Anda di halaman 1dari 3

IKATAN LOGAM

A. Pengertian

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antaratom atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak.
Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Ikatan logam adalah teori
lautan elektron. Contoh terjadinya ikatan logam adalah ketika tempat kedudukan
elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih
antarelektron ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas
dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya
berlawanan (Fe2+ dan 2 E-), maka terjadi gaya tarik menarik antara ion-ion Fe+ dan
elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuklah ikatan yang disebut Ikatan
Logam.

B. Ciri-Ciri Ikatan Logam

Adapun ciri-ciri dari ikatan logam ini adalah sebagai berikut :


 Atom-atom logam bisa di ibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat satu sama lain.
 Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
 Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom
lainnya.
 Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami suatu delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada satu atom, tetapi
senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain.
 Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.

Adanya ikatan logam ini menyebabkan logam bersifat padat pada temperatur
dan tekanan standar, dengan pengecualian unsur merkuri dan galium yang keduanya
berupa cairan. Berikut sifat-sifat dari logam :

 Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.


 Berkilau dan memantulkan cahaya.
 Dapat ditempa.
 Memiliki variasi kekuatan mekanik.
Ikatan logam adalah suatu ikatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam adalah akibat dari adanya tarik-menarik muatan positif dari logam dan
muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas. Sifat-sifat logam belum bisa
dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun ikatan ion. Senyawa
ionik tidak bisa menghantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik sifatnya
rapuh (berlawanan dengan sifat logam), dan atom dari senyawa logam hanya
mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak
dapat membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen adalah penghantar listrik yang
buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan
logam). Dengan demikian logam membentuk model ikatan yang berbeda.

C. Proses Pembentukan Ikatan Logam

Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja
jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya (elektron
yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan beberapa atom
tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi
untuk dipakai bersama, dengan demikian akan ada ikatan tarik-menarik antara atom-
atom yang saling berdekatan.

Jarak antar atom ini akan tetap sama, maksudnya bila ada atom yang bergerak
menjauh maka gaya tarik-menarik akan menariknya kembali ke posisi semula, dan
jika bergerak terlalu mendekat maka akan timbul gaya tolak-menolak karena inti-inti
atom berjarak terlalu dekat padahal muatan listriknya sama sehingga kedudukan atom
relatif terhadap atom lain akan tetap.

Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan,
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut elektron.
Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi suatu sistem
terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam. Atom logam bisa
berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga menjadi molekul yang besar
sekali. Satu atom akan berikatan dengan beberapa atom lain disekitarnya. Akibatnya
atom tersebut terikat kuat dan menjadi logam berwujud padat (kecuali Hg) dan
umumnya keras.

D. Perbandingan Sifat Fisis Senyawa Logam dan Senyawa Non Logam

Berikut perbandingan sifat fisis senyawa logam dan senyawa non logam :
Logam Non Logam
Padatan logam termasuk penghantar Padatan non logam biasanya bukan
listrik yng baik. penghantar listrik.
Mempunyai kilap logam. Tidak mengkilap.
Kuat dan keras (apabila digunakan Kebanyakan non logam tidak kuat dan
sebagai logam paduan). lunak.
Dapat dibengkokkan dan diulur. Biasanya rapuh dan patah bila
dibengkokkan atau diulur.
Penghantar panas yang baik. Sukar menghantarkan panas.
Kebanyakan logam memiliki kerapatan Kebanyakan non logam memiliki
yang besar. kerapatan rendah.
Kebanyakan logam memiliki titik didih Kebanyakan non logam memiliki titik
dan titik leleh yang tinggi. didih dan titik leleh yang rendah.

E. Reaksi Senyawa Logam

Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya


lunak, putih menkilat, dan mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut dibiarkan di
udara terbuka, maka permukaannya akan menjadi kusam karena logam-logam tersebut
mudah bereaksi dengan air atau oksigen , dan biasanya disimpan dalam minyak tanah.
Bersamaan dengan bertambahnya nomor atom maka tingkat kelunakkannya juga
semakin bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin bertambah sesuai
dengan bertambahnya nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam
alkali tanah dapat diamati antara lain dari reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan
air menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida serta cukup panas. Reaktivitas terhadap
air dingin semakin bertambah besar dengan bertambahnya nomor logam.

Logam-logam alkali tanah kecuali berilium semuanya berwarna putih, mudah


dipotong dan nampak makin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam jika
terkena udara. Reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda . berilium dapat bereaksi
dengan air dalam keadaan pijar dan airnya dalam bentuk uap. Magnesium bereaksi
dengan air dingin secara lambat dan semakin cepat bila makin panas, logam-logam
alkali tanah yang lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas
hidrogen dan hidroksida serta menghasilkan panas. Senyawa klorida dari logam-
logam alkali maupun alkali tanah larut dalam air membentuk ion hidrat sederhana.
Banyak klorida kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan
klorida dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan alumunium klorida bereaksi
dengan air membentuk alumunium hidroksida.

Anda mungkin juga menyukai