Anda di halaman 1dari 8

FLYOVER (ABUTMENT DAN PILAR)

Jembatan Flyover disebut jga sebagai jembatan layang yaitu jembatan yang dibuat diatas
ruas suatu jalan secara sejajar ataupun berlawanan arah dan berfungsi sebagai ruas jalan yang
menghubungkan suatu tempat ke tempat lainnya.

Konstruksi suatu jembatan terdiri atas bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi.
Bangunan atas sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas suatu jembatan , berfungsi
menampung beban – beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan dan kemudian
menyalurkan ke bagian bawah. Bangunan atas dapat digunakan balok girder ataupun rangka
baja, lantai, trotoir dan sandaran. Sedang bangunan bawah pada umumnya terletak di bawah
bangunan atas. Fungsinya menerima atau memikul beban–beban yang diberikan bangunan atas
dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Bangunan bawah berupa abutment dan pier (jika ada).
Pondasi berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkannya ke tanah.

1. Abutment
Merupakan bagian dari bawah bangunan jembatan, abutment mempunyai fungsi
untuk memikul semua beban yang bekerja pada bangunan atas jembatan. Serta berfungsi
untuk meneruskan beban yang dipikul bangunan atas kelapisan tanah dasar dengan aman 1
sekaligus sebagai bangunan penahan tanah serta menerima tekanan dan di teruskan ke
pondasi.

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


Dalam perencanaan abutment selain beban-beban yang bekerja juga diperhatikan
pengaruh kondisi lingkungan seperti angin, aliran air, gempa bumi, dan penebab-penyebab alam
lainnya. Selain itu faktor pemilihan bentuk atau jenis abutment yang digunakan juga harus
diperhatikan dengan teliti.
Ada berbagai bentuk dan jenis abutment tetapi dalam pemilihannya perlu
dipertimbangkan seperti bentuk bangunan atas, kondisi tanah, serta kondisi bangunannya. Bentuk
umum struktur abutment identic dengan struktur dinding penahan tanah, akan tetapi untuk
perencanaannya tentu beban yang bekerja diatasnya diperhitungkan.

Adapun jenis-jenis abutment terdiri dari beberapa tipe atau bentuk yang umum, diantaranya
adalah:
1) Abutment Tipe Gravitasi

Memperoleh kekuatan dan ketahanan terhadap gaya-gaya yang bekerja dengan


menggunakan berat sendiri. Karena bentuknya yang sederhana begitu juga dengan
pelaksanaannya tidak begitu rumit. Abutment tipe grafitasi sering digunakan pada struktur
yang tidak terlalu tinggi dan tanah pondasinya yang baik. Pada umumnya material yang
digunakan berupakan pasangan batu kali atau beton tumpuk. Biasanya abutment tipe
gravitasi digunakan pada jembatan yang memiliki bentang yang tidak terlalu panjang.

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


Gambaran jenis abutmenet tipe gravitasi

2) Abutment Tipe T Terbalik


Merupakan tembok penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu tembok
memanjang dan sebagai suatu pelat kekuatan dari tembok. Ketahanan dari gaya-gaya
yang bekerja diperoleh dari berat sendiri serta berat tanah diatas pelat tumpuan.
Perbedaan abutmenet tipe T terbalik dan abutment tipe gravitasi terdapat pada
kelangsingannya, Pada umumnya abutmenet tipe T terbalik digumakan pada konstruksi
yang lebih dan material yang digunakan beton bertulang.

Gambaran jenis abutmenet tipe T terbalik

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


3) Abutment Tipe Dengan Penopan
Tipe ini hamper mirip dengan abutment tipe T terbalik, tetapi jenis abutment ini
diberi penopang pada sisi belakangnya (counterfornt) yang bertujuan untuk memperkecil
gaya yang bekerja pada tembok memanjang dan pada tumpuan. Pada umumya abutment
tipe penopang digunakan pada keadaan struktur yang tinggi dan menggunakan material
beton bertulang.

Gambaran jenis abutmenet tipe penopang

2. Pilar

Pilar ata pier berfuungsi sebagai pendukung bangunan atas. Pilar jembatan
sederhana adaah suatu konstruksi beton bertulang yang menump diatas pondasi dan
terletak di tengah – tengah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul antara bentang tepi
dengan bentang tengah bangunan jembatan atas jembatan (SNI 2451, 2008).

Pilar – pilar dapat berupa susnan rangka pendukung (trestle) yaitu topi beton
bertulang yang bertindak sebagai balo melintang (cross beam), dengan kepala tiang
tertanam pada topi, atau susunankolom, yang menggunakan sistem beton kopel (pile cap)
yang terpisah, sistemkolom dan balok melintang terpisah.

Pada umumnya di Indonesia dipakai susunan rangka pendukung untuk pondasi tiang.
Pada susunan tersebut tiang diteruskan langsung pada balok melintang ujung 4
(cross head) pilar. Kelebihan utama dari susunan ini adalah biaya, kemudahan
pelaksanaan, dan kurangnya kemungkinan penggerusan local sungai.

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


Kekurangan utama susunan ini adalah penampilannya yang kurang menarik terutama
pada waktu muka air rendah. Ditambah lagi, pile cap sering ditempatkan sangat tinggi
diatas muka air.

Jika pondasi sumuran digunakan untuk pilar, sistem topi beton, kolom,dan balok
melintang ujung dipakai. Sistem kolom dapat berupa kolom tunggal ataumajemuk atau
dapat berupa dinding penuh. Kepala jembatan dengan pondasisumuran biasanya menempatkan
bangunan kepala jembatan langsung pada pondasi sumuran. Sistem ini terkadang dipakai juga
untuk pondasi tiang.

Berbeda dengan abutment yang jumlahnya ada 2 (dua) dalam satu jembatan.
Bentuk pilar suatu jembatan harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran sungai,
sehingga dalam perencanaanya selain pertimbangan dari segi kekuatan juga
memperhitungkan masalah keamanannya. Dalam segi jumlah pun bermacam-macam
tergantung dari jarak bentangan yang tersedia, keadaan sungai dan keadaan tanah.

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


Secara umum ada beberapa macam tipe pilar jembatan yaitu:

1) Tipe Dinding Penuh (Masif)

Tipe dinding penuh

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


2) Tipe Dua Kolom

Tipe dua kolom

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil


3) Tipe Balok Cap atau Tiang – Tiang Pancang

Tipe balo cap

Abutment dan Pilar | Konstruksi Bangunan Sipil

Anda mungkin juga menyukai