakit dalam karena batuk dan sesak
nafas yang mekin memberat sejak 2 bulan terakhir. Berat badan pasein menurun 10 kg dan
sudah dua kali keluar darah merah segar saat batuk. Pasien seorang perokok berat ( 2 bungkus
/hari )

Pada foto thoraks terdapat massa di l;obus atas kiri dengan pelebaran mediastinum dan efusi
pleura kiri setinggi sela iga 4 . Pada pemeriksaan Trans Thoracal Needle Aspiration (TTNA)
dan sitologi cairan pleura didapatkan hasil adenilarsinoma. Pemeriksaan Epoidermal Growth
Factor Teceptor (EGFR) dan status Anaplastic Lymphomma Kinase (ALK) negatif, Hasil bone
scan negatif .

Pilihan tata laksanan yang tepat untuk pasien adalah :


A. Radiasi
B. Torakotomi
C. Kemoterapi
D. Kemoradiasi
E. Terapi target

. Seorang perempuan berusia 40 tahun, datang berobat ke poloklinik penyaklit dalam dengan
keluhan ada benjolan di payudara sebelah kiri sebesar kelereng sejak 3 bulan yang lalu.
Benjolan dirasakan tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan berukuran 3x2cm
yang mudah digerakkan. Kelenjar getah bening di ketiak kiri tidak teraba.

Pemeriksaan penunjang awal yang diberikan pada pasien ini adalah:


A. PET CT-scan
B. USG Payudara
C. Ct-scan thoraks
D. Penanda tumor CEA dan Ca 15-3
E. Histopatologi dari biopsi benjolan

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan
keluhan lemas memberat sejak dua minggu. Pasien sudah diketahui menderita nefritis lupus
sejak dua tahun terakhir. Terapi terakhir pasien adalah metilprednisolon 1x 8 mg, azathioprine
2x 50 mg, dan warfarin 1x2 mg. Pasien mengeluh dua bulan terakhir menstruasi lebih banyak
dibandingkan sebelumnya, 2x per bulan, selama 8 hari setiap siklus.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tampak sakit ringan; tekanan
darah 120/80 mmHg; nadi 96x/menit, irama regular, isi cukup; frekuensi napas 20x/menit.
Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen datar
lemas, tidak ada pembesaran hepar atau lien.

Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8 g/dL; hematokrit 24%; MCV 63 fl; MCH 21 pg; leukosit
6500/µL; trombosit 130.000/µL; retikulosit 1%; ureum darah 40 mg/dL; kreatinin darah 1,5
mg/dL; SGOT 45 U/L; SGPT 48 U/L; Na 133 mEq/L; K 3,5 mEq/L; Cl 110 mEq/L.

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyebab anemia
pada pasien ini adalah
A. Analisis Hb
B. Coombs test
C. Feritrin darah
D. Bilirubin indirek
E. Kadar vitamin B12

68. Seorang lelaki berusia 46 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah berwarna hitam
sejak 12 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg;
frekuensi nadi 105x/menit; frekuensi nafas 24x/menit. Konjungtiva palpebra pucat; sklera
ikterik; terdapat palmar eritem. Pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 8,6 g/dL, hematokrit
25,8%; leukosit 4000/µL; trombosit 100.000/µL; PT 16 detik (kontrol 11 detik); aPTT 56 detik
(kontrol 36 detik ); fibrinogen 150 mg/dL; D-Dimer 2000µg/L; bilirubin total 3,2 mg/dL;
bilirubin direk 2,1 mg/dL; bilirubin indirek 1,1 mg/dL

Tatalaksana transfusi darah yang paling sesuai diperlukan pada pasien ini adalah :
A. FFP
B. PRC
C. PRC dan FFP
D. Cryoprexipitate
E. PRC, cryoprecipitate, dan FFP

Seorang perempuan berusia 28 tahun, datang berobat ke Polikilinik Penyakit Dalam dengan
keluhan mata kuning sejak seminggu. Tidak ada riwayat demam. Pasien sudah merasakan
badan lesu dan leah sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat BAK berwarna hitam pada pagi hari
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu aksila 36,5ºC; sklera ikterik; hepar dan lien
tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 7 g/dL; MCV 88 fl; MCH 30
pg, trombosit 224000/µL; leukosit 4000/µL; retikulosit 3,5%; hapusan darah normokrom
normositer; SGOT 34 U/L; SGPT 52 U/L; bilirubin total 3,2 mg/dL; bilirubin direk 1,1 mg/dL.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien adalah:
A. LDH
B. Analisis Hb
C. Coombs Test
D. Hemosiderin urin
E. Pemeriksaan gen thalasemia α

. Laki-laki 50 tahun datang dengan air seni seperti teh pagi hari. Pemeriksaan Lien schufner
2, hasil laboratorium Hb 7 g/dl, MCV 88, MCHC 32, HT 21%. Diagnosis adalah
A. Malaria
B. Thalasemia
C. Anemia defisiensi FE
D. Anemia hemolitik auto imun
E. Paroxysma nocturnal hemoglobinuria

Perempuan berusia 30 tahun datang berobat dengan keluhan badan lemas terutama 2 Minggu
terakhir. Pada pemeriksaan fisik konjungtiva pucat, limfa schufner 1, hasil laboratorium Hb.
8.0 g/dl, Ht. 24%, leukosit 5600/uL, trombosit 325.000/uL, eritosit 3,2 juta/uL, retikulosit 3,5
%. Secara morfologi termasuk anemia:
A. Megaloblastik
B. Non megaloblastik
C. Mikrositik hipokrom
D. Mikrositik normokrom
E. Normositik noserotonim

Seorang laki-laki dibawa ke UGD dengan demam 3 hari, gusi berdarah, limfa schuffner 5, hb
8,1 mg/dl, leukosit 47.000/ul, trombosit 78.000/ul, sel blas 15 %

Diagnosis pada pasien ini adalah


A. Leukemia limfositik akut
B. Leukemia myeloblastik akut
C. Leukemia granulositik kronik fase kronik
D. Leukemia granulositik kronik fase akselerasi
E. Leukemia granulositik kronik fase krisis blast

92. Pasien ca nasofaring (T3N2M0). Terapinya;


A. Kemoradiasi
B. Kemoterapi
C. Operasi
TRY OUT

15. Wanita 61 tahun didiagnosa dengan diffuse large B-cell lymphoma stadium IV 1 tahun ini. Saat ini
dia mendapat 6 siklus rituximab-cyclophosphamide, doxorubicin,vincristine, dan prednisone (R-
CHOP) dan tidak respon. Dan dilanjutkan dengan 2 siklus rituximab-ifosfamide, carboplatin, and
etoposide (R-ICE) dengan hasil partial respon dan pasien melanjutkan dengan autologous stem cell
transplant (ASCT). Saat ini pasien mengalami limfadenopati axial bilateral dengan hasil biopsi relaps
limfoma. Pemeriksaan ICH CD45+, CD20+. Mutasi yang mengakibatkan buruknya respon terapi pada
pasien adalah;

A. histone lysine-N-methyltransferase 2 (EZH2)


B. myc
C. bcl3
D. p16
E. p15-34
74. Seorang pria usia 20 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan bengkak pada lutut
setelah terbentur.Perdarahan gusi, perdarahan hidung, perdarahan saluran cerna dan saluran kencing
tidak ada. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga ada (kakeknya) yang juga sering mengeluh lebam
pada persendian setelah trauma. Pasien kemudian didiagnosa hemofilia A. Hasil pemeriksaan lab yang
mendukung, adalah :

A. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin terganggu

B. Trombosit menurun, PT normal, APTT normal, BT memanjang, tes ristosetin terganggu

C. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT memanjang, tes ristosetin normal

D. Trombosit menurun, PT normal, APTT normalg, BT memanjang, tes ristosetin normal

E. Trombosit normal, PT normal, APTT memanjang, BT normal, tes ristosetin normal

84. Seorang pria datang ke UGD dengan perdarahan gusi sejak 1 minggu terakhir,ada keluhan pusing,
lemas, tetapi tidak demam. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan organomegali. Hasil lab Hb 6 MCV
85 MCH 30 WBC 22.000 PLT 60.000 PT 22,7 APTT 47,0 INR 2,20 dan rencana dilakukan tranfusi
PRC dan FFP. Karena FFP tidak tersedia maka direncanakan tranfusi darah lengkap (whole blood)
berupa darah segar. Dibandingkan darah baru, pada darah segar trombosit dan faktor pembekuan labil
masih cukup untuk terjadinya pembekuan. Yang termasuk faktor pembekuan labil adalah :

A. Faktor V dan VIII

B. Faktor VIII dan IX

C. Faktor IX dan X
D. Faktor II dan VII

E. Faktor II dan VIII

94. Seorang laki-laki 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 2 minggu
terakhir. Perdarahan pada gusi terjadi terus menerus dan secara spontan. Riwayat demam naik turun
sejak 1 bulan terakhir. Pasien tidak masuk kerja di kantor karena merasa lemas dan nafsu makan
menurun dalam 1 bulan terakhir. Penurunan berat badan 5 kg dalam 1 bulan. Pemeriksaan Fisis di
dapatkan T : 120/70 N: 100x/menit, P 26x/menit, S; 38 oC, Konjungtiva anemis, ikterus tidak ada, KGB
tidak teraba, Hepatosplenomegaly, Pteki dan hematom pada ekstremitas superior dan inferior. Dari
Laboratorium didapatkan : WBC : 55.000/uL, Hb : 8,0 g/dl, HCT 24%, PLT 25.000/uL, hitung
diffrensial count tidak terbaca, PT: 18,3 detik, INR 2,05, aPTT : 36,0 detik. D-dimer : 2,3, Fibrinogen
200. ADT : susp AML, 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien dilakukan BMP dengan kesan
AML M-3. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien ini

A. Infeksi

B. Febrile Neutropenia

C. Perdarahan

D. DIC

E. Leukostasis

1. Seorang laki-laki, berumur 19 tahun, datang ke IRD karena bengkak dan nyeri pada sendi lutut
sebelah kanan setelah pasien bermain futsal. Sejak usia 8 tahun, pasien sudah terdiagnosis Hemofilia A
dan suntik FVIII rekombinan rutin 1500 U 2x/minggu. Tidak ada perdarahan di lokasi tubuh yang lain.
Dalam 6 bulan ini, pasien MRS dengan keadaan seperti ini sebanyak 3 kali setelah berolahraga di mana
sebelum 6 bulan ini pasien tidak pernah mengalami bengkak sendi dengan intensitas olahraga yang
sama. Dari pemeriksaan fisik, tanda vital stabil, didapatkan bengkak genu kiri disertai nyeri tekan/gerak.
BB pasien 50 kg dan TB 160 cm. Dari pemeriksaan darah didapatkan APTT memanjang, PPT normal,
aktivitas FVIII 4%, waktu perdarahan normal, hasil lab lain dalam batas normal. Pemeriksaan lanjutan
apa yang perlu dilakukan untuk menentukan terapi pasien berikutnya?
a. Tidak perlu pemeriksaan tambahan karena diagnosis sudah jelas
b. Pemeriksaan tes agregasi trombosit
c. Pemeriksaan kadar von Willebrand dan uji Ristosentin
d. Pemeriksaan antibodi FVIII
e. Pemeriksaan aktivitas FIX dan FXI

2. Wanita, 44 tahun dengan keluhan demam makin meningkat, demam terus - menerus selama 3
hari pasien tampak bingung dan tidak menyambung bila diajak bicara. Riwayat Penyakit dahulu tidak
ada problem kesehatan sebelumnya, tidak sedang dalam konsumsi obat. Dalam pemeriksaan tanda vital
didapatkan suhu 38.6 derajat Celcius, tekanan darah 130 / 80, HR 92 x / menit, dan RR 18 x/menit.
Keadaan umum: tampak bingung dan tidak menyambung, dalam pemeriksaan neurologi dalam batas
normal. Tampak ada petechiae pada kulit dengan pemeriksaan torniquet, Hb 8.5 g/dL, leukosit 15000,
trombosit 25000, Cr 3,2 mg / dL, LDH 1050 IU/L, PT dan PTT normal. Foto thorak dan urinalisis
tampak normal. Pemeriksaan darah tepi ditemukan gambaran schistocytes. Pasien meminum antibiotik
untuk tetapi dalam 2 hari demam terus meningkat tidak ada perbaikan, Hemoglobin dan trombosit
makin turun. Kultur darah dan urin ( - ), lumbal pungsi dalam batas normal, dilakukan CT scan dalam
batas normal. Patofisiologi yang mendasari kondisi pasien tersebut adalah: TTP-HUS
a. Aktivasi koagulasi dan fibrinolysis berlebihan
b. Anemia dan trombositopeni terkait kerusakan akibat mikroangiopati
c. Peningkatan permeabilitas kapiler akibat vaskulitis
d. Anemia dan trombositopeni terkait kerusakan karena sistem imun
e. Defisiensi faktor-faktor koagulasi

93. Seorang wanita 40 tahun dengan sickle cell datang dengan fatig dan hematokrit
18%. Ia meminta transfusi pada waktunya. Empat unit darah telah dipesan sesuai
tipenya, tetapi bank darah mengatakan itu akan membutuhkan setidaknya satu hari
untuk memperoleh darah transfusi.
Alasan dibawah ini yang paling sesuai dengan masalah penyediaan darah yang tepat
untuk pasien adalah ….
A. Pasien memiliki golongan darah yang langka.
B. Pasien memiliki autoantibodi pada serumnya.
C. Pasien memiliki alloantibodi pada serumnya.
D. Skreening yang tepat dibutuhkan pada pasien dengan sickle cell untuk mencegah
transmisi infeksi melalui darah melalui mikroorganisme seperti Yersinia.
E. Pasien memiliki anti-HLA antibodi pada serumnya.

94. Seorang wanita usia 50 tahun, kondisi baik, datang setelah keluar dari rumah
sakit dengan diagnosis saat ini kanker paru dengan tumor sebesar 2 cm. Pasien
tersebut didiagnosis dengan squamous cell carcinoma, stadium 1A (T1, N0,M0). Dia
datang untuk menanyakan terapi selanjutnya.
Manakah terapi selanjutnya untuk pasien ini?
A. Setelah operasi reseksi, diindikasikan kemoterapi
B. Setelah operasi reseksi, diindikasikan terapi radiasi
C. Setelah operasi reseksi, diindikasikan kemotherapi dan terapi radiasi
D. Setelah operasi reseksi, diindikasikan reseksi follow-up
E. Setelah operasi reseksi, tidak ada indikasi terapi lanjutan
95. Pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan lemas badan, pucat, demam, terdapat riwayat perdarahan berupa bercak
kemerahan di kulit. Pada pemeriksaan di dapatkan Hb 7 gr/dL, Trombosit
80.000/mm3. Pada apusan darah tepi Blast < 5%. Pada Sumsum tulang didapatkan
Sideroblast < 15, Blast 10%.
Apa penggolongan penyakit tersebut berdasarkan kriteria French-American-British
(FAB)
A. Refractory Anemia (RA)
B. Refractory Anemia with Ringed Sideroblast (RASB)
C. Refractory Anemia with Excessive Blast (RAEB)
D. Refractory Anemia with Excessive Blast in transformation to Leukimia (RAEBt)
E. Chronic Myelomonocytic Leukimia

96. Seorang perempuan 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada tulang
belakang, lemas badan, sesak napas, pucat, dada berdebar. Pada pemeriksaan
didapatkan conjungtiva pucat, Hb 6 gr/dL, kalsium serum 2,6 mmol/L, radiologis
terdapat gambaran punch out lesion dan lesi litik di costae. Protein bence jones 8
gr/24 jam, pada BMP didapatkan sel plasma > 30%.
Apakah diagnosis pasien tersebut di atas:
A. Multiple Myeloma stadium I
B. Myeloma Indolen
C. Multiple Myeloma stadium II
D. Smoldering Myeloma
E. Multiple Myeloma stadium III  Durie-Salmon

1. Seorang laki-laki 40 tahun dengan keluhan muka pucat, lemas, perdarahan gusi, demam,
anoreksia. Pada pemeriksaan abdomen dijumpai hepatomegali dan splenomegali. Dari hasil
Pemeriksaan lab diperoleh hb 7 gr/dl, leukosit 87000/mm, trombosit 60.000/mm. Pemeriksaan BMP
diperoleh hiperseluler, seri lymphoblast 60%. Dari pernyataan diatas maka diharapkan pemeriksaan
selanjutnya pada pasien ini yaitu berupa :
A.MPO (+)
B.MPO (-)
C.ALP (+)
D.Ham test (+)
E.Sudan black (+)
Usulan Batch 34

1. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan badan lemas
yang sdah dialami os dalam 2 tahun terakhir ini.Enam bulan yang lalu os pernah dirawat di RS
luar dan mendapat transfusi darah.Os didiagnosa dengan Thalasemia Beta.dari hasil
pemeriksaan dijumpai Hb: 6,8gr/dl,Leukosit ,2890,trombosit,75.000mm3.Indikasi transfusi
pada pasien thalasemia intermedia :
a.Adanya hipersplenisme
b.Adanya gagal jantung kongestif
c. Hb 7 gr/dl
d. Adanya hepatosplenomegali
jawab :B PAPDI : hal 2637
2. Seorang laki-laki usia 43 tahun dikonsul dokter Neurologi dengan keluhan hemiparese dextra
dan dijumpai riwayat nyeri kepala,telinga berdenging, dan gatal-gatal. Dan os merasakan adanya
benjolan di perut sebelah kiri dan adanya penurunan berat badan.Pada pemeriksaan dijumpai
splenomegali, Lab: Hb:19gr%,Ht: 53%,Lekosit 45.000,Trombosit:970.000 , pada urinalisa
dijumpai Protein(-),Asam urat (+), telah dilakukan BMP dijumpai hiperseluller trilinier dengan
proliferasi sel eritoid,granulositik dan megakariosit.Terapi pada kasus diatas
a.Phlebotomi + aspirin + anti histamin
b.Aspirin + antihistamin
c.Busulfan + aspirin + antihistamin
d.Interferon alfa + aspirin + antihistamin
e.Analgrelide + aspirin + antihistamin
JAWABAN : C PAPDI HAL 2667
3. Polisitemia vera adalah kondisi dimana terjadi mutasi pada reseptor EPO sehingga pada
Polisitemia Vera dapat membentuk koloni tanpa adanya eritopoetin.Pada beberapa penelitian
dijumpai mutasi pada JAK 2 yaitu pada kromoson
a.9p-22 b.9p-23
c.9p-24 d.9p-25
e.9p-26
JAWABAN : C PAPDI 2664

4.Hemofilia adalah kondisi defisiensi faktor pembekuan dan aktivitas faktor pembekuan
Hemofilia C adalah kondisi kekurangan faktor
a. faktor VII b.faktor VIII c.faktor IX
d.faktor X e.faktor XI
JAWABAN : E PAPDI HAL 2743

5. Seorang laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan bengkak di sendi lutut setelah terbentur
kaki meja.Perdarahan gusi,perdarahan saluran cerna,saluran kencing tidak dijumpai.Dari
pemeriksaan pasien didiagnosa dengan hemofilia A.Kemudian dilakukan pemeriksaan
laboratorium terhadap pasien.Hasil pemeriksaan terhadap pasien yang mendukung ke arah
hemofilia A
a.trombosit menurun,APTT,memanjang,PT memanjang,test ristosetin terganggu
b.trombosit normal,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin terganggu
c.trombosit menurun,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin normal
d. .trombosit normal,APTT memanjang,PT normal,test ristosetin normal
e. .trombosit normal,APTT memanjang,PT memanjang,test ristosetin normal
JAWABAN : D PAPDI HAL 2745

6.Seorang laki-laki usia 72 tahun datang ke Poli Interna dengan keluhan nyeri kepala,telinga
berdenging,gatal-gatal .Kemudian dilakukan pemeriksaan dijumpai Hb:20gr%,Ht: 58%,Lekosit
10.000,Trombosit:850.000 .Dilakukan pemeriksaan BMP : hiperseluller trilinier dengan
proliferasi sel eritoid,granulositik dan megakariosit dan Jak 2 (+). Os sudah pernah mendapat
tindakan phlebotomi sebanyak 2 kali terakhir 2 bulan yang lalu. Tatalaksana selanjutnya pada
kasus diatas:
a.Phlebotomi +aspirin + antihistamin
b.Hydroxy urea +aspirin +antihistamin
c.Busulfan + aspirin +antihistamin
d.Interferon alfa +aspirin +antihistamin
e.Analgrelide +aspirin +antihistamin
JAWABAN : C PAPDI HAL 2668

7.Setelah 3 minggu diterapi maka dilakukan pemeriksaan terhadap os. Apakah indikasi
penghentian terapi pada pasien diatas :
a.Ht <42 % b.Ht <43 % c.Ht< 45%
d.Ht< 47% e.Ht<49%
JAWABAN : D PAPDI HAL 2669
8. Seorang wanita usia 48 tahun datang dengan keluhan BAB hitam.Sejak 6 bulan yang lalu Os
sudah didiagnosa dengan Sirosis Hati.Dari hasil pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb:
6,3gr/dl,Trombosit :45.000,leukosit:5600 mm3,INR :2,2 D.dimer 3500.Kondisi saat ini dijumpai
keadaan DIC.Apakah pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan kondisi DIC pada pasien
dengan Sirosis hepatis:
a.PT memanjang
b.nilai fibrinogen yang meningkat
c. peningkatan degradasi produk fibrinogen
d.dilakukan pemeriksaan HST yang serial
e. APTT yang memanjang
JAWABAN : C PAPDI BAB 365

9. Seorang wanita,45 tahun mengeluhkan benjolan di payudara kanan.Kondisi ini diketahui secra
tidak sengaja saat os sedang mandi.Tidak ada keluhan nyeri.Pada pemeriksaan dijumpai satu
benjolan di ukuran 1 x 1 cm.Tidak dijumpai pembesaran kelenjardi daerah axilla.Payudara
kontralateral tidak dijumpai keluhan.Tiga minggu kemudian os datang dan dilakukan tindakan
aspirasi dan dijumpai residu cairan .Anjuran terhadap pasien
a.MRI payudara harus dilakukan untuk evaluasi cairan residu
b.Mammography diperlukan untuk evaluasi lesi
c.Pasien harus evaluasi lagi 1 bulan kemudian
d.Pasien dirujuk ke bedah untuk tindakan reseksi
e.Dilakukan kembali tindakan aspirasi
JAWABAN : E HARRISON’S PRINCIPLE OF INTERNAL MEDICINE vol 19 HAL 525

10. Seorang laki-laki usia 59 tahun datang dengan keluhan borok di wajah daerah pipi,awalnya
hanya seperti daging tumbuh biasa,akhirnya semakin lama semakin meluas dan menjadi borok.
Ukuran borok saat ini 5x 6 cm. Setelah dilakukan biopsi ternyata dijumpai SCC (squamous cel
carcinoma) dan dijumpai penyebaran di daerah kelenjar lymph di daerah leher .Tatalaksana
terapi pada pasien ini
a. Surgical excision dan MMS (Mohs microg raphic surgery),reseksi kelenjar lymph ,radiasi
b. Cryosurgery dan ED&C (electrodesiccation and curettage), reseksi kelenjar lymph
,radiasi,kemoterapi sistemik
c. laser therapy, reseksi kelenjar lymph ,radiasi,kemoterapi sistemik
d. photodynamictherapy (PDTl) dan topical immunomodulators, reseksi kelenjar lymph
,radiasi,kemoterapi sistemik
e. topical 5-fluorouracil, reseksi kelenjar lymph ,radiasi
JAWABAN: A HARRISON’S PRINCIPLE OF INTERNAL MEDICINE vol 19 HAL 119 e-2
11. Seorang laki laki usia 19 tahun dikonsul dari Departement Bedah mengeluhkan nyeri dan
pembengkakan pada paha sebelah kanan diameter 10 cm .Sepuluh tahun yang lalu os mengalami
kecelakaan dan patang tulang di daerah paha sebelah kanan tersebut dan os berobat ke dukun
patah.Dijumpai pembesaran kelenjar lymph di daerah inguinal .Foto thorax dijumpai gambaran
coin lesion ,hasil histopatologi undifferentiated.Staging pada kasus ini :
a. II B b. III A c. III B d.IV A e. IV B
JAWABAN: E HARRISON’S PRINCIPLE OF INTERNAL MEDICINE vol 19 HAL 119 e-3

12. Anemia hemolitik autoimun menyebabkann pemendekan umur eritrosit,eritrosit lisis karena
antibodi terhadap eritrosit.Masa hidup eritrosit disini adalah:
A.Kurang dari 200 hari B. Antara 100-200 hari
C. lebih dari 120 hari D.kurang dari 100 hari
JAWABAN : D PAPDI 2607

13. Tanda klinis yang dijumpai pada AIHA antara lain,Kecuali:


a. Splenomegali b. sklera ikterik
c. urine merah gelap d.LDH meningkat
JAWABAN : D PAPDI 2608

14. Terapi yang direkomendasikan pada AIHA antara lain,kecuali :


a. splenektomi b. Kortikosteroid
c. transfusi jika Hb<g/dl d. Imunosupresan
JAWABAN : C PAPDI 2611

15. Pada TTP yang menjadi sebab terjadinya trombus sistemik adalah masalah pada :
a. defek faktor H plasma b. Gagalnya degradasi faktor von wilebrand
c. mutasi pada sel induk multipoten c. Pajanan toksin shiga
JAWABAN : B PAPDI 2617

16. Hemolisis traumatik dapat terjadi pada:


a. katup aorta/mitral prostetik b. Hipertensi maligna
c. eklamsia d. Bukan salah satu diatas
e.semua benar
JAWABAN : E PAPDI 2619

17. Gambaran khas thalasemia :


a. tulang panjang makin tebal b. Tidak mungkin terjadi fraktur patologis
c. penonjolan tulang pipi,dagu,dahi d. Radiologi :hair on end
e. C dan D benar
JAWABAN : E PAPDI 2633

18. Penderita usia 45 tahun dengan anemia,ikterus,splenomegali,USG abdomen dijumpai


trombus vena hepatika dijumpai hemoglobinuria pagi hari,sucrosa water test (+) diagnosa pasien
diatas:
a. AML b. PNH
c. CML d. TTP-HUS
JAWABAN : B PAPDI 2640

19. Kriteria anemia aplastik sangat berat :


a. hitung basofil < 200u/l b. Hitung netrofil < 200u/l
c. selularitas sumsum tulang >25% d. Sumsum tulang hiposelular
JAWABAN : B PAPDI 2647

20. Polisitemia Vera terjadi karena mutasi pada gen :


a. Citokrom C 350 b. Janus kinase 2 V617F
c. somatis d. Mutasi misens
JAWABAN : B PAPDI 2663

21. Kemoterapi sitostatik pada polisitemia lebih diarahkan memakai metabolik,walaupun


alkilating agen belum sepenuhnya ditinggalkan contoh alkilating agent:
a. hidroksi urea b. klorambusil
c. cyclosfosfamid d. Arsenikum
JAWABAN : B PAPDI 2669
22. Seorang wanita umur 39 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan benjolan di
payudara sebelah kanan ukuran diameter ± 2 cm yang dirasakannya sejak 6 bulan ini. Ibu ini
masih mendapat haid sampai saat ini dan mempunyai anak 3 orang,riwayat keluarga yang
mempunyai penyakit seperti ini tidak ada.Untuk menegakan diagnosis pada pasien ini anjuran
terhadap ibu ini adalah :
a. Dilakukan mamografi untuk memastikan apakah ini suatu malignansi
b. Karena masih mendapat haid sebaiknya observasi saja pada saat ini.
c. Dilakukan Ultrasonografi mama untuk memastikan benjolan di payudara.
d. Dilakukan aspirasi pada daerah benjolan untuk memastikan diagnosis.
e. Pemeriksaan BRCA 1, BRCA 2 untuk memastikan diagnosis.
JAWABAN : D HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE VOL.19 HAL 525

23. Seorang wanita usia 43 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan benjolan di
payudara kiri ukuran diameter ± 4 cm, kemudian dilakukan pemeriksaan dijumpai 4 benjolan di
daerah axilla kiri tidak dijumpai sesak napas dan nyeri pada tulang.Saat ini os masih mendapat
haid.
Staging pada pasien ini :
a. Stage II A b. Stage II B c. Stage III A
d. Stage III B e. Stage I
JAWABAN : C HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE VOL.19 HAL 527

24. Tatalaksana pada kasus di atas adalah


a. Mastektomi ,Kemoterapi neoadjuvant,radiasi,± terapi hormonal
b. Mastektomi ,Kemoterapi neoadjuvant,radiasi
c. Mastektomi ,Kemoterapi neoadjuvant,Radiasi kuratif,
d. Mastektomi ,Kemoterapi neoadjuvant
e. Paliatif ,radiasi,± terapi hormonal.
JAWABAN : A HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE VOL.19 HAL 531

25. Seorang laki-laki usia 53 tahun datangke Poli Interna dengan keluhan nyeri kepala,telinga
berdenging,gatal-gatal dan dijumpai riwayat stroke.Kemudian dilakukan pemeriksaan dijumpai
Hb:20gr%,Ht: 54%,Lekosit 17.000,Trombosit:850.000 .Untuk menegakkan diagnosa pada pasien ini
maka dilakukan pemeriksaan :

a.Pemeriksaan Eritopoeitin di sumsum tulang dan JAK 2 di sumsum tulang


b. Pemeriksaan Eritopoeitin di darah perifer dan JAK 2 di sumsum tulang

c. Pemeriksaan Eritopoeitin di sumsum tulang dan JAK 2 di perifer

d. Pemeriksaan Eritopoeitin di perifer dan JAK 2 di perifer

JAWABAN:D :

26. Seorang wanita usia 56 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan benjolan di
payudara kanan sebanyak 2 buah ukuran diameter ± 4 cm dan diameter ± 3 cm,ibu tersebut
memiliki 4 anak dan saat ini tidak lagi mendapat haid.Dilakukan pemeriksaan dijumpai 5
benjolan di daerah axilla kiri tidak dijumpai sesak napas.Dari pemeriksaan dijumpai estrogen
receptor dijumpai Erb (+). Tatalaksana pada pasien diatas :
a. Mastektomi ,radiasi, paclitaxel,tamoxifen,bevacizumad
b. Mastektomi ,radiasi, paclitaxel,tamoxifen,trastuzumab,doxorubisin
c. Mastektomi ,radiasi, paclitaxel,doxorubisin,tamoxifen,
d. Mastektomi ,radiasi, paclitaxel,tamoxifen,trastuzumab,aromatase inhibitor
e. Mastektomi ,radiasi, paclitaxel,tamoxifen,bevacizumad,aromatase inhibitor
JAWABAN : D HARRISON’S PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE VOL.19 HAL 529
27. Sindrom lisis tumor adalah suatu keadaan emergensi pada bidang penyakit dalam.Keadaan
ini ditandai dengan
a. Hiperusemia,hiperkalemia,hiperfosfatemia,hipokalsemia
b. Hiperusemia,hiperkalemia,hiperfosfatemia,hiperkalsemia
c. Hiperusemia,hipokalemia,hiperfosfatemia,hipokalsemia
d. Hiperusemia,hiperkalemia,hipofosfatemia,hipokalsemia
e. Hiperusemia,hipokalemia,hipofosfatemia,hipokalsemia
JAWABAN : A PAPDI HAL : 4136

28. Seorang laki-laki umur 56 tahun didiagnosa dengan NHL akan mendapat regimen
kemoterapi,anjuran saudara terhadap tindakan kemoterapi pada pasien ini untuk mencegah
Sindrom Lisis Tumor:
a. hidrasi cairan sebesar 2-3 liter/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum
pemberian kemoterapi. Kemudia diberikan alopurinol 2 kali 300 mg/hari untuk menghambat
produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 50-100 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk meningkatkan
kelarutan asam urat.
b. hidrasi cairan sebesar 1-2 liter/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum
pemberian kemoterapi. Kemudia diberikan alopurinol 3 kali 300 mg/hari untuk menghambat
produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk meningkatkan
kelarutan asam urat.
c. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum
pemberian kemoterapi. Kemudia diberikan alopurinol 3 kali 300 mg/hari untuk menghambat
produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 100-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk meningkatkan
kelarutan asam urat.
d. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum
pemberian kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 4 kali 300 mg/hari untuk menghambat
produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk meningkatkan
kelarutan asam urat.
e. hidrasi cairan sebesar 1-2 liter/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum
pemberian kemoterapi. Kemudian diberikan alopurinol 3 kali 100 mg/hari untuk menghambat
produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 50-100 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk meningkatkan
kelarutan asam urat.
JAWABAN : A PAPDI BAB 558
29. Seorang wanita usia 57 tahun dengan BB 55 kg TB161 cm didiagnosa dengan Ca Payudara
telah menjalani kemoterapi 2 hari yang lalu. Saat ini pasien mengeluh mual muntah,sesak napas,
dan kelemahan pada otot. Dilakukan pemeriksaan dijumpai Kalium, serum > 6,2 meq/L, Asam
urat serum > 10,5 mg/dl. Kreatinin serum > 10 mg/dl. Fosfat serum > 10 mg/dl.BAK volume
800cc sejak 1 hari yang lalu.Tindakan yang dilakukan :
a. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam,alopurinol 4 kali 300 mg/hari untuk
menghambat produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian
natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena
b. diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol 600-800
mg/hari, terjadi keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram dalam larutan 20 %
c. dilakukan hemodialisa pada kondisi hiperkalemia dan hiperfosfat.
d. hidrasi cairan sebesar 3-4 liter/m2/24 jam,alopurinol 4 kali 300 mg/hari untuk
menghambat produksi asam urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian
natrium bikarbonat 150-300 mEq untuk setiap liter cairan intravena,setelah itu tindakan
hemodialisa
e. diuresis paksa (forced diuresis) selama 24 jam dengan furosemid, alopurinol 600-800
mg/hari, terjadi keadaan oliguria diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram dalam larutan 20
%,kemudian tindakan hemodialisa
JAWABAN : C PAPDI BAB 558

30. Faktor resiko untuk terjadinya Sindroma Lisis Tumor adalah:


a. Leukemia akut dengan leukosit awal > 50.000/ul,Limfoma agresif dan bulky,kadar
LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi
b. Asam urat 7 mg/dl,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,Peningkatan
BUN,dehidrasi
c. Dijumpai adanya gangguan fungsi ginjal dimana peningkatan kreatinin serum 1,2 x
normal,Limfoma agresif dan bulky,kadar LDH>1000u/ml,dehidrasi
d. Hiperkalemia > 5 meq/L atau meningkat 10 %,Limfoma agresif dan bulky,kadar
LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi
e. Leukemia akut dengan leukosit awal > 40.000/ul,Limfoma agresif dan bulky,kadar
LDH>1000u/ml,Peningkatan BUN,dehidrasi
JAWABAN : A EIMED SINDROM LISIS TUMOR
31. Seorang pria 53 tahun BB : 60 kg TB :165 Cm didiagnosa tumor paru telah menjalani
kemoterapi 3 hari yang lalu saat ini mengeluh mual muntah,dan keram pada otot Kalium, serum
> 5,2 meq/L, Asam urat serum > 9 mg/dl. Kreatinin clearance 20 ml/menit. Fosfat serum > 6
mg/dl.BAK volume 1200 cc sejak 1 hari yang lalu.Anjuran pemberian alupurinol
a. 3x 200 mg b. 2 x 200mg c. 3 x 100mg
d. 2 x100mg e. 3 x 300mg
JAWABAN : C PAPDI BAB 558
32. Seorang wanita umur 27 tahun BB;50 kg TB:158 cm datang ke Poli RS H.Adam Malik dengan
keluhan lebam lebam pada kulit dan gusi berdarah.Satu bulan yang lalu os didiagnosa dengan ITP
dan mendapat prednison dan anti D-immune globulin selama 1 bulan .Dilakukan pemeriksaan
dijumpai Hb: 10,2gr/dl Lekosit 8900mm3,Trombosit: 28.000 mm3. HST dalam batas normal
.Terapi yang dilakukan untuk pasien ini :
a. Prednison,danazol,splenektomi
b. Prednison,danazol,Intravena imune globulin(IVIG),splenektomi
c. Metilprednisolon,dapson,Intravena imune globulin(IVIG),splenektomi
d. Metilprednisolon, Intravena imune globulin (IVIG),splenektomi
e. Prednison, splenektomi,Intravena imune globulin (IVIG)
JAWABAN : D PAPDI BAB 362

33. Seorang wanita usia 48 tahun dikonsulkan oleh Bedah dengan PSMBA 1 hari ini os post
operasi laparatomi atas indikasi apendix perforasi, 4 hari yang lalu.Dijumpai demam dari PD:
sens: CM TD 110/70 mmhg,Nadi 104x/i reguler,RR:24 x/i,Temp :39,1⁰ C BB:50kg TB: 158cm
.Laboratorium Hb: 8,9 gr/dl,Leukosit 35.000 mm3,Trombosit 68.000 mm3, PT pasien : 25,30
kontrol 12,00 (pasien/kontrol:2,1) ; APTT : Pasien 42,6 kontrol 20,9 (2,03) Trombin time :
Pasien :25,5 Kontrol 13,5(pasien /kontrol :1,88) d.dimer 1100,fibrinogen : 110mg/d, creatinin:
1,9 mg/dl, Albumin 3,1 g/dl, Na/K/Cl : 128/3,4/99 meq/L . BAK 750 cc dalam 24 jam terakhir
Riwayat DM,Hipertensi (-).
Terapi suportif yang dianjurkan pada pasien ini adalah:
a. Rehidrasi dan pemberian antibiotik broad spekrum luas mencakup gram positif dan gram
negatif
b. Rehidrasi, transfusi PRC,transfusi trombosit
c. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi FFP
d. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi kriopresipitat
e. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi trombosit single donor
JAWABAN : C PAPDI BAB 363

34. Seorang wanita usia 36 tahun dikonsulkan oleh dokter Obstetri dengan PSMBA dan
hematuria dan dialami os dalam 1 hari ini.Os kiriman dari RS luar post operasi SC 2 hari yang
lalu atas indikasi partus terlantar.Sehari sebelumnya os sudah mendapat transfusi PRC @175cc
dari RS luar sebanyak 2 kantong .Dijumpai demam, dari PD: sens: CM TD 100/90 mmhg,Nadi
112x/i reguler,RR:28 x/i,Temp :39,5⁰ C BB:60kg TB: 156cm .Laboratorium Hb: 8,5 gr/dl,Leukosit
38.000 mm3,Trombosit 51.000 mm3, PT pasien : 22,93 kontrol 16,50 (pasien/kontrol:1,39) ;
APTT : Pasien 26,46 kontrol 18,9 (pasien/kontrol : 1,4) Trombin time : Pasien :18,1 Kontrol 12,8
(pasien/kontrol: 1,4) d.dimer 1000,fibrinogen : 90mg/d, creatinin: 1,5 mg/dl, Albumin 2,9 g/dl,
Na/K/Cl : 130/3,2/101 meq/L. BAK 800 cc dalam 24 jam terakhir Riwayat DM,Hipertensi (-).
Terapi suportif yang dianjurkan pada pasien ini adalah:
a. Rehidrasi dan transfusi PRC,transfusi trombosit,transfusi FFP
b. Rehidrasi, transfusi PRC,transfusi trombosit,kriopresipitat
c. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi FFP
d. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi kriopresipitat
e. Rehidrasi,transfusi PRC,transfusi trombosit single donor
JAWABAN D PAPDI BAB 363
35. Pada pasien dengan Hemofilia dan Christmas disease dijumpai kelainan APTT .
Pada abnormalitas APTT dijumpai kelainan yang menunjukan pemanjangan faktor faktor
koagulasi dibawah ini:
a.X,V,VII,II,fibrinogen
b.X,XI,VII,III,fibrinogen
c. X,IX,XI,XII,VII,V,II,fibrinogen
c.X,XI,XII,III,VII,V, fibrinogen
d.X,XI,XII,II,VIII,VII,V ,fibrinogen
JAWABAN : E PAPDI BAB 358

36. Seorang pria 53 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kiri dialami penderita sejak 4 bulan
terakhir ini yang semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan keringat yang
berlebihan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra ukuran diameter 5 cm,
immobile, nyeri tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB pada axilla sinistra dan inguinal dextra
sinistra. Hasil laboratorium dijumpai Hb 10,3 g/dl, Leukosit 9500 u/l, platelet 254000 u/l. Hasil
histopatologi pasien tersebut adalah diffuse large B cell lymphoma. Stadium pasien tersebut menurut
Ann Arbor:

A. Stadium I B. Stadium IIA

C. Stadium IIB D. Stadium IIIA

E. Stadium IIIB

Jawab : E Papdi BAB 391

37. Seorang pria 32 tahun datang dengan keluhan batuk nonproduktif persisten. Dia juga mengalami
demam dan anoreksia, penuruna berat badan sekitar 5 kg dalam 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan
paru dijumpai perkusi dan auskultasi normal. Pada foto thorax dijumpai massa mediastinal anterior.
Kemungkinan diagnose pasien ini adalah:

A. Tuberkulosis B. Cryptococcoma

C. Hodgkin’s Lymphoma D. Mikosis paru E. Retrosternal goiter

jAWAB : C padp bab 391


38. Seorang wanita, 63 tahun, pekerjaan pensiunan buruh pabrik pembuatan pakaian, datang ke RS
mengeluh benjolan pada leher kiri, keluhan disertai penurunan BB, demam (-). Pada pemeriksaan fisik
benjolan konsistensi kenyal, mobile, nyeri (-), pembesaran KGB (-), pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. Dari pemeriksaan jaringan benjolan didapatkan
hasil suatu limfoma, apakah anjuran pemeriksaan lanjutan yang paling tepat?

A. Histopatologi B. FNAB

C. Imunohistokimia CD 50 dan CD 52 D. Imunohistokimia CD 20 dan CD E.


Core biopsi

Jawab : D papdi bab 391

39. Seorang laki-laki berusia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan membawa hasil pemeriksaan
penunjang histopatologi limfoma non Hodgkin. Sejak 3 bulan pasien mengeluh demam tidak terlalu
tinggi disertai penurunan berat badan dan keringat malam. Pada pemeriksaan fisik terdapat
pembesaran kelenjar getah bening di aksilla dan leher. Secara klinis system staging Ann Arbor, pasien
tersebut masuk kategori limfoma non Hodgkin stadium:

A. Stadium IA B. Stadium IB

C. Stadium IIA D. Stadium IIB E. Stadium IIIA

Jawab : D Papdi bab 391

40. Berikut ini yang dapat dilakukan sebagai pencegahan demam akibat transfusi darah, kecuali:

A. Uji cocok silang leukosit donor dengan serum resipien yang mendapat transfusi leukosit

B. Pemasangan mikrofiltrasi agar jumlah leukosit berkurang

C. Pemberian infus Paracetamol selama 2 jam sebelum transfusi

D. Pemberian aspirin 1 g saat mulai menggigil

E. Pemberian prednisone 50 mg sebelum transfuse

Jawab :D PAPDI bab 374

41. Seorang wanita 16 tahun dengan AML datang dengan perdarahan dari gusi. Hb 5 g/dl, leukosit
120.000/mm3, trombosit 150.000/mm3. Pasien diberikan transfusi darah, 3 jam kemudian pasien
mengeluh sesak nafas dan demam. Pemeriksaan vital sign: TD 90/60 mmHg, HR 120x/menit, T 38ºC.
Foto thorax menunjukkan edema pulmoner bilateral. Apakah kemungkinan penyebab kondisi pasien
tersebut?

A. Transfusion associated circulatory overload

B. Transfusion related acute lung injury

C. Syok anafilaktik D. Syok hipovolemik E. Syok kardiogenik

Jawab : B papdi bab 374

42. Seorang wanita usia 46 tahun yang sudah didiagnosa dengan non Hodgkin limfoma datang ke IGD
RS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan vital sign: Temp oral 39ºC, dan
pada pemeriksaan fisik dijumpai anemia, lainnya dalam batas normal. Kemudian anda mendiagnosa
pasien dengan febrile neutropenia. Mikroorganisme aerobic gram negatif penyebab tersering
keadaan tersebut adalah:

A. Staphylococcus epidermidis

B. Streptococcus spp.

C. Escherichia coli

D. Bacteroides fragilis

E. Aspergillus flavus

Jawab : C PAPDI bab 385

43. Seorang perempuan 60 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan pada leher, paha sejak 3
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limpa. Pasien juga
mengeluhkan mudah lelah, tidak selera makan dan penurunan berat badan. Tekanan darah
135/70mmhg, Hr 78, RR 20x/mnt dan T 37C. Dari hasi lab diperoleh hb 11,,5g/dl.leukosit 55.000/ul.
Plt 150.000/m. Diftel b/e/n bat/n seg/l/m : 0%/0%/1%/41%/53%/5%. Kemungkinan diagnosa pada
pasien ini adalah :

a. TB kelenjar b. Limfoma non hodgkin

c. Limfoma hodgkin d. Akut Limfoblasik leukemia

e. Cronik limfositik leukemia

jawab :C PAPDI bab 391

44. Pasien laki-laki, umur 59 tahun didiagnosa menderita suatu multiple myeloma pada femur, pasien
selalu mengeluhkan rasa nyeri pada tulang, pada visua; analog score didapat hasil 3, apa pilihan anti
nyerinya?

A. MST oral B. Morfin iv C. Tramadol iv

D. Asetaminofen oral E. Propofol iv

Jawab :D papdi bab 384

45. Seorang perempuan 60 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan pada leher, paha sejak 3
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limpa. Pasien juga
mengeluhkan mudah lelah, tidak selera makan dan penurunan berat badan. Tekanan darah
135/70mmhg, Hr 78, RR 20x/mnt dan T 37C. Dari hasi lab diperoleh hb 11,,5g/dl.leukosit 55.000/ul.
Plt 150.000/m. Diftel b/e/n bat/n seg/l/m : 0%/0%/1%/41%/53%/5%. Kemungkinan diagnosa pada
pasien ini adalah :

a. TB kelenjar

b. Limfoma non hodgkin

c. Limfoma hodgkin

d. Akut Limfoblasik leukemia

e. Cronik limfositik leukemia


Jawab c : 2693-2695

46. Seorang perempuan usia 65 datang dengan keluhan nyeri pinggang. Pada pemeriksaan
laboratorium diperoleh hb 8,3 gr/dl, leukosit 5000/mm, trombosit 156.000/mm. Retikulosit 1,8%,
MCV : 90 fl, MCH 30 pq, MCHC 35g/dl. Kadar albumin 2,7g/dl dan ureum 98mg/dl, kreatinin 2,0 mg/dl.
Pemerisaan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien adalah

a. Coombstes

b. Kadar eritropoetin

c. Analisa Hb

d. Feritin

e. Globulin

Jawab : e :2702-2703

47. Seorang perempuan usia 46 taun, datang berobat ke poli interna dengan keluhan lemas dan pusing
sejak 3 bulan SMRS, pada fisik diagnostik diperoleh konjungtiva pucat, skera normal tidak terdapat
organomegali. Dari hasil laboratorium diperoleh: diperoleh hb 8,5 gr/dl, leukosit 3900/mm, trombosit
130.000/mm. Hematokrit 25,5%, Retikulosit 2,7%, Indeks retikulosit 1,77. Fungsi hati dan ginjal dalam
batas normal. Pemerisaan selanjutnya yang harus dilakukan pada pasien adalah

a. Coombs test

b. Sugar water test,CD55, cd59

c. BMP

d. BMP dan biopsi sumsung tulang

e. SI,TIBC,Feritin

Jawab : d : 2580-2581

48. Sorang perempuan usia 57 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan demam sejak 3 hari disertai
dengan perdarahan gusi dan bercak merah pada kulit. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran
limpa dan pada hasil lab diperoleh hb 8,1 gr/dl, leukosit 3800/mm, trombosit 68.000/mm.morfologi
darah tepi eritrosit anemia normokrom normositer , leukosit meningkat tampak semua tahap
maturasi disertai jumlah blast 18%. Diagnosa pasien ini adalah :

a. ALL

b. AML

c. CML Fase akselerasi

d. CML fase krisis blast

e. CML fase kronik

Jawab c : 2679
49. Seorang lakilaki datang dengan keluhan utama nyeri pada pinggang hilang timbul yang memberat
sejak 1 minggu ini. Pasien juga telah menjalani operasi batu ginjal 2 kali dalam 2 tahun ini. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan lab diperoleh hb 12,1 gr/dl, leukosit
6700/mm, trombosit 168.000/mm. Natrium 135 meq/L, k 3 meq/l, ca 13,8 mg/dl. Urinalisa diperoleh
leukosit 2-3/lap pandang, eritrosit 3-5/LPB, bakteri (-),kristal oksalat (-), nitrit (-), foto thorax
ditemukan lesi litik pada costae. Pada BNO ditemukan batu multipel ginjal bilateal. Penyakit yang
mendasari keluhan berulang pada pasien ini adalah :

a. Hiperparatiroidisme primer

b. Hiperparatiroime sekunder

c. Multipel myeloma

d. Osteoporosis

e. Osteosarkoma

Jawab : c: 2703

50. Seorang pasien 66 tahun dengan keluhan lemah seluruh tubuh, demam, dan mimisan. 1 tahun
yang lalu dilakukan BMP dengan hasil MDS. Suhu 38 C, dan terdapat ptechie pada kulit . Tidak
diperoleh organomegali. Pemeriksaan lab diperoleh hb 6 gr/dl, leukosit 2500/mm, trombosit
8.000/mm. Pemeriksaan darah tepi ditemukan mieloblast 6%. Diagnosa yang palig mungkin pada
pasien ini :

a. ALL

b. AML

c. CML

d. Anemia aplastik

e. MDS

Jawab : e : 2711

51. Seorang laki-laki 40 tahun dengan keluhan muka pucat, lemas, perdarahan gusi, demam, anoreksia
. Pada pemeriksaan abdomen dijumpai hepatomegali dan splenomegali. Dari hasil Pemeriksaan lab
diperoleh hb 7 gr/dl, leukosit 87000/mm, trombosit 60.000/mm. Pemeriksaan BMP diperoleh
hiperseluler, seri lymphoblast 60 %. . Dari pernyataan diatas maka diharapkan pemeriksaan
selanjutnya pada pasien ini yaitu berupa :

a.MPO (+)

b.MPO(-)

c.ALP (+)

d.Ham test (+)

e.Sudan black (+)

jawab :b : 2685
52. Manakah dari karakteristik tumor di bawah ini yang menunjukkan prognosis buruk pada pasien
kanker payudara?

a. Reseptor estrogen (+)

b. Tingkat pembelahan nukleus yang baik

c. Proporsi yang rendah pada fase S

d. Ekspresi berlebih erbB2(HER-2/neu)

e. Reseptor progesteron(+)

Jawaban D. Harrison (Chap. 86) Pathologic staging remains the most important determinant

of overall prognosis. Other prognostic factors have an impact on survival and the

choice of therapy. Tumors that lack estrogen and/or progesterone receptors are more

likely to recur. The presence of estrogen receptors, particularly in postmenopausal

women, is also an important factor in determining adjuvant chemotherapy. Tumors with

a high growth rate are associated with early relapse. Measurement of the proportion of

cells in S-phase is a measure of the growth rate. Tumors with more than the median

number of cells in S-phase have a higher risk of relapse and an improved response rate to

chemotherapy. Histologically, tumors with a poor nuclear grade have a higher risk of recurrence

than do tumors with a good nuclear grade. At the molecular level, tumors that

overexpress erbB2 (HER-2/neu) or that have a mutated p53 gene portend a poorer prognosis

for patients. The overexpression of erbB2 is also useful in designing optimal treatment

regimens, and a human monoclonal antibody to erbB2 (Herceptin) has been

developed.

53. Seorang laki-laki 54 tahun menjalani pemeriksaan kesehatan eksekutif.Pada pemeriksaan fisik
dijumpai pembesaran prostat disertai nodul lobus kanan. Pasien tidak mengingat hasil pemeriksaan
rektum terakhirnya dan belum pernah diperiksa prostate specific antigen (PSA). Berdasarkan
pemeriksaan ini, manakah hal di bawah ini yang direkomendasikan untuk diperiksa selanjutnya :

a. Bone scan untuk evaluasi metasstase

b. PSA

c. PSA saat ini dan 3 bulan berikutnya untuk mengevaluasi peningkatan PSA

d. Pemeriksaan digital rektum ulang 3 bulan lagi


e. Biopi transrectal ultrasound-guide

Jawab : e

54. Seorang pasin lakil-laki datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3 bln ini. Os juga
mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan dan sulit menelan. Penurunan berat badan dijumpai. Pada
hasil histopatologi dijumpai karsinoma tidak berdiferensiasi. Dari hasil CT scan diperoleh massa pada
nasofaring dan fosa nasal . dan pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral, 6 cm dalam dimensi
terbesar di atas fosa supraklavikula.Namun belum ditemukan penyebaran ke organ lainnya. Maka
terapi yang dapat dilakukan pada pasien berikut adalah

a. neoajuvan

b. kemoradiasi

c. brakiterapi

d. reseksi

e. Radiasi eksterna

Jawab b ; 2994-2995

55. Seorang perempuan usia 23 tahun didiagnosa dengan DVT pada tungkai bawah kiri. Manakah hal
dibawah ini yang merupakan kontraindikasi pada terapi low-molecular-weight heparin (LMWH)?

a. Kehamilan

b. Obesitas

c. Hemodialisa

d. DM yang tidak terkontrol

e. Jaundice

Jawaban c harrison (Chap. 111) Low-molecular-weight heparins are cleared renally, and

these drugs have been described as causing significant bleeding in patients on hemodialysis.

They should not be used in patients with dialysis-dependent renal failure. They are

class B drugs for pregnancy and dosage is weight-based. Their utility is not affected by diabetes

mellitus or hepatic dysfunction. Thrombocytopenia is a rare side effect of both

unfractionated heparin and LMWH, but LMWH should not be used in someone with a

documented history of heparin-induced thrombocytopenia.

56. Seorang wanita umur 32 tahun didiagnosa dengan kanker payudara insitu sinistra. Pasien telah
dilakukan total mastektomi. Pasien dikonsulkan kepada anda untuk kemungkinan mendapat terapi
hormonal. Pernyataan berikut yang sesuai tentang terapi hormonal pada pasien ini adalah:
a. Anti estrogen tidak perlu diberikan pada pasien ini oleh karena tumor tidak invasif

b. Aromatase inhibitor lebih sesuai untuk pasien ini dibandingkan antiestrogen

c. Antiestrogen dapat diberikan pada pasien ini untuk mencegah kekambuhan

d. Tamoksifen memiliki efek toksisitas yang banyak, sehingga harus hati hati

e. Tamoksifen tidak memiliki efek estrogenik

Jawaban (c)

The answer is C. (Chap. 78) Chemoprevention involves the use of specific natural or

synthetic chemical agents to reverse, suppress, or prevent carcinogenesis before the development

of invasive malignancy. Calcium, by binding to luminal free fatty acids and bile,

may reduce gastrointestinal endothelium proliferation. Calcium supplementation decreases

the risk of adenomatous polyps by up to 20%. Trials with cancer-incidence endpoints are

currently underway. High doses of relatively toxic isotretinoin caused regression of the premalignant

oral leukoplakia lesions; however, lower doses were not effective in preventing

head and neck cancers. It also did not prevent second malignancies in patients cured of

early stage non-small cell lung cancer. -Carotene has been investigated for the chemoprevention

of lung cancer in two trials. Both trials actually showed harm from -carotene. Aspirin

had no effect on colon cancer incidence in a 6-year trial. Cyclooxygenase-2 inhibitors

have been shown to reduce recurrence rates for polyps in familial adenomatous polyposis.

The effects on colon cancer in sporadic cases were initiated, but were complicated by the association

of these drugs with increased cardiovascular death. Tamoxifen is used for primary

prevention of breast cancer among those at very high risk. It is associated with a small increase

in the risk of endometrial cancer.

57. Seorang laki-laki berusia 50 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan tungkai kanan bawah
bengkak, tapi tidak sakit. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 160/90 mmhg, frekuensi nadi 88x/i,
limpa teraba shuffner 4, dan terdapat pitting edema pada tungkai bawah kanan. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hematokrit 65%, leukost 11.000/mm, trombosit 460.000/mm, MCV 89fl, MCH
30 pg, neutrofil 5.500/mm.

Diagnosa kerja pasien diatas adalah :

a. Myelofibrosis

b. Leukemia akut
c. Polisitemia vera

d. Leukemia kronis

e. Trombositosis esensial

Jawab c 2666-2667

58. Seorang wanita 27 tahun datang dengan keluhan lemah seluruh tubuh sejak 2 bulan SMRS , serta
dijumpai benjolan pada perut kiri atas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali (sucfner IV)
pada hasil lab diperoleh hb 11 gr/dl, leukosit 75.000/mm, trombosit 250.000/mm.morfologi darah
tepi dijumpai semua stadium granulopoesis. Jika pada pemeriksaan sitogenetik didapatkan kromosom
philadelpia, terapi yang paling tepat digunakan pada pasien ini adalah

a. Sitarabin

b. Klorambusil

c. Doksorubisin

d. Hidroksiurea

e. Imatinib mesilat

Jawab e : 2680-2681

59. Seorang laki-laki 75 tahun diopname untuk menjalani pengobatan untuk trombosis vena dalam.
Pasien sebelumnya baru pulang 2 bulan dari RS. Pada saat itu pasien diterapi oleh karena kondisi
pneumonia komunitas dengan komplikasi gagal pernafasan akut yang memerlukan ventilator
mekanik. Pasien dirawat selama 21 hari saat itu. Sehari sebelum diopname, pasien mengeluh
pembengkakan tungkai bawah kiri yang disertai rasa nyeri. USG dopler menunjukkan penyumbatan
trombus pada vena femoralis. Setelah diterapi dengan bolus awal, pasien diberikan infus
berkelanjutan UFH 1600U/jam karena pasien memiliki gangguan ginjal kronik dengan HD reguler.
Pemeriksaan Aptt dipertahankan pada kadar terapeutik. Pada hari ke 5 dijumpai penurunan trombosit
dari 150.000/ml menjadi 88.000/ml. Apakah tindakan paling tepat pada pasien ini :

a. Melanjutkan infus heparin dengan dosis terakhir dan periksa antibodi anti heparin/ faktor 4
platelet

b. Menghentikan semua antikoagulasi sementara menunggu hasil antibodi anti heparin/ faktor
4 platelet

c. Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian argatroban

d. Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian enoxaparin

e. Menghentikan infus heparin dan memulai pemberian lepirudin

Jawaban c. Harrison (Chap. 112) The most likely diagnosis in this patient is heparininduced

thrombocytopenia (HIT), and heparin should be stopped immediately while


continuing anticoagulation with the direct thrombin inhibitor, argatroban. HIT should

be suspected in individuals with a fall in platelet count by >50% of pretreatment levels.

Usually the fall in platelet counts occurs 5–13 days after starting heparin, but it can occur

earlier if there is a prior exposure to heparin, which this patient undoubtedly has because

of his mechanical mitral valve replacement. While a platelet count of <100,000/μL is

highly suggestive of HIT, in most individuals, the platelet count rarely falls this low. HIT

is caused by IgG antibodies directed against antigens on PF4 that are exposed when heparin

binds to this protein. The IgG antibody binds simultaneously to the heparin-PF4

complex and the Fc receptor on platelet surface and causes platelet activation, resulting in

a hypercoagulable state. Individuals with HIT are at increased risk of both arterial and

venous thromboses, although venous thromboses are much more common. Demonstration

of antibodies directed against the heparin–platelet factor complex is suggestive of,

but not sufficient for, diagnosis because these antibodies may be present in the absence of

clinical HIT. The serotonin release assay is the most specific test for determining if HIT is

present. This assay determines the amount of serotonin released when washed platelets

are exposed to patient serum and varying concentrations of heparin. In the cases of HIT,

addition of patient serum to the test causes platelet activation and serotonin release due

to the presence of heparin-PF4 antibodies. However, treatment of HIT should not be delayed

until definitive diagnosis as there is a high risk of thrombotic events if heparin is

continued. The risk of thrombotic events due to HIT is increased for about 1 month after

heparin is discontinued. Thus, all patients with HIT should be continued on anticoagulation until the
risk of thrombosis is decreased, regardless of whether there is additional

need of ongoing anticoagulation. Patients should not be switched to low-molecularweight

heparin (LMWH). While the incidence of HIT is lower with LMWH, there is

cross-reactivity with heparin-PF4 antibodies, and thrombosis can occur. Choice of anticoagulation

should be with either a direct thrombin inhibitor or a factor Xa inhibitor.

The direct thrombin inhibitors include lepirudin, argatroban, and bivalirudin. In this patient,

argatroban is the appropriate choice because the patient has developed acute renal

failure in association with contrast dye administration for the cardiac catheterization. Argatroban

is hepatically metabolized and is safe to give in renal failure, whereas lepirudin

is renally metabolized. Dosage of lepirudin in renal failure is unpredictable, and lepirudin


should not be used in this setting. The factor Xa inhibitors, fondaparinux or danaparoid,

are also possible treatments for HIT, but due to renal metabolism, are also contraindicated

in this patient. Finally, warfarin is contraindicated as sole treatment for HIT as the fall

in vitamin K–dependent anticoagulant factors

60. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat perdarahan spontan tidak djumpai,
riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit,
temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+),
sclera icterus (-), atrofi papil lidah (+), stomatitis angularis (+), organomegali pada abdomen tidak
dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit
6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pemeriksaan berikutnya
yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa anemia pada pasien tersebut diatas adalah :

a. Pemeriksaan Serum Ferritin


b. Pemeriksaan Serum Iron
c. Pemeriksaan TIBC (Total Iron Binding Capacity )
d. Pemeriksaan Kadar besi sumsum tulang
e. Pemeriksaan Morfologi darah tepi
JAWAB : B. Pemeriksaan Serum Iron
61. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat perdarahan spontan tidak djumpai,
riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit,
temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+),
sclera icterus (-), atrofi papil lidah (+), stomatitis angularis (+), organomegali pada abdomen tidak
dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit
6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pada pemeriksaan
morfologi darah tepi kesan anemia hipokrom mikrositer, kadar besi serum rendah, serum ferritin
menurun, TIBC meningkat, kemungkinan diagnosa pasien diatas adalah :
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia Defisiensi Vitamin B12
c. Anemia Defisisesi Asam Folat
d. Anemia Pasca Perdarahan Akut
e. Anemia Defisiensi Besi
JAWAB : E. Anemia Defisiensi Besi
 Anemia Defisiensi Besi : Anemia hipokrom mikrositer, Serum Iron ↓; Serum Ferritin ↓; TIBC ↑;
Besi sumsum tulang (-)
 Anemia akibat penyakit kronik : Anemia hipokrom mikrositer; Serum Iron ↓; Serum Ferritin N/↑;
TIBC ↓; Besi sumsum tulang (+)
 AIHA : anemia normokrom normositer; Retikilosit ↑; Tanda hemolisis (+); ikterus,
hepatospleenomegali; Tes Coomb (+)
 Anemia Pasca perdarahan akut : anemia normokrom normositer; Retikilosit ↑;Riwayat
perdarahan akut (+)
 Anemia Aplastik : anemia normokrom normositer; Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Hipoplastik
 Anemia psda MDS : anemia normokrom normositer; Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Displastik
 Anemia pada GGK, Penyakit hati kronik, Hypotiroid, Penyakit kronik : anemia normokrom normositer;
Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Normal : Faal Hati, Faal Tiroid, Faal Ginjal,Riwayat penyakit kronik
(+)
 Anemia defisiensi B12 : Anemia Makrositer; Retikulosit N/↓; BMP_sumsum tulang Megaloblastik; B12
serum ↓
 Anemia Defisiensi Asam Folat : Anemia Makrositer; Retikulosit N/↓; BMP_sumsum tulang
Megaloblastik; Asam Folat serum ↓

62. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat perdarahan spontan tidak djumpai,
riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit,
temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+),
sclera icterus (-), atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-), organomegali pada abdomen tidak
dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit
6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pada pemeriksaan
morfologi darah tepi kesan anemia hipokrom mikrositer, kadar besi serum rendah, serum ferritin
normal, TIBC menurun, kemungkinan diagnosa pasien diatas adalah :
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia Defisiensi Vitamin B12
c. Anemia Defisisesi Asam Folat
d. Anemia Pasca Perdarahan Akut
e. Anemia Defisiensi Besi
JAWAB : A. Anemia Akibat penyakit Kronis
 Anemia Defisiensi Besi : Anemia hipokrom mikrositer, Serum Iron ↓; Serum Ferritin ↓; TIBC ↑;
Besi sumsum tulang (-)
 Anemia akibat penyakit kronik : Anemia hipokrom mikrositer; Serum Iron ↓; Serum Ferritin N/↑;
TIBC ↓; Besi sumsum tulang (+)
 AIHA : anemia normokrom normositer; Retikilosit ↑; Tanda hemolisis (+); ikterus,
hepatospleenomegali; Tes Coomb (+)
 Anemia Pasca perdarahan akut : anemia normokrom normositer; Retikilosit ↑;Riwayat
perdarahan akut (+)
 Anemia Aplastik : anemia normokrom normositer; Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Hipoplastik
 Anemia psda MDS : anemia normokrom normositer; Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Displastik
 Anemia pada GGK, Penyakit hati kronik, Hypotiroid, Penyakit kronik : anemia normokrom normositer;
Retikilosit N/↓; BMP_sumsum tulang Normal : Faal Hati, Faal Tiroid, Faal Ginjal,Riwayat penyakit kronik
(+)
 Anemia defisiensi B12 : Anemia Makrositer; Retikulosit N/↓; BMP_sumsum tulang Megaloblastik; B12
serum ↓
 Anemia Defisiensi Asam Folat : Anemia Makrositer; Retikulosit N/↓; BMP_sumsum tulang
Megaloblastik; Asam Folat serum ↓

63. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, Os sekitar sebulan yang lalu menjalani
operasi Sectio caesaria. Pada pemeriksaan fisik sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80
mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), atrofi papil lidah (-), stomatitis
angularis (-), organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit 6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 82
fl, MCH 29 pg. Pemeriksaan berikutnya yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa
anemia pada pasien tersebut diatas adalah :
a. Pemeriksaan Serum Iron / TIBC
b. Pemeriksaan Serum Ferritin
c. Pemeriksaan Bone Marrow Puncture
d. Pemeriksaan Retikulosit
e. Pemeriksaan Coomb Test
JAWAB : D. Pemeriksaan Retikulosit
64. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, Os sekitar sebulan yang lalu menjalani
operasi Sectio caesaria. Pada pemeriksaan fisik sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80
mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), atrofi papil lidah (-), stomatitis
angularis (-), organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit 6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 82
fl, MCH 29 pg. Pada pemeriksaan morfologi darah tepi kesan anemia normokrom normositer,
anisopoikilositosis , Coomb test negatif, Hitung Retikulosit Meningkat , kemungkinan diagnosa
pasien tersebut diatas adalah:
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia Defisiensi Vitamin B12
c. Anemia Defisisesi Asam Folat
d. Anemia Pasca Perdarahan Akut
e. Anemia Defisiensi Besi
JAWAB : D. Anemia Pasca Perdarahan Akut

65. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan
terakhir disangkal os. Pada pemeriksaan fisik sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80
mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), exopthalmus (-), atrofi papil
lidah (-), stomatitis angularis (-), Struma (-)I, organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit 6500/mm3 , trombosit
235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 82 fl, MCH 29 pg. Pada pemeriksaan morfologi darah tepi kesan
anemia normokrom normositer, anisopoikilositosis , Hitung Retikulosit Normal , kemudian os
dilakukan pemeriksaan Bone marrow Puncture dengan hasil normal, Pemeriksaan fungsi hati
dan fungsi ginjal kesan normal, fungsi tiroid TSH meningkat, FT4 menurun, kemungkinan
diagnosa pasien tersebut diatas adalah:
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia Defisiensi Vitamin B12
c. Anemia Terkait dengan Hipotiroid
d. Anemia Pasca Perdarahan Akut
e. Anemia Defisiensi Besi
JAWAB :C. Anemia Terkait dengan Hipotiroid

66. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, Demam dijumpai, dalam 1 bulan ini,
bersifat hilang timbul, menggigil dan berkeringat tidak dijumpai. riwayat menjalani operasi
dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Batuk berdahak dan sesak nafas dijumpai dalam satu minggu
ini. Pada pemeriksaanvital sign sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg,
pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), exopthalmus (-), atrofi papil lidah (-),
stomatitis angularis (-), gusi berdarah (+) terutama saat os sikat gigi. Struma (-), Thorax kesan
infiltrat pada paru dijumpai, organomegali pada abdomen tidak dijumpai, lebam lebam dikulit
dijumpai terutama dama 2 bulan ini. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb :
8,4 gr/dL, leukosit 1.500/mm3 , trombosit 65.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 82 fl, MCH 29 pg. Hitung
Retikulosit Normal , kemudian os dilakukan pemeriksaan Bone marrow Puncture dengan hasil
hipoplastik pada ketiga seri darah. Diagnosa anemia yang paling memungkinkan pada pasien ini
adalah :
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia pada Leukemia akut
c. Anemia Mieloptisik
d. Anemia Mielodisplastik
e. Anemia Aplastik
JAWAB :E. Anemia Aplastik

67. Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, Demam dijumpai, dalam 1 bulan ini,
bersifat hilang timbul, menggigil dan berkeringat tidak dijumpai. riwayat menjalani operasi
dalam 3 bulan terakhir disangkal os. Batuk berdahak dan sesak nafas dijumpai dalam satu minggu
ini. Pada pemeriksaanvital sign sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg,
pernafasan 20 x/menit, pols 84 x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-), atrofi papil lidah (-), stomatitis
angularis (-), Struma (-), organomegali pada abdomen tidak dijumpai, Hb : 8,4 gr/dL, leukosit
6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 97 fl, MCH 36 pg. Pada pemeriksaan
morfologi darah tepi kesan anemia hiperkrom makrositer, Hitung Retikulosit Normal , kemudian
os dilakukan pemeriksaan Bone marrow Puncture dengan hasil megaloblastik. Pemeriksaan
Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal, fungsi tiroid dalam batas normal, serum folat
menurun, serum Vitamin B12 dalam batas normal. Diagnosa anemia yang paling memungkinkan
pada pasien ini adalah :
a. Anemia Akibat penyakit Kronis
b. Anemia Defisiensi Vitamin B12
c. Anemia Defisiensi Asam Folat
d. Anemia Pasca Perdarahan Akut
e. Anemia Defisiensi Besi
JAWAB :C. Anemia Defisiensi Asam Folat

68. Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, Os juga mengeluhkan jantung berdebar
debar dalam seminggu ini. Os dikonsulkan dari bagian kebidanan dengan diagnosa ca cerviks
stadium IIIa dan direncanakan akan dioperasi elektif. Pada pemeriksaan fisik sensorium compos
mentis, tekanan darah 90/60 mmHg, pernafasan 26 x/menit, pols 104 x/menit, temperatur
afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior pucat (+), sclera icterus (-
), atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-), organomegali pada abdomen tidak dijumpai. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 6,4 gr/dL, leukosit 6500/mm 3 , trombosit
235.000/mm3, Ht : 18,6 %, MCV 72 fl, MCH 25 pg. Pada pemeriksaan morfologi darah tepi kesan
anemia hipokrom mikrositer, kadar besi serum rendah, serum ferritin normal, TIBC menurun,
hitung retikulosit sedikit meningkat. Terapi yang paling tepat untuk pasien diatas adalah :
a. Pemberian Eritropietin
b. Pemberian preparat besi
c. Transfusi darah PRC
d. Transfusi darah Whole Blood
e. Observasi tanda vital dan pemantauan darah rutin perhari
JAWAB : C. Transfusi darah PRC
Pada pasien tersebut diatas dengan riwayat ca cervix, dan kadar Hb < 7 gr/dL, disertai tanda
gangguan hemodinamik, maka terapi yang paling tepat adalah transfusi PRC untuk mengatasi
sindroma anemia.

69. Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muka pucat dan
mudah lelah, pasien juga mengeluhkan sering pusing, riwayat menjalani operasi dalam 3 bulan
terakhir disangkal os, riwayat allergi obat –obatan disangkal os. Pada pemeriksaan fisik
sensorium compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 x/menit, pols 84
x/menit, temperatur afebris. Pada pemeriksaan fisik dijumpai conjunctiva palpebra inferior
pucat (+), sclera icterus (+), atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-), organomegali pada
abdomen dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dijumpai Hb : 8,4 gr/dL, leukosit
6500/mm3 , trombosit 235.000/mm3, Ht : 25,6 %, MCV 84 fl, MCH 29 pg. Hitung retikulosit
meningkat, pemeriksaan fungsi hati kesan bilirubin indirect meningkat, LDH serum meningkat,
hasil DAT (Direct Antiglobulin Test ) positif, tes IgG dan C3D positif, kemungkinan diagnosa pada
pasien diatas adalah :
a. Anemia Sideroblastik
b. Thalasemia Mayor
c. Thalasemia Minor
d. AIHA tipe Hangat
e. AIHA tipe dingin
JAWAB : D. AIHA tipe Hangat
Usulan UI Batch 35
1. Seorang wanita 20 thn datang ke poliklinik IPD dengan cepat lelah 2 bulan terakhir. Pasien
mengaku sering mudah lelah terutama setelah aktifitas berat. Adanya riwayat gangguan mens disangkal.
Riwayat anemia pada keluarga tidak ada. tinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: TD: 110/70, S:
afebris, FP: 20 x/mnt, FN: 90x/mnt, Konjungtiva anemis, sklera tak ikerik. Abdomen: Tidak ada
organomegali.
Hb: 7 mg/dL, HT: 28 %, MCV= 42 fl, MCH= 18 pg, MCHC= 22%, Eritrosit: 3.5 juta/mL, Creatinine
: 0.9 mg/dl
Apa kemungkinan diagnosis kasus diatas ?
a. Anemia hemolitik
b. Anemia defisiensi besi
c. Thalassemia
d. Anemia defisiensi as folat
e. Anemia aplastik
1. Seorang wanita berusia 60 tahun datang dengan ke poliklinik IPD dengan keluhan lemas sejak
2 bulan SMRS. Keluhan ini disertai juga dengan adanya rasa gatal-gatal , perut terasa begah dan mata
terlihat kuning. Pemeriksaan fisik: konjungtiva anemis, skelra ikterik,splenomegaly shuftener 2, edema
tungkai bilateral. Hb: 9 mg/dL, HT: trombosit 100.000/mL, INR: 4
Kelainan hemostasis pasien tersebut diakibatkan oleh ?
a. Splenomegali
b. Defisiensi factor II, VII, IX, X
c. Defisiensi protein S dan C
d. Defisiensi factor XIII
e. Defisiensi AT III
1. Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan Limfoma Non Hodgkin diffuse large B cell datang dengan
keluhan demam sejak 12 jam. Pasien terdapat riwayat kemoterapi RCHOP sejak 2 hari lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 dengan suhu 39C. Tatalaksana antibiotik yang tepat
diberikan pada pasien ini adalah :
a. Ceftriaxon 1x 2gram
b. Cefoperazone 2x1 gram
c. Meropenem 3x1 gram
d. Fluconazole 1x200mg
e. Azitromisin 1x500mg

2. Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan Limfoma Non Hodgkin diffuse large B cell didiagnosis
dengan febrile neutropenia. Pasien sudah mendapat terapi meropenem 3x1 gram dan amikasin 1x1 gram
selama 2 hari namun pasien masih didapatkan adanya demam. Kapan pertimbangan untuk memulai
pemberian terapi antifungi pada pasien tersebut?
a. Jika demam masih tetap tinggi, terapi antifungi dapat diberikan mulai hari ke-3
b. Jika demam masih tetap tinggi, terapi antifungi dapat diberikan mulai hari ke-4
c. Jika demam masih tetap tinggi, terapi antifungi dapat diberikan mulai hari ke-2
d. Jika demam masih tetap tinggi, terapi antifungi dapat diberikan mulai hari ke-8
e. Jika demam masih tetap tinggi, terapi antifungi dapat diberikan mulai hari ke-1

Anda mungkin juga menyukai