Tugas Antropologi
Tugas Antropologi
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Masalah Ketenagakerjaan Di Provinsi Bali”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan oleh guru Ekonomi dan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
Ekonomi di SMA Negeri 1 Sidemen.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada orang-
orang yang telah memberikan inspirasi dan informasinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….…………………………………….…..... 4
1.2 Rumusan Masalah ....…..……………………………………………………………………………….……….. 4
1.3 Tujuan Penulisan ……………………….….…………………………………………………………………....... 4
BAB II ISI
2.1 Tenaga Kerja di Provinsi Bali …………………..……………………….………………..…….………….... 5
2.2 Masalah Ketenagakerjaan di Provinsi Bali ………………………....………….…...................... 5
2.2.1 Jumlah Angkatan Kerja ………..………………............…………........…….…………….……..…... 5
2.2.2 Upah …………..…………………………………………………….……………………...............……......... 6
2.2.3 Kualitas ………..…………………………………….…..…………………………….………..…..…. 7
2.2.4 Persebaran Tenaga Kerja ……………..…………………………………………….……........ 9
2.3 Upaya Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Bali ………….…………..…….…..……...….. 9
BAB I PENDAHULUAN
2. Upah
Salah satu problem yang langsung menyentuh kaum pekerja adalah rendahnya atau tidak
sesuainya pendapatan (gaji) yang diperoleh dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta tanggungannya. Faktor ini, yakni kebutuhan hidup semakin meningkat,
sementara gaji yang diterima relatif tetap, menjadi salah satu pendorong gerak protes kaum
pekerja. Adapun dalam sistem ekonomi Kapitalis, rendahnya gaji buruh justru menjadi
penarik bagi para investor asing. Termasuk pemerintah, untuk kepentingan peningkatan
pendapatan pemerintah (bukan rakyat), justru memelihara kondisi seperti ini.
Kondisi ini menyebabkan pihak pemerintah lebih sering memihak ‘sang investor’. dibanding
dengan buruh (yang merupakan rakyatnya sendiri) ketika terjadi krisis perburuhan.
Rendahnya gaji juga berhubungan dengan rendahnya kualitas SDM. Persoalannya
bagaimana, SDM bisa meningkat kalau biaya pendidikan mahal?
Solusi terhadap problem UMR dan UMD ini tentu saja harus terus diupayakan dan
diharapkan mampu membangun kondisi seideal mungkin.
Upaya yang harus dilakukan Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak
bagi pekerja, perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain
dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa
mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta perkembangan
perekonomian pada umumnya.
Semula upah minimum ditetapkan secara regional, atau sering kita kenal sebagai upah
minimum regional (UMR). Sistem upah ini ditetapkan berdasarkan biaya hidup pekerja
disetiap daerah. Sebelum tahun 2000, Indonesia menganut sistem pengupahan
berdasarkan kawasan (regional). Artinya, untuk kawasan yang berbeda, upah minimum yang
harus diterima oleh pekerja juga berbeda. Ini berdasarkan pada perbedaan biaya hidup
pekerja di setiap daerah. Akan tetapi, penentuan upah berdasarkan kawasan ini masih
dirasakan belum cukup untuk mewakili angka biaya hidup di setiap daerah. Untuk itu
pemerintah melakukan perubahan peraturan tentang upah minimum.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka pemberlakuan Upah Minimum
Regional (UMR) berubah menjadi Upah Minimum Provinsi (UMP) atau upah minimum
kabupaten/kota. Dengan adanya peraturan baru ini, provinsi-provinsi di Indonesia mulai
menyeuaikan upah minimum regional di daerah mereka.
Pajak penghasilan yang berhubungan dengan upah minimum provinsi atau upah minimum
kabupaten/kota diatur oleh pemerintah melalui PP No. 5 Tahun 2003 mengenai Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan yang Diterima oleh Pekerja Sampai Dengan Sebesar Upah
Minimum Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota. Peraturan ini dibuat berdasarkan
kenyataan bahwa masih banyak pekerja yang memperoleh penghasilan dalam sebulan di
atas Penghasilan Tidak Kena Pajak, namun masih di bawah atau sebesar UMP. Akibatnya,
pekerja tersebut dikenakan PPh pasal 21 atas penghasilannya, sehingga mungkin
mengurangi kesejahteraan pekerja yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk penghasilan
pekerja sampai dengan sebesar UMP atau upah minimum, pajak penghasilan yang terutang
atas penghasilan tersebut ditanggung oleh pemerintah.
Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan
tetap. Penetapan upah buruh di Bali dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang.
Setelah otonomi daerah berlaku penuh dikenal pula istilah upah minimum kabupaten/kota
(UMK). Angka UMK merupakan hasil perhitungan dewan pengupahan kabupaten/kota
(DPK). UMP Provinsi Bali tahun 2014 adalah sebesar Rp. 1.542.600, naik 30,62% dari UMP
tahun 2013 yang hanya sebesar Rp. 1.181.000. Dan kenaikan 30,62% menjadi yang tertinggi
di Indonesia. Kenaikan yang signifikan itu disebabkan oleh tuntutan dari elemen buruh di
Bali lantaran dinilai kecil. Terlebih Komponen Hidup Layak (KHL) di Bali dengan status
penghasil devisa sektor pariwisata yang tergolong cukup tinggi.
UMK juga mengalami peningkatan, UMK kabupaten/kota di Provinsi Bali dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
3. Kualitas
Kualitas tenaga kerja kerja di Provinsi Bali terbilang sudah cukup baik. Namun, masih juga
terdapat tenaga kerja dengan kualitasnya yang rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu rendahnya pendidikan, selain itu penyebab lainnya diantaranya terbatasnya
fasiltas infrastruktur dan faktor-faktor lainnya.
Pendidikan yang Rendah
Di dalam pendidikan terdapat unsur pengembangan, peningkatan, dan pembinaaan untuk
senantiasa meningkatkan keterampilan, kepribadian, dan potensi yang dimiliki oleh seorang
individu. Pendidikan yang tidak sesuai standar akan sangat berpengaruh pada kehidupan
individu. Jika usaha penyiapan tenaga kerja melalui pendidikan ini tidak berjalan optimal
atau kualitasnya tidak sesuai, maka hasilnya adalah individu yang bermutu rendah.
Kecakapan individu ini akan sangat kurang memadai jika ia menjadi tenaga kerja. Kecakapan
seorang tenaga kerja pastinya berpengaruh pada daya jualnya di pasar tenaga kerja serta
dalam produktifitasnya ketika manghasilkan barang dan jasa. Sayangnya, di Indonesia
khususnya di Bali, masih banyak tingkat pendidikan tenaga kerjanya masih tergolong
rendah. Upaya yang harus dilakukan pemerintah yaitu, meningkatkan kualitas pendidikan
dan memberikan pendidikan yang merata pada tiap-tiap wilayah kabupaten.
Tidak Menguasai Teknologi
Penguasaan teknologi bermakna mempunyai kemampuan untuk mengolah, memanfaatkan
dan menggunakan teknologi dengan optimal.Penguasaan teknologi juga sangat
berpengaruh bagi kualitas tenaga kerja. Jika seorang tenaga kerja mempunyai penguasaan
teknologi yang bagus, maka produktifitasnya akan meningkat pesat dan lebih efisien.
Sebaliknya, tenaga kerja yang tidak menguasai teknologi atau dapat disebut dengan
istilah gaptek atau gagap teknologi akan lebih kecil prokdutifitasnya. Daya saing yang
dimiliki oleh tenaga kerja yang gagap teknologi akan kecil.
Terbatasnya Fasiltas Infrastruktur
Terbatasnya fasilitas-fasilitas infrastruktur akan mengakibatkan produksi barang semakin
rendah. Jika fasiltas infrastruktur atau alat yang hendak dipergunakan terbatas, tenaga kerja
terpaksa memilih membuatnya dengan olahan tangan sendiri. Hal tersebut belum tentu
beroleh hasil yang bermutu tinggi, sehingga daya saing barang produksi tersebut kalah
banding dengan barang produksi daerah lain. Hal itulah yang menyebabkan kualitas tenaga
kerja Bali semakin rendah.
Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu atau kualitas
tenaga kerja yaitu :
Latihan Kerja
Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja yang
langsung dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja. Dengan kata lain, latihan kerja
berkaitan dengan pengembangan profesionalisme tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu kerja, latihan kerja dapat berfungsi sebagai suplemen ataupun
komplemen terhadap pendidikan formal.
Pemagangan
Pemagangan adalah latihan kerja langsung ditempat kerja. Jalur pemagangan ini bertujuan
untuk memantapkan profesionalisme yang dibentuk melalui latihan kerja. Dengan
bimbingan dan pengalaman yang terus-menerus dalam dunia kerja maka profesionalisme
tenaga kerja akan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keterampilan yang
dipelajari selama magang pada suatu perusahaan.
Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan cara memperbaiki ataupun
memantapkan sistem pendidikan di Indonesia khususnya di Bali. Pemerintah dapat
membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) yang berkualitas di seluruh daerah kabupaten
Provinsi Bali.
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, kondisi
ketenagakerjaan di Bali tergolong cukup baik, karena tingkat pengangguran hanya 1,37
persen. Tetapi masih terdapat beberapa masalah ketenagakerjaan yang pada gilirannya
membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri. Masalah ketenagakerjaan seperti
jumlah angkatan kerja, upah yang rendah , kualitas tenaga kerja yang perlu ditingkatkan dan
persebaran tenaga kerja yang belum merata di pelosok Bali. Masalah-masalah tersebut
harus cepat ditangani pemerintah guna menekan masalah ketenagakerjaan yang masih
tersebar di penjuru Bali.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014
http://www.baliprov.go.id/Gubernur-Bertemu-Dewan-Pengupahan Diakses pada tanggal 29
Oktober 2014
http://www.antaranews.com/berita/433368/tingkat-pengangguran-di-bali-paling-rendah-
di-indonesia Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014
http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja/pertanyaan-mengenai-gaji-
atau-upah-kerja-1 Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014
http://twentytwopm.wordpress.com/2011/03/26/sistem-upah-di-indonesia/ Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2014
http://rasyidpublish.blogspot.com/2013/07/rendahnya-kualitas-angkatan-kerja-
di.html#pages/2 Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014