Disusun oleh :
FAJRI RAMADHAN 01031381621220
M. FAHMI SAPUTRA 01031381621252
M. FAIZ AKBAR YUHEN 01031381621236
MAWARDAH WARAHMA 01031381621197
NOVI REALITA SARI 01031381621228
RATNA MARISA 01031381621200
SULUH NURAZIZAH R 01031381621180
Dosen pembimbing :
H. ASPAHANI, S.E., M.M., AK
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil audit ini adalah :
1. Deskripsi tentang ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas tata kelola keuangan perusahaan
saat ini.
2. Kekurangan-kekurangan yang masih memerlukan perbaikan dalam tata kelola
perusahaan.
3. Diperolehnya umpan balik untuk pencegahan terjadinya kerugian karena kurang baiknya
tata kelola keuangan perusahaan.
Agar audit manajemen fungsi keuangan dapat mencapai sasarannya maka ada empat hal yang
mutlak perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Sasaran Finansial Perusahaan
Dalam pelaksanaan audit yang dapat dijadikan objek pertama audit adalah pencarian,
penemuan, dan pengumpulan informasi tentang tercapai tidaknya sasaran finansial
keuangan. Segi lain yang sangat penting dalam pelaksanaan audit ialah untuk meneliti
apakah tujuan dan berbagai sasaran perusahaan memenuhi berbagai persyaratan.
Seperti kelayakan, kewajaran, dapat dipertanggungiawabkan secara moral dan etika atau
untuk menemukan fakta apakah berbagai komponen perusahaan memenuhi standar
kinerja yang telah ditentukan atau tidak.
2. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan sebagai objek audit berarti dua hal, yaitu efektif tidaknya satuan
kerja yang mengurus keuangan perusahaan dalam menyelenggarakan fungsi
perencanaan bagi satuan kerja yang bersangkutan dan mencari dan menemukan fakta
tentang mutu rencana yang disusun oleh para manajer satuan bisnis. Dengan perkataan
lain audit harus bias menemukan fakta tentang apakah perusahaan dikelola dengan
pendekatan kesisteman atau tidak dan apakah prinsip sinergi dan simbiosis diterapkan
secara baik atau tidak.
3. Organisasi
Dengan menjadikan organisasi satuan kerja di bidang keuangan sebagai sasaran audit,
informasi yang diperoleh akan mampu memberi masukan penting tentang apakah
organisasi di bidang keuangan itu dikelola dengan efektif atau tidak yang akan turut
menentukan satuan kerja mampu menyelenggarakan fungsi pendukung yang
diembannya atau tidak, dikenali faktor penyebabnya dan diberikan rekomendasi untuk
mengatasinya.
4. Pengawasan
Proses pengendalian atau pengawasan melalui analisis anggaran dan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengamankan kekayaan dan sumber finansial perusahaan. Hasilnya
disampaikan kepada satuan-satuan kerja operasional untuk dimanfaatkan dalam
peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja masing-masing.
Untuk membantu perencanaan audit dan dalam menentukan area dan prioritas dari audit,
auditor harus mempertimbangkan risiko-risiko berikut ini :
1. Aturan, wewenang, dan tanggungjawab khusus dalam manajemen keuangan tidak
secara jelas didokumentasikan dan dikomunikasikan.
2. Manajemen senior tidak menerima informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu
sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan kalkulasi biaya dan progress
dari masing-masing bagian dalam pencapaian tujuan strategisnya.
3. Kebijakan dan prosedur manajemen keuangan tidak stabil dan / atau tidak secara
konsisten diikuti atau dimonitor dikantor pusat, cabang, dan unit-unit operasional.
4. Struktur organisasi yang efektif berkaitan dengan tata kelola manajemen keuangan tidak
ditetapkan dan / atau tidak dikomunikasikan dengan tepat.
Analisis keputusan investasi harus didasarkan pada dampak perubahan (incremental) yang
terjadi dari investasi tersebut. Analisis hanya berpedoman pada arus kas yang terjadi sehingga
semua transaksi akuntansi atas investasi tersebut yang tidak melibatkan arus kas tidak relevan
untuk tujuan analisis ini.
1. Untuk menghitung besarnya dana yang dibutuhkan untuk suatu investasi dana investasi
yang relevan untuk diperhitungkan adalah besarnya tambahan dana yang sesungguhnya
dibutuhkan.
2. Dalam menghitung besarnya pendapatan yang mungkin diperoleh dari investasi ini,
hilangnya pendapatan dari penghentian dari investasi yang lain juga harus
pertimbangkan.
3. Biaya-biaya operasional dari suatu investasi hanya mempertimbangkan biaya yang
terjadi atas keberadaan investasi tersebut.
Tidak semua biaya masa lalu dapat dikapitalisasi dalam keputusan investasi. Hanya biaya-biaya
yang terjadi semata-mata karena investasi ini dan memiliki hubungan langsung, yang dapat
dikapitalisasi kedalam investasi baru yang dilakukan.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan pendapatan dan beban
yang membentuk laba.
1. Siapkan laporan keuangan bulanan, gunakan untuk menganalisis kinerja dan bandingkan
bisnis dengan rata-rata industry.
2. Pahami keuntungan yang bisa diperoleh dari setiap barang dan/jasa yang dijual.
3. Konsentrasi pada peningkatan penjualan yang sangat menguntungkan pada barang atau
jasa.
4. Jangan memberikan diskonto pada produk yang marginnya rendah.
5. Jangan memberikan diskonto pada produk yang sangat menguntungkan kecuali diskonto
tersebut mendorong peningkatan penjualan dengan keuntungan minimal sama.
6. Identifikasi pengeluaran-pengeluaran penting yang menjaga jalannya usaha, jangan
dipotong biaya ini.
7. Lakukan review terhadap proses bisnis untuk melihat beberapa beban yang bias
dihilangkan secara penuh.
8. Review rencana penyusunan staff.
9. Pertahankan karyawan yang potensial, ingat penggantian karyawan itu berbiaya mahal.
Manajemen kas
Kas yang merupakan asset paling likuid dimiliki perusahaan harus dikelola dengan baik agar
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam usaha pencapaian laba. Laporan kas
harian sangat membantu manajemen mengatur pemenuhan kebutuhan kas dalam operasional
perusahaan dan memanfaatkan kelebihan kas jangka pendek untuk menghindari inefisiensi.
Optomalisasi penggunaan kas dapat dilakukan dengan berbagai cara yang umum dilakukan
dengan i) mempercepat penerimaan kas, ii) memperlambat pembayaran, dan iii)
menginvestasikan sisa kas yang belum digunakan pada investasi yang mudah laku (Marketable),
dengan dasar pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanan (Biaya) yang
terjadi.
Manajemen piutang
Piutang merupakan bagian dari strategi penigkatan pendapatan perusahaan. Syarat
penualan kredit lebih menarik daripada penjualan tunai. Akan tetapi, tingkat piutang yang
terlalu tinggi dapat membebani anggaran perusahaan karena setiap pemberian piutang
membutuhkan dana untuk membiayai piutang tersebut. Trade Of antara manfaat dan beban
harus menjadi dasaar dalam setiap kebijakan pemberian piutang kepada pelanggan. Kebijakan
penagihan dan pemberian kredit mencakup lima keputusan penting agar tercapai Trade Of laba
dan risiko yang menguntungkan. Kelima keputusan tersebut meliputi: (1) Kualitas nasabah
(pelanggan) yang harus diterima (2) Jangka waktu kredit (3) Ukuran diskonto kas yang diberikan
(4) Hal-hal khususu, dan (5) tingkat biaya penagihan.
Manajemen Persediaan
Persediaan dapat menjadi sumber keberhasilan perusahaan, sekaligus juga dapat menjadi
sumber inefisiensi jika tidak dikelola dengan baik. Maka dari itu, pengelolaan persediaan harus
didasari ptinsip-prinsip ekonomisari, efisiensi, dan efektivitas dalam memuaskan pelanggannya.
Persediaan harus diperoleh dengan pengorbanan yang minimum, pada tingkat kuantitas dan
standar kualitas yang telah ditentukan. Dalam hali ini, perusahaan harus dapat memilih metode
pengadaan persediaan yang paling rendah pengorbanannya. Persediaan yang terlalu banyak,
berarti penentuan jumlah persediaan menganggur sangat tinggi yang berarti pula terjadi
inefisiensi dalam pengelolaan persediaan. Sementara persediaan yang terlalu sedikit (dibawah
ambang minimum) mengandung resiko perusahaan kekurangan persediaan pada saat
pelanggan membutuhkannya. Perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya
secara tepat waktu, tepat kuantitas, dan tepat kualitas pada harga yang rasional.
1. Apa yang dimaksud dengan audit manajemen Keuangan dan apa bedanya dengan audit
laporan keuangan?
Jawab:
Audit manajemen keuangan adalah analisis dan penilaian yang dilakukan secara
sistematis, periodik, dan terdokumentasi terhadap pengambilan keputusan serta segala
kebijakan dalam pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan yaitu kebijakan
investasi, operasi, dan perdanaan dimana pada setiapa kebijakan tersebut penilaian
dilakukan berdasarkan ptoses manajemen, mulai dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling)
Bedanya dari audit laporan keuangan yaitu: Perbedaannya, Audit Keuangan membatasi
diri pada pemeriksaan atas kewajaranpraktek akuntansi berdasarkan standar akuntansi
yang diterima umum. Artinya Audit Keuangan memverifikasi apakah laporan keuangan
yang memuat informasi historis telahdisajikan secara wajar. Sedangkan audit
manajemen menggunakan data operasi termasuk data keuanganuntuk memberi
masukan bagi manajemen. Artinya audit manajemen menekankan padarekomendasi
perbaikan operasional mencakup setiap aspek ekonomis, efisiensi, danefektifitas
operasional perusahaan
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat dari audit manajemen keuangan
Jawab:
Tujuan audit manajemen keuangan
1) Menilai ketepatan strategi dan kebijakan keuangan yang ditetapkan perusahaan, baik
kebijakan investasi, operasi, maupun kebijakan pendanaan
2) Menilai apakah dokumentasi peraturan, pemantauan, dan pelaporan manajemen
keuangan telah memadai sebagai elemen-elemen penting dalam kerangka kerja
manajemen keuangan termasuk perencanaan/penganggaran, kebijakan pengembangan
keuangan, akuntansi dan pelapiran keuangan, pemantauan (monitoring), akuntabilitas,
pengendalian serta penilaian terhadap pendapatan dan beban.
3) Menilai ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas tata kelola keuangan perusahaan, baik
aktivitas investasi, operasi maupun aktivitas pendanaan apakah telah sesuai strategi dan
kebijakan keuangan yang telah ditetapkan
4. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap organisasi keuangan?
Jawab:
Titik berat penilaian auditor terhadap organisasi keuangan yaitu pada keleluasan seorang
chief financial officer membuat kebijakan dan mengambil keputusan dalam pengelolaan
keuangan perusahaan tergantung pada batasan tugas,wewenang, dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
5. Sebut dan jelaskan minimal lima kriteria organisasi keungan yang efektif, dalam tata kelola
perushaan yang baik!
Jawab:
1) Konsistensi : Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu
ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di dalam pengelolaan
keuangan.
2) Akuntabilitas : Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat pada
individu, kelompok, atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan, atau
kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah diacapai
sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
3) Transparansi : Organisasi harus terbuka dengan pekerjaannya,menyediakan informasi
berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan.
Termasuk di dalamnya menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat
waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima
manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal
yang disembunyikan.
4) Kelangsungan Hidup : Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat strategic
maupun operasional harus sejalan disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan
yangmenunjukkan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana strategiknya dan
memenuhi kebutuhan keuangannya.
5) Integritas: Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.
6. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan investasi?
Jawab:
Aspek penting dari keputusan jangka panjang adalah pengalokasian modal dalam investasi
yang akan menghasilkan mnfaat di masa depan. Suatu rencana investasi seharusnya
menyajikan hasil evaluasi manfat yang diharapkan untuk diperoleh dan juga risiko yang
potensial dihadapi perusahaan.
Empat unsur penting yang harus diperhatikan dalam keputusan investasi adalah:
1. jumlah investasi bersih yang dikeluarkan
2. potensi keuntungan yang diperoleh
3. periode waktu investasi untuk menghasilkan keuntungan
4. pemuliah modal pada akhir umur investasi
8. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan operasi?
Jawab:
Titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan operasi yaitu keputusan operasi
menyangkut pengelolaan secara efektif dan efisien asset & aset lancar yang harus diatur
dengan tepat komposisinya agar dapat memberi manfaat yang maksimal bagi perusahaan.
Keputusan ini menyangkut strategi pengelolaan modal kerja dan pengendalian perusahaan
mengenai sumber dan sumber penerimaan serta alokasi penggunaan kas.
Trade off antara laba dan risiko dalam menentukan tingkat aset lancar yang optimal
sangat dipengaruhi oleh sikap manajemen dalam memandang resiko. Tingkat optimal aset
lancar yang paling produktif adalah ketersediaan aset lancar pada tingkat minimum yang
tidak mengganggu operasional perusahaan. Penjabaran rencana manajeman dalam rentang
waktu yang lebih pendek (mingguan atau harian) dapat membantu manajemen dalam
menentukan tingkat optimal aset lancar yang harus dimiliki. Dengan mengamati dan
mengendalikan secara konsisten operasi agar berjalan sesuai dengan rencana, manajemen
dapat menekan tingkat asset lancar pada jumlah minimum di mana operasional masih tetap
dapat berjalan dan penyelesaian keajiban-kewajiban jangka pendek dapat dilakukan tanpa
mengganggu hubungan baik dengan pemasok.
10. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan pendanaan?
Jawab:
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam audit terhadap keputusan pendanaan adalah:
1) Kebijakan pendanaan
2) Kebutuhan dana
3) Sumber dana
4) Pertimbangan dalam memilih sumber dana
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber dana meliputi:
a) Biaya incremental,
b) Fleksibilitas,
c) Waktu,
d) Pengendalian,
e) Kemungkinan risiko.
11. Bagaimana auditor menilai bahwa perusahaan telah menggunakan sumber pendanaan yang
tepat?
Jawab:
Perusahaan harus mampu mementukan sumber pendanan yang paling ekonomis
(dengan biaya paling rendah tanpa mengabaikan dasar pertimbangan lainnya). Perusahaan
mampu memperoleh dana dengan pengorbanan (biaya) minimal atau manfaat maksimal
adalah merupakan pertimbangan utama dalam pemilihan sumber-sumber pendanaan.
Sumber dana jangka pendek dapat berupa utang usaha dari pemasok, utang wesel,
pinjaman bank jangka pendek dan sumber pendanaan jangka pendek lainnya. Sementara
sumber dana jangka panjang meliputti utang jangka panjang (obligasi), saham preferen,
saham biasa, leasing, pinjaman bank jangka panjang dan sumber pendanaan jangka panjang
lainnya.
12. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan dividen?
Jawab:
Titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan dividen yaitu mengenai
keputusan tentang apakah perusahaan akan membagikan dividen kepada pemegang
sahamnya atau tidak, berapa besar laba didistribusikan kepada pemegang saham dan
berapa besar ditahan untuk mendanai berbagai kebutuhan berkaitan dengan ekspansi dan
pengembangan perusahaan.
13. Bagaimana auditor menilai ketepatan keputusan untuk membagikan dividen baik waktu
pembagian maupun jumlahnya dalam rangka menjaga kepercayaan investor?
Jawab:
Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal-hal tersebut
antara lain :
1) Tingkat likuiditas perusahaan
Dividen yang paling umum dibagikan adalah dividen tunai, walaupun memungkinkan
untuk membagikan dividen dalam bentuk saham. Dengan demiklian, pembagian dividen
menyebabkan terjadinya arus kas keluar sebesar dividen yang dibagikan. Perusahaan
harus mempertimbangkan tingkat likuiditasyang dimiliki dengan pembagian dividen,
agar tidak mengganggu kebutuhan operasional yang lain.
2) Rencana ekspansi
Rencana ekspansi biasanya tertuang dalam rencana pengembangan jangka panjang
perusahaan. Secara periodik, perusahaan menahan laba yang diperoleh dalam tahun
berjalan untuk mendanai rencana ekspansi tersebut. Walaupun rencana ekspansi dapat
didanai dengan pinjaman, tetapi laba ditahan merupakan sumber dana yang paling
murah di antara sumber dana yang ada dengan risiko yang paling kecil. Keputusan
pembagian dividen, tidak boleh menghalang rencana ekspansi perusahaan.
3) Ketentuan-ketentuan yang membatasi pembagian dividen
Pada kondisi tertentu, kreditor utama memungkinkan untuk membatasi kebijakan
perusahaan dalam membagikan dividen, seperti pencadangan dana tertentu yang dapat
menjamin kelancaran pembayaran pokok utang dan bunganya secara tepat waktu.
dividen baru bisa dibagikan, jika persyaratan & persyaratan yang berkaitan dengan
pembatasan tersebut telah dipenuhi.
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia
pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans
Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa
laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit
ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated),
karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru,
keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6
milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan
Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik
Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan 10,1
milyar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam
daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya,
menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari
2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan
kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda
atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh
akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi.Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan
bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit
yang berlaku namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut.
Pihak Bapepam selaku pengawas pasar modal mengungkapkan tentang kasus PT.Kimia
Farma. Dalam rangka restrukturisasi PT.Kimia Farma Tbk, Ludovicus Sensi W selaku partner dari
KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan keuangan
PT.Kimia Farma untuk masa lima bulan yang berakhir 31 Mei 2002, tidak menemukan dan
melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang dan jasa dan kesalahan
pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001. Selanjutnya diikuti
dengan pemberitaan dalam harian Kontan yang menyatakan bahwa kementrian BUMN
memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintah di PT. Kimia Farma setelah
melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan dalam laporan keuangan pada semester
I tahun 2002.
Analisa :
Dalam laporan Kimia Farma tersebut kita dapat mengetahui bahwa pihak manajemen
perusahaan telah mencoba untuk menggelembungkan laba tahun 2001 dengan cara :
1. overstate pada penjualan sebesar 2,7 m unit logistic sentral.
2. kesalahan berupa overstate pada persediaan barang sebesar 23,9 m.
3. unit pedagang besar farmasi kesalahan berupa overstate pada persediaan barang sebesar
8,1 m.kesalahan berupa overstate pada penjualan sebesar 10,7 m.
Seorang auditor seharusnya professional, jujur dan lebih teliti dengan bidangnya untuk
menghindari kesalahan laporan keuangan yang diauditnya karena Bapepam sebagai lembaga
pengawas pasar modal bekerjasama dengan Direktorat Akuntansi dan Jasa Penilai Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi para akuntan
publik untuk mencari bukti-bukti atas keterlibatan akuntan publik dalam kesalahan pencatatan
laporan keuangan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Terjadinya penyalah sajian laporan
keuangan yang merupakan indikasi dari tindakan tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen
PT. Kimia Farma, yang teryata tidak dapat terdeteksi oleh akuntan public yang mengaudit yang
mengaudit laporan keuangan pada periode tersebut. Akuntan public Hans Tunanakotta &
Mustofa ikut bersalah dalam manipulasi laporan keuangan, karena sebagai auditor independen
akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui laporan-laporan
yang diauditnya itu apakah berdasar laporan fiktif dan tidak.
DAFTAR PUSTAKA
http://rumah-akuntansi.blogspot.com/2014/11/audit-manajemen-fungsi-keuangan.html
Diakses tanggal 22 April 2019 pukul 08:00 WIB
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/contoh-kasus-manajemen-keuangan.html
Diakses tanggal 22 April 2019 pukul 09:00 WIB