Anda di halaman 1dari 11

Organ Colon dan Mekanisme Pencernaan yang Terjadi

Pada Colon

Tutor: dr. Danny A. Hermawan, Dipl. Derm

*Wira Candika 102016211, *Jhordy Christanto Seleng 102016178,

*Nur Eka Parlina 102016226, *Cindy Grace Asnani 102016235

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

wiracandika@gmail.com

Jln. Terusan Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

1
Abstract

Colon is a place where digestion occurs especially the absorption of water and the
process of defecation. In the colon, water absorption serves to produce digestive residues of
solid feces. Colon also performs mucosal secretions that facilitate the process of defecation.
The process of defecation will occur if the rest of the digestion to the rectum, stretching
occurs on the rectal wall causing musculus sphincter anii internus weakens so arises the
sense of want to defecate. If the musculus sphincter anii externus also weakens, then there is
defecation.
Key Words: Colon, Feces, Rectum, Defecation

Abstrak

Colon adalah tempat dimana terjadinya proses pencernaan terutama penyerapan air
dan proses defekasi. Pada colon, penyerapan air berfungsi untuk menghasilkan sisa-sisa
pencernaan berupa feses yang padat. Colon juga melakukan sekresi mukosa yang
mempermudah proses defekasi. Proses defekasi akan terjadi jika sisa pencernaan sampai pada
rektum, muncul peregangan pada dinding rektum yang menyebabkan muskulus sfingter anii
internus melemas sehingga timbul rasa ingin buang air besar. Jika musculus sfingter anii
externus juga melemas, maka terjadilah defekasi.

Kata Kunci: Colon, Feses, Rektum, Defekasi

Pendahuluan

Usus besar atau colon adalah salah satu saluran pencernaan. Colon adalah saluran
yang akan dilalui setelah makanan melewati usus halus. Pada colon, akan dilakukan proses
pencernaan terutama penyerapan air dan adanya proses defekasi. Colon terbagi dari beberapa
bagian berdasarkan perjalanannya yaitu, caecum, colon ascendens, colon transversum, colon
descendens, dan colon sigmoid. Secara mikroskopis juga colon berbeda dari usus halus.
Berikutnya akan diberikan penjelasan lebih lanjut pada isi tinjauan pustaka ini, semoga
tinjauan pustaka ini bermanfaat bagi pembacanya.

1
Isi

Struktur Makro Intestinum Crassum / Usus Besar

Intestinum Crassum / usus besar terdiri dari beberapa bagian, diantaranya ialah caecum yang
yang behubungan dengan ileum dan appendix vermiformis, colon yang dibagi kembali
menjadi colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum,
kemudian rectum dan canalis analis. Intestinum Crassum ini terdiri dari appendices epicloicae
yang merupakan jaringan lemak, haustra coli yang merupakan sakulasi daripada dinding usus
besar, taenila coli yang merupakan otot polos longitudinal. Caecum hingga colon transversum
terletak pada intraperitoneal sedangkan mulai dari flexura coli sinistra hingga anus terletak

Gambar 8. Intestinum Crassum.2

Caecum terletak diantara ileum dan


appendix veriformis. Caecum ini
merupakan lanjutan muara dari
ileum yang memiliki katup yang
memisahkan caecum ini. Katup
tersebut bernama Valva Ileocaecalis
/ Katup BAUHIN. Dan terdapat
ostium appendicis veriformis yang
menghubungkan caecum dengan
Gambar 9. Caecum, Ileum, dan Appendix.2 appendix veriformis.1,2

2
Vaskularisasi dari Cacum berasal dari A. Ileocolica yang merupakan cabang A. Mesenterica
Superior dan A. Coecalis Anterior et Posterior yang merupakan cabang A. Ileocolica.
Vaskularisasi dari Colon ascendens berasal dari A. Iliocecalis dan A. Colicamedia cabang A.
Mesenterica Superior. Vaskularisasi dari colon transversum berasal 2⁄3 berasal dari A.

Colicamedia cabang A. Mesenterica Superior dan 1⁄3 berasal dari A. Colicasinistra cabang
A. Mesenterica Inferior dimana A. Colica media dan A. Colica sinistra akan beranastomosis
membentuk RIOLAN’S anastomosis dan pada arcade dari kedua arteri ikut beranastomosis
membentuk DRUMMOND’S anastomosis. Vaskularisasi dari colon descendens dari A.
Colica sinistra cabang A. Mesenterica Inferior. Vaskularisasi pada Colon sigmoideum berasal
daru A. Sigmoidea cabang A. Mesenterica Inferior. Dan vaskularisasi baik rectum maupun
anus adalah oleh A. Rectalis Superior cabang A. Mesenterica Inferior, A. Rectalis Media
cabang A. Iliaca Interna, dan A. Rectalis Inferior cabang A. Pudenda Internae. Pada
pembuluh balik memiliki penamaan yang sama dari pembuluh nadi dan akan bermuara pada
V. Porta/ Hepatica Portae.1,2

Gambar 10. Vaskularisasi Intestinum Crassum.2

Kelenjar getah bening dimulai dari caecum hingga colon transversum bermuara ke nodi
lymphodei mesenterici superiores. Pada colon descendens hingga colon sigmoideum
bermuara ke nodi lymphodei mesenteric inferiors. Dan pada rectum dan anus pada
pertengahan proximal bermuara ke nnll. Lumbalis dan pada pertengahan distal bermuara ke
nnll. Iliaca internae.1,2

3
Gambar 11. Kelenjar Getah Bening Intestinum Crassum.2

Struktur Mikro Intestinum Crassum / Usus Besar

Struktur mikroskopis pada usus besar memiliki lapisan yang sama pada usus kecil hanya
bedanya pada usus besar tidak terdapat villi maupun plica circularis. Pada tunika muskularis
pada usus besar pada bagian dalam merupakan otot sirkuler yang berjalan menyambung
menjadi 3 pita yang disebut dengan taenia coli.3,4

Gambar 14. Colon.4

4
Gambar 15. Perbedaan Usus Besar dan Usus Kecil.3

Proses Pencernaan di Saluran Pencernaan

Motilitas

Kata motilitas menunjuk kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong
maju isi saluran cerna. Saluran cerna disusun oleh otot polos yang mempertahankan suatu
kontraksi tingkat rendah yang menetap yang dikenal sebagai tonus. Tonus ini sangat penting
untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna utuk mencegah dindingnya
teregang permanan setelah mengalami distensi.5,6

Terdapat dua tipe dasar motilitas yaitu gerakan mendorong (propulsif) dan gerakan
mencampur. Gerakan mendorong maju isi saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan
bervariasi bergantung pada dungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian sauran cerna. Pada
esofagus, gerakan ini berlangsung sangat cepat.5,6

Sementara itu, gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan


mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan pencernaan
makanan. Kedua, gerakan ini mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian
isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna.5,6

5
Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar
eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konsituen organik spesifik
yang penting dalam proses pencernaan, misalnya enzim, gram empedu, atau mukus. Sekresi
semua getah pencernaan memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagai bahan mentah
ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh retikulum endoplasma.5,6

Pencernaan

Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan makanan kaya energi yaitu
karbohidrat, protein dan juga lemak. Dasar dari proses pencernaan ini adalah untuk memecah
molekul-molekul besar yang tidak dapat melewati membran plasma menjadi molekul-
molekul kecil untuk dapat diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah. Perubahan
molekul besar menjadi kecil ini dibantu oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan.5,6

Sebagain besar karbohidrat yang kita telan berada dalam bentuk polisakarida yang
terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling berikatan. Selulosa adalah polisakarida
lain dalam makanan yang ditemukan di dinding tumbuhan yang tidak dapat dicerna menjadi
monosakarida, karena itu karbohidrat ini membentuk serat yang tidak tercerna. Selain bentuk
polisakarida, sumber karbohidrat lain yang lebih sedikit dalam makanan adalah dalam bentuk
disakarida termaksuk sukrosa dan laktosa. Dalam prosesnya, kesemuanya harus diubah
menjadi bentuk monosakarida (glukosa, fruktoa, galaktosa) agar dapat diserap.5,6

Sementara itu, protein melalui proses pencernaan diuraikan menjadi asam amino
konstituennya serta beberapa polipeptida kecil. Keduanya adalah satuan protein yang dapat
diserap. Sebagai besar lemak dalam makanan berbentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang
terdiri dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak. Dalam prosesnya, dua dari tiga
molekul asam lemak tersebut terpisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul
gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat padanya. Karena itu hasil akhirnya adalah
monogliserida dan asam lemak bebas.5,6

6
Penyerapan

Secara sederhana, proses penyerapan adalah proses dimana unit-unit kecil makanan
yang dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan
elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfe. Di usus halus,
terjadi sebagain besar penyerapan.5,6

Mekanisme Usus Besar

Motilitas

- Gerakan Mencampur (Haustrasi)

Umumnya gerakan usus besar belangsung lambat dan tidak mendorong sesuai
fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah
kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon.
Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan
segemntasi susu halus tetapi terjadi jauh lebih jarang. Lokasi kantung haustra secara
bertahap berubah sewaktu segmen yang semula meleas dan membentuk kantung
mulai berkontraksi secara perlahan sementara bagian yang tadinya berkontrasi
melemas secara bersamaan membentuk kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong
isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya masju-mundur sehingga isis kolon
teroanjan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks
lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.5,6

- Gerakan Massa

Tiga atau empat kali sehari, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-
segmen besar kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simultan,
mendorong tinja sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam beberapa detik.
Kontraksi masif ini yang secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke
bagian distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi defikasi.5,6

Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon, yang menjadi


pemicu utama gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke saluran cerna,
terpicu refleks-refleks yang memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk

7
menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gastroileum
memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan refleks
gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.5,6

- Refleks Defekasi

Ketika gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang
teradi di rektum merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks
defekasi. Refleks defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan
rekum serta kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot
rangka) juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani
eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika keadaan tidak memungkinkan untuk
defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani eksternus secara segaja.5,6

Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan
melemas, dan keinginan unntuk buang air besar mereda sampai gerakan massa
berikutnya mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan
rektum serta memicu refleks defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu
oleh gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen dan
ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.5,6

Sekresi

Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang
diperluka karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi
kolon terdiri dari laruan mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi
mukosa usus besar dari cederamekanis dan kimiawi. Mukus mempermudah feses
bergerak, sementtara NaHCO3menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh
fermentasi bakteri lokal.5,6

Pencernaan
Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim
pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk
kepentingan metabolisme mereka sendiri.5,6

8
Penyerapan
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara
aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara
osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh
bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.
Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses
terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah
kecil garam, dan residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses,
terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut flatus.5,6

Kesimpulan

Colon merupakan saluran yang akan dilalui oleh makanan dalam proses pencernaan.
Pada colon, akan terjadi proses penyerapan air untuk membentuk feses yang padat dan proses
pembusukan sisa-sisa pencernaan untuk kemudian dibuang melalui proses defekasi. Defekasi
terjadi ketika sisa pencernaan yang sudah sampai di rektum akan menimbulkan reflek regang
sehingga rektum akan berkontraksi lebih kuat untuk mendorong sisa-sisa pencernaan tersebut
dan musculus sfingter anii internus melemah sehingga muncul sensasi ingin buang air besar.
Ketika musculus sfingter anii internus juga melemah, maka terjadilah defekasi.

9
Daftar Pustaka

1. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore: Clinically oriented anatomy. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2013.

2. Paulsen F, Waschke J. Sobotta: Atlas of human anatomy volume 2. 15th ed. Munich:
Elsevier; 2011.

3. Mescher AL. Junqueira’s basic histology. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education;
2013.

4. Eroschenko VP. Atlas of histology with functional correlations. 11th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008.

5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.

6. Guyton, Hall. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11.Jakarta: EGC; 2009.

10

Anda mungkin juga menyukai