SPESIFIKASI TEKNIS Jalan Lingkungan
SPESIFIKASI TEKNIS Jalan Lingkungan
PASAL 2.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan dikerjaan sesuai dengan ketentuan – ketentuan, Syarat –
syarat Teknis, Gambar Rencana serta mengikuti petunjuk –
petunjuk dari Pengawas dan Direksi.
2. Menyediakan sebuah ruang untuk Direksi yang dilengkapi dengan
satu set meja tulis, satu set kursi meja tamu, dan papan tulis.
Memasang menempelkan gambar rencana, time schedule dan lain –
lainnya serta menyediakan obat – obatnya ( P3K ).
3. Membuat Papan Nama Proyek
4. Membuat rambu – rambu untuk pengamanan lalu lintas.
5. Memasang Patok rencana / Bowplank sebelum perkerjaan di mulai.
6. Mobilisasi alat – alat yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan.
7. Meminta izin terhadap aparat setempat untuk pemakaian jalan yang
ada, untuk mengangkut material dengan membatasi beban muatan
sesuai dengan ketentuan jalan. dan menjaga agar jalan tersebut tetap
dalam kondisi baik.
8. Pada setiap akhir bulan diadakan rapat untuk membahas
permasalahan proyek dengan membawa laporan kemajuan
pekerjaan.
Agregat
3. Kasar (Batu
Split)
Terdiri dari butir-
butir yang keras,
a.
tidak berpori dan
bersifat kekal.
Tidak
mengandung zat
b. yang merusak
beton seperti zat-
zat reaktif alkali.
Ukuran antara 20
c.
mm - 30 mm.
4. Air
Menggunakan
air yang
bersih.
b. BETON JALAN
1. Pembersihan Lahan
Meratakan jalan yang
2.
akan dibeton.
3. Badan jalan yang telah
dipadatkan dan diprofil,
dipasang plastik alas
hitam selebar badan jalan
yang akan dikerjakan ( di
cor ).
Begisting Menggunakan
kayu / papan dengan
4.
tebal 3 cm, dengan lebar
15 Cm.
5. Pemasangan besi beton
6. Setiap jarak 5 M dari
panjang jalan yang dicor
diberi papan sekat dengan
tebal 1 cm dengan lebar
15 cm, papan tersebut
tetap berada dalam beton.
Penulangan dengan
7. menggunakan besi Ware
Mesh Dia 8 mm
Cor beton tebal 15 cm
dengan Beton K-175
8.
dengan kemiringan 2%
kearah luar.
9. Penyiraman aspal pada
permukaan beton atau
buras 1,5 Kg/M2 disiram
secara merata dengan
menggunakan aspal
dengan penetrasi 60/70.
Kemudian dihamparkan
pasir diatas siraman aspal
tersebut.
c. CAMPURAN
Campuran beton
1. dilakukan dengan alat
Concrete Mixer.
2. Urutan memasukan
bahan-bahan ke alat
pengaduk serta lama
waktu mengaduk
dilakukan atas
sepengetahuan
Pengawas/Direksi.
d. CETAKAN
Bahan cetakan dari kayu
yang tidak mudah
meresap air dan
sebelumnya telah
mendapat persetujuan dari
Pengawas/Direksi,
Cetakan direncanakan
sedemikian rupa dan
sebelum penempatan
beton, permukaan dari
cetakan diberi oli agar
mudah dilepaskan dari
beton tanpa menyebabkan
kerusakan pada beton.
e. PENGECORAN
a. Sebelum beton
dicor, semua
cetakan,
pembesian dan
bagian-bagian lain
telah mendapat
persetujuan dari
Pengawas/Direksi.
Permukan tempat
beton yang akan
dicor telah bebas
b.
dari genangan air,
lumpur atau
samapah.
Pengecoran beton
dilakukan pada
c. waktu pengawas
ada ditempat
pekerjaan.
Beton dicor
d. secara menerus
dan mendatar .
f. PERBAIKAN
1. Memperbaiki beton yang
rusak atau tidak sesuai
bentuk dengan gambar
atau meyimpang dari
ukuran atau terdapat
permukaan-permukaan
yang rusak, sesuai
dengan petunjuk Direksi.
2. Membersihkan bagian-
bagian yang akan
dibersihkan dari bahan-
bahan yang tidak berguna
serta harus dalam keadaan
basah, kemudian diisi
dengan bahan pengisi agar
memenuhi tempat-tempat
/ bagian-bagian tersebut
diatas.
3. Bidang-bidang beton
yang rusak diplester
menurut gambar bestek
setebal 2,00-2,50 cm
dengan adukan 1 pc : 2
psr.
g. PEMBESIAN
Semua pekerjaan
pembesian mengikuti
1. peraturan dan syarat-
syarat SNI – 2 – 1971
(PBI) 1971.
Membersihkan
2. permukaan besi sebelum
pengecoran.
Menggunakan besi ware
3.
mesh dia 8 mm
Besi ditempatkan setelah
4. mendapat persetuan
Pengawas/Direksi
Tulangan pokok
digunakan besi ukuran
4.
yang disesuaikan dengan
gambar bestek.