Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI ILMU SOSIAL, IPS, DAN PIPS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh:
SHODIQ : 014011074

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
A. Ilmu-Ilmu Sosial
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu-ilmu sosial menurut beberapa ahli:
• LEWIS, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-
hari antara warga negara dan pemerintahannya
• KEITH JACOBS, sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs
komunitas
• RUTH AYLETT, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun
tetap inheren dan terintegrasi
• PAUL ERNEST, sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka
terlibat dalam berbagai kegiatan bersama
• PHILIP WEXLER, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia
• ENDA M. C ,sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan
• LENA DOMINELLI, sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan
manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
• PETER HERMAN, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun
tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
• ENGIN FAHRI. I, sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan
walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.
• Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah
sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.
• Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang
mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai
anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
• Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok.
Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
• ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan
pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala
sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam
menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada
lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan
sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun
kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya,
IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS
pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang,
sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup
pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi
dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan
sekitar peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang
pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan
yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih
daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan. Sebagaimana telah dikemukakan
di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks
sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang
bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan
masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran
IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh
karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang
bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau
yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.
Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial,
seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-
pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka penting untuk
dikemukakan beberapa pengertian social studies dan IPS menurut para ahli berikut ini.
1. Edgar B Wesley menyatakan bahwa social studies are the social sciences simplified for
paedagogieal purposes in school. The social studies consist of geografy history,
economic, sociology, civics and various combination of these subjects.
2. John Jarolimek mengemukakan bahwa The social studies as a part of elementary school
curriculum draw subject-matter content from the social science, history, sociology,
political science, social psychology, philosophy, antropology, and economic. The social
studies have been defined as “ those portion of the social science... selected for
instructional purposes”.
Demikian beberapa pengertian yang dikembangkan di Amerika Serikat oleh beberapa tokoh
pendidikan terkenal. Pengembangan IPS di Indonesia banyak mengambil ide-ide dasar dari
pendapat-pendapat yang dikembangkan di Amerika Serikat tersebut. Tujuan, materi, dan
penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi masyarakat
Indonesia.
Hal ini didasarkan pada realitas, gejala, dan problem sosial yang menjadi kajian IPS yang
tidak sama dengan negara-negara lain. Setiap negara memiliki perkembangan dan model
pengembangan social studies yang berbeda. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh
beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
a) Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu
sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik
dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan
yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
b) Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung
arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas
menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan, b)
mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan
masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
c) Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah
mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang
berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
d) Dari perkembangan ilmu sosial timbul paham study sosial yang disebut ilmu pengetahuan
sosial. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
Yang termaksud pada pelajaran IPS, yaitu geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi
dll.
e) Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati,
mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya.
Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah
terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.
f) Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner
(Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.
g) Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah
mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada
pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah
sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-
masing.
Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat
bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari
kerangka dan masalah sosial, ditelaah, dianalisis faktor-faktornya, sehingga dapat dirumuskan
jalan pemecahannya.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu
lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara
lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang
mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa
lampau umat manusia.

C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS)


Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social studies. Pembelajaran
IPS bertujuan membekali peserta didik agar a) memiliki pengetahuan sosial, b) mampu
mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari alternatif pemecahan masalah-masalah sosial dalam
masyarakat, c) mampu berkomunikasi dalam masyarakat, d) memiliki kesadaran, keterampilan,
dan sikap mental yang positif dalam bermasyarakat, dan e) mampu mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan masyarakat dan IPTEK.
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau
disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah
social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut :
Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran
bagi siswa sejak pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada
disiplin-disiplin ilmu sosial.
Tujuan pendidikan IPS secara teoretik tidak hanya terdapat dalam kurikulum secara eksplisit,
namun tumbuh dalam berbagai konsepsi pemikiran yang dikembangkan para pakar. Beberapa
definisi yang coba diangkat, selalu memuat konsep tentang tujuannya. Tradisi di mana pendidikan
IPS ini dikembangkan mewarnai rumusan tujuan sehingga tampak rumusan ini sangat kontekstual
dengan sosial budaya pendidikan sebagai latarnya. PIPS secara programatik keilmuan ditopang
oleh dua kekuatan disiplin keilmuan, yaitu ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan. Kedua
sumber ini hendaknya terefleksi dalam sosok program PIPS yang ditopang oleh kultur akademik
para pengembangnya.
PIPS perlu dipertegas bahwa PIPS tidak "bebas nilai", akan tetapi justru sarat dengan nilai.
Hal ini merupakan keunggulan konseptual untuk lebih menjelaskan bahwa ilmu-ilmu sosial yang
menjadi sumberis keilmuan dalam paradigma ilmu sosial yang value based. Pertimbangan
psikologis untuk tujuan pendidikan adalah merupakan keunggulan konseptual dapat memberikan
arah yang jelas baik bagi pengembangan program maupun penetapan strategi belajar-mengajar
terutama pada saat implementasi dan rekonstruksi program yang perlu didasarkan pada hasil
evaluasi. Keberhasilan merumuskan landasan konseptual ternyata harus terefleksi dan secara
konsisten dijadikan landasan serta wawasan para pengembang dan pelaksana program PIPS.
Landasan konseptual PIPS kurang direspon secara produktif belum dijadikan landasan
konseptual dan belum membentuk karakter epistimologinya yang tranformatif secara sistemik,
yang baru nampak adalah dimensi formalistiknya secara terbatas. Terdapat dua sumber keilmuan
PIPS, yaitu ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasi untuk kepentingan pendidikan.
Penelitian dan kajian selama ini menemukan bahwa materi IPS lebih banyak memuat informasi
tentang konsep-konsep ilmu-ilmu sosial bahannya disusun lebih banyak dipengaruhi oleh
pendekatan keilmuan.
PIPS merupakan berbagai macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial dan kegiatan-kegiatan
dasar manusia segala permasalahannya, yang diorganisasi dan disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk tujuan pendidikan FIPS Pascasarjana. Persoalannya sekarang dalam memperkuat
epistimologi perlu dikembangkan lagi pengertian ini dengan memperhatikan tantangan terhadap
peran PIPS dalam kaitannya dengan globalisasi, perkembangan pesat dalam teknologi informasi,
demokratisasi, kemajemukan, dan semangat reformasi total yang berkembang akhir-akhir ini.
Kedudukan ilmu sosial dalam kaitannya dengan pendidikan IPS, menempatkan ilmu-ilmu
sosial sebagai sumber ilmu keilmuan dan materi bahan sajian pendidikan IPS. Jadi, hubungan
keduanya bersifat materiil. Gross (1987) menyebutnya imu-ilmu sosial sebagai foundation of
social studies. Implikasinya jika lemah penguasaan dari konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosial
maka akan lemah pula potensi/kemampuan pengembangan pendidikan IPS.
Daftar Pustaka
Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP.
Ade Soetara, “ Makalah IPS sebagai Program Pendidikan“
http://soetara.blogspot.com/2011/01/makalah-ips-sebagai-program-pendidikan.html
(diakses tanggal 10 maret 2011)
Hidayati, Mujinem & Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Lutfiyah, Attikah. “ Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup ISD dan IPS”
http://luthfiyyah.blogspot.com/2011/02/pengertian-isd-ilmu-sosial-dasar-isd_18.html (
diakses tanggal 25 April 2005).
Mordianto, G. ( 2003). “ Social science dan Social Studies”. www.kompas.com/kompas-
cetak/0305/26/opini /308760.html (Diakses tanggal 25 April 2005).
Nursyid Sumaatmadja. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: UT.
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ).
Yogyakarta : FIP FKIP
http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/konsep-dasar-ips-dan-ilmu-ilmu-sosial-dalam-
pembelajaran/
http://wiki.bestlagu.com/news/166002-pengertian-ips.html
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SD N 1 Cluwuk
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)

I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia

II. Kompetensi Dasar


2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

III. Indikator
2.2.1 Mengidentifikasi 5 tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
2.2.2 Menjelaskan cara menghormati usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Setelah melakukan diskusi kelompok dengan gambar, siswa dapat mengidentifikasi 6 tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dengan benar.
2. Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan cara menghormati usaha para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan dengan baik.
 Karakter siswa yang diharapkan :
1. Iman dan Taqwa
2. Kerjasama
3. Responsif
4. Saling menghormati
5. Percaya diri

V. Materi Pokok( Terlampir )


1. Mengenal tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan
2. Menghormati usaha para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.

VI. Kegiatan Pembelajaran. ( 70 Menit )


A. Kegiatan awal ( 15 menit )
 Guru mengucapkan salam
 Guru mengajak siswa untuk berdoa
 Guru mempresensi kehadiran siswa
 Guru mengajak siswa untuk bermain konsentrasi.
 Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi, contohnya “ Siapa yang ingin
menjadi pahlawan?”
 Guru memberi motivasi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan inti (40 menit )


 Eksplorasi (15 menit)
 Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang lalu .” Anak-anak,kemarin kita sudah mempelajari
tentang apa?”, kemudan Siswa menjawab.
 Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang lalu .” nah,siapa yang tahu tentang tokoh
persiapan kemerdekaan?”, kemudan Siswa menjawab.
 Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang beberapa tokoh persiapan
kemerdekaan dengan cermat.
 Siswa mendengarkan guru yang menjelaskan tentang menghormati usaha para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
 siswa untuk melakukan diskusi kelompok dengan teman sebangku tentang tokoh-tokoh persiapan
kemerdekaan.
 Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS ).
 Elaborasi (30 Menit )
 Siswa dengan teman sebangkunya mulai mendiskusikan tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan.
 Siswa menuliskan hasil diskusi di LKS yang diberikan guru.
 Siswa dan guru mengoreksi dengan menggunakan alat peraga “KETUNG (Kertas Gantung)
 Siswa yang berani maju ke depan
 Siswa memilih gambar salah satu tokoh persiapan kemerdekaan
 Siswa menempelkan gambar yang sudah dipilihnya di kolom bagian gambar
 Siswa juga memilih dan menempel kertas yang berisi Nama dan Peran Tokoh
 Siswa yang lain menanggapi.
 Konfirmasi ( 5 menit )
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan
C. Kegiatan Penutup ( 5 menit )
o Guru dan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
o Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
o Guru memberi pesan dan motivasi
o Siswa dan Guru berdoa
o Guru mengucapkan salam

VII. Sumber dan Alat


ber :
Susilaningsih,Endang,dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan
 Alat : Gambar tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan
VIII. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
2.2.1 Mengidentifikasi 5tokoh dalam Diskusi Lembar kerja Tuliskan nama dan peran
mempersiapkan kemerdekaan Kelompok tokoh-tokoh berikut ini
dalam mempersiapkan
negara
Indonesia merdeka dan
2.2.2 Menjelaskan cara dalam perumusan dasar
menghormati usaha para tokoh negara!
Tes Tes Lisan
dalam mempersiapkan 1. Bagaimana cara
kemerdekaan menghormati usaha para
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Skor
1. Konsep Setiap nomor sama dengan skor 8
Nilai = B x 8
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Kerjasama 1. Saling bekerjasama 3
2. Kurang adanya kerjasama 2
3. Tidak bekerjasama 1
2. Keaktifan 1. Menjawab 1 pertanyaan benar 3
2. Menjawab 2 pertanyaan salah 2
3. Menjawab 1 pertanyaan salah 1
Nilai = Jumlah Skor x 10
Lembar Penilaian

No Nama Siswa Produk Performansi Nilai

1.
2.
3.
4.
5

Nilai Akhir = Produk + Performansi

Semarang, 17 Februari 2013


Mengetahui,
Dosen Pamong Praktikan

Mudzanatun,S.Pd.,M.Pd. Ismawati

Anda mungkin juga menyukai