Distribusi Fosfat Dan Nitrat Di Teluk Ambon Bagian Dalam Pada Musim Barat Dan Timur
Distribusi Fosfat Dan Nitrat Di Teluk Ambon Bagian Dalam Pada Musim Barat Dan Timur
86 - 95
DOI: http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.2.2.2016.86-95 10
Widyariset | Vol. 2 No. 2 (2016) Hlm. 86 - 95
87
Idha Yulia Ikhsani (dkk.) | Distribusi Fosfat dan Nitrat...
Gambar 2. Penampang vertikal dari Teluk Ambon (Basit, Putri, and Tatipatta 2012)
pada delapan stasiun di TAD, seperti ter- pada kedalaman 5 dan 15 m menggunakan
lihat pada Gambar 1. Terdapat lebih dari current meter model Allec HMR dengan
delapan sungai yang bermuara ke Teluk ketelitian ±2 cm/detik.
Ambon bagian dalam. Adapun sungai- Pengambilan sampel air laut
sungai yang bermuara pada daerah yang dilakukan dengan menggunakan tabung
berdekatan dengan stasiun pengamatan Nansen pada kedalaman 1 m dari per-
ditunjukkan pada Tabel 1. TAD memiliki mukaan dan 50 cm dari dekat dasar.
kedalaman maksimum 45 meter, antara Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam
teluk dalam dan luar dihubungkan oleh botol polietilen dan disimpan pada suhu
ambang yang sempit dengan kedalaman 17 4 0C. Sampel air dibawa ke labora-
meter seperti terlihat pada Gambar 2. torium untuk disaring menggunakan
Pengambilan Data saringan millipore® ukuran 0,45 µm
dengan bantuan vacum pump. Pengukuran
Pengukuran kualitas air meliputi nitrat, konsentrasi zat hara mengikuti metode yang
fosfat, temperatur dan salinitas. Pengukuran dikemukakan oleh Strickland dan Parsons
temperatur dan salinitas dilakukan dengan (1970) menggunakan Spekrofotometer UV
menggunakan Compact Conductivity, -Vis Shimadzu 1700, dengan panjang
Temperature, Depth (CTD) Model SBE gelombang 543 nm untuk nitrat serta
19PLUS. Akurasi/ketelitian CTD untuk 885 nm untuk fosfat (Strickland and Par-
pengukuran temperatur dan salinitas ada- sons 1970). Data tambahan berupa curah
lah ± 0,02 oC dan ±0,03 psu. Pengukuran hujan didapatkan dari Badan Meteorologi,
arus pasang di Teluk Ambon bagian dalam Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota
dan luar dilakukan satu kali pada tanggal Ambon.
24–25 Februari 2015. Pengukuran arus
88
Widyariset | Vol. 2 No. 2 (2016) Hlm. 86 - 95
Data konsentrasi fosfat dan nitrat di fosfat dari sedimen pada daerah dekat dasar
permukaan dan dekat dasar pada Monsun (Paytan and McLaughlin 2007). Daerah
Barat maupun Monsun Timur diuji dengan dekat dasar juga merupakan tempat ter-
metode statistik paired t-test dengan soft- jadinya mineralisasi senyawa organik yang
ware Microsoft Excel. Uji statistik paired berasal dari jasad flora maupun fauna yang
t-test digunakan untuk membedakan mati. Hasil akhir dari proses mineralisasi
apakah ada perbedaan konsentrasi zat hara adalah ion nitrat, fosfat, dan silikat (Zehr
pada Monsun Barat dan Timur di permu- and Kudela 2011).
kaan dan daerah dekat dasar. Sebaran konsentrasi fosfat dan nitrat
di permukaan cenderung seragam di
semua stasiun, dibandingkan dekat dasar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Seragamnya konsentrasi fosfat dan nitrat
Monsun Barat (Bulan Februari) pada permukaan diduga karena kurang
lancarnya sirkulasi massa air di permukaan
Secara umum, konsentrasi fosfat dan nitrat
TAD. Berdasarkan hasil pengukuran arus,
di dekat dasar perairan lebih tinggi diban-
sirkulasi massa air di TAD hanya terjadi
dingkan dengan di permukaan (Gambar. 3).
pada kedalaman 15 meter; pada kedalaman
Kisaran konsentrasi fosfat di permukaan
tersebut massa air dari TAL akan bergerak
dan dekat dasar adalah 0,0471–0,0549 dan
masuk ke TAD (Gambar. 4). Sedangkan
0,0549–0,1176 mg/L. Kisaran konsentrasi
pada kedalaman 5 meter, massa air dari
nitrat di permukaan dan dekat dasar
TAL yang akan masuk TAD berbelok
adalah 0–0,0976 dan 0,0956–0,5870 mg/L.
arah saat membentur daerah ambang dan
Tingginya konsentrasi fosfat di daerah
kembali ke TAL (Gambar. 5).
dekat dasar dikarenakan tingginya difusi
Hunuth Passo
-3.645°S
P. A M B O N
Lateri
-3.665°S
Galala
Hative Bsr
-3.685°S
Pasut
AMBON
-3.705°S
Ref. Vektor
0.39 22.36
D a t e: 24-25 Feb. 2015
Depth : 15 m
128.12°E 128.14°E 128.16°E 128.18°E 128.2°E 128.22°E 128.24°E
Hunuth Passo
-3.645°S
P. A M B O N
Lateri
-3.665°S
Galala
Hative Bsr
-3.685°S
Pasut
AMBON
-3.705°S
Ref. Vektor
1.34 18.24
D a t e: 24-25 Feb. 2015
Gambar 3. Konsentrasi fosfat dan nitrat pada 128.12°E 128.14°E 128.16°E 128.18°E 128.2°E
Depth : 5 m
128.22°E 128.24°E
89
Idha Yulia Ikhsani (dkk.) | Distribusi Fosfat dan Nitrat...
Gambar 6. Salinitas setiap stasiun pada Monsun Gambar 7. Konsentrasi fosfat dan nitrat pada
Barat (bulan Februari) Monsun Timur (bulan Agustus)
Pada stasiun 6, 7, dan 8 di dekat yang lebih rendah dari lapisan di bawah-
dasar terlihat kecenderungan menurun- nya (Gambar. 6). Sedangkan pada daerah
nya konsentrasi nitrat dan fosfat seiring dekat dasar, stasiun 1 dan 6 menunjukkan
dekatnya stasiun dengan teluk bagian luar. konsentrasi nitrat yang tinggi yaitu 0,5871
Akan tetapi hal yang sebaliknya terjadi di dan 0,5768 mg/L hal ini diduga karena
permukaan, yaitu kecenderungan mening- terjadinya mineralisasi sedimen yang ter-
katnya konsentrasi fosfat dan nitrat pada jadi pada dasar perairan (Kristensen et al.
stasiun 6, 7, dan 8. Semakin rendahnya 2000).
kadar zat hara di bagian dekat dasar pada
stasiun yang dekat dengan ambang diduga Monsun Timur (Bulan Agustus)
karena pengenceran (Ferentinos et al.
2010) akibat pergantian massa air TAD Kisaran konsentrasi fosfat dan nitrat di
dengan TAL yang terjadi pada kedalaman permukaan 0,0495–0,0676 mg/L dan
15 m. Konsentrasi nitrat di permukaan pada 0,0247–0,4019 mg/L, sedangkan di daerah
stasiun 1 (0,058 mg/L), 3 (0,0989 mg/L), dasar adalah 0,0495–0,1802 mg/L dan
dan 8 (0,0682 mg/L) menunjukkan nilai 0,0247–0,7944 mg/L (Gambar 7). Nilai
yang lebih tinggi dari stasiun lainnya. Hal ini lebih rendah dari konsentrasi fosfat
ini diduga karena limpasan nutrient dari di TAD yang dilaporkan pula oleh Pello
darat yang terbawa oleh sungai (Sediadi et al. (2014), yaitu 0,0475–0,2783 mg/L
dan Manik 1994; Pello et al. 2014). Dugaan pada Monsun Timur. Hal ini diduga karena
tersebut diperkuat oleh data salinitas terjadinya fenomena el Nino pada tahun
permukaan dari stasiun-stasiun tersebut 2015 sehingga curah hujan lebih rendah
90
Widyariset | Vol. 2 No. 2 (2016) Hlm. 86 - 95
Gambar 8. Profil vertikal temperatur di TAD pada Gambar 9. Profil vertikal salinitas di TAD pada
(a) Monsun Barat (bulan Februari) dan (b) Timur (a) Monsun Barat (bulan Februari) dan (b) Timur
(bulan Agustus) (bulan Agustus)
dari tahun 2014 (Sathicq, Bauer, and Karakteristik massa air dari Laut Banda
Gómez 2015). Curah hujan yang lebih selain kaya akan zat hara adalah
rendah pada tahun 2015 mengakibatkan memiliki densitas yang besar tetapi suhu
lebih sedikitnya limpasan zat hara dari dan salinitas yang rendah (Wetsteyn,
daratan yang masuk ke TAD. Ilahude, and Baars 1990). Perbedaan
Kandungan fosfat dan nitrat pada densitas antara massa air TAD dan Laut
Monsun Timur baik di permukaan maupun Banda mengakibatkan massa air Laut
dekat dasar cenderung semakin besar pada Banda mengalami penenggelaman dan
stasiun yang semakin dekat dengan teluk menempati daerah dasar TAD. Masuknya
bagian luar, kecuali pada stasiun 3 dan 6 di- massa air dari Laut Banda dibuktikan
mana konsentrasi nitrat baik di dekat dasar dengan profil suhu yang lebih dingin dan
maupun permukaan sangat kecil (Gambar. salinitas yang lebih rendah di daerah dasar
7). Rendahnya konsentrasi nitrat pada pada musim timur daripada musim barat
stasiun 3 dan 6 diduga karena konsumsi (Gambar 8 dan 9).
nitrat oleh fitoplankton (PPLD-LIPI, Konsentrasi fosfat dan nitrat di TAD,
2015). Semakin tingginya konsentrasi baik permukaan maupun dekat dasar
zat hara pada stasiun yang semakin dekat telah melebihi baku mutu yang ditetapkan
dengan teluk bagian luar diduga karena ASEAN Marine Water Quality (Anonimous,
masuknya massa air dari Laut Banda yang 2008). Kandungan fosfat dan nitrat di TAD
kaya akan zat hara ke TAD melalui ambang juga lebih besar dari kandungan fosfat
(Anderson and Sapulete 1981). Laut dan nitrat di Teluk Hurun (Santoso 2006;
Banda mengalami pembalikan massa air Santoso 2007), Teluk Banten (Adiwilaga,
pada musim timur, sehingga mengakibat- Damar, dan Harris 2009) dan Karimunjawa
kan terjadinya peningkatan jumlah zat (Ulqodry et al. 2010). Hal ini diduga
hara di daerah permukaan. Massa air karena sirkulasi massa air di Teluk
yang kaya zat hara dari Laut Banda Hurun, Teluk Banten, dan Karimunjawa
akan menggantikan massa air di TAD. lebih lancar dari TAD, mengingat ketiga
91
Idha Yulia Ikhsani (dkk.) | Distribusi Fosfat dan Nitrat...
perairan ini langsung berhadapan dengan perbedaan konsentrasi zat hara baik di per-
laut lepas. Tingginya konsentrasi fosfat mukaan maupun dekat dasar pada Monsun
dan nitrat dibanding teluk lainnya meng- Barat maupun Timur (P value > 0,05) kec-
indikasikan telah terjadinya pencemaran uali untuk data konsentrasi fosfat di permu-
di TAD. Walaupun terindikasi telah ter- kaan (P value < 0,05). Konsentrasi fosfat di
cemar, tetapi konsentrasi fosfat dan nitrat permukaan pada Monsun Barat umumnya
di TAD lebih rendah dari Teluk Ujungbatu kecil karena sumber utama fosfat berasal
(Romdhoni et al. 2015), Teluk Bangpakong dari mineralisasi sedimen. Oleh karena itu,
(Bordalo, Chalermwat, and Teixeira 2016) pada saat Monsun Timur, dimana massa air
dan Teluk Jakarta (Yuliana 2012). Hal ini yang kaya nutrien dari Laut Banda masuk
diduga karena lebih besarnya masukan ke TAD, diduga terdapat penambahan
zat hara dari daratan yang masuk ke konsentrasi fosfat di permukaan yang
Teluk Jakarta, Teluk Bangpakong, dan mengakibatkan ada perbedaan konsentrasi
Teluk Ujungbatu, mengingat daratan yang fosfat antara Monsun Barat dan Timur.
mengelilingi ketiga teluk tersebut jauh Tidak berbedanya konsentrasi nitrat
lebih besar dengan aktivitas antropogenik dan fosfat di dekat dasar serta nitrat di
yang lebih banyak dan beragam dibanding permukaan antara Monsun Barat dan
TAD. Perbandingan zat hara di berbagai Timur diduga karena perbedaan curah
perairan, ditampilkan pada tabel 2. hujan pada musim tersebut. Pada bulan
Untuk melihat apakah ada perbedaan Februari (Monsun Barat) curah hujan
konsentrasi fosfat dan nitrat pada Monsun Kota Ambon (BMKG) sebanyak 196 mm,
Barat dan Timur, data hasil penelitian diuji sedangkan pada bulan Agustus (Monsun
dengan paired t-test. Nilai P-value hasil Timur) 70 mm. Menurut Wyrtki (1961)
analisis paired t-test untuk konsentrasi karakteristik Monsun Timur yang di-
fosfat dan nitrat di permukaan adalah 0,045 pengaruhi oleh angin Monsun Tenggara
dan 0,1; sedangkan untuk fosfat dan nitrat adalah membawa banyak curah hujan.
di dekat dasar adalah 0,09 dan 0,86. Hasil Akan tetapi el Nino yang melanda Indonesia
uji statistik menyatakan bahwa tidak ada pada tahun 2015 diduga menjadi penyebab
92
Widyariset | Vol. 2 No. 2 (2016) Hlm. 86 - 95
93
Idha Yulia Ikhsani (dkk.) | Distribusi Fosfat dan Nitrat...
94
Widyariset | Vol. 2 No. 2 (2016) Hlm. 86 - 95
95