Kisah ini bermula dari seorang dewa dan seorang dewi yang karena
kesalahan yang dibuatnya di kayangan, akhirnya harus menjalani
hukuman di dunia. Keduanya dihukum untuk berbuat kebaikan dalam
hidupnya di bumi dalam bentuk seekor babi hutan dan seekor anjing.
Babi hutan jelmaan dewi itu bernama Wayung Hyang, sedangkan
anjing jelmaan dewa itu bernama Tumang. Wayung Hyang karena
dihukum sebagai babi hutan atau celeng, maka ia berusaha melakukan
berbagai kebaikan di dalam sebuah hutan. Sementara Tumang, sang
anjing jelmaan dewa itu mengabdi sebagai anjing pemburu pada
seorang raja yang bernama Sumbing Perbangkara.