Anda di halaman 1dari 10

Zakat

Definisi zakat
Zakat secara bahasa artinya berkembang. Sedangkan zakat secara syara’ adalah nama harta
tertentu yang dikeluarkan dari harta tertentu dengan cara tertentu dan diberikan kepada
kelompok kelompok tertentu (delapan golongan).

Macam-Macam Zakat
Secara garis besar, zakat dibagi menjadi dua bagian ;
1. Zakat badan, atau yang biasa dikenal dengan zakat fitrah.
2. Zakat mal. (zakat harta)
Harta-harta yang wajib dizakati ada lima macam, yaitu ;
1. Hewan ternak (unta, sapi, kerbau dan kambing).
2. Emas dan perak.
3. Makanan pokok.
4. Buah-buahan (kurma dan anggur).
5. Harta dagangan.

I. Zakat Ternak
Hewan ternak yang wajib dizakati hanya tertentu pada tiga macam, yakni unta, sapi (baqor)/
kerbau, dan kambing.

Syarat-syarat wajib zakat ternak


1. Islam
2. Merdeka (pemiliknya bukan merupakan hamba sahaya)
3. Hak milik sempurna
Yang dimaksud dengan Hak milik sempurna adalah memiliki suatu barang dan dikuasai
penuh untuk ditasarufkannya.
4. Telah mencapai satu Nishab
Nishab adalah batas minimal wajib mengeluarkan zakat.
5. Genap satu tahun (haul)
Dihitung dengan menggunakan hitungan tahun Hijriy, bukan Masehi.
6. Digembalakan

Nishab Zakat Ternak


a. Nishab Sapi atau Kerbau

JUMLAH SAPI YANG DIKELUARKAN


30 sampai 39 1 ekor sapi jenis Tabi1’
40 sampai 59 1 ekor sapi jenis Musinnah2
60 sampai 69 2 ekor sapi jenis Tabi’
70 sampai 79 1 ekor sapi jenis Tabi’ dan 1 ekor sapi jenis Musinnah
80 sampai 89 2 ekor sapi jenis Musinnah
90 sampai 99 3 ekor sapi jenis Tabi’
100 sampai 109 1 ekor sapi jenis Musinnah dan 2 ekor sapi jenis Tabi’
110 sampai 119 1 ekor sapi jenis Tabi’ dan 2 ekor sapi jenis Musinnah
120 sampai 129 4 ekor sapi jenis Tabi’ atau 3 ekor sapi jenis Musinnah

Pada prinsipnya, ketika sapi sudah mencapai 40 ekor, maka berlaku rumus :

1
Tabi’ : sapi jantan yang telah genap berumur 1 tahun dan memasuki tahun kedua.
2
Musinnah : sapi betina yang telah genap berumur 2 tahun dan memasuki tahun ketiga.
1
 Setiap bilangan yang dapat dibagi 30, wajib dikeluarkan sapi jenis Tabi.’
 Setiap bilangan yang dapat dibagi 40, wajib dikeluarkan sapi jenis Musinnah.
 Bilangan yang tidak habis ketika dibagi 30 dan 40, maka sisanya tidak wajib dizakati.

b. Nishab kambing
JUMLAH
YANG DIKELUARKAN
KAMBING
40 sampai 120 1 ekor kambing jenis Jadha’atu dlo’nin atau Tsaniatu ma’zin
121 sampai 200 2 ekor kambing jenis Jadha’atu dlo’nin atau Tsaniatu ma’zin
201 sampai 399 3 ekor kambing jenis Jadha’atu dlo’nin atau Tsaniatu ma’zin
400 sampai 499 4 ekor kambing jenis Jadha’atu dlo’nin atau Tsaniatu ma’zin
Dan seterusnya (setiap kelipatan 100 wajib mengeluarkan zakat 1 ekor kambing)

II. Zakat Emas Dan Perak


Emas atau perak adalah benda-benda berharga yang secara dzatiah wajib dizakati, baik sudah
terbentuk maupun masih terurai, baik berupa emas murni (24 karat), maupun campuran (selama
kadar murninya telah mencapai satu Nishab).
‫شروط وجوب زكاة الذهب والفضة وشرائط وجوب الزكاة فيها خمسة اشياء االسالم والحرية والملك التام‬
‫والنصاب والحول‬
Syarat Wajib Zakat Emas Dan Perak
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Milik sempurna.
4. Mencapai satu Nishab.
5. Telah genap satu tahun (haul).3

Nishab Emas Dan Perak


a. Nishab emas
Nishab (batas minimal wajib zakat) untuk emas adalah 20 mitsqol.
1 mitsqol = 3, 879 gram
3,879 x 20 = 77, 58 gram
Jadi, 20 mitsqol dengan asumsi gram adalah 77,58 gram. Artinya, setiap emas yang kadar beratnya
telah mencapai 77,58 gram harus dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 % yaitu ;
= 1, 9395 gram (dibulatkan, 1,94 gram)
Contoh :
Diakhir tahun (haul), emas yang dimiliki muzakki seberat 135 gram. Zakat yang harus ia keluarkan
adalah ;
135 = 3,375 gram

Catatan :
Nishab emas di atas ( 77,58 gram) untuk setiap emas dengan kadar 24 karat atau murni (100 %).
Sedangkan cara mencari kadar Nishab emas yang tidak murni, berlaku rumus ;
“ Nishab emas murni (77, 58) dibagi kadar emas yang tidak murni, kemudian hasilnya dikalikan
dengan kadar emas murni”
Contoh I :
Untuk mencari Nishab emas dengan kadar kemurnian 90 % adalah ;
77, 58 : 90 x 100 = 86,2 gram
Jadi Nishab emas dengan kadar kemurnian 90 % adalah : 86,2 gram
Sedangkan kadar yang harus dikeluarkan adalah ;

3
Apabila dipertengahan tahun emas atau perak yang dimiliki dijual atau dihibahkan-baik seluruhnya atau sebagian- maka hitungan haul akan
terputus.
2
86,2 : 40 ( x 2, 5 %) = 2,155 gram

Contoh II
Untuk mencari Nishab emas dengan kadar kemurnian 75 % adalah ;
77, 58 : 75 % x 100 = 103,44 gram
Jadi Nishab emas dengan kadar kemurnian 75 % adalah : 103, 44 gram
Sedangkan kadar yang harus dikeluarkan adalah ;
103,44 : 40 ( x 2, 5 %) = 2,586 gram

b. Nishab perak
Nishab untuk perak adalah 200 dirham. 200 dirham apabila dijadikan gram adalah ;
10 dirham = 7 mitsqol
1 mitsqol = 3,879 gram, berarti
10 dirham = (3,879 x 7) 27,153 gram
200 dirham = (27,153 x 20) 543,06 gram
Jadi, 200 dirham dengan asumsi (hitungan) gram adalah 543, 06 gram. oleh Artinya, setiap perak
yang kadar beratnya telah mencapai 543,06 gram harus dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 atau 2,5
% yaitu ;
543,06 : 40 ( x 2, 5 % ) = 13,5765 gram (dibulatkan, 13,6 gram)
Contoh ;
Diakhir tahun (haul), perak yang dimiliki muzakki seberat 975,5 gram. Zakat yang harus ia
keluarkan adalah ;
975,5 : 40 ( x 2, 5 %) = 24, 3875 gram ( dibulatkan, 24,4 gram)

III. Zakat Tanaman ( Biji-Bijian ) & Buah-Buahan


a. Zakat Tanaman
Tidak semua tanaman yang tumbuh di muka bumi ini wajib dizakati. Hanya tanaman-tanaman yang
dikonsumsi sebagai makanan pokok dalam kondisi normal saja yang wajib dizakati.
Sedangkan tanaman yang tidak berfungsi sebagai makanan pokok, melainkan sebagai makanan
pelengkap, lauk pauk, pengobatan seperti apel, delima, semangka, sayur-sayuran, bumbu dapur, biji
hitam, minyak zaitun, madu tawon4, atau tanaman yang dijadikan sebagai makanan pokok alternatif
karena dalam kondisi paceklik atau terpaksa, maka tidak wajib dizakati.5

Syarat Wajib Zakat Tanaman


1. Islam
2. Merdeka
3. Milik sempurna
4. Ditanam oleh seseorang (bukan tanaman liar)
5. Berupa makanan pokok dan tahan lama
6. Mencapai satu Nishab
Nishab zakat tanaman adalah 5 wasaq.
 Apabila menggunakan biaya pengairan, seperti diesel, buruh kuli untuk mengangkut air,
dll, maka kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah 1/20 atau 5 %.
 Apabila tanpa biaya pengairan, kadar yang harus dikeluarkan sebesar 1/10 atau 10 %.

Catatan ; 1 Wasaq adalah kubus yang masing – masing sisinya 57,32 cm.
Berikut ini jadwal Nishab zakat tanaman menurut Syekh Ma’shum Kwaron Jombang

Daftar Kadar Nishab Zakat Tanaman

4
Muhammad Nawawi ibn Umar al-Jawi, Nihayah al-Zain, halaman.170
5
Ibid
3
NO TANAMAN NISHAB % ZAKAT KET.
1323, 132 Tanpa biaya
1. 10 % 1/10 = 132,3132 Kg
kg pengairan
Gabah
1323, 132 Dengan biaya
2. 5% 1/20 = 66,1566 Kg
kg pengairan
1631,516 Tanpa biaya
3. 10 % 1/10 = 163,1516 Kg
Kg pengairan
Padi gagang
1631,516 Dengan biaya
4. 5% 1/20 = 81,5758 Kg
Kg pengairan
Tanpa biaya
5. 815,758 Kg 10 % 1/10 = 81,5758 Kg
pengairan
Beras
Dengan biaya
6. 815,758 Kg 5 % 1/20 = 40,7879 Kg
pengairan
558,654 Kg 10 % 1/10 = 55,8654 Kg Tanpa biaya
7.
pengairan
Gandum
Dengan biaya
8. 558,654 Kg 5 % 1/20 = 27,9327 Kg
pengairan
Tanpa biaya
9. 756,697 Kg 10 % 1/10 = 75,6697 Kg
pengairan
Kacang Tunggak
Dengan biaya
10. 756,697 Kg 5 % 1/20 = 37,8349 Kg
pengairan
Tanpa biaya
11. 780,036 Kg 10 % 1/10 = 78,0036 Kg
pengairan
Kacang Hijau
Dengan biaya
12. 780,036 Kg 5 % 1/20 = 39,0018 Kg
pengairan
Tanpa biaya
13. 720 Kg 10 % 1/10 = 72 Kg
pengairan
Jagung Kuning
Dengan biaya
14. 720 Kg 5% 1/20 = 36 Kg
pengairan
Tanpa biaya
15. 714 Kg 10 % 1/10 = 71,4 Kg
pengairan
Jagung Putih
Dengan biaya
16. 714 Kg 5% 1/20 = 35,7 Kg
pengairan

b. Zakat Buah-Buahan
Buah-buahan yang wajib dizakati, hanya tertentu pada dua hal, yakni anggur dan kurma kering,
Syarat Wajib Zakat Buah-Buahan
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Milik sempurna.
4. Mencapai satu Nishab.

Catatan :
 Untuk ukuran Nishab dan kadar yang harus dikeluarkan dalam zakat buah-buahan sama persis
dengan zakat tanaman (biji-bijian).
 Biaya pengeringan kurma atau anggur, membersihkan jerami dan kulit biji-bijian, atau biaya-
biaya yang lain menjadi tanggungan pemilik. Tidak diperkenankan mengambil dari harta zakawi.
4
 Hasil panen yang belum mencapai satu Nishab harus diakumulasikan (digabung) dengan hasil
panen berikutnya yang masih dalam lingkup satu tahun. Dua panenan terhitung satu tahun
apabila jarak antara panenan pertama dan kedua tidak lebih dari 12 bulan. Apabila hasil
pengakumulasian tersebut mencapai satu Nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya, meskipun
hasil panenan pertama telah habis terjual ataupun dikonsumsi.

IV. Zakat Tijaarah (dagangan)


Tijarah, atau dagang adalah mengelola harta yang dihasilkan dari suatu pertukaran dengan
tujuan mendapatkan laba dan disertai adanya niatan untuk berdagang. Dari pengertian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa, suatu harta benda apapun akan menjadi harta dagang apabila memenuhi
dua hal ;
1. Adanya pertukaran.
2. Ada niatan untuk berdagang.

Harta yang dikelola tanpa ada pertukaran atau ada pertukaran namun tidak ada niatan berdagang,
maka tidak wajib zakat.

Syarat Wajib Zakat Perdagangan


1. Dimiliki melalui akad yang di dalamnya mengandung mu’awadlah ( pertukaran)
seperti jual beli, sewa menyewa, hulu’, dll. Apabila kepemilikannya tidak melalui proses tersebut,
melainkan karena warisan, wasiat, mencari kayu bakar, atau hibah, maka tidak wajib zakat.

2. Ada niatan berdagang ketika bertransaksi


Harta benda yang diperoleh melalui proses pertukaran, memiliki dua kemungkinan ;
Pertama; karena akan dikelola agar memperoleh laba (tijaroh).
Kedua; karena alasan yang lain, semisal karena sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi,
disedekahkan, dll. Karena adanya dua kemungkinan inilah, setiap harta yang diperoleh melalui
proses tersebut tidak bisa langsung divonis sebagai Harta dagangan. Oleh karenanya, niat amat
menentukan dalam hal ini.

3. Tidak ada niatan qinyah (niat untuk disimpan sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi)
4. Genap satu tahun (haul)
Apabila modal berdagang berasal dari emas atau perak yang telah mencapai satu Nishab, atau
kurang dari satu Nishab namun ada yang lainnya sebagai penyempurna satu Nishab, maka, haul
terhitung dari mulai memiliki emas atau perak. Sedangkan apabila modal awal berasal dari ard6,
maka haul terhitung mulai berdagang.
5. Harta dagangan tidak diwujudkan emas atau perak
Artinya, ditengah tahun Harta dagangan tidak diwujudkan menjadi naqd yang dipakai sebagai
pengkurs Harta dagangan tersebut, sedangkan jumlahnya kurang dari satu Nishab. Misalnya, modal
awal berupa emas, maka tidak diwujudkan menjadi emas kembali. Jika demikian keadaannya, maka
haul Harta dagangan akan terputus, dan akan terbentuk haul baru ketika emas atau perak tersebut
ditasarufkan kembali dengan niat berdagang.
6. Mencapai satu Nishab

Pengkalkulasian Harta dagangan


Di akhir haul, Harta dagangan dikurskan sebagai berikut. :
 Dikurskan dengan menggunakan emas atau perak, apabila modal awal berupa salah satu dari
keduanya, baik modal tersebut mencapai satu Nishab atau tidak.
 Dikurskan dengan salah satu mata uang (emas atau perak) yang paling dominan di daerah
tersebut, apabila modal awal berupa ard. Apabila sama-sama dominan, maka dikurskan dengan
mata uang yang lebih dulu mencapai satu Nishab.
6
‘Ard adalah harta selain emas dan perak.
5
 Dikurskan dengan mata uang (emas atau perak) daerah terdekat, apabila daerah tersebut tidak
menggunakan emas atau perak.

Yang masuk dalam penghitungan adalah ;


1. Barang dagangan
Yakni sisa harta dagangan yang belum terjual. Caranya dengan mengumpulkan semua harta
dagangan, baik satu jenis maupun tidak, seperti pakaian, alat-alat kosmetik, dll. Setelah itu ditaksir
berapa nilai dari Harta dagangan tersebut.7
2. Laba
Keuntungan yang diperoleh dari Harta dagangan harus diikutkan dalam pengkalkulasian di akhir
tahun, dengan catatan laba tersebut tidak diwujudkan emas atau perak yang menjadi alat penukar
pertama atau tidak diniati untuk disimpan. Apabila diwujudkan menjadi emas atau perak, maka laba
tidak diikutsertakan dalam hitungan, melainkan akan membentuk haul sendiri.
3. Piutang
Yakni piutang dari harta dagangan, dengan syarat di akhir haul piutang tersebut sudah jatuh
tempo dan penghutang mampu mengembalikan. Apabila tidak demikian, maka piutang tidak
diikutsertakan dalam hitungan, namun dihitung ketika sudah kembali.

Catatan :
Yang menjadi acuan dalam penghitungan Harta dagangan adalah harga kontan secara borongan,
bukan harga beli. Misalnya, di akhir haul jumlah pakaian yang tersisa sebanyak 200 potong. Apabila
dijual dengan harga eceran, perpotong baju dijual dengan harga 50 ribu. Berarti nilai dari 200 potong
pakaian dengan praktek eceran adalah 10 juta, namun apabila dijual dengan harga kontan plus
borongan, para pembeli akan berani menbayar dengan harga 7,5 juta. Nah, 7,5 juta inilah yang
dijadikan acuan untuk menentukan harga 200 potong pakaian, bukan harga eceran.8

V. Zakat Fitrah
A. Syarat Wajib Zakat Fitrah
1. Islam
2. Merdeka
3. Menemukan bagian akhir bulan Ramadlan dan bagian awal bulan Syawal
Dari ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa ;
i.Setiap anak yang terlahir setelah terbenamnya matahari, atau orang-orang yang meninggal
sebelum terbenamnya matahari, tidak wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
ii.Setiap anak yang terlahir sebelum terbenamnya matahari, atau orang-orang yang meninggal
setelah terbenamnya matahari, wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
4. Mempunyai kelebihan harta
Yakni memiliki kelebihan biaya hidup baik untuk dirinya maupun orang-orang yang wajib
dinafkahinya pada siang dan malam hari idul fitri. Apabila tidak demikian, maka tidak wajib
mengeluarkan zakat fitrah, meskipun sebenarnya masih memiliki makanan yang
dipersiapkan untuk berhari raya, semisal ikan, makanan ringan, dll.

B. Ukuran zakat fitrah

Menurut madzhab Syafi’i zakat fitrah harus berupa makanan pokok yang ghalib pada suatu daerah
dan kadarnya 1 sha’. Sedangkan 1 sha’ dalam wadah berbentuk kubus adalah kubus dengan ukuran
sisi 14,65 cm,/ 145 liter.
Adapun 1 sha’ beras dalam satuan gram adalah 2, 719 kg. dibulatkan menjadi 2,8 Kg.
Catatan :

7
DR. Wahbah Azzuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Asillatuhu, juz.2, halaman. 792
8
Muhammad Mahfudz Ibn Abdillah al-Tarmasi. Op. Cit. halaman. 39
6
 Apabila seseorang hanya mampu berzakat fitrah kurang dari satu sho’, maka ia tetap
berkewajiban mengeluarkan sebatas yang ia mampui.
 Orang-orang yang tidak wajib dinafkahi, semisal anak yang sudah dewasa, tidak boleh dizakati
atas nama mereka, kecuali mendapatkan izin.

VI. Metode Pembagian Zakat


Ada empat kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang imam ketika membagikan harta
zakawi, baik berupa zakat mal maupun zakat fitrah, yaitu ;
1. Pemerataan zakat kepada delapan golongan.
2. Membagi sama rata antar golongan.
3. Pemerataan zakat kepada setiap individu dalam satu golongan.
4. Membagi sama rata setiap individu.
Sedangkan apabila yang membagikan muzakki sendiri9, maka yang harus ia laksanakan sama
persis dengan cara membagi imam, hanya poin ketiga dan keempat yang berbeda. Bagi dia,
pemerataan zakat kepada setiap individu dalam satu golongan dan membagi sama rata untuk setiap
individu bukanlah kewajiban, kecuali apabila mustahik dalam tiap golongan terbatas dan harta
zakawi mencukupi. Meskipun tidak wajib, ia harus menyerahkannya minimal kepada tiga orang
mustahik dalam tiap-tiap golongan, kecuali amil.

Syarat-syarat pembagian zakat


Dalam pembagian zakat, ada dua syarat yang harus terpenuhi agar zakat tersebut sah.
Niat
Niat berzakat tidak harus dilafadzkan dengan lisan, yang prinsip adalah niat dalam hati. Seperti “
ini zakat hartaku” atau “ ini sedekah wajibku”. Dalam niat zakat tidak diharuskan menyebutkan
harta yang dizakati, seperti ini zakat kambingku, ini zakat tanamanku.
Pelaksanaan niat tidak harus bersamaan dengan membagi harta zakat, cukup ketika memisah kadar
zakat dari harta miliknya atau setelahnya, ataupun ketika menyerahkannya kepada wakil atau
setelahnya.
Sunah bagi orang yang menyerahkan zakat kepada mustahiq untuk mengucapkan :
‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم‬ َ ‫َربَّنَا تَقَب َّْل ِمنَّا ِإنَّ َك أ َ ْن‬
َّ ‫ت ال‬
Artinya : " Wahai Tuhanku, terimalah (zakat ini) dariku, (karena) sesungguhnya Engkau adalah
dzat yang maha mendengar lagi maha mengetahui "
Sedangkan yang menerimanya membaca do’a :
َ ‫ار َك لَ َك فِ ْي َما أ َ ْبقَي‬
‫ْت‬ َ ‫ْت َو َج َعلَهُ لَ َك‬
َ ‫ط ُه ْو ًرا َو َب‬ َ ‫آ َج َر َك هللاُ فِ ْي َما أ َ ْع‬
َ ‫طي‬
Artinya : " Semoga Alloh memberimu pahala terhadap apa yang telah engkau berikan, dan
menjadikannya pembersih bagimu serta memberimu berkah terhadap apa yang engkau simpan "

1. Diberikan kepada mustahiqnya


Alloh berfirman dalam Al-Qur’an ;
‫س ِبي ِل‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬
َ ‫َار ِمينَ َو ِفي‬ ِ ‫ام ِلينَ َعلَ ْي َها َوا ْل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َو ِفي‬
ِ ‫الرقَا‬ ِ ‫ين َو ْال َع‬ َ ‫اء َو ْال َم‬
ِ ‫سا ِك‬ ِ ‫صدَقَاتُ ِل ْلفُ َق َر‬َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
]60/‫ضةً ِمنَ هللاِ َوهللاُ َع ِلي ٌم َح ِكي ٌم [التوبة‬ َ ‫سبِي ِل فَ ِري‬ َّ ‫هللاِ َواب ِْن ال‬
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para Mu'allaf yang dibujuk hatinya,untuk (memerdekaan) budak, orang
yang berhutang, untuk (orang-orang yang berjuang di) jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan”. (QS. Al-Taubat : 60)

Ayat di atas secara tegas menjelaskan delapan golongan yang berhak menerima zakat, baik zakat
mal maupun zakat fitrah. Kriteria delapan golongan tersebut adalah ;

9
Apabila yang membagikan ia sendiri, maka golongan yang berhak menerima adalah tujuh, bukan delapan, sebab bagian amil dalam hal ini
tidak ada.
7
 Fakir; orang yang tidak memiliki harta atau ketrampilan dan kesempatan kerja atau memiliki
namun tidak mencapai separuh dari kebutuhan primernya seperti orang yang sehari
semalam membutuhkan Rp. 10.000 akan tetapi ia hanya dapat menghasilkan Rp. 4.000.
 Miskin; orang yang memiliki harta atau pekerjaan namun tidak mencukupi kebutuhan hidupnya
secara penuh, ia hanya bisa memenuhi separuh ke atas tapi tidak mencapai 100 % dari
kebutuhan primernya. seperti orang yang dalam sehari membutuhkan Rp.10.000 tetapi dia hanya
bisa memenuhi Rp. 8.000 atau Rp. 7.000
Catatan :
1. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan syar’i yaitu makanan, pakaian tempat tinggal
yang layak baginya dan orang-orang yang wajib ia nafkahi.
2. Yang dimaksud tercukupi kebutuhannya adalah: tercukupinya kebutuhan selama sisa dari al
‘umril gholib yaitu (62 tahun).
Contoh: si fulan saat ini berusia 30 tahun, maka sisa al ‘umril gholib fulan adalah (62 – 30 = 32
th). Sehingga, apabila harta si Fulan dan atau hasil dari kerjanya dikalkulasi lalu hasilnya dibagi
jumlah hari dalam 32 tahun, dan hasilnya memenuhi 100% dari kebutuhan kesehariannya maka
status Fulan adalah ghoniyy (orang kaya).
Apabila hasil dari pembagian tersebut telah mencapai 50 % keatas dan dibawah 100% dari
kebutuhan kesehariannya, maka status Fulan adalah miskin. Dan apabila hasil pembagian tersebut
dibawah 50 % maka status Fulan adalah faqir.

Catatan
Kepemilikan berupa tempat tinggal, pakaian, piutang yang belum jatuh tempo, atau harta benda
yang tersimpan di luar kota yang berjarak dua marhalah atau lebih (80,640 KM), tidak
mempengaruhi statusnya sebagai faqir. Termasuk kategori fakir adalah orang-orang yang
sedang mendalami ilmu agama, sehingga tidak sempat untuk bekerja. Sedangkan orang-orang
yang telah tercukupi kebutuhannya oleh orang tua, anak, atau suami tidak termasuk fakir.

a. Amil
Amil zakat ialah orang yang diangkat oleh imam a’dham atau naaibnya untuk menangani
zakat dengan segala persoalannya. amil berhak mendapatkan bagian zakat sebesar upah
standar, meskipun ia termasuk orang kaya, dengan syarat ia tidak mendapat upah dari Negara

b. Muallaf
Yang masuk kategori muallaf ada empat ;
a. Orang yang baru memeluk agama islam namun imannya (niatnya) masih lemah.
b. Orang yang baru memeluk agama islam, juga memiliki niat yang kuat. Namun ia termasuk
orang-orang yang mempunyai pengaruh, sehingga ada harapan masyarakat di bawahnya akan
memeluk islam dengan memberi zakat kepadanya.
c. Orang yang baru memeluk islam dan keberadaannya dapat meredam tindakan anarkis orang-
orang kafir disekelilingnya.
d. Orang yang baru memeluk islam dan keberadaannya dapat meredam tindakan anarkis orang-
orang yang enggan membayar zakat.

c. Budak
Yakni hamba sahaya mukatab yang tidak memiliki cukup dana untuk membayar cicilan kepada
tuannya, meskipun ia berstatus kafir, Bani Hasyim, ataupun Bani Muthallib. Harta zakat ini
dipergunakan untuk melunasi cicilannya sehingga ia bisa merdeka.

d. Gharim (Orang yang berhutang)


Macam gharim ada tiga ;
a. Orang yang berhutang untuk mendamaikan dua kubu yang bertikai semisal karena kasus
pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya.
8
b. Orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya yang bersifat tidak
bertentangan dengan syara’.
c. Orang yang berhutang karena menanggung hutang orang lain.
Gharim kategori ini terbagi menjadi empat10 ;
- Orang yang menanggung dan yang ditanggung sama-sama miskin, yang berhak menerima
zakat adalah orang yang menanggung hutang.
- Orang yang menanggung dan yang ditanggung sama-sama kaya, keduanya tidak ada yang
berhak menerima zakat.
- Orang yang menanggung miskin sedangkan yang ditanggung kaya, yang berhak
menerima zakat sebagai pelunas hutang adalah orang yang menanggung, dengan catatan
ketika menanggung hutang tersebut tidak mendapat izin dari pihak yang ditanggung.
- Orang yang ditanggung miskin, sedangkan yang menanggung kaya, maka yang berhak
menerima zakat adalah orang yang ditanggung.
Meskipun Gharim kaya, ia berhak mendapatkan zakat, selama hutang tersebut belum terbayar.
Apabila ia sudah membayarnya, atau ia menyerahkan harta pribadinya dengan tujuan diatas,
maka ia tidak berhak menerima zakat.

e. Orang yang berjuang di jalan Alloh


Yakni para sukarelawan pejuang islam yang tidak masuk dalam daftar prajurit resmi Negara.
Apabila terdaftar resmi, maka tidak berhak mendapatkan zakat, melainkan berupa gaji dari
Negara yang diambilkan dari harta fai’. Meskipun kaya, para pejuang kategori pertama berhak
mendapatkan zakat, berupa nafkah dan pakaian untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkannya
mulai berangkat sampai kembali, juga biaya perlengkapan berperang, seperti senjata, kendaraan,
dll11.

f. Musafir
Musafir yang berhak menerima zakat adalah orang-orang yang dalam bepergian dan singgah di
daerah pembagian zakat, atau yang memulai perjalannya dari daerah tersebut.
Syarat musafir berhak mendapatkan zakat adalah ;
1. Membutuhkan biaya untuk melaksanakan atau meneruskan perjalanan (kehabisan bekal).
2. Perjalanan yang dilakukan bukan perjalanan yang maksiat.

Orang-orang yang tidak boleh menerima zakat :


Ada lima orang yang tidak boleh menerima zakat, mereka adalah ;
1. Orang kaya
2. Hamba sahaya
3. Bani Hasyim
4. Bani Muthalib
5. Orang kafir

10
Taqiyuddin Abi Bakr Muhammad al-Khusaini.Op. Cit. halaman. 200
11
Sayyid Bakr ibn Muhammad Syatho al-Dimyathi.Ianah al-Thalibin. Juz.2, halaman.194
9
10

Anda mungkin juga menyukai