Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak merupakan nutrisi yang penting kepada tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai
sumber tenaga tubuh. Nomenklatur lainnya penting kepada bayi dan kanak-kanak di mana
lemak memberi bekal dalam bentuk kalori untuk menghasilkan tenaga serta berfungsi di
dalam keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmotik, keseimbangan asid-bes serta aktivitas
elektrofisiologi otot dan sistem saraf.
Untuk mendukung metabolisme kehidupan mahluk hidup di bumi, maka banyak hal yang
penting untuk diperoleh guna mempertahankan kehidupan dan berkembang biak sebanyak
mungkin salah satu ciri mahluk hidup. Salah satunya adalah zat – zat atau molekul yang
berperan langsung terhadap proses metabolisme. Banyak zat – zat yang bisa diperoleh baik
dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh manusia.
Lemak pula digunakan sebagai atribut rasa dan tekstur makanan. Penggunaan secara
banyak di dalam industri makanan telah menimbulkan kebimbangan kepada pengguna
terhadap kandungan nutrisi di dalam makanan terproses ini. Pengguna kini lebih
mementingkan produk makanan yang berkhasiat, rendah kandungan lemak, gula dan garam,
tinggi kandungan karbohidrat kompleks, serta fiber.
Oleh karena itu untuk menggambarkan kegunaan dan fungsi lemak pada kehidupan
dibutuhkan pengkajian yang ilmiah dan relevan.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah pengertian dari lipid?

1.2.2. Apa sajakah penggolongan lipid?

1.2.3. Apa sajakah yang termasuk turunan lipid?

1.2.4. Bagaimanakah struktur dasar terpena?

1.2.5. Apa sajakah sifat-sifat lipid?

1.2.6. Apa sajakah fungsi dari lipid?

1.2.7. Apa sajakah jenis-jenis lipid?

1.2.8. Apa sajakah yang termasuk kategori lipid?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari lipid.

1.3.2 Untuk mengetahui penggolongan lipid.

1.3.3 Untuk mengetahui turunan lipid.

1.3.4 Untuk mengetahui struktur dasar terpena.

1.3.5 Untuk mengetahui sifat-sifat lipid.

1.3.6 Untuk mengetahui fungsi dari lipid.

1.3.7 Untuk mengetahui jenis-jenis lipid.

1.3.8 Untuk mengetahui kategori lipid.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lipid

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau
dietil eter.

Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi
dengan pelarut non polar seperti kloroform,eter, benzena. Senyawa-senyawa lipid tidak
mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi. Lipid
berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi kelompok utama yaitu:Lipid yang dapat
disaponifikasi (saponifikasi lipids), lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi
lipids).

2.2 Penggolongan Lipid

1. Lipid Sederhana
a. Trigliserida
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah
gliserida, yaitu ester dari gliserol dan tiga asam lemak.
b. Lilin
Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol bukan
gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat dan alkoholnya
mempunyai atom C sebanyak 26-34. contohnya adalah mirisil palmitat. Pada
umunya malam merupakan ester asam lemah dengan alkohol allifatik bermolekul
besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35.Jika
melihat definisi ini maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah
merupakan suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai
panjang.
2. Lipid Kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Jika melihat
definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi:

a. Fosfolid

3
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Kelompok terbesar
dari fosfolipid adalah turunan gliserol yang gugus hidroksil ujungnya diesterkan
dengan asam fosfat dan gugus hidroksil sisanya digabungkan dengan asam lemak.
Senyawa ini dikenal sebagai fosfogliseraldehida.
b. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya
pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah glikolipid
biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak
mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan
sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida
c. Lipoprotein
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju
tempat penggunaannya. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara lain:
1) Kilomikron
2) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
3) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
4) LDL (Low Density Lipoprotein)
5) HDL (High Density Lipoprotein)
Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:

1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein


yang masuk ke dalam darah
2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
2.3 Turunan Lipid (Derivat Lipid)

Derivat lipid adalah seemua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisis lipid sederhana
dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak. Sehingga derivat lipid
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Asam Lemak
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C
lebih dari 6). Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum
dari asam lemak adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

4
Jumlah Nama Rumus
atom umum/molekul
karbon Trivial sistematik

2 Asam asetat Asam binoat CH3(CH2)COOH

4 Asam butirat Asam tetranoat CH3(CH2)2COOH

6 Asam kaproat Asam hekdanoat CH3(CH2)4COOH

8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH3(CH2)6COOH

10 Asam kaprat Asam dekanoat CH3(CH2)8COOH

12 Asam laurat Asam dodekanoat CH3(CH2)10COOH

14 Asam miristat Asam tetradekanoat CH3(CH2)12COOH

16 Asam palmitat Asam heksadekanoat CH3(CH2)14COOH

18 Asam stearat Asam oktadekanoat CH3(CH2)16COOH

20 Asam arakidat Asam eiokosnoat CH3(CH2)18COOH

b. Terpen
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan
dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Senyawa dasar terpen merupakan
satuan C5 disebut isoprena. Pada awalnya terpen merupakan suatu golongan senyawa yang
hanya terdiri dari atom C dan dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C5H8 (unit
isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen
lazim disebut isoprenoid. Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung
gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dimana baik terpen maupun
terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid). Contoh : Limoena dalam
buah jeruk, Geraniol dalam mawar. Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang
banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya.

5
Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid,
merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan,
terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena
merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai
contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan
retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).

2.4 Struktur Dasar Terpena

Terpene berasal dari unit isoprena, yang memiliki rumus molekul C5H8. Rumus
molekul dasar senyawa terpen merupakan kelipatan dari itu, (C5H8) n di mana n adalah
jumlah unit isoprena terkait. Ini adalah aturan isoprena atau aturan C5. Isoprena unit dapat
dihubungkan bersama-sama "kepala ke ekor" untuk membentuk rantai linier atau mereka
dapat diatur untuk membentuk cincin. Satu dapat mempertimbangkan unit isoprena sebagai
salah satu blok bangunan umum alam.

ISOPRENE

Isoprena sendiri tidak menjalani proses pembangunan, melainkan diaktifkan bentuk,


isopentenyl pirofosfat (IPP atau difosfat juga isopentenyl) dan pirofosfat dimethylallyl
(DMAPP atau juga dimethylallyl difosfat), adalah komponen pada jalur biosintetik. IPP
dibentuk dari asetil-KoA melalui intermediacy asam mevalonic di jalur HMG-KoA
reduktase. Sebuah alternatif, sama sekali tidak terkait jalur biosintesis IPP dikenal di
beberapa kelompok bakteri dan plastida tanaman, apa yang disebut MEP (2-Methyl-D-
erythritol-4-fosfat)-jalur, yang dimulai dari C5-gula. Dalam kedua jalur, IPP adalah
isomerized untuk DMAPP oleh enzim pirofosfat isomerase isopentenyl.

6
Sebagai unit isoprena rantai yang dibangun, yang terpenes dihasilkan secara berurutan
diklasifikasikan berdasarkan ukuran sebagai hemiterpenes, monoterpen, seskuiterpen,
diterpenes, sesterterpenes, triterpenes, dan tetraterpenes.

Terpenes tersebar luas di alam, terutama di pabrik-pabrik sebagai konstituen dari minyak
atsiri. Banyak terpenes hidrokarbon, namun oksigen yang mengandung senyawa, seperti
alkohol, aldehida atau keton (terpenoid) juga ditemukan. blok bangunan mereka adalah
isoprena hidrokarbon, CH2 = C (CH3)-CH = CH2 (aturan isoprena, Wallach 1887). Oleh
karena itu hidrokarbon Terpena memiliki rumus molekul (C5H8) n, mereka diklasifikasikan
menurut jumlah unit isoprena:

Jumlah unit isoprena

1. monoterpen 2
2. seskuiterpen 3
3. diterpenes 4
4. triterpenes 6
5. tetraterpenes 8

MONOTERPENES

7
Acyclic  ocimene
 myrcene

Ocimene myrcene

Monocyclic  dipentene
 iso-limonene
 limonene ( d and l )
 a-phellandrene
 b-phelandrene (d and l )
 sylvestrene
 a-terpinene iso-limonene limonene a-phelandrene

 b-terpinene
 g-terpinene
 terpinolene

b-phelandrene sylvestrene a-terpinene

b-terpinene g-terpinene terpinolene

8
Bicyclic  camphene ( d and l )
 D3-carene ( d and l )
 a-pinene ( d, l and dl )
 b-pinene ( d and l )
 sabinene ( d and dl )
camphene D3-carene a-pinene

b-pinene sabinene

SESQUITERPENES

Acyclic a-farnesene

a-farnesene

bicyclic b-cadinene

b-caryophyllene

a-selinene

b-cadinene b-caryophyllene

9
a-selinene

Monocyclic a-bisabolene

b-bisabolene

g-bisabolene

zingiberene

a-bisabolene b-bisabolene

g-bisabolene zingiberene

DITERPENES

Camphorene

camphorene

10
c. Steroid
Suatu steroid adalah senyawa yang mengandung system cincin berikut yaitu tiga cincin 6
dan 1 cincin 5. Steroid yang banyak terdapat dalam kehidupan adalah sterol, suatu alkohol
yang berintikan perhidroksisiklopentano fenantren. Contohnya adalah kolesterol yang banyak
terdapat dalam otak, system saraf, membrane dan lain-lain. Dalam tanaman terdapat
fitosterol, misalnya stigmasterol dan sitostrol. Mikosterol adalah sterol yang terdapat dalam
jamur dan ragimisalnya elgosterol yang merupakan bahan baku vitamin D.

2.5 Sifat-Sifat Lipid

1. Sifat Fisik
a. Titik Cair
Titik cair lemak atau minyak sangat bergntung pada asam-asam lemak
penyusunnya. Oleh karena itu titik cair minyak/lemak dapaty diperkirkan dari
titik cair asam lemak penyusunnya. Titik cair asam lemak berkorelasi dengan
struktur, berat molekul dan panjang rantai asam lemak. Korelasi tersebut dapat
diringkas sebagai berikut :
b. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik cairnya
c. Titik cair asam lemak berantai ganjil lebih rendah dari pada asam lemak berantai
genap dengan satu karbon diatasnya.
d. Titik cair menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap.
e. Semakin jauh letak ikatan rangkap dari gugus karboksil semakin rendah titik
cairnya
f. Asam lemak bentuk trans lebih tinggi titik cairnya debandingkan dengan asam
lemak bentuk cis.
g. Penambahan rantai metil dalam molekul asam lemak menurunkan titik cairnya.
(Mappiratu, 25)

11
h. Panas Jenis
Panas jenis suatu lemak/minyak meningkat dengan meningkatnya derajat
ketidakjenuhan asam lemak.
i. Densitas
j. Titer
Titer merupakan ukuran kekeran lemak dan digunakan untuk membedakan lemak
yang tidak dapat dikonsomsi (grease) dengan lemak hewan (tallow). Lemak
hewan yang diketahui sumbernya dan mempunyai nilai titer lebih besar atau sama
dengan 40 disebut “tallow” sedangkan lemak yang titernya lebih kecil dari 40
disebut “grease”.
k. Cold Test
Cold test adalah waktu yang dibutuhkan lemak aatu minyak untuk membentuk
kristalisasi. Sehingga hal ini dilakukan untuk menguji ketahanan minyak.
l. Titik Lunak
Titik lunak dari suatu lemak atau minyak merupakan kebalikan dari sifat titer.
m. Slipping Point
Slipping point digunakan untuk mengenali minyak alam serta pengaruh adanya
komponen lain dalam lemak atau minyak.
n. Titik Asap, Titik Nyala dan Titik Api
Titik asap, titik nyala dan titik api merupakan parameter untuk menguji minyak
atau lemak yang digunakan menggoreng. Makin tinggi nailai titik asap, titik nyala
dan titik api minyak/lemak makin baik kualitasnya. Titik asap adalah suhu
terendah saat produk terdekomposisi minyak/lemak berupa asap mulai terlihat.
Titik nyala adalah suhu saat campuran uap
o. Warna, Rasa, Bau
Warna minyak atau lemak disebabkan oleh adanya zat yang terkontaminasi yang
merupakan zat alam berupa karotenoid. Sehingga kelarutan, larut dalam pelarut
non-polar. Bau dan cita rasa pada minyak terdapat secara alami atau disebabkan
oleh terbentuknya asam-asam berantai pendek hasil penguraian minyak/lemak.
Timbulnya bau tengik disebakan oleh adanya senyawa-senyawa yang dihasilkan
dari kerusakan oksidasi minyak, sedangkan bau amis pada bahan pangan
berlemak disebabakan oleh adanya interaksi antara trimetil amin oksida dengan
asam lemak tidak jenuh pada posisi ikatan rangkapnya. Dapat dikatakan bahwa

12
sifat-sifat fisik dari lemak ini semuanya dipengaruhi oleh struktur kimia dari
lemak itu sendiri.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia minyak/lemak merupakan sifat yang dimilki oleh komponen kimia
minyak/lemak untuk berubah secara kimia, seperti bereaksi dengan zat lain,terdegradasi dan
teroksidasi dengan panas, serta pembaentukan radikal oleh energi matahari. (Mappiratu, 37)

a. Esterifikasi
Esterifikasi adalah suatu reaksi ioni, yang mana gabungan dari reaksi adisi dan
reaksi penataan ulang eliminasi.

b. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebasdan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak.
Hal ini disebabkan adanya sejumlah air dalam lemak atau minyak tersebut. Proses
ini berjalan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu.

c. Penyabunan
Sabun adalah merupakan logam alkali (biasanya gram natrium) dari asam-
asamlemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18 namun dapat juga
mengandung bebrapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.

d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak atau minyak. Pada asam lemak jenuh proses hidrogenasi ini berpean dalam
memutus ikatan rangkap.

e. Oksidasi
Oksidasi dapat brlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
pada lemak atau minyak.

Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya
akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang
tidak enak atau tengik.

13
2.6 Fungsi Lipid

Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:

1. Sebagai penyusun struktur membran sel. Dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan mengatur aliran material.
2. Sebagai cadangan energi. Lipid disimpan sebagai jaringan adipose
3. Sebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis.
2.7 Jenis-Jenis Lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

2.8 Kategori Lipid


1. Asam lemak
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan
bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan
gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis
asam lemak Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam
karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung
yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan
salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok bangunan
dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai
24 panjang karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus
fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat
sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang
secara signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis
menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila
terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan
peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.
Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun
bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.

14
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya
diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin,
leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester
lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti
ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak
tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina,
seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida.
Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang.
Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar
mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat
molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai
alkanalah yang mendominasi sifat molekul. Asam lemak terbagi menjadi:
1. Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tak jenuh
3. Garam dari asam lemak
4. Prostaglandin

15
5. Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling
terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai
trigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing
teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai
cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam jaringan
hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari
jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan
keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan
glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang
dijumpai di dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus
fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki
tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester
sekaligus. Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam
lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas asam lemak
yang sama.

16
3. Fosfolipid

Fosfatidiletanolamina

(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides,


glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian.
Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol
yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan
satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan
merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal
komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak
gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah
fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE
atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer
membran sel dan tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa
gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat
adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran.
Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang,
meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen).
Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.

17
Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3
dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus
archaea.
Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang
bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol
amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama
pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
1. Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina
2. Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.

4. Sfingolipid

Sfingomielin

18
Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur
struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari
asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi
seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah
singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid
ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari
jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel,
khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi
dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina),
sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi
memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N-asil-
sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada
amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16
atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu
residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.

5. Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang
penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan
dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi
seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga
estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron.
Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid,

19
terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari
struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya,
yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam
hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol,
stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi
pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.
6. Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil
pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA).
Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang
terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang
mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid
sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A.
Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon
yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal dari
isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota
mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya yang
melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid
terminalnya telah direduksi.
7. Sakarolipid

Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna biru, residu Kdo


berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau.

20
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat
langsung dengan molekul glukosa dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran
dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak,
seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid.

Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen
lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah
disakarida dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak.
Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A,
yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua residu
asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid akan menghasilkan
amino gula.

8. Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari
asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi
fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah
poliketida sintase, melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri,
fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman
struktural yang tinggi. Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali
dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses
lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida
bahkan bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno-
supresif.
Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan poliketida atau
turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon.
9. Garam lemak
Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di
alam bebas. Sabun terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan
natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut.
Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan:
asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak
Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai
karbonny. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut.

21
Seng stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12
karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam lemak
dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena dapat
menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang sedap.
10. Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang
mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12
hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel
batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak. Karnuba
ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai
maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang
disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan
merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk telinga
dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah

1. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa

yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi

sukar larut atau tidak larut dalam air.

2. Jenis dan sumber Lipid Yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan

asam lemak tak jenuh poli.

3. Fungi utama lipid yaitu sebagai penghasil energi, pembangun/pembentuk susunan

tubuh, pelindung kehilangan panas tubuh, penghasil asam lemak essensial dan sebagai

pelarut vitamin A,D,E, dan K. Sedangkan, untuk sifat-sifat fisika Lipid yaitu tidak

berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa, berat jenis lebih besar dari air, tidak mudah

larut dalam air, untuk ekstraksi minyak eteris pada pembuatan parfum. Sedangkan sifat

kimianya adalah dapat terjadi rancidity (tengik); dihidrolisa oleh pemanasan tinggi;

hidrogensi minyak; transesterifikasi.

3.2 Saran

Setelah mengetahui materi lipid kita dapat menerapkan dalam kehidupan kita, terutama
dalam fungsi dan peranannya. Dalam penyusunan makalah ini Penulis mengharapkan
masukan dan kritikan dari semua pihak agar menjadi lebih baik lagi, karena dalam
penyusunan makalah ini kami, mungkin banyak kata atau penulisan kata yang salah.

23

Anda mungkin juga menyukai