Anda di halaman 1dari 6

JTM Vol. XVI No.

3/2009

STUDI PENEMPATAN SUMUR HORIZONTAL UNTUK


MENINGKATKAN PRODUKSI DAN RECOVERY
Abdurachman1, Taufan Marhaendrajana1
Sari
Pada lapangan X, adanya bottom water drive membuat dibutuhkannya metode yang dapat memperbaharui
pengambilan hidrokarbon secara lebih maksimal. Karena memiliki daerah kontak yang lebih panjang dengan
reservoir, sumur horizontal umumnya memiliki penurunan tekanan yang lebih kecil untuk suatu harga rate
tertentu dibandingkan dengan sumur vertikal. Sehingga sumur horizontal dapat dioperasikan dengan besar rate
yang sama dengan sumur konvensional,tetapi dengan lebih sedikit terjadinya water coning. Selain itu adanya
fracture juga membuat sumur horizontal menjadi pertimbangan karena dapat didesain untuk menyiasati
keterbatasan dan perubahan kontinuitas secara lateral maupun secara vertikal. Untuk mendapatkan perolehan
minyak yang maksimal, penempatan sumur horizontal akan memberikan pengaruh yang signifikan, Karena
berhubungan dengan daerah pengurasan dari sumur horizontal itu sendiri. Selain itu juga dilakukan kombinasi
dari sumur horizontal untuk mendapatkan faktor perolehan minyak lapangan yang lebih besar. Dari hasil studi
kasus dipilih 4 penempatan sumur horizontal terbaik berdasarkan besar dari kenaikan perolehan minyak
lapangan secara keseluruhan. Setelah dibuat prioritas penempatan sumur horizontal, kombinasi sumur dilakukan.
Dari hasil kombinasi prioritas sumur horizontal didapatkan kombinasi paling optimum adalah antara prioritas 1
dan prioritas 3, menghasilkan kenaikan factor perolehan aktual sebesar 2.58% atau sebanyak 2.49 MMSTB.
Derajat interferensi yang dihasilkan adalah sebesar 13.7 %. Dari hasil studi yang dilakukan untuk selanjutnya
dapat dibuat rencana peningkatan perolehan minyak pada lapangan X dengan menggunakan sumur horizontal
baik dengan menggunakan satu sumur horizontal atau kombinasi dari beberapa sumur horizontal.

Kata Kunci: sumur horizontal, lapangan X, kombinasi, faktor perolehan minyak

Abstract
The existing bottom water drive mechanism in field X makes new method needed to get better results in
hydrocarbon recovery. Because it has a longer contact area with the reservoir, horizontal wells generally has a
smaller pressure drop for a certain given rate compared with vertical wells. Horizontal wells can be operated with
the same given rate as conventional wells, but with less occurrence of water coning. In addition, the existing of
fractures in a reservoir makes horizontal wells into higher consideration by the oil industry, because it can be
designed to get around with limitations and changes in lateral as well as vertical continuity. To obtain the
maximum oil yield value, placement of horizontal wells will gives a significant influence, because of the depletion
areas which are associated with the horizontal wells. And also to increase recovery, the combination of horizontal
wells could be an alternative. From all case studies, 4 cases show results of the best placement for horizontal wells
selected based on the increasing overall oil recovery from the field. After deciding all 4 priority placement for the
horizontal well based on oil recovery incremental, the combination of the wells are made. From the result of
horizontal wells combination, the most optimum oil recovery of is a combination of priority 1 and priority 3,
which increased the actual oil recovery by 2.58% or as much as 2.49 MMSTB. And the degree of interference
generated is about 0.137. From this study, increasing oil recovery in X field using horizontal wells either by using
single horizontal well or a several combination of horizontal wells can be considered as a future plans.

Keywords: horizontal wells, X field, combination, oil recovery


1)
Program Studi Teknik Perminyakan - Institut Teknologi Bandung
Email : abdurrachman@live.com

I. PENDAHULUAN Tujuan dari penempatan sumur horizontal


Untuk meningkatkan perolehan hidrokarbon untuk meningkatkan produksi dan recovery
dari suatu lapangan dengan menggunakan adalah:
sumur horizontal, diperlukan metoda yang 1. Menentukan daerah yang potensial untuk
tepat dalam menentukan performa tiap lapisan dibuat sumur horizontal pada lapangan X
dan pengaruhnya terhadap produksi kumulatif 2. Menentukan standoff, panjang dan arah
total. Untuk mendapatkan perolehan sumur horizontal yang paling optimum
hidrokarbon yang optimum, diperlukan juga untuk meningkatkan perolehan minyak
analisis panjang dan arah dari sumur horizontal 3. Menentukan prioritas sumur horizontal
yang paling sesuai. Selain itu juga dilakukan dengan perolehan terbaik setelah dibuat
kombinasi dari sumur horizontal untuk sumur horizontal dengan penempatan
mendapatkan peningkatan faktor perolehan pada posisi tertentu
minyak di lapangan yang paling maksimal. 4. Menentukan kombinasi posisi sumur
horizontal yang paling strategis untuk
meningkatkan perolehan minyak

161
Abdurrachman, Taufan Marhaendrajana

II. METODOLOGI PENELITIAN panjang dilakukan dengan batasan daerah


Langkah pertama yang dilakukan adalah kontak dengan reservoir sepanjang 2000 ft.
pengumpulan data yang berupa Model
simulasi yang sudah diselaraskan dengan data Pada penentuan arah sumur horizontal,
lapangan. dilakukan pada 4 arah yang berbeda yaitu arah
NS (North-South), EW (East-West), ES WN
Selanjutnya dilakukan basecase profil produksi (East-South West North) dan EN WS (East-
lapangan. Yaitu memproduksikan lapangan North West-South).
dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2025
atau selama 32 tahun. Sumur horizontal Bagaimana cara penentuan penempatan sumur
nantinya akan mulai ditempatkan pada tahun horizontal telah dijelaskan sebelumnya, secara
2010 dan akan ditinjau produksinya sampai teknis prosedurnya digambarkan pada
dengan tahun 2025. flowchart di Gambar 2.

Untuk mengeliminasi dan mengetahui daerah III. TEORI DASAR


pada lapangan X yang berpotensi untuk Pada umumnya, penemuan dan proses
memberikan perolehan minyak yang besar jika produksi pada bidang perminyakan meliputi
ditempatkan sumur horizontal pada daerah proses pengeboran dari permukaan sampai
tersebut, maka perlu dilakukan analisa daerah dengan reservoir , dan jika telah sampai ke
potensial. Analisa ini dilakukan berdasarkan 4 akumulasi hidrokarbon yang diharapkan,
faktor, yaitu : sumur dikomplesi untuk selanjutnya dilakukan
1. Sebaran saturasi minyak proses produksi. Lubang sumur dijaga dibawah
2. Sebaran tekanan tekanan reservoir sehingga minyak mengalir
3. Kualitas reservoir ke dalamnya. Masalah yang terjadi selama
4. Oil per unit area proses ini adalah terjadinya restriksi aliran
fluida dari reservoir saat mengalir secara radial
Dari analisa daerah potensial didapatkan 4 ke sumur produksi. Saat fluida mendekati
lokasi yang berpotensi untuk menigkatkan sumur, area untuk fluida mengalir berkurang
perolehan jika ditempatkan sumur horizontal dan kecepatan fluida bertambah sebagai akibat
di daerah tersebut. Untuk selanjutnya dari pressure gradient yang meningkat secara
dinamakan daerah potensi 1, daerah potensi 2, cepat. Kebanyakan dari pressure drop terjadi
daerah potensi 3 dan daerah potensi 4. Lokasi secara tidak beraturan di daerah dekat dengan
daerah potensi pada lapangan x dapat dilihat lubang bor (Joshi, 1991).
pada Gambar 1.
Dengan memperpanjang lubang bor
Selanjutnya dari data lapangan ini beberapa menggunakan pemboran horizontal, panjang
hal dapat dianalisa untuk menempatkan sumur sumur yang tersedia untuk masuknya fluida
horizontal. Hal ini bertujuan untuk menjadi meningkat dan bisa menyebabkan
mendapatkan produksi sumur horizontal yang pressure drop menjadi berkurang (Butter,
paling optimal. Dilakukan sensitifitas standoff, 1994) dari pengurasan menjadi lebih tinggi.
sensitifitas panjang dan sensitifitas arah. Penggunaan dari sumur horizontal adalah salah
satu alternatif untuk meningkatkan kontak
Analisa sensitifitas standoff dilakukan dengan reservoir (Joshi, 1991). Cara lain yang
berdasarkan jumlah lapisan yang ada di dapat digunakan adalah membuat sumur
reservoir. Untuk tiap lapisan dilakukan uji tambahan untuk untuk meningkatkan aliran
sensitifitas standoff untuk kemudian dari fluida dan meningkatkan permeabilitas
didapatkan lapisan yang paling produktif di efektif di sekitar lubang sumur dengan
reservoir. membuat fracture dan atau stimulasi asam.
Tapi penggunaan sumur horizontal seringkali
Pada lapisan produktif diperhatikan produksi lebih ekonomis dibandingkan dengan
sumur horizontal dan pengaruhnya terhadap alternatif-alternatif diatas untuk meningkatkan
kenaikan produksi lapangan. Juga dilakukan kontak dengan reservoir (Butter, 1994).
perbandingan besar produksi menggunakan
sumur horizontal dengan besarnya produksi Seringkali satu sumur horizontal bisa
basecase. mengganti beberapa sumur vertikal, dan
hasilnya sumur horizontal dapat lebih
Penentuan lapisan produktif menjadi batasan ekonomis walaupun satu sumur horizontal
untuk melakukan Analisa berikutnya, yaitu berharga lebih mahal untuk proses pemboran
penentuan panjang dan arah sumur horizontal dan komplesi dibandingkan dengan sumur
yang paling optimum. Analisa sensitifitas vertikal. Pada beberapa kasus tertentu, sumur
162
Studi Penempatan Sumur Horizontal untuk Meningkatkan Produksi dan Recovery

horizontal dapat meningkatkan perolehan sebesar 2.58% dan derajat interferensi sebesar
ekonomi dimana sumur konvensional tidak 0.137.
dapat diterapkan (Joshi, 1991).
V. KESIMPULAN
IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA Dari hasil analisa penempatan sumur
Sebagai studi kasus, dilakukan analisa horizontal didapatkan kesimpulan sebagai
basecase dari lapangan X yang telah berikut :
berproduksi dari tahun 1993 sampai dengan 1. Perolehan minyak lapangan X masih dapat
2025. Total sumur yang ada sebanyak 35 ditingkatkan dengan menempatkan sumur
sumur yang terdiri dari 12 sumur injeksi dan horizontal
23 sumur produksi. 2. Sumur horizontal 1 dapat meningkatkan
perolehan minyak lapangan X sebesar
Dari analisa basecase ini didapatkan Initial Oil 2.04% (1.97 MMSTB)
in Place (IOIP) sebesar 96.45 MMSTB dan 3. Kombinasi dapat meningkatkan faktor
produksi minyak kumulatif sebesar 43.71 perolehan minyak lapangan X
MMSTB. Dengan faktor perolehan minyak 4. Kombinasi paling baik adalah antara
didapatkan sebesar 45.32 %. analisa basecase prioritas 1 dan prioritas 3, dapat
ini nantinya berguna untuk dijadikan meningkatkan perolehan minyak lapangan
perbandingan kenaikan produksi dan faktor X sebesar 2.58% (2.49 MMSTB)
perolehan setelah sumur horizontal 5. Faktor interferensi berpengaruh besar di
ditempatkan. dalam penempatan sumur horizontal

Dari analisa yang telah dilakukan dapat DAFTAR PUSTAKA


ditentukan 4(empat) penempatan sumur 1. Joshi, S. D., 1991. Horizontal Well
horizontal dengan pengaruh kenaikan produksi Technology, PennWell Books, Tulsa,
minyak lapangan yang cukup besar. Kenaikan Oklahoma.
factor perolehan sumur horizontal ditunjukkan 2. Butler, R. M., 1994. Horizontal Wells for
pada Gambar 4. The Recovery of Oil, Gas and Bitumen,
The Petroleum Society of the Canadian
Untuk mendapatkan faktor perolehan yang Institute of Mining, Metallurgy and
maksimal seringkali dibutuhkan lebih dari 1 Petroleum, Calgary, Canada.
sumur horizontal. Untuk itu perlu dilakukan 3. Sastrakencana, F., 2009. Thesis Magister
analisa kombinasi agar didapatkan faktor Teknik Perminyakan, Institut Teknologi
perolehan minyak lapangan yang maksimal Bandung.
jika diletakkan lebih dari 1 sumur horizontal di 4. Hawkins, C., 1992. Applied Petroleum
suatu lapangan. Reservoir Engineering, Prentice Hall, New
Jersey, USA.
Penentuan prioritas sumur horizontal penting 5. McCain, W. D., 1990. The Properties of
dilakukan untuk mendapatkan kombinasi yang Petroleum Fluids, PennWell Books, Tulsa,
paling optimum. Prioritas sumur dibuat Oklahoma.
berdasarkan sumur horizontal dengan
pengaruh kenaikan faktor perolehan paling
besar. Prioritas sumur horizontal ditunjukkan
oleh Gambar 5.

Kombinasi dilakukan untuk semua


kemungkinan dengan memperhatikan kenaikan
faktor perolehan yang didapat secara ideal
maupun secara actual. Selain itu juga
diperhatikan derajat interferensi hasil
kombinasi dari sumur horizontal. Hasil
kombinasi dan derajat interferensi ditunjukkan
oleh Gambar 6.

Dari hasil kombinasi didapatkan kombinasi


sumur horizontal paling optimum adalah
antara prioritas 1 dan prioritas 3 dengan
menghasilkan kenaikan recovery aktual

163
Abdurrachman, Taufan Marhaendrajana

Gambar 1. Daerah potensi penempatan sumur horizontal

164
Studi Penempatan Sumur Horizontal untuk Meningkatkan Produksi dan Recovery

Gambar 2. Flowchart prosedur penempatan sumur horizontal

Gambar 3. Lapangan X

165
Abdurrachman, Taufan Marhaendrajana

Gambar 4. Kenaikan faktor perolehan minyak


minya sumur horizontal

Gambar 5. Prioritas sumur horizontal

Gambar 6. Hasil kombinasi penempatan sumur horizontal

166

Anda mungkin juga menyukai