Anda di halaman 1dari 11

Abstrak

Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh
manusia.Tubuh merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-
bagiannya.Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku.Otot
berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh.Ada yang untuk menggerakkan tulang
dan sendi ada yang untuk menggerakkan organ tubuh dan ada yang khusus untuk mompa
darah jantung.Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada tulang dan otot, kita
harus mengetahui bagaimana struktur tulang dan otot baik secara makro maupun mikro dan
bagaimana mekanisme kerjanya. Untuk mengetahui struktur tulang dan otot, kita perlu
membahas apa saja bagian-bagian yang terdapat pada tulang dan otot, fungsi dari bagian-
bagian itu sendiri serta pembentukan tulang itu sendiri. Untuk mekanisme cara kerjanya, kita
bisa membahas bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi yang terjadi pada otot.

Kata kunci : Sendi rahang, mandibula, dislokasi.

Abstract
Bone and muscle tissue is the most filling manusia.Tubuh body is the body tissue that
serves to support the body and the function to sustain bone bagiannya.Karena have kaku.Otot
structure serves to move the parts to move the bones tubuh.Ada and there is nothing to move
the joints of the body organs and special for blood mompa jantung.Untuk know the problems
that occur in the bones and muscles, we need to know how the structure of bone and muscle,
both macro and micro levels and how it works. To determine the structure of bones and
muscles, we need to discuss what are the parts contained in the bones and muscles, the
function of the parts itself, and the formation of the bone itself. For the mechanism of how it
works, we can discuss how the mechanism of contraction and relaxation that occurs in the
muscles.

Keyword : Jaw joints, mandible, dislocation.

1
Pendahuluan

Setiap tubuh manusia disusun oleh tulang-tulang dan otot-otot. Tulang merupakan
jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan membentuk sebagian besar
kerangka vertebrata yang lebih tinggi. Otot berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian
tubuh. Ada yang untuk menggerakkan tulang dan sendi, ada yang khusus untuk memompa
darah di jantung, dan ada pula yang digunakan untuk menggerakan area-area tertentu di
wajah. Tanpa tulang dan otot tubuh kita tidak bisa berdiri tegak.
Tulang dan otot mempunyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai
serat kolagen yang merupakan serabut sangat kuat sehingga berbagai macam gerakan yang
terjadi pada anggota tubuh kita, dihasilkan oleh kontraksi dan juga relaksasi otot dan tulang
yang bersangkutan. Sehingga apabila sesuatu tulang ataupun otot kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi maka gerakan-gerakan yang secara normal dilakukan dapat terganggu atau
bahkan dapat menyebabkan gerakan tersebut tidak muncul sama sekali. Jika otot kita terdapat
gangguan maka alat gerak kita dan fisiologi tubuh kita juga pasti akan terdapat gangguan.

Skenario
Seorang laki-laki usia 25 tahun diantar temannya ke dokter dengan keluhan tidak bisa
menutup mulutnya sejak 20 menit yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa sebelumnya
pasien bercanda dengan teman-temannya dan tertawa sambil membuka mulutnya dengan
lebar. Pada pemeriksaan didapatkan dislokasi pada sendi rahang.

Makroskopik

Struktur Tulang Wajah

Bagian kepala (os.cranium)

 (os.frontale)
 (os.parietale)
 (os.occipitale)
 (os.sphenoidale)
 (os.temporale)
 (os.ethmoidale)
Gambar 1. Os Cranium

Tulang tersusun sedemikian rupa sehingga pada posisi berdiri di mana garis berat
tubuh dari vertex (puncak kepala) akan diteruskan ke sendi panggul terus ke sendi panggul
2
terua ke kaki. Pada keadaan ini tubuh dapat berdiri tanpa dibantu otot. Rangka manusia dilihat
dari anterior dan dari posterior.1 Os. Frontalis terutama membentuk dahi (tulang dahi), os.
Parietalis membentuk puncak kepala (tulang ubun-ubun), sedangkan os. Temporal merupakan
tulang di sisi kepla, dan os. Occipitalis adalah tulang belakang kepala. Os zygomaticus
membentuk pipi (tulang pipi), os maxilla adalah utlang rahang atas, sedangkan os mandibula
(tulang rahang bawah).

 (os.maxilla)
 (os.mandibula)
 (os.zygomaticum)
 (os.pallatum)
 (os.nasale)
 (os.laximale)
 (os.hyoideum)
 (os.lacrimale)
 (os.orbitale)

Gambar 2. Os.splanchocranium
Os Mandibula

Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling besar
dan kuat. Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak.
Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat
ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya
sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang
ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental,
persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus
yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta
mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai,
1991).2 Bagian pada mandibula dibagi dua, yaitu korpus dan ramus.

Tabel 1. Struktur pada Korpus Mandibula.2

Permukaan Pinggir

Permukaan eksternus : kasar dan cembung. Pinggir atas (alveolaris) : merupakan lekuk
Pada bagian ini terdapat suatu linea oblikum dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk
yang meluas dari ujung bawah pinggir dari masing – masing belahan mandibula
anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring,
3
serta berakhir pada tuberkumum mentale di dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi
dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi
montale yang terletak di atas linea oblikum tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena
dan simpisis menti yang merupakan rigi di atropi tulang yang mengakibatkan
garis tengah yang tidak nyata di bagian atas berkurangnya lebar corpus mandibula.
pada tengah pada tempat persatuan dari kedua
belahan foetalis dari korpus mandibula.

Permukaan internus : agak cekung. Pada Pinggir bawah (basis) : pinggir ini tebal dan
permukaan ini terletak sebuah linea melengkung yang melanjutkan diri ke
milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah posterior dengan pinggir bawah ramus.
gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak
muka mencapai garis tengah, linea pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini
milohyodea ini menjadi origo dari muskulus basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa
milohyodeus. Linea milohyoidea membagi digastrika yang merupakan lekukan oval
fossa sublingualis dari fossa submandibularis. terletak pada masing-masing sisi dari garis
tengah. Merupakan origo dari venter anterior
muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh
basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan
tepat di atasnya (superfasialis) dilekatkan
platisma.

Tabel 2. Struktur pada Ramus Mandibula.2

Permukaan Pinggir

Permukaan eksternus (lateralis) Pinggir superior, merupakan insisura –


insisura tajam dan cekung mandibularis di
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian antara prosesus – prosesus koronoideus dan
posterior atas licin yang berhubungan dengan prosesus kondiloideus.
glandula parotis. Sisa dari permukaan
merupakan insersio dari muskulus masseter.

Permukaan internus (medialis) Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah


dengan garis oblik.
Pada permukaan ini terletak foramen
mandibulare yang merupakan awal dari
kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus
dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya.

Pinggir posterior, tebal dan alur – alur


merupakan permukaan medialis dari glandula
parotis.

Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan


pinggir inferior korpus dan bersama – sama
4
membentuk basis mandibula

Pergerakan dan Persendian di Wajah


Articulatio temporomandibularis / Temporomandibular joint (TMJ) / sendi rahang
menghubungkan rahang bawah (mandibula) ke tulang pada sisi kepala (tulang temporal),
kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis. Karena sendi-sendi ini bersifat fleksibel,
rahang dapat bergerak naik, turun, dan ke samping secara halus. Sendi ini juga
memungkinkan kita untuk bicara, mengunyah, dan menguap. Otot-otot menempel dan
mengelilingi sendi rahang, mempertahankan posisi dan pergerakannya.3

Gambar 3. Sendi rahang sisi kiri, M. temporalis dan M. masseter.4

Temporomandibular joint berbeda dengan sendi-sendi lain dalam tubuh manusia.


Kombinasi gerakan meluncur ke satu arah (hinge and sliding motions) membuat sendi ini
merupakan sendi yang paling rumit di dalam tubuh. Selain itu, jaringan yang membentuk TMJ
juga berbeda dengan sendi-sendi lain yang menahan bebean tubuh, seperi sendi lutut atau
pinggul. Karena pergerakannya yang kompleks dan unik, sendi rahang dan otot-otot yang
mengendalikannya dapat menyulitkan baik untuk pasien maupun dokter ketika bermasalah.3
Jenis pergerakan yang dapat dilakukan pada sendi rahang dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. Jenis gerakan dan otot yang bekerja pada sendi rahang.5

Gerakan Otot yang bekerja

Elevation (menutup mulut) Pterygoideus lateralis, Pterygoideus medialis,


dan masseter

Depression (membuka mulut) Pterygoideus lateralis


5
Protrusion (meggerakan rahang ke depan) Pterygoideus lateralis, Pterygoideus medialis,
dan masseter

Retrusion (menggerakan rahang ke belakang) Temporalis dan masseter

Lateral movements (mengunyah) Temporalis, pterygoideus, dan masseter

Pergerakan Tiga Dimensi

Ketika otot mulai berkontraksi dan menggerakkan mandibula ke arah kanan, kondilus
kiri terdorong ke luar dari posisi relasi sentralnya. Ketika kondilus kiri mengelilingi di
anterior dari aksis frontal kondilus kanan, ia berhadapan dengan lengkung posterior dari
eminensia artikularis yang menyebabkan pergerakan inferior dari kondilus di sekeliling aksis
sagital dengan resultan kemiringan pada aksis frontal. Sebagai tambahan kontak dengan gigi
anterior menimbulkan pergerakan inferior yang sedikit lebih besar di bagian anterior dari
mandibula dari bagian posterior, yang akan menghasilkan pergerakan membuka pada aksis
horizontal. Karena kondilus kiri bergerak ke anterior dan inferior, aksis horizontal juga
berpindah anterior dan inferior.

Contoh ini menggambarkan selama pergerakan lateral yang sederhana, gerak terjadi
pada setiap aksis, (sagital, horizontal, vertical) dan secara simultan setiat aksis mengubah
kemiringan untuk mengakomodasi pergerakan aksis lainnya. Semua ini terjadi dalam
envelope of motion dan dikontrol oleh sistem neuromuskulatur untuk mencegah perlukaan
pada struktur oral.6

Dislokasi TMJ atau dislokasi mandibula adalah pergeseran condylus dari lokasinya
yang normal di fossa mandibularis. Seseorang yang tidak dapat mengatupkan/menutup
kembali mulutnya setelah membuka mulutnya, dikarenakan terjadinya dislokasi pada sendi
rahangnya. Dislokasi TMJ sering disebabkan oleh menguap atau tertawa yang terlalu lebar,
atau terkena pukulan yang keras ketika rahang sedang terbuka.7

Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensisi dan mengandung protein
kontraktil. Struktur biologis protein ini membangkitkan tenaga yang di perlukan untuk
kontraksi sel yang menghasilkan gerakan di organ tertentu dan tubuh secara keseluruhan.
Kebanyakan sel otot berasal dari mesoderm, dan sel-sel ini terutama mengalami proses
diferensiasi melalui proses pemanjangan secara berangsur, sekaligus sintesis protein miofibril.
Ada tiga jenis jaringan otot pada manusia, dapat di bedakan melalui ciri morfologi dan
fungsional, dan setiap jenis setiap jenis jaringan otot memiliki struktur yang di sesuaikan
dengan fungsi fisiologisnya.8

6
Macam – Macam Jaringan Otot

Otot dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik/otot rangka, dan otot
jantung. Otot lurik disebut juga otot rangka, dimana di setiap serabut otot itu bergaris
melintang oleh adanya gambaran selang-seling antara warna tua dan muda. 3 Setiap serabut
terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi oleh membran halus yang disebut
sarkolema.9 Otot jenis ini hanya dapat berkontraksi apabila dipengaruhi rangsangan dari
syaraf. Yang kedua adalah otot polos. Otot polos tidak memiliki gambaran serat melintang dan
otot ini bekerja tanpa adanya rangsangan dari saraf atau bekerja diluar kesadaran. Otot jenis
ini banyak ditemukan disekitar pembuluh darah, saluran pencernaan, genital, dan lain-lain.
Yang terakhir yaitu otot jantung. Otot ini memiliki serat melintang seperti pada otot rangka
tetapi pada otot ini serabutnya bercabang dengan serat lainnya. otot ini juga bekerja tanpa
adanya rangsang dari saraf. Otot jantung ini memiliki kemampuan khusus yaitu melakukan
kontraksi secara ritmis.9 Ketiga jenis otot ini memiliki perbedaan baik dari bentuk hingga
fungsi bisa dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Perbedaan Otot Lurik, Otot Polos, dan Otot Jantung

Mekanisme Kerja Otot10

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi.Otot memendek


jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi.Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

7
11
Mekanisme Umum Kontraksi Otot

a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya
pada serabut otot.
b. Di setiap ujung,saraf menyekresi substansi neurotransmitter,yaitu asetilkolin,dalam
jumlah sedikit.
c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka
banyak kanal “bergerbang asetilkolin”melalui molekul-molekul protein yang terapung
pada membran.
d. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot.Peristiwa ini akan
menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot,dan banyak aliran listrik
potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot.Di sini,potensial aksi menyebabkan
reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium,yang telah tersimpan
di dalam reticulum ini.
g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin,yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain,dan menghasilkan proses
kontraksi.
h. Setelah kurang dari satu detik,ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum
sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++ ,dan ion-ion ini tetap disimpan dalam
reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi;pengeluaran ion kalsium
dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

8
Gambar 4. Mekanisme kontraksi

Mekanisme Relaksasi12

Setelah terjadinya kontraksi pastilah otot akan mengalami relaksasi. Adapun syarat
yang menentukan bahwa otot akan berelaksasi jika :

1. Konsentrasi Ca2+ sarkoplasma menurun hingga di bawah 10-7 mol/L sebagai akibat
pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ ATPase
2. TpC-4Ca2+ kehilangan Ca2+
3. Troponin lewat interaksinya dengan tropomiosin, menghambat interaksi kepala miosin-F-
aktin selanjutnya.
4. Dengan adanya ATP, kepala miosin terlepas dari F-aktin. Dengan demikian, ion Ca2+
mengendalikan kontraksi otot lewat mekanisme alosterik yang diperantarai di dalam otot
lewat mekanisme alosterik yang diperantarai di dalam otot oleh TpC, TpI, TpT,
tropomiosin dan F-aktin.

Kesimpulan
Dislokasi mandibula terjadi karena caput mandibulae bergerak melewati tuberculum
articulare sehingga terjebak pada fossa infratemporalis di depan art. temporomandibularis.
Hal ini dapat terjadi apabila mulut dibuka terlalu lebar. Seperti yang terjadi pada skenario
laki-laki tersebut membuka mulutnya terlalu lebar saat tertawa.

9
Daftar Pustaka

1. Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka;2009.h.8.
2. Anatomi tulang mandibula. Diunduh pada 20 Maret 2014 pukul 15.15. Diunduh dari
http://catatanradiograf.com/2011/07/anatomi-tulang-mandibula.html
3. National Institute of Dental and Craniofacial Research. TMJ disorders. June 2006.
4. Sobotta, Atlas of Human Anatomy, 15th Ed;2011 h. 36-7, 44.
5. Moore, Agur, Dalley. Essential Clinical Anatomy, 4th Ed[internet]. Lippincott Williams
& Wilkins. 2010. Diunduh pada 21 Maret 2014. Diunduh dari :
https://www.inkling.com/read/essential-clinical-anatomy-keith-moore-4th/chapter-
7/temporomandibular-joint
6. Okeson J.P. Management of temporomandibular disorders and occlusion. 5th ed. 2003. St.
Louis : Mosby p.93-107.
7. Kartono M. Pertolongan Pertama. Jakarta : Gramedia;1983.h.31.
8. Junqueira Luis Carlos. Histologi dasar: teks dan atlas. Alih bahasa , Jan Tambayong;
editor edisi bahasa Indonesia, Frans Dany. Edisi 10. Jakarta. EGC;2007, h.135-200.
9. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2005: 24-5.
10. Atlas Histologi. Jakarta. Ukrida.2011; h.21-4.
11. Guyton Arthur C,Hall John E.Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC;2007. h.100-7.
12. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;2004.p.119

10
Mekanisme Gerak yang
Mempengaruhi Dislokasi pada Sendi
Rahang

Kelompok F2
Novi Ayu Putri [ 102011422 ]
Beng Welem Alerbitu [ 102012087 ]
Adi Haryanto [ 102012266 ]
Nia Vebriyani [ 102013058 ]
Kevin Lukito [ 102013168 ]
Lidya Oktavia [ 102013254 ]
Hendricus Novaldo Widodo Putra [ 102013262 ]
Nirmala Yeli [ 102013357 ]
Gregorius William Liu [ 102013426 ]
Citra Tanti [ 102013468 ]

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Kampus II Ukrida Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

11

Anda mungkin juga menyukai