Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

BIOKIMIA II
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH
NAMA : SULUSULLAIL HIDAYATI SIHA
NIM : E1M016069
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2018

0
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
A. Abastrak
Tujuan dari praktikum identifikasi karbohidrat yang dilakukan ini adalah
untuk mengidentifikasi jenis sakarida yang terkandung dalam suatu bahan.
Identifikasi karbohidrat yang dilakukan yaitu jenis karbohidrat yang terdapat
pada susu, pisang, apel, melon dan jeruk. Identifikasi tersebut dilakukan dengan
tiga kali uji yaitu uji iodin, benedict, dan selliwanoff. Uji positif pada uji iodin
yaitu terbentuknya larutan warna biru atau merah kecoklatan, pada uji benedict
uji positifnya yaitu terbentuknya endapan warna merah bata, pada uji selliwanoff
uji positifnya yaitu terbentuk larutan berwarna merah cheryy. Uji benedict dan
uji selliwanoff memerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksinya sedangkan
uji iodin tidak memerlukan pemanasan. Sampel yang diuji pada uji iodin negatif
semuanya, pada uji benedict yang negatif hanya susu dan jeruk, dan pada uji
selliwanoff positif terhadap sampel jeruk sedangkan susu negatif . Pada prktikum
ini semua uji dilakukan secara berurutan dari uji iodin, kemudian uji benedict dan
terakhir uji selliwanoff.
Kata kunci: karbohidrat, iodin, benedict, selliwanoff.
B. Pendahuluan
Praktikum biokimia II ini dilakukan untuk mencapai kelulusan dalam
mengambil mata kuliah biokimia II. Tujuan dari praktikum identifikasi
karbohidrat yang dilakukan ini adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida yang
terkandung dalam suatu bahan.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk di negara yang sedang berkembang. Dalam
tubuh, karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, mencegah
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan
untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Selain itu, karbohidrat dapat
juga digunakan untuk bahan pengisi tablet dan kapsul, bahan pemanis, bahan
perasa, bahan pengawet, dan sumber serat (Poedjiadi, 2013:129).

1
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik
(CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis,
disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun
jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan
oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Serta pada jaringan hewan,
karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu, sebagai
sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi atau
sembelit, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang lainnya yang terdapat
pada karbohidrat (Winarno, 2008:213).
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar
larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu :
1. Monosakarida ; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya
atom C pada molekulnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung
berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan gula sederhana
yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh: glukosa, galaktosa,
fruktosa, manosa, dan ribosa.
2. Oligosakarida ; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh
molekul monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya
dikenal dengan disakarida, contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida ; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh
monosakarida yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari
6 molekul monosakarida, contoh : glikogen dan amilum (pati) merupakan
polimer glukosa. Berfungsi untuk menyimpan karbohidrat (Ngili, 2013:201).

2
Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara kualitatif
maupun kuantitatif. Uji kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada
pembentukan warna dapat dilakukan dengan cara :
a. Uji selliwanof
Uji ini positif terhadap ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi negatif terhadap
aldosa. Pereaksi dibuat dengan mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat
kemudian diencerkan dengan aquades. Uji dilakukan dengan menambahkan
larutan sampel ke dalam pereaksi lalu dipanaskan dalam air mendidih.
Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa.
b. Uji benedict
Uji ini positif untuk gula pereduksi / gula inversi seperti glukosa dan
fruktosa. Caranya gula reduksi ditambahkan dengan campuran CuSO4
(tembaga sulfat), natrium sitrat (NaSO3) dan natrium karbonat (NaCO3) lalu
dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida (Cu2O) yang
berwarna merah coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa / alkalis karena
gula akan mereduksi dalam suasana basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai
pengkelat Cu dengan membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat
berfungsi untuk menciptakan suasana basa. Berikut ini bentuk rekasi yang
terjadi pada uji benedict :
O O
ll ll
R – C – H + Cu2+ + 2 OH– R – C – OH + Cu2O + H2O

c. Uji iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau payi yang dengan iodium
menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,
sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis akan membentuk
warna merah (Lehninger, 2015:118 ).

3
Analisis kuantitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu dengan cara kimiawi,
cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara kromatografi. Penentuan
karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan
perlakuan pendahuluan yaitu dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh
monosakarida. Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan
mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isilasi
karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan atas
perbedaan distribusi rationya pada fase diam dan fase gerak. Untuk
mengidentifikasi adanya polisakarida dapat digunakan kromatografi lapis tipis
dengan cara menghidrolisis terlebih dahulu dengan asam. Hal ini dikarenakan
polisakarida perlu diderivatisasi agar dapat terlihat pada lempeng kromatografi
dan sulit larut dalam metanol. Karbohidrat terikat kuat pada fase diam sehingga
fase gerak yang digunakan harus sangat polar. Fase gerak yang sering digunakan
adalah butanol:piridin:air (Kusbandari, 2015: 36).
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat praktikum
a. Blender
b. Botol semprot
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Hot plate
f. Labu ukur
g. Pipet tetes
h. Pisau
i. Rak tabung reaksi
j. Stopwatch
k. Tabung reaksi
l. Water bath
2. Bahan-bahan praktikum

4
a. Apel
b. Aquades
c. Es batu
d. Jeruk
e. Kain kasa
f. Kertas label
g. Larutan etanol dingin
h. Larutan HCl 1 M
i. Melon
j. Pisang
k. Plastik bening
l. Reagen benedict
m. Reagen selliwanoff
n. Susu bear brand
o. Tissue
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Dikupas untuk sampel pisang, apel, melon dan jeruk kemudian dihaluskan
dengan blender, kemudian disaring dengan kertas saring dan ditambahkan
etanol dingin secukupnya pada hasil saringnya kemudian disentrifugasi
(didiamkan) dan dihasilkan filtrat bening.
3. Ditambahka 2 mL HCl 1 M pada sampel susu hingga terbentuk filtrat dan
endapan, kemudian diambil filtratnya untuk dilakukan uji.
a. Uji Iod
1. Disiapkan 5 buah tabung reaksi.
2. Dimasukkan masing-masing 1 mL sampel (pisang, apel, melon, jeruk
dan susu) ke dalam tabung reaksi tersebut.
3. Ditambahkan 2-3 tetes larutan iod ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel tersebut.

5
4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
b. Uji Benedict
1. Dimasukan 1 mL larutan yang negatif terhadap uji iod yang
dilakukan sebelumnya ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2 mL reagent benedict dan dipanaskan.
3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
c. Uji Selliwanoff
1. Dimasukkan 1 mL larutan yang negatif terhadap uji benedict yang
dilakukan sebelumnya kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2 mL reagent selliwanoff dan dipanaskan selama 30
menit.
3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan


1 Sampel buah (pisang, apel,  Jus pisang berwarna putih
melon dan jeruk) saat dihaluskan  Jus apel berwarna putih
dan disaring  Jus melon berwarna orange
 Jus jeruk berwarna orange
2 Jus buah + etanol dingin  Filtrat pisang berwarna bening
 Filtrat apel berwarna coklat
 Filtrat melon berwarna orange
 Filtrat jeruk berwarna kuning
3 Susu + HCl 1M Terbentuk 2 fase dimana endapan
berwarna putih dan filtrat berwarna
bening

6
4 Filtrat sampel + larutan iod  Susu bereaksi negatif dengan
terbentuk warna merah bata
 Pisang bereaksi negatif dengan
terbentuk warna merah bata
 Apel bereaksi negatif dengan
terbentuk warna coklat tua
 Melon bereaksi negatif dengan
terbentuk warna coklat
 Jeruk bereaksi negatif dengan
terbentuk warna coklat muda
5 Sampel negatif + reagen  Susu semula warna biru tetap
benedict + pemanasan berwarna biru setelah
pemanasan (reaksi negatif)
 Pisang semula warna biru muda
menjadi hijau setelah
pemanasan (raksi positif)
 Apel semula warna hijau lumut
menjadi kuning setelah
pemanasan (raksi positif)
 Melon semula warna biru
menjadi hijau setelah
pemanasan (raksi positif)
 Jeruk semula warna hijau tetap
berwarna hijau setelah
pemanasan (reaksi negatif)
6 Sampel negatif + reagen  Susu semula bening tetap
selliwanoff + pemanasan bening setelah pemanasan
(reaksi negatif)

7
 Jeruk semula warna coklat
menjadi warna kuning setelah
pemanasan

2. Pembahasan
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus
empirik (CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara
hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk
sebagai oligosakarida (Winarno, 2008:213). Analisis kuantitatif karbohidrat
dalam suatu bahan yaitu dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau
biokimiawi dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk
polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu
dihidrolisa terlebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida (Kusbandari,
2015: 36). Fungsi karbohidrat yaitu, sebagai sumber energi, pemanis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar racun,
baik untuk yang terkena konstipasi atau sembelit, dan masih banyak lagi
manfaat-manfaat yang lainnya yang terdapat pada karbohidrat (Winarno,
2008:213). Tujuan dari praktikum identifikasi karbohidrat yang dilakukan ini
adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida yang terkandung dalam suatu
bahan.
Tahapan pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sampel
buah (pisang, apel, melon dan jeruk) dihaluskan dengan blender agar
berbentuk cairan dan mudah untuk diidentifikasi jika sudah dihaluskan
terlebih dahulu kemudian disaring yang bertujuan untuk mendapatkan ekstrak
dari buah yang digunakan tersebut dan ditambahkan etanol dingin agar lebih
mudah terebntuk antara filtrat dan endapan untuk lebih meyakinkan atau
mendapatkan ekstrak yang lebih bagus disentrifugasi (didiamkan) terlebih
dahulu sehingga akan terbentuk filtrat dan endapannya, karena yang

8
diggunakan hanya filtratnya saja. Sedangkan untuk sampel susu ditambahkan
HCl 1M untuk memudahkannya terebentuk filtrat dan endapan yang apabila
semakin banyak ditambahkan HCl akan semakin mudah terbentuk filtrat dan
endapan, karena yang digunakan hanya filtratnya saja. Pada uji iod filtrat yang
didapatkan dari semua sampel baik buah maupun susu ditambahkan dengan
larutan iod untuk memidentifikasi sampel yang mana akan positif terhadap
larutan iod yang ditambahkan. Tujuan dari dilakukannya uji iod yaitu untuk
membedakan anatra monosakarida, disakarida dan polisakarida. Uji positif
dari uji iod yaitu terbentuknya larutan kompleks berwarna biru tua
(kehitaman), karena terdapatnya unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya,
bentuk inilah yang dapat menyebabkan senyawa yang terkaandung
polisakarida membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk
kedalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua (kehitaman) pada
kompleks tersebut (Fessenden, 2018:251). Pada percobban yang dilakukan
semua sampel baik buah (pisang, apel, melon dan jeruk) dan susu semua
negatif terhadap iod karena setelah dilakukan penambahan warna yang
terebentuk yaitu warna merah bata sampai coklat. Setelah dilakukan
pengulangan ternyata yang positif adalah buah pisang dengan terebentuknya
larutan warna hiaju kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa dalam buah
pisang terkandung polisakarida dengan jenis amilum karena pisang
mengandung amilum. Sesuai dengan persamaan reaksi pada lampiran
persaman reaksi 1.1.
Langkah selanjutnya yaitu semua sampel yang negatif terhadap larutan
iod direaksikan ulang dengan reagen benedict. Tujuan dari uji benedict ini
yaitu untuk membuktikan adannya gula preduksi dalam sampel yang diuji.
Gugus preduksi adalah gugus aldehida atau keton bebas. Glukosa merupakan
sebuah gula preduksi karena glukosa memiliki gugus sldehida dalam atom
C1-nya sehingga glukosa dapat mereduksi larutan benedict. Sukrosa dan

9
amilum bukan merupakan gula preduksi karena tidak memiliki gugus
pereduksi. Sukrosa disusun oleh satu unit glukosa dan sat unit fruktosa. Jika
dihidrolisis maka sukrosa terpecah kedalam satu unit glukosa dan satu unit
fruktossa yang keduanya merupakan gula preduksi, jika hasil hidrolisis
sukrosa ditambahkan larutan benedict dan dipanaskan maka benedict akan
tereduksi. Larutan fehling mengandung Cu2+ yang jika direaksikan dengan
gula preduksi maka Cu2+ dalam larutan benedict akan tereduksi menjadi Cu+
dan gula preduksi akan teroksidasi. Uji positif dari uji benedict terebntuknya
endapan berwarna merah bata atau jingga tergantung dari konsentrasi gula
preduksi yang dikandungnya (Muchtadi, 2011:107). Pada praktikum yang
dilakukan sampel yang positif terhadap uji benedict yaitu apel dan melon
sedangkan susu dan jeruk negatif. Hal tersebut karena pada apel dan melon
mengalami perubahan warna setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan
dilakukan untuk mempercepat reaksi antara reagen benedict dengan sampel.
Pada apel yang tadinya berwarna hijau lumut setelah pemanasan berubah
menjadi warna kuning, sedangkan melon yang tadinya berwarna biru tosca
setelah pemanasan berubah menjadi warna hijau. Akan tetapi berdasakan
teorinya melon bereaksi negatif dengan benedict hal tersebuut karena melon
tidak mengandung gula preduksi. Sesuai dengan persamaan reaksi pada
lampiran 2.1 dan 2.2.
Langkah terakhir yaitu semua yang negatif dari uji benedict diuji lagi
pada uji selliwanoff. Tujuan dari uji selliwanoff yaitu untuk membuktikan
adanya gugus keton dalam sampel. Pada uji selliwanoff didasarkan pada
konversi frukosa menjadi asam levulianat dan hidroskimetil furfural oleh
asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan
resolsinol yang menghasilakan senyawa berwarna merah (Winarno,
2008:220). Berdasarkan praktikum yang dilakukan yang positif terhadap
selliwanoff yaitu jeruk karena jeruk setelah dilakukan pemanasan mengalami
perubahan warna dari warna coklat menjadi warna kuning. Sedangkan susu

10
tidak mengalami perubahan warna setelah pemanasan tetep bening. Namun
berdasarkan teori jeruk juga tidak positif terhadap selliwanoff hal tersebut
karena jeruk tidak memberikan warna merah setelah dilakukan pemanasan
sesuai dengan persamaan reaksi pada lampiran persamaan reaksi 3.2.
Pemansan tersebut dilakukan untuk mempercepat reaksi anatar sampel dengan
selliwanoff.
F. Simpulan
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, analisis data dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik
(CH2O)n
2. Karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida dan polisakarida.
3. Uji iod bertujuan untuk membedakan anatar monosakarida, disakarida dan
polisakarida.
4. Uji benedict bertujuan untuk mengidentiffikasi adanya gula preduksi.
5. Uji selliwanoff bertujuan untuk membuktikan adanya gugus keton.
6. Sampel yang positif terhadap uji iod yaitu pisang.
7. Sampel yang positif terhadap uji benedict yaitu apel.
8. Sampel yang positif terhadap uji selliwanoff yaitu jeruk (berdasarkan
praktikum)
9. Fungsi penambahan etanol dingin dan HCl pada praktikum yang dilakukan
yaitu untuk mempercepat terbentuknya filtrat dan endapan.
10. Fungsi dilakukannya pemanasan pada praktikum ini yaitu untuk
mempercepat reaksi sampel dengan reagen.
G. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 2018. Kimia Organik Edisi ketiga
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

11
Kusbandari, Aprilia. 2015. Jurnal Pharmaciana. “Analisis Kualitatif Kandungan
Sakarida dalam Tepung dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.)”
5(1): 35-42.
Lehninger, Albert L. 2015. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Muchtadi. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: CV. Alfabeta.
Ngili, Yohanis. 2013. Biokimia Dasar. Yogyakarta: Rekayasa Sains.
Poedjiadi, Anna. 2013. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

12
LAMPIRAN
1. Laporan Sementara

13
14
15
16
2. Hasil Pengamatan
a. Uji iod

17
b. Uji benedict

c. Uji selliwanoff

18
3. Persamaan reaksi

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai