Anda di halaman 1dari 17

PUBILKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG GIZI, ASUPAN


LEMAK DAN PROTEIN DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA
PADA PASIEN POST CAESAREAN SECTION DI INSTALASI RAWAT
JALAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Disusun oleh:

PUJUD WIDODO
J 310 110 029

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i
ii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG GIZI, ASUPAN LEMAK,
DAN PROTEIN DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN
POST CAESAREAN SECTION DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Oleh:
Pujud Widodo*, Rusjiyanto, SKM., M.Si**, Luluk Ria Rakhma, M.Gizi***
*Mahasiswa S1 Prodi Ilmu Gizi FIK UMS, **Pembimbing I,
*** Pembimbing II
Email: pujudwidodo@yahoo.co.id

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN THE KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION, FAT


AND PROTEIN INTAKES AND WOUND HEALING PROCESS IN OUTPATIEN
POST CEASAREAN SECTION IN PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF
SURAKARTA

Introduction: Wound healing is a complex series of reaction and interactions


between cells and inflammatory mediators in the process of tissue repairment.
There are three phases in the process of wound healing, which are inflammatory,
proliferation and resorbtion phase. Knowledge about of nutrition is a fundamental
change in the behavior of someone in the fulfillment of the intake of nutrients in
the process of wound healing. The amino acid glycine, proline, and hidrosipolin
have important roles in the formation of fibroblasts that produce mucopolisacaride
and collagen fibers in the proliferation phase. Aside from being are of the primary
energy sources after glucose, some fatty acids also act as an anti-inflammatory in
the wound healing process, namely linolenic and linoleic acid.

Objective: to understand the relationship between knowledge about nutrition,


intakes of fat and protein, and the wound healing process in post caesarean
section patients.

Methods: This study was an observational study with cross-sectional design.


Researchers conducted a survey on knowledge about nutrition, intakes of fat and
protein in 40 post caesarean section patients at Outpatient Installation in PKU
Muhammadiyah Hospital of Surakarta. Sampling was done using consecutive
sampling. Data on intakes of fat and protein were collected using four-day food
recall and those of level of knowledge about nutrition used a questionnaire.
Results: There was 2.5% of respondents had little knowledge, 9% had high fat
intake and 15% had low protein intake. Results of Spearman's rank correlation
test showed knowledge had a value of p = 0.15, fat intake had p = 0.84 and
protein intake had p = 0.079.

Conclusions: There was no significant association between the intakes of fat


and protein, and knowledge about nutrition and the wound healing process in
post caesarean section patients.s.

Keywords : caesarean section, fat, knowledge, protein, wound healing.


Bibliography : 49 : 1996-2013.

1
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG GIZI, ASUPAN LEMAK,


DAN PROTEIN DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN
POST CAESAREAN SECTION DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pendahuluan : Penyembuhan luka merupakan rangkaian komplek dari reaksi


dan interaksi antara sel-sel dan mediator inflamasi dalam upaya proses
perbaikan jaringan. Terdapat tiga fase dalam proses penyembuhan luka yaitu
fase inflamasi, proliferasi dan resorbsi. Pengetahuan tentang gizi merupakan
dasar perubahan perilaku sesorang dalam pemenuhan asupan zat gizi dalam
proses penyembuhan luka. Asam amino glisin, prolin, dan hidrosipolin memiliki
peran penting dalam pembentukan fibroblast yang menghasilkan
mukopolisakarid dan serat-serat kolagen dalam fase proliferasi. Selain sebagai
sumber energi utama setelah glukosa, lemak juga berperan sebagai anti
inflamasi pada proses penyembuhan luka yaitu asam linolenat dan linoleat.

Tujuan : mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang gizi asupan, lemak


dan protein dengan proses penyembuhan luka pasien post caesarean section.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan


pendekatan crossectional. Peneliti melakukan survey terhadap pengetahuan gizi,
asupan lemak dan protein pada 40 pasien post caesarean section di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data asupan lemak
dan protein dilakukan dengan metode food recall sebanyak empat hari secara
acak dan tingkat pengetahuan tentang gizi dengan menggunakan kuesioner.

Hasil Penelitian : sebanyak 2.5 % responden memiliki pengetahuan kurang, 9


% dengan asupan lemak lebih dan 15 % dengan asupan protein kurang. Hasil uji
korelasi rank spearman’s menunjukan pengetahuan memiliki nilai p=0.15,
asupan lemak dengan p=0.84 dan asupan protein dengan p=0.079.

Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak, protein
dan pengetahuan tentang gizi dengan proses penyembuhan luka pasien post
caesarean section.

Kata kunci : caesarean section, lemak, penyembuhan, pengetahuan,


luka, protein.
Kepustakaan : 49 : 1996-2013

2
PENDAHULUAN total limpfosit dan transferin akan
Masa bersalin merupakan mengalami proses penyembuhan luka
periode kritis bagi seorang ibu hamil. yang terhambat dikarenakan proses
Masalah komplikasi atau adanya fagositosis mengalami penurunan,
faktor penyulit menjadi faktor risiko oleh karena itu peranan nutrisi dalam
terjadinya kematian ibu sehingga perlu perawatan luka adalah kunci untuk
dilakukan tindakan medis sebagai intervensi dimana abnormal
upaya untuk menyelamatkan ibu dan penyembuhan luka dikaitkan dengan
anak. Caesarean section merupakan tingkat kecukupan atau kekurangan
proses persalinan yang dilakukan dari salah satu unsur nutrisi seperti
dengan cara melahirkan janin dengan energi, protein, lemak maupun zat gizi
membuat sayatan pada dinding uterus lainya. Lemak sebagai pelarut vitamin
melalui dinding depan perut atau (A,D,E dan K), pembentuk struktur
vagina atau suatu histerektomi untuk membran sel dalam sintesis sel baru.
melahirkan janin dari dalam mulut Peran asam lenoleat dan linolenat
rahim (Kemenkes, 2013). dalam proses penyembuhan luka yaitu
Perawatan yang dibutuhkan sebagai anti bakterisida alami guna
oleh pasien post caesarean section mengurangi risiko terjadinya infeksi
membutuhkan perawatan inap sekitar pada jaringan tubuh yang rusak.
tiga sampai lima hari, penutupan luka Lemak juga digunakan sebagai
insisi caesarean section terjadi pada (Boyle, 2009).
hari ke lima pasca bedah. Luka pada Protein berperan dalam
kulit akan sembuh dengan baik dalam regenarasi jaringan tubuh yang
waktu dua sampai tiga minggu mengalami kerusakan. Kolagen
sedangkan luka fase abdomen akan adalah protein yang terbentuk dari
merapat dalam waktu enam minggu, asam amino yang diperoleh dari
tapi tetap terus berkembang makin sumber protein yang dikonsumsi.
erat selama enam bulan untuk Proses penyembuhan luka memiliki
penyembuhan awal dan terus makin tiga fase yaitu fase inflamasi,
kuat dalam waktu lebih dari satu tahun proliferasi, dan resaorbsi. Protein
(Sabiston, 2004). digunakan sebagai bahan pembentuk
Faktor-faktor yang sel-sel darah dan kolagen
mempengaruhi proses penyembuhan (Reksoprojo, 2010). Kolagen terdapat
luka pasca operasi terbagai menjadi pada jaringan ikat kulit, tulang, dan
dua yaitu faktor internal yang meliputi kartilago. Kolagen juga mengandung
usia, penyakit penyerta, asupan rantai polipeptida. Rantai panjang dari
nutrisi, perfusi jaringan, serta molekul-molekul kolagen mengandung
pengetahuan. Faktor eksternal kurang lebih seribu residu asam
meliputi teknik pembedahan buruk, amino dan sekitar enam ribu atom.
mobilisasi, pengobatan, manjemen Proses sintesis kolagen dimulai
luka yang tidak tepat, psikososial dengan reaksi hidroksilasi dimana
(Potter and Perry, 2006). vitamin C ikut berperan didalamnya
Status nutrisi merupakan (Potter, 2005). Setelah fase inflamasi
aspek yang penting dalam proses atau peradangan, sel darah
penyembuhan luka. Pasien yang (fibroblast) akan mengahasilkan
mengalami penurunan serum albumin, mukopolisakarid dan serat kolagen

3
yang terdiri dari asam amino (protein)
glisin, prolin dan hidroksipolin. Peran METODE PENELITIAN
mukopolisakarid yaitu mengatur Jenis penelitian ini merupakan
desposisi serat-serat kolagen yang penelitian observasional yaitu
akan mempertautkan tepi luka. penelitian yang menjelaskan adanya
Pengetahuan gizi adalah hubungan antara variabel melalui
pemahaman seseorang tentang zat pengujian hipotesa dengan
gizi dan interaksi terhadap jenis zat pendekatan crossectional. Populasi
gizi lainya terhadap status gizi atau penelitian ini adalah semua pasien
derajat kesehatan sesorang pasca operasi caesarean section yang
(Suhardjo, 2005). Pengetahuan pada menjalani rawat jalan di RS PKU
sesorang secara tidak langsung akan Muhammadiyah Surakarta. Jumlah
mempengaruhi pola makan dan pasien post caesarean section selama
kebiasaan pasien dalam memenuhi tahun 2014 adalah 1550 pasien.
asupan zat gizi seseorang. Pengambilan sampel dilakukan
Hasil survey pendahuluan mengenai dengan teknik consecutive sampling.
data caesarean section di Rekam Pengambilan data pada penelitian ini
Medik Rumah Sakit PKU dilakukan pada bulan Agustus hingga
Muhammadiyah pada tahun 2013 September 2015 di poli obsgyn
yaitu terdapat 1080 pasien rawat Instalasi Rawat jalan Rumah Sakit
jalan, sedangkan pada tahun 2014 PKU Muhammadiyah Surakarta.
meningkat menjadi 1550 pasien rawat Jumlah sampel yang digunakan
jalan yang melakukan caesarean sesuai dengan rumus perhitungan
section secara elektif dan emergency. dalam penelitian ini sebanyak 40
Jumlah tersebut menempatkan pasien pasien post caesarean section yang
post caesarean section pada memenuhi kriteria inklusi penelitian
peringkat pertama dari 10 besar yaitu :
masalah kesehatan di Instalasi Rawat 1. Pasien yang menjalani caesarean
Jalan Rumah Sakit PKU section tanpa penyakit penyerta
Muhammadiyah Surakarta. seperti Diabetes Mellitus, Gagal
Berdasarkan data tersebut, sebanyak Ginjal, Kanker, atau Jantung
58,4 % pasien melakukan kenjungan Koroner.
ulang sebanyak dua kali paska 2. Pasien mampu megkonsumsi
operasi, 35,2 % sebanyak tiga kali dan makanan secara peroral.
6,4 % lebih dari tiga kali dikarenakan 3. Pasien yang melakukan
proses penyembuhan luka mengalami pemeriksaan ulang pertama pada
gangguan. hari ke 5-10 setelah operasi
Tujuan dari penelitian ini yaitu caesarean section.
untuk mengetahuai hubungan antara 4. Bersedia menjadi sampel
pengetahuan tentang gizi, asupan penelitian.
lemak dan protein dengan proses
penyembuhan luka operasi pada Instrument Penelitian
pasien post caesarean section di Instrumen yang digunakan
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit dalam penelitian ini yaitu kuesioner
PKU Muhammadiyah Surakarta. pengetahuan tentang gizi dengan
skala guttman, Uji coba kuesioner

4
pengetahuan tentang gizi dilakukan di diketahui sebanyak 67.5 % responden
Poli Obsgyn Instalasi Raawat Jalan memiliki pendidikan SMA dan 32 %
RSUD Sukoharjo. Pengujian dilakukan responden tamat Perguruan Tinggi.
terhadap 30 pasien post caesarean Pengetahuan merupakan dasar
section. seseorang dalam menentukan sikap
Data asupan lemak dan protein dan perilaku. Semakin tinggi tingkat
didapatkan melalui wawancara pendidikan sesorang diharapkan
dengan menggunkana form food recall semakin tinggi pula pengetahuan yang
24 jam sebanyak 4 hari secara acak. dimiliki (Notoatmojo, 2010).
Proses penyembuhan pasien Perhitungan kebutuhan energi
ditentukan dengan menggunakan form pasien mengunakan rumus kebutuhan
observasi proses penyembuhan luka. nutrisi pada pasien paska bedah.
Kriteria proses penyembuhan luka Kebutuhan dihitung dengan
baik responden yaitu jika memiliki menggunakan rumus 25 Kkal/BB x
skor ≤ 27 dan penyembuhan Faktor stres x aktivitas (Hill, 2000).
terganggu jika skor > 27 dengan skor Responden yang memiliki status gizi
total 45 (Patricia et al, 2009). kurang dan lebih, maka berat badan
yang digunakan adalah berat badan
Analisis Data ideal responden. Pasien post operasi
Analisis data pada penelitian memiliki kebutuhan asupan nutrisi
ini dengan menggunakan uji statistik yang berbeda dengan sebelum
non parametrik yaitu uji Rank dilakukanya operasi. Pasien post
Spearman’s dengan batas kemaknaan operasi menurut Almatsier (2008)
p ≤ 0.05. diberikan diit tinggi energi dan tinggi
protein guna mengganti protein yang
HASIL DAN PEMBAHASAN hilang sewaktu pembedahan dan jenis
makanan disesuaikan dengan
Karakteristik Responden keadaan pasien.
Tabel 1, Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 1,
Karakteristik n % sebanyak 16 responden memiliki
Tingkat Pendidikan asupan energi kurang. Sumber utama
1 SMA 27 67.5 energi pada pasien paska bedah
2 PT 13 32.5 berasal dari karbohidrat dan lemak.
Total 40 100 Menurut Hill (2000) kekurangan
Status Gizi asupan energi pada asupan makanan
1. Kurang 2 5
2. Normal 10 25
pasien post bedah, dapat terpenuhi
3. Lebih 28 70 oleh pemecahan cadangan energi
Total 40 100 dalam tubuh yang berasal dari
Asupan Energi simpanan lemak dan asam amino.
1. Kurang 24 60 Glikogen merupakan sumber glukosa
2. Normal 16 40 yang terbatas, sehingga tidak lama
Total 40 100 setelah itu, produksi glukosa
*olah data primer 2015 (glukoneogenesis) di hati juga
Berdasarkan Tabel 4, diketahui meningkat oleh perangsangan
70 % responden memiliki status gizi katekolamin dan glukagon. Bahan
lebih. Tingkat pendidikan responden mentah untuk glukoneogenesis ini

5
terutama dari asam amino otot, dua di 2. Distribusi Responden Menurut
antaranya yang terpenting adalah Asupan Lemak.
alanin dan glutamine. Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Asupan
Glukoneogenesis merupakan salah lemak responden
satu upaya tubuh guna memperoleh Asupan Lemak Jumlah %
energi yang berasal dari zat-zat bukan Kurang 11 27.5
karbohidrat (Ian, 2012) Normal 20 50
Lebih 9 22.5
Analisis Univariat Total 40 100
1. Distribusi Responden Menurut *olah data primer 2015
Pengetahuan Tenteng Gizi. Asupan Lemak diperoleh dari
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Asupan rata-rata jumlah asupan makan
Lemak Responden. selama empat hari secara tidak
Pengetahuan n % berurutan dengan melakukan
Baik 27 67.5 wawancara langsung
Cukup 12 30 menggunakan form food recall 24
Kurang 1 2.5 jam kemudian dibandingkan
Total 40 100 dengan kebutuhan sehari
*olah data primer 2015 responden. Kebutuhan asupan
Tingkat pengetahuan lemak responden dihitung dengan
responden didapatkan dari jawaban berdasarkan kebutuhan energi
pertanyaan kuesioner sebanyak 21 responden yaitu 25 % dari
item. Berdasrkan Tabel 2, terdapat kebutuhan energi sehari.
67 % responden memiliki tingkat Kebutuhan lemak pada pasien
pengetahuan baik. Pengetahuan post caesarean section menurut
merupakan dasar dari Almatsier (2008) diberikan dalam
pembentukan perilaku seseorang. kategori sedang yaitu 25 % dari
Seseorang yang berpengetahuan kebutuhan energi sehari. Tingkat
baik diharapkan akan memiliki asupan responden dipengaruhi
perilaku yang baik juga. Hasi oleh asupan makanan sehari-hari.
penelitian pada tabel 6 sejalan Menurut Muchtadi (2009) asupan
dengan teori yang diekmukakan makan adalah jenis dan banyaknya
oleh Notoatmojo (2005) yaitu makanan yang dikonsumsi
tingkat pengetahuan sesorang sesorang yang dapat diukur jumlah
diengaruhi oleh tingkat pendidikan makanan atau zat gizi yang
dan informasi. Rata-rata tingkat terkandung didalam makanan
pendidikan responden dalam tersebut.
penelitian ini memiliki tingakat Lemak memiliki peran penting
pendidikan SMA dan perguruan dalam struktur membran sel dan
tinggi, yang mempengaruhi hasil fungsi. Asam lemak tertentu sangat
yang diperoleh pada tingakat penting, karena mereka tidak dapat
pengetahuan dalam penelitian ini. disintesis dalam jumlah yang
cukup, sehingga harus disediakan
oleh diet. Peran asam lemak
esensial dalam penyembuhan luka
tidak jelas, tetapi karena mereka
terlibat dalam sintesis sel baru,

6
tidak tercukupinya asam lemak nyaman atau pahit dalam beberapa
essensial ini pasti akan menunda waktu. Dampak dari operasi
penyembuhan luka. Hal tersebut tersebut akan mempengaruhi
masih bisa diperdebatkan, apakah asupan yang masuk termasuk
asam lemak omega-3 tak jenuh asupan protein.
ganda (PUFA) lebih 4. Distribusi Responden Menurut
menguntungkan dari pada omega-6 Skor Hasil Observasi Luka.
PUFA. Omega-3 adalah anti Proses penyembuhan luka,
inflamasi, yang membantu dikategorikan menjadi dua yaitu,
penyembuhan luka, tetapi dapat proses penyembuhan baik dan
menghambat pembekuan yang tergangu yang di dasarkan pada
tidak menguntungkan (Williams dan skor observasi yang diperoleh
Leaper, 2000). responden. Hasi observasi proses
3. Distribusi Responden Menurut penyembuhan luka dalam
Asupan Protein. penelitian ini, tersaji dalam Tabel 4
Tabel 3 : Dsitribusi Frekuensi Asupan sebagai berikut :
Protein Responden Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Skor
Asupan Protein Jumlah % Observasi Proses Penyembuhan Luka.
Kurang 9 22.5 Skor n %
Normal 25 62.5 Skor ≤ 27 40 100
Lebih 6 15 Skor > 27 0 0
Total 40 100 *hasil olah data primer 2015
*hasil food recall responden Data mengenai proses
Berdasarkan Tabel 3, 15 % penyembuhan luka operasi
responden memiliki asupan protein responden didapatkan melalui
lebih. Asupan protein pada pasien pengamatan secara langsung yang
post caesarean section dipengaruhi dilakukan oleh perawat asisten
oleh perubahan keadaan fisik dan dokter spesialis obsgyn di Instalasi
psikis pasien. Hasil wawancara Rawat Jalan Rumah Sakit PKU
pada saat penelitian menerangkan Muhammadiya Surakarta.
bahwa rata-rata post caesarean Berdasarkan hasil observasi pada
section mengalami penurunan tabel delapan, diketahui bahwa
nafsu makan dan masih semua responden mengalami
mengalami rasa mual setelah proses penyembuhan baik.
mengkonsumsi makanan. Ibu post Proses penyembuhan luka
caesarean section mengalami merupakan serangkaian fase yang
masa pemulihan dari tindakan mempunyai tujuan akhir yaitu
operasi yang dilakukan. Hasil mengembalikan fungsi jaringan
wawancara tersebut hampir selaras tubuh sesuai sedia kala. Proses
dengan teori yang disampaikan penyembuhan luka memiliki tiga
oleh Bohiyatun (2009) bahwa fase yaitu fase inflamasi, fase
pasien dalam masa pemulihan proliferasi dan fase remodeling.
mengalami penurunan tonus otot, Menurut Resksoprojo (2010)
motilitas traktus gastrointestinal proses penyembuhan luka pada
dan akan mengalami perubahan penelitian ini telah memasuki fase
indra pengecapan yang proliferasi. Fase proliferasi
menyebabkan mulut terasa tidak merupakan fase dimana terjadi

7
pengisian luka oleh sel-sel radang (Saldi, 2012). Penyembuhan
yang akan membentuk jaringan secara ideal berusaha memulihkan
kemerahan yang berlangsung pada seperti jaringan asalnya, hal ini
hari ke enam setelah opersai dilakukan dengan cara perawatan
bedah dilakukan. Penyembuhan luka. Perawatan luka kronis harus
luka secara sempurna akan terjadi mempertimbangkan penggunaan
dalam waktu lebih dari satu tahun bahan yang tepat. Teknik terbaru
(Ethridge, 2008). dalam perawatan luka adalah
Penyembuhan luka dapat dengan cara; 1). Debridemen pada
terjadi secara cepat jika berada jaringan yang mati, 2). Pencucian
dalam kondisi yang normal. luka dan pemberian antibiotik, 3).
Kesembuhan luka akan mengalami Menjaga keseimbangan
hambatan karena berbagai macam kelembaban dengan tampon serta
gangguan dan komplikasi seperti 4). Menjaga tepi luka agar tetap
infeksi dan insufisiensi vaskular bersih dan lembab.

Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan Proses Penyembuhan Luka.


Tabel 5
Hasil Uji Hubungn Pengetahuan Tentang Gizi Dengan Proses Penyembuhan Luka
Variabel n Minimal Maksimal Median SD p
Skor Pengetahuan 40 12 20 17 1.85 0,15
Skor Observasi Luka 40 10 27 13 4.5
*Uji Rank Spearman’s

Hasil analisis hubungan menunjukan bahwa adanya


berdasarkan hasil uji korelasi Rank hubungan antara pengetahuan
Spearman’s didapatkan nilai p dengan penyembuhan luka opersai
adalah 0.15 (> 0.05), yang berarti caesarea dengan nilai p sebesar
H0 diterima, sehingga dapat 0.19. Pengetahuan responden
disimpulkan bahwa tidak ada yang dalam kelompok intervensi
hubungan yang bermagna antara memiliki peningkatan pengetahuan
pengetahuan tentang gizi dengan dan proses penyembuhan lebih
proses penyembuhan luka operasi baik dibanding dengan kelompok
pada pasien post caesarean non intervensi.
section di Instalasi Rawat Jalan Pengetahuan responden
rumah sakit PKU Muhammadiyah berdampak pada keseharian
Surakarta. pasien dalam penanganan luka
Hasil uji pada penelitian ini pada masa pemulihan. Hasil
tidak sejalan dengan hasil wawancara menggambarkan
penelitian yang dilakukan Dewi bahwa sebagian besar pasein
(2012) yaitu efektivitas pendidikan pasien memiliki pengetahuan yang
kesehatan tentang nutrisi dan baik. Pengetahuan tersebut
perawatan luka dengan video didapatkan responden melalui
terhadap penyembuhan luka dunia pendidikan dan dan berbagai

8
media. Berdasarkan data sekunder pulang dari rumah sakit pasca
responden, tingkat pendidikan yang operasi caesarea. Perban hanya
dimiliki responden yaitu tamatan dibuka oleh tenaga kesehatan pada
sekolah menengah atas dan saat pemeriksaan ulang kembali di
perguruan tinggi. Semakain tinggi rumah sakit, sehingga resiko
tingkat pendidikan seseorang maka masuknya kuman atau bakteri
semakin tinggi pula tingkat dapat dihindari guna memperkecil
pengetahuan yang dimiliki resiko terjadinya infeksi pada luka
(Notoatmojo, 2005). operasi. Salah satu faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian mempengaruhi penyembuhan luka
yang didapatkan pada variabel opersai yaitu personal hygiene.
pengetahuan Hasil penelitian yang dilakukan
yaitu semua responden memiliki Abrani (2011) menyimpulkan
proses penyembuhan baik. Hasil bahawa faktor yang paling dominan
wawancara yang dilakukan peneiliti mempengaruhi penyembuhan luka
terhadap 40 responden, post sectio caesara di rumah sakit
menerangkan bahwa responden PKU Muhammadiyah Gombong
rutin memeriksakan keadaan luka yaitu personal hygiene.
operasi ke layanan kesehatan.
Setelah responden diperbolehkan

2. Hubungan Asupan Lemak dengan Proses Penyembuhan Luka.

Tabel 6
Hasil Uji Hubungan Asupan Lemak Dengan Proses Penyembuhan Luka.
Variabel n Minimal Maksimal Median SD p
Asupan Lemak 40 69.96 158.36 102.76 20.4
Skor Observasi Luka 40 10 27 13 4.5 0.84
*Uji Rank Spearman’s
Waluyo Jati Krasan yang
Hasil uji korelasi rank mengemukakan adanya hubungan
spearman’s antara asupan lemak antara asupan lemak dengan
dengan proses penyembuhan luka proses penyembuhan luka post
didapatkan nilai p = 0.84 yang caesarean section dengan nilai p =
berarti H0 diterima. Hasil penelitian 0.017. Proses penyembuhan luka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada operasi tidak hanya dipengaruhi
hubungan yang bermagna antara oleh faktor asupan nutrisi yang
asupan lemak dengan proses seseorang konsumsi. Faktor lain
penyembuhan luka pada pasien yang mempengaruhi penyembuhan
post caesarean section di Instalasi luka yaitu obat-obatan dan teknik
Rawat Jalan Rumah Sakit PKU bedah yang digunakan.
Muhammadiyah Surakarta. Penggunaan obat pada pasien post
Hasil penelitian ini tidak operasi bertujuan untuk
sejalan dengan hasil penelitian meminimalkan komplikasi yang
yang dilakukan oleh Widjianingsih ditimbulkan yaitu terjadinya infeksi
dan Worjadmadi (2013) yang dan rasa nyeri pada luka operasi.
dilakukan di Poli Kandungan RSUD Obat yang digunakan diantaranya

9
yaitu jenis antibiotik dan analgesik penyerta, nutrisi, dan usia.
seprti slisilat yang berfungsi Berdasarkan hasil wawancara yang
sebagai anti radang non steroid dilakukan peneliti, 40 responden
(Sulistyawati, 2009). dalam keadaan tidak mempunyai
Pasien post caesarean section penyakit penyerta dan mempunyai
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah aktivitas sedang setelah operasi.
Surakarta juga mendapatkan obat Secara teoritis, lemak
analgesik yaitu asam mefenamat. merupakan sumber zat gizi
Fungsi analgesik tersebut yaitu esensial dan simpanan energi
sebagai obat anti nyeri pada luka. paling utama dalam tubuh. Asam
Nyeri adalah perasaan sesnsoris lemak tak jenuh ganda
dan emosional yang tidak enak mengandung asam esensial yang
dan berkaitan dengan penting untuk kesehatan namun
ancaman kerusakan jaringan. harus disuplai dari diet yaitu asam
Asam mefenamat merupakan obat linolenat dan linoleat. Lemak tak
yang bekerja sebagai anti inflmasi jenuh ganda memiliki peran penting
dan penghambat enzim produsen dalam peran sistem kekebalan
prostaglandin, yaitu penyembab tubuh. Asam lemak dalam
terjadinya nyeri (Tjay dan Rahardja, membran sel turut menjaga dalam
2002). stabilitas kareana peranya dalam
Responden dengan asupan mengatur metabolisme. Asam
lemak normal maupun tidak normal lemak bebas dan lemak pada
memiliki proses penyembuhan permukaan kulit mempunyai peran
baik. Menurut Sabiston (2004) dala kemampuan kulit yang anti air
proses penyembuhan luka operasi dan sebagai bakterisida atau
bergantung dengan keadaan sehingga dapat mencegah
kesehatan dan aktivitas pasien. masuknya kuman dari luar tubuh
Teori tersebut juga didukung oleh melalui kulit, sehingga lemak lebih
teori yang dikemukakan oleh berperan sebagai anti inflamasi
Reksoprojo (2010) yang pada proses penyembuhan luka
menyatakan bahwa penyembuhan (Boyle, 2009).
luka dipengaruhi oleh penyakit

3. Hubungan Asupan Protein dengan Proses Penyembuhan Luka.

Tabel 7
Hasil Uji Hubungan Asupan Protein dengan Proses Penyembuhan Luka
Variabel n Minimal Maksimal Median SD p
Asupan Protein 40 70.3 162.1 101.9 17.4
Skor Observasi Luka 40 10 27 13 4.5 0.079
*Uji Rank Spearman’s

10
Hasil uji korelasi rank spearman’s penyembuhan luka operasi
antara asupan protein dengan caesare. Berdasarkan hasil
proses penyembuhan luka wawancara dan lembar observasi
mendapatkan nilai P = 0.079 penyembuhan luka, responden
yang berarti H0 di terima, maka mendapatkan perawatan seperti
tidak ada hubungan antara kedua pembersihan luka, penggantian
variabel. Hasil analisis uji perban dan pemberian obat
hubungan pada penelitian ini antobiotik dan anti nyeri pada
hampir sejalan dengan hasil saat pemeriksaan di poli obsgyn
penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit.
Suanidar (2013) tentang faktor- Secara teoritis, protein
faktor yang mempengaruhi berfungsi sebagai zat pembangun
penyembuhan luka pada ibu post bagi pertumbuhan dan
caesarean section di rumah sakit pemeliharaan jaringan tubuh,
Ibu dan Anak Pemerintah Aceh sebagai pengatur kelangsungan
yaitu tidak ada pengaruh antara proses di dalam tubuh, sebagai
kecukupan nutrisi dengan pemberi tenaga dalam keadaan
penyembuhan luka opersai post energi kurang tercukupi oleh
caesarean section. Perawatan kabohidrat dan lemak
luka opersai selama masa (Kartasapoetra, 2008).
pemulihan akan berdampak Penyembuhan luka memiliki
secara langsung pada beberapa tahapan yang
penyembuhan luka. berlangsung selama masa
Berdasarkan hasil pemulihan. Menurut Reksoprojo
wawancara yang dilakukan (2010), terdapat tiga fase dalam
peneliti, sebagian besar pasien penyembuhan luka yaitu fase
tidak mengetahui jika asupan inflamasi, proliferasi dan
protein pada pasien paska bedah maturasi. Protein merupakan
operasi harus lebih tinggi bahan baku untuk sintesis sel
dibandingkan dengan orang mensenkin yang akan
normal, sehingga berdampak menghasilkan fibroblast.
pada tingkat asupan protein. Pengambilan data pada
Perhitungan kecukupan protein penelitian ini berada dalam fase
pada penelitian diberikan dalam proliferasi diamana zat gizi
kategori tinggi yaitu 1.5 gram per glutamin digunakan sebagai
berat badan. Responden dengan sumber energi oleh sel-sel
asupan cukup, kurang atau lebih inflamasi dalam proses tersebut
memiliki proses penyembuhan (Newsholme, 2001). Glutamin
yang baik, hal itu sebabkan merupakan sel fibroblast pada
karena proses penyembuhan luka fase proliferasi berperan dalam
caesarean section dipengaruhi menghasilkan mukopolisakarid
oleh beberapa faktor yaitu umur, serat kolagen yang terdiri dari
obat-obatan, status gizi, teknik asam amino glisin, prolin dan
pembedahan dan perawatan luka hidroksipolin. Fungsi
(Potter and Perry, 2006). Teori mukopolisakarid yaitu mengatur
tersebut dikuatkan dengan hasil desposisi serat-serat kolagen
penelitian yang dilakukan oleh yang mempertautkan tepi luka.
Saunidar (2013) yang Luka yang telah menyatu akan
menyatakan adanya pengaruh mengalami fase selanjutnya yaitu
antara pengobatan terhadap fase resorbsi atau remodelling.
Simpulan . 2005. Buku Penuntun Diet.
1. Sebanyak 67.5 % pasien post Jakarta : Gramedia Pustaka
caesarean section meiliki Utama
pengetahuan baik, 30 %
berpengetahuan cukup dan 2.5 Abrani, H S., Al ummah, B.,
% berpengetahuan kurang. Sumarsih, T. 2011. Faktor-
2. Sebanyak 27.5 % pasien post faktor yang mempengaruhi
caesarean section memiliki Penyembuhan Luka Opersai
asupan lemak kurang, 50 % Sectio caesarea. Jurnal
memiliki asupan lemak normal Ilmiah. STIKes
dan 22.5 % memiliki asupan Muhammadiyah Gombong.
lemak lebih.
3. 22 % pasein post caesarean Azwar, S. 2003. Metode
section memiliki asupan protein Penelitian. Yogyakarta:
kurang, 62.5 % normal dan 15 % Pustaka Pelajar
kurang. Bhat, S. 2008. SRB’s Surgery for
4. Poses penyembuha luka semua dental Students. Associate
post caesarean section di Professor department
instalasi rawat jalan rumah sakit opf Surgery. Mangalore
PKU Muhammadiyah Surakarta Karnatka : Jaypee Brothers
100 % baik. Medical Publisher Ltd.
5. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan lemak Bohiyatun. 2009. Buku Ajar
dengan proses penyembuhan Asuhan Kebidanan Nifas
luka pasien post caesarean Normal. EGC : Jakarta.
section di Instalasi Rawat Jalan
Rumah sakit PKU Boyle, M. 2009. Pemulihan Luka.
Muhammadiyah Surakarta. EGC: Jakarta
6. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan protein Connic, L. 2004. Malnutrition In
dengan proses penyembuhan the Institutionalized Elderly :
luka pasien post caesarean the Effects On Wound Healing
section di Instalasi rawat jalan : Canada.
rumah sakit PKU Muhammadiyah
Dewi, S. 2012. Efektivitas
Surakarta.
Pendidikan Kesehatan
7. Tidak ada hubungan yang
Tentang Nitrisi dan Perawatan
signifikan antara pengetahuan
Luka Dengan Video Terhadap
tentang gizi pasien dengan
Penyembuhan Luka sesar.
proses penyembuhan luka pasien
Tesis. Program Pasca Sarjana
post caesarean section di
Ilmu keperawatan Universitas
Instalasi Rawat Jalan Rumah
Indonesia. Depok
Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta. Duffett,T S. 2002. Persalinan
dengan bedah Caesar. Arcan :
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Ethridge., RT, Leong M., Phillips,
Almtsier, S. 2009. Prinsip Dasar LG. 2008. Wound healing
Ilmu gizi. Gramedia Pustaka phases. In : The Townsend
Utama : Jakarta Sabiston Textbook of
Surgery - The Biological Sampingnya. Elex Media
Basis of Modern Surgical Komputindo : Jakarta
Practice. Basil A. Pruitt
Jr. 18th ed. Elsevier Inc. 2008 : Hill, G.L. 2000. Buku Ajar Nutrisi
121-9. Bedah (Disorders of Nutrition
and Metabolismin Clinical
Grooper, S. Smith, J., Golf. 2005. Surgery : Understanding and
Advanced Nutrition and human Management) (Alih Bahasa).
Metabolism. Thomson Farmedia : Jakarta
Wadsworth : Belmot USA.
Karakata, S. 1996. Bedah Minor.
Hacker, N., Moore, G. 2001. Jakarta. Hipokartes.
Essentials of Obstetrics and
Gynecology. Hipokartes : Kartasapoetra. 2008. Ilmu Gizi
Jakarta. Korelasi Gizi, Kesehatan, dan
Produktivitas Kerja. Jakarta :
Hardinsyah, B., Retnaningsiih., Rineka Cipta.
Herawati, T. 2004. Analisis
kebutuhan Konsumsi Kementrian Kesehatan RI . 2013.
Pangan, Pusat studi kebijakan Riset Kesehatan Dasar 2013.
pangan dan Gizi, Badan Penelitian dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pemberdayaan Masyarakat. Kementrian kesehatan
IPB Republik Indonesia : Jakarta

Harjito, K.,Wijayanti, RE., . 2007. Profil Kesehatan


Asmiatin, T. 2010. Hubungan Indonesia. Badan Penelitian
Pengetahuan Ibu Post dan Pengembangan
Operasi Caesarea Tentang Kesehatan. Kementrian
Gizi dengan Asupan kesehatan Republik Indonesia
Protein. Jurnal Penelitian : Jakarta
Kesehatan. Suara Forikes
Madanijah,S. 2004. Pendidikan
Harris, CL., Fraser C. 2004. Gizi.Dalam Baliwati, YF.,
Malnutrition in the Khomsan, A., Dwiriani CM.
institutionalized elderly: the Pengantar Pangan Dan Gizi
effectson wound healing. .Jakarta :115-118
Ostomy Wound Manage
2004;50:54-63. Muchtadi, D.2009. Penagntar
Ilmu Gizi. Bandung : Alfabeta
Ian, D. 2012. Sinopsis Biokimia.
(ahli bahasa) Rudiharso. Bina Murti, B. 2006. Desain Ukuran
Rupa Aksara : Tangerang. Sample Untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif
Helmi, Z N. 2012. Buku Ajar di Bidang Kesehatan. Gajah
Gangguan Moskuloskeletal. Mada University Press :
Salemba Medika : Jakarta. Jogjakarta

Tjay, H., Raharja, K. 2002. Obat- Nealson, Thomas.Willian. 1996.


obat Penting Khasiat, Keterampilan Pokok Ilmu
Penggunaan, dan Efek Bedah. EGC : Jakarta.
Newsholme P. 2001. Why is L- Pusat Penelitian dan
glutamine metabolism Pengembangan : Surakarta
important to cells of the
immune system in health, Reeder,S. J., Martin, L. L., dan
postinjury, surgery or Griffin, D. K. 2011.
infection? J Nutr 2001 ; Keperawatan
131 : 2515S-2522S. Maternitas:Kesehtan
Wanita, Bayi dan Keluarga.
Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Ed.18. Vol.2, Penerjemah:
Kesehatan Masyarakat. Yanti Afiyanti, dkk. EGC :
Rineka Cipta :Jakarta Jakarta.

. 2010. Pendidikan Dan Reksoprodjo, Dkk. 2010.


Perilaku Kesehatan. Jakarta : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.
Rineka Cipta. Binarupa Aksara :
Tangerang.
. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Sabiston, D.C., Jr, M.D. 2004.
Cipta. Sabiston Buku Ajar
Bedah.Jakarta : EGC
Nugroho, S H. 2012. Hubungan
asupan Nutrisi Dengan Lama Suanidar, Putri. 2013. Faktor-
penyembuhan Luka Post faktor yang Mempengaruhi
Hernia Inguinalis di Rumah Penyembuhan Luka Pada
Sakit Bedah Mitra Sehat Ibu Post Caesarean section di
Lamongan. Daikses pada 07 Rumah sakit Ibu dan Anak
Juli 2015. http:// Pemerintah Aceh. diakses
stikesmuhla.ac.id/v2/wp- pada 06 September 2015.
content/uploads/jurnalsurya/no http://Simtakp.uui.ac.id/docjurnal/
XIII/11.pdf PUTRI_Sunandar-jurnal.pdf//
Suharjo. 2005. Perencanaan
Nursalam., Pariani S. 2001. Pangan dan Gizi. Jakarta :
Pendekatan Praktis Metodologi Bumi Aksara
Riset Keperawatan.
Sagung Seto : Jakarta. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi
untuk Kesehatan Ibu dan
Patricia, A., brinzeu, A., Petricia R Anak. Graha Ilmu : Jogjakarta.
& Ionac, M (2009) Accuracy of
Surgical Wound Infection Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
definitions-the first step Keperawatan. EGC : Jakarta.
towards surveillance of
Surgical Site Infection. TML 59 Supariasa, I. 2012. Penilaian
(3-4).p. 362-365. Status Gizi. EGC : Jakarta.

Potter, A. G dan Perry, P. A. Syaifuddin.2009. Fisiologi Tubuh


2006. Buku Ajar Fundamental Manusia Untuk keperawatan.
Keperawatan Konsep, Salemba Medika : Jakarta
Proses dan Praktik. Volume 1
Widjaningsih, E., Wirjatman,
edisi 4. EGC : Jakarta.
Bambang. 2013. Hubungan
RS PKU Muhammadiyah. 2014. Tingkat konsumsi Gizi Dengan
Profil Rumah Sakit 2014. Proses Penyebuhan Luka
Pasca Operasi Caesarean
section. Progrm Studi
Kesehatan masyarakat.
Universitas Airlangga :
Surabaya.

Woodward, M. 2009. Nutrirtion In


Wound Healing. Nestle
Nutrition : Victoria.

Wiknjosastro, P. 2005. Ilmu


Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka : Jogjakarta.

Yayuk, F B., Khomsan, A .2004.


Pengantar pangan dan Gizi.
Penebar Swadaya : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai