Oleh:
Kris Widyawati
180070300111051
A. DEFINISI
Antenatal carea (ANC) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakkan secara rutin penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan
(Manuaba, 2009).
Antenatal care adalah pemriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan.
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap
individu yang bersifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan
perorangan yang memperhatikan precisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada ibu selama
masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang
ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas.
B. TUJUAN
1. Memantau perubahan anatomi, fisiologi selama kehamilan
2. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
4. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan
5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin
6. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar
dapat memberikan ASI secara eksklusif
7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat
tumbuh kembang secara normal
8. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal
9. Mempersiapkan kesehatan yg optimal bagi janin
10. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus
kurang, yang menimbulkan obstipasi.
11. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga
factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena
desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang
yang turun ke dalam rongga panggul.
12. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
13. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur
oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon
yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian
medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
a. hCG (human chorionic gonadotropin)
Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast puncaknya pada minggu ke-9 – 13
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
b. hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas. Kerjanya berlawanan dengan insulindan
mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
c. Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta. Berperan dalam perkembangan uterus dan
mammae, meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan
hidrokloric asam lambung.
Sedangkan menurut , perubahan fisik pada ibu hamil menurut trimester adalah:
1. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut morning sickness
tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini
biasanya akan berakhir pada 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus
dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan,
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus bekerja kurang efisien.Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala atau Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk atau tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-
tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala atau pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional.Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa
menit dan tidak menetap adalah normal.Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing atau rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan
memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen
yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai
tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap
berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan
ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga
harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan
ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat
badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah
normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.
Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik
ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan
darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi
ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen
rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh
pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang
sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit
menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya (Bobak, 2004).
G. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
Riwayat hipertensi
Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati, bila
mati umur berapa & penyebabnya
Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau HIV/AIDS,
malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular,
dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan
pernapasan
Oedema
TB
BB
Reflek
Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan
darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Kepala dan leher
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu
(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah
usia kehamilan >28 minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea
alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum, &
bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan condyloma
Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
(Manuaba, 1998)
Leopold I
a. Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus
uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan
tanggal haid terakhir.
TFU juga dapat menentukan berat badan janin :
- Bila masuk simfisis : (TFU – 13) x 155 gr
- Belum masuk simfisis : (TFU – 11) x 155 gr
- Presentasi simfisis : (TFU – 12) x 155 gr
b. Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang,
kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan
teraba bokong pada fundus: tidak keras tidak melenting, dan tidak bulat;
pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagain janin.
Leopold II
a. Kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian
apa yang terletak di bagian samping.
b. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
c. Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana letak janin.
d. Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuiti dengan pemeriksaan
denyut
e. Denyut jantung janin (djj) sebagai berikut:
f. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat dengan
dinding perut
g. Djj dihitung: perhatikan irama/ reguler-irreguler, kekuatan denyutan dan
frekuensinya. Untuk memastikan janin aman hitunglah satu menit penuh.
Bila iramanya reguler, kekuatan detakan bagus,setiap 5“ ke 1,2,3. Normal
djj 120 – 160 x / menit.
Leopold III
a. Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simpisis pubis.
b. Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras
dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong.
Leopold IV
a. Pada pemeriksaan ini, pemeriksa menghadap ke arah kaki penderita untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya,
maka tangan yang melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
Mengukur usia kehamilan dengan TFU:
TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung janin,
bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk
menentukan keadaan panggul
(Terlampir)
I. PATHWAY ANC
Trimester I
TRIMESTER I
Ansietas
Trimester II
TRIMESTER II
TRIMESTER III
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Penampilan umum, kesadaran (Compos mentis, Somnolen, Delirium, Apatis,
Semi Koma, Koma), Tanda-tanda Vital.
Kenaikan BB ibu saat hamil :
TM I : 1,5 – 2 kg
TM II : 6 – 7 kg
TM III : 4 – 5 kg
2. Rambut
Inspeksi warna kulit kepala, Distribusi rambut, ada lesi atau tidak, palpasi
tekstur, ada massa/tidak , rontok atau tidak, kaji nyeri tekan.
3. Mata
Konjungtiva anemis/tidak, Skelera ikterik/tidak, ada masa/tidak, adanya nyeri
tekan/tidak, reflek kornea dan pupil.
4. Hidung
Bentuk, sekret, potensi nasal, mukosa, saliva, penciuman, dan ada massa
atau tidak.
5. Mulut dan Gigi
Bentuk bibir, mukosa bibir lembab/tidak, sianosis/tidak, lidah bersih atau kotor,
adanya caries atau tidak, kelengkapan gigi.
6. Dada
Bentuk pergerakan dada, Respirasi Rate, Taktil fremitus, suara nafas, bunyi
jantung,
7. Payudara
Bengkak, hiperpigmentasi, putting susu keluar / tidak, ada massa / tidak.
8. Abdomen
Bentuk simetris / tidak, ada lesi/tidak, Striae Gravidarum(+), TFU, Leopold I, II,
III, dan IV.
9. Vulva dan anus
Varises ada/tidak, leukorea ada/tidak, oedema ada/tidak, hemorrhoid ada/tidak.
10. Ektremitas
Jumlah jari tangan dan kaki, oedema, kesimetrisan, varises, reflek patella,
Homan sign.
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan PP test
b. USG
c. Amniocentencis
d. Fetoscopy
e. Pemeriksaan darah lengkap
Hb, glukosa darah, golongan darah, VDRL
f. Maternal serum analisis untuk mendeteksi kelainan pada neural tube pada
trimester II
g. Pemeriksaan urin
1) Warna, bau dan kejernihan
2) Protein, glukosa, nitrit dan uringarvindek
D. Diagnosa Keperawatan
1. Trimester I
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. anoreksia,
nausea, vomiting
c. Kelelahan b.d kehamilan tahap awal
d. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. hipertropi jaringan payudara
e. Perubahan pola eliminasi BAK b.d. perubahan hormonal pada awal
kehamilan
f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. muntah berlebihan
g. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan hormonal
2. Trimester II
1. Pola napas tidak efektif b.d. pendesakan diafragma karena pembesaran
uterus
2. Gangguan citra tubuh b.d. persepsi perubahan tubuh
3. Resiko tinggi kelebihan cairan b.d. perubahan mekanisme regulasi, retensi
Na dan air
4. Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis
urinarius dan higienis buruk
3. Trimester III
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang b.d. reaksi hormon dan
pembesaran uterus
b. Gangguan eliminasi BAK dan BAB b.d. pembesaran uterus
c. Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyamanan
d. Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan untuk
persalinan / kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pengalaman, kesalahan interprestasi informasi
E. Intervensi Keperawatan
TRIMESTER I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan NOC: NIC:
nutrisi kurang dari a. Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh Food and Fluid Intake 1. Tentukan status gizi
Berhubungan dengan : b. Weight: body mass pasien dan kemampuan
Ketidakmampuan untuk Setelah dilakukan untuk memenuhi
memasukkan atau tindakan keperawatan kebutuhan gizi
mencerna nutrisi oleh selama 2x24 jam 2. Identifikasimakanan
karena faktor biologis, ketidakseimbangan nutrisi kesukaan klien dan apakah
psikologis atau ekonomi. kurang dapat teratasi ada alergi makanan atau
DS: dengan indikator: intoleransi
- Nyeri abdomen Nafsu makan klien 3. Ciptakan lingkungan yang
- Muntah meningkat optimal pada saat makan
- Kejang perut Klien tidak mual dan (misalnya, bersih,
- Rasa penuh tiba-tiba muntah berventilasi baik, santai,
setelah makan dan bebas dari bau yang
DO: tidak enak)
- Diare 4. Sajikan makanan dalam
- Rontok rambut yang keadaan hangat, makan
berlebih sedikit tapi sering
- Kurang nafsu makan 5. Dorong pasien untuk
- Bising usus berlebih duduk dalam posisi tegak
- Konjungtiva pucat di kursi, jika
- Denyut nadi lemah memungkinkan
6. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Timbang BB pasien
8. Monitor kalori dan asupan
makanan
9. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
12. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
13. Kolaborasi dalam
pemberian obat sebelum
makan (misalnya obat anti
muntah) jika diperlukan
TRIMESTER II
Pola nafas tidak efektif
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidak efektif NOC: NIC:
berhubungan dengan : Respiratory status : Respiratory Monitoring
- Hiperventilasi Ventilation 1. Monitor kecepatan, irama,
- Penurunan Vital sign Status kedalaman pernapasan
energi/kelelahan 2. Perhatikan gerakan dada,
- Perusakan/pelemahan Setelah dilakukan simetris, penggunaan otot
muskulo-skeletal tindakan keperawatan bantu dan retraksi otot
- Kelelahan otot selama 1x24 jam klien interkostal
pernafasan menunjukkan keefektifan 3. Pantau suara nafas,
- Hipoventilasi sindrom pola nafas, dengan seperti berkokok atau
- Nyeri kriteria hasil: mendengkur
- Kecemasan Klien menunjukkan monitor pola pernapasan
- Disfungsi kemudahan dalam (misalnya, bradypnea,
Neuromuskuler bernapas takipnea, hiperventilasi,
- Obesitas Ekspansi dada simetris pernapasan kussmaul,
- Injuri tulang belakang Tidak ada penggunaan cheyne stoke pernapasan,
otot bantu nafas apneustic, respration biot,
DS: RR dalam batas normal pola ataxic)
- Dyspnea 4. Palpasi ekspansi paru
- Nafas pendek 5. Auskultasi bunyi nafas,
DO: perhatikan area
- Penurunan tekanan penurunan/tidak adanya
inspirasi/ekspirasi ventilasi dan adanya
- Penurunan pertukaran bunyi nafas tambahan
udara per menit 6. Perhatikan lokasi trakea
- Menggunakan otot 7. Pantau kelelahan otot
pernafasan tambahan diafragma, seperti
- Orthopnea ditunjukkan oleh gerakan
- Pernafasan pursed-lip paradoks
- Tahap ekspirasi 8. Pantaupeningkatankegelis
berlangsung sangat ahan, kecemasan, dan
lama kekuranganoksigen
- Penurunan kapasitas 9. Posisikan klien semi
vital fowler
- Respirasi: < 11 – 24 x 10. Informasikan kepada klien
/mnt dan keluarga tentang
teknik relaksasi untuk
meningkatkan pola
pernafasan
TRIMESTER III
Kelebihan volume cairan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya disingkat dengan KSPR biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil. KSPR dibuat oleh Poedji
Rochjati dan pertama kali diguakan pada tahu 1992-1993.KSPR telah disusun dengan
format yang sederhana agar mempermudah kerja tenaga kesehatan untuk melakukan
skrning terhadap ibu hamil dan mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai ketetapan
sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat terhadap ibu hamil berdasarka kartu
ini.dibawah ini akan ditamplkan tabel Kartu Skor Poedji Rochjati:
I II III IV
Triwulan
Masalah / Faktor Resiko SKOR
KEL
NO. I II III.1 III.2
F.R
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
Interpretasi
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. 2000. Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.
Muchtar, R.1998. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.