Anda di halaman 1dari 2

Tanaman memperoleh warna hijau karena adanya pigmen yang disebut Chlorophyll.

Klorofil
sejatinya berasal kata Yunani chloros yang berarti hijau dan phyllon yang berarti daun. Klorofil
sangat penting bagi tanaman karena berguna untuk menyerap energi dari cahaya dan dengan
demikian membantu tanaman mendapatkan makanan. Namun tahukah kamu bahwa klorofil
terbagi ke dalam 5 jenis, yaitu a, b, c, d, dan f yang masing-masing memiliki rumus molekul yang
berbeda yang menghasilkan warna berbeda.
Kebanyakan tanaman hanya memiliki dua jenis klorofil, semisal memiliki klorofil a dan b. Klorofil
a berwarna hijau kebiruan sedangkan Klorofil b berwarna kuning kehijauan. Kombinasi dari dua
jenis klorofil ini memberi mereka warna hijau. Tapi ini masih belum menjawab pertanyaan diatas.
Mengapa ada banyak variasi warna hijau?. Setidaknya ada dua alasan mengapa ada variasi
warna hijau.
Pertama adalah habitat tempat hidup tanaman. Tanaman yang mendapatkan sinar matahari
berlimpah memiliki lebih banyak klorofil dan dengan demikian memiliki warna hijau yang lebih
terang. Tanaman yang tumbuh di tempat teduh memiliki klorofil b yang melimpah sebagai
adaptasi untuk menangkap cahaya dengan intensitas rendah yang menjadikan daun berwarna
lebih gelap.
Kedua adalah bentuk dan desain daun. Ada tanaman yang memiliki daun yang tipis, sedangkan
yang lain berdaun tebal. Daun yang tebal cenderung tidak memiliki banyak air, sehingga
berwarna lebih gelap karena mereka memiliki kloroplas yang padat untuk menyerap sinar
matahari tetapi memiliki reflektansi rendah seperti daun kaktus. Sedangkan daun yang lebih tipis
lebih ringan karena sel mereka cukup air, sehingga konsentrasi klorofil di permukaan berkurang
yang membuat berwarna lebih cerah.
Di dalam kloroplas tidak hanya terdapat klorofil yang menjadi zat penyebab warna hijau daun. Di
dalam kloroplas juga terdapat carotenoids, phycocyanin, phycoerythrin, dan fucoxanthin. Setiap
daun mempunyai satu jenis kloroplas yang dominan.
Sebagian besar daun banyak mengandung klorofil, karena itulah kebanyakan daun berwarna
hijau. Namun ada jenis daun yang memiliki jumlah klorofil sedikit, sehingga warnanya tidak hijau.
Misalnya, tumbuhan yang mengandung banyak carotenoids akan memiliki daun yang berwarna
kuning.
Meskipun strukturnya berbeda dengan klorofil, namun carotenoids dan lainnya juga memiliki
fungsi yang sama dalam melangsungkan proses fotosintesis.
Pada umumnya warna daun dipengaruhi oleh zat hijau daun (klorofil) yang menyebabkan warna
daun menjadi hijau. Sebagian besar klorofil terdapat di daun, namun pada bagian-bagian
tanaman lain seperti akar, batang, buah, biji, dan bunga juga terdapat klorofil dengan jumlah
terbatas. Distribusi klorofil pada daun berbeda-beda. Klorofil di pangkal daun akan berbeda
dengan klorofil di bagian ujung, tengah, dan tepi daun. Perbedaan jumlah klorofil ini akan
menunjukkan perbedaan warna daun. Semakin hijau warna daun maka semakin tinggi
kandungan klorofilnya.

Terdapat 3 komponen yang memberikan penampilan pada warna daun. Komponen tersebut
adalah klorofil yang menghasilkan warna hijau untuk proses fotosintesis, karotenoid (karoten dan
atau xanthofil) yang memberi warna oranye atau kuning, tannin yang memberikan warna kuning
keemasan, dan anthocyanin yang memberi warna merah atau ungu.
Klorofil dan karotenoid berada di dalam daun selama musim panas dengan jumlah yang lebih
banyak dan menutupi warna karotenoid, sehingga sebagian besar daun berwarna
hijau.Anthocyanin diproduksi sebagai hasil dari glukosa yang terjebak dalam daun ketika
pembuluh darah daun tersebut tertutup. Gula ini kemudian akan pecah karena terkena cahaya
matahari dan menghasilkan pigmen berwarna merah dan ungu.

Pada kondisi eksisting tidak semua daun tanaman selalu berwarna hijau, daun dapat berwarna
kuning, merah, bahkan cenderung biru. Hal tersebut disebabkan adanya zat terlarut yang dapat
menghasilkan warna tertentu. Beberapa diantaranya adalah Anthocyanin dan Anthoxanthin.
Anthocyanin berada di sitoplasma dan menimbulkan warna merah muda, merah tua, dan biru.

Warna ini akan berubah mengikuti derajat keasaman (pH) lingkungan. Semakin asam (pH
rendah) lingkungan akan muncul warna merah, sebaliknya semakin basa (pH tinggi) akan muncul
warna biru pada daun. Anthoxantin juga berada di sitoplasma tetapi warna yang dihasilkan adalah
kuning muda hingga kuning tua. Kondisi dimana kedua zat ini bercampur di sitoplasma dan
menghasilkan warna yang tidak sesuai dapat disebut ko-pigmentasi.

Perbedaan kandungan klorofil pada setiap daun dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai.
Daun bayam yang dipakai pada saat praktikum secara visual memiliki warna hijau pekat.
Kepekatan warna yang tampak dari daun tersebut mengindikasikan bahwa kandungan klorofil
yang banyak pada daun. Selain itu daun bayam juga banyak mengandung zat besi vitamin dan
kaya akan mineral. Kandungan klorofil pada dasarnya sama seperti sel darah merah pada
manusia, semakin tua warna pada hijau pada daun bayam semakin tinggi kandungan klorofilnya
dan mengkonsumsi daun bayam juga mempercepat pembentukan sel darah merah (Rahayu dkk.,
2013).

Berbeda dengan daun jeruk nipis yang memiliki kandungan klorofil a paling sedikit. Hal ini juga
dipengaruhi oleh bagian daun yang dipakai. Daun jeruk nipis yang dipakai memiliki ciri secara
visual berwarna hijau muda. Daun jeruk nipis yang dipakai pada uji kandungan klorofil ini
merupakan bagian daun yang berada di pucuk atau daun yang masih muda. Daun yang masih
muda cenderung berwarna hijau kekuningan dan memiliki kandungan klorofil yang lebih sedikit.
Lamina atau helaian daun pada daun jeruk yang dipakai lebih tipis dikarenakan daun yang dipakai
masih muda dan berada di ujung batang. Berdasarkan umur daun, daun yang muda memiliki
lamina yang tipis dan daun yang tua memiliki lamina yang lebih tebal (Aini dkk., 2014).

Daun mawar memiliki kandungan klorofil b paling besar. Kandungan klorofil b pada daun mawar
sebesar 1,66 µg ml-1. Klorofil pada suatu tumbuhan terdapat pada daun, pada praktikum ini
bagian daun yang dipakai adalah helaian daun. Helaian daun atau lamina dapat mengandung
banyak klorofil jika tanaman ditanam pada lingkungan yang mendukung pembentukan klorofil.
Daun mawar pada praktikum ini secara visual memiliki warna hijau yang pekat. Kepekatan warna
pada daun mawar ini menunjukan bahwa pembentukan klorofil pada daun tersebut tidak
terganggu. Aspek pertumbuhan tanaman meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomi dan
morfologis, kekurangan air pada saat penanaman dapat menggaung proses fisiologis tanaman
terutama pada saat pembentukan klorofil (Ai dan Banyo, 2012).

Anda mungkin juga menyukai