Jembatan Flyover disebut jga sebagai jembatan layang yaitu jembatan yang dibuat diatas
ruas suatu jalan secara sejajar ataupun berlawanan arah dan berfungsi sebagai ruas jalan yang
menghubungkan suatu tempat ke tempat lainnya.
Konstruksi suatu jembatan terdiri atas bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi.
Bangunan atas sesuai dengan istilahnya berada pada bagian atas suatu jembatan , berfungsi
menampung beban – beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan dan kemudian
menyalurkan ke bagian bawah. Bangunan atas dapat digunakan balok girder ataupun rangka
baja, lantai, trotoir dan sandaran. Sedang bangunan bawah pada umumnya terletak di bawah
bangunan atas. Fungsinya menerima atau memikul beban–beban yang diberikan bangunan atas
dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Bangunan bawah berupa abutment dan pier (jika ada).
Pondasi berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkannya ke tanah.
1. Abutment
Merupakan bagian dari bawah bangunan jembatan, abutment mempunyai fungsi
untuk memikul semua beban yang bekerja pada bangunan atas jembatan. Serta berfungsi
untuk meneruskan beban yang dipikul bangunan atas kelapisan tanah dasar dengan aman 1
sekaligus sebagai bangunan penahan tanah serta menerima tekanan dan di teruskan ke
pondasi.
Adapun jenis-jenis abutment terdiri dari beberapa tipe atau bentuk yang umum, diantaranya
adalah:
1) Abutment Tipe Gravitasi
2. Pilar
Pilar ata pier berfuungsi sebagai pendukung bangunan atas. Pilar jembatan
sederhana adaah suatu konstruksi beton bertulang yang menump diatas pondasi dan
terletak di tengah – tengah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul antara bentang tepi
dengan bentang tengah bangunan jembatan atas jembatan (SNI 2451, 2008).
Pilar – pilar dapat berupa susnan rangka pendukung (trestle) yaitu topi beton
bertulang yang bertindak sebagai balo melintang (cross beam), dengan kepala tiang
tertanam pada topi, atau susunankolom, yang menggunakan sistem beton kopel (pile cap)
yang terpisah, sistemkolom dan balok melintang terpisah.
Pada umumnya di Indonesia dipakai susunan rangka pendukung untuk pondasi tiang.
Pada susunan tersebut tiang diteruskan langsung pada balok melintang ujung 4
(cross head) pilar. Kelebihan utama dari susunan ini adalah biaya, kemudahan
pelaksanaan, dan kurangnya kemungkinan penggerusan local sungai.
Jika pondasi sumuran digunakan untuk pilar, sistem topi beton, kolom,dan balok
melintang ujung dipakai. Sistem kolom dapat berupa kolom tunggal ataumajemuk atau
dapat berupa dinding penuh. Kepala jembatan dengan pondasisumuran biasanya menempatkan
bangunan kepala jembatan langsung pada pondasi sumuran. Sistem ini terkadang dipakai juga
untuk pondasi tiang.
Berbeda dengan abutment yang jumlahnya ada 2 (dua) dalam satu jembatan.
Bentuk pilar suatu jembatan harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran sungai,
sehingga dalam perencanaanya selain pertimbangan dari segi kekuatan juga
memperhitungkan masalah keamanannya. Dalam segi jumlah pun bermacam-macam
tergantung dari jarak bentangan yang tersedia, keadaan sungai dan keadaan tanah.