Budi Pekerti
Budi Pekerti
“Om Swastyastu”
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas Asungkerta Warga NugrahaNYA lah makalah yang berjudul “
Bentuk-Bentuk Tempat Suci” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan Makalah ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Agama Hindu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca
dan terimakasih juga kepada bapak selaku guru yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
“Om Santih Santih Santih Om”
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………………iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………….……………………………….1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………….………..………….1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………..………….…..1
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………………………………
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Tempat suci………………………….………………................3
2.2 Bentuk-Bentuk Tempat suci…………………………………………………….….4
Bab III Penutup…………………………………………………………………………………6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………6
3.2 Saran……………………………………………………………………………….……….6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….…6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan dapat terlepas dari pergaulan. Hubungan
dengan sesama manusia turut menentukan kesuksessan seseorang dalam meniti karir. Oleh
karena itu, hubungan dengan sesama manusia sangat penting sebab sifat dasar manusia
adalah makhluk sosial, yaitu memerlukan pertolongan orang lain. Namun demikian, tidak
semua orang mampu bergaul dengan baik. Cara bergaul setiap pribadi itu berbeda-beda. Ada
yang supel, ada yang biasa-biasa saja dan ada yang merasa malu bergaul. Pada umumnya
rasa malu akan menghambat pergaulan seseorang. Orang yang pemalu merasa bahwa
dirinya lebih buruk dari orang lain. Memang dalam batas tertentu rasa malu diperlukan
dalam pergaulan sehari-hari, seperti orang-orang yang suka mencari muka dihadapan
pimpinan, orang tidak tahu terima kasih, orang yang melanggar larangannya sendiri, dan
lain-lain. Orang yang tidak tahu malu seperti itu sering disebut manusia muka tembok.
Sebenarnya, formula dari rasa malu terdiri dari 'terlalu berpusat pada diri sendiri'
dicampur dengan rasa gugup. Dan ada paduan yang lebih tak menyenangkan, saat rasa malu
itu mempengaruhi fisik dengan cara 'membajak' ketenangan logis. Rasa malu adalah sebuah
kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latarbelakang diatas, maka penulis menyusun permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari rasa malu?
2. Apa saja yang menjadi penyebab timbulnya rasa malu?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari rasa malu?
4. Bagaimana cara mengatasi rasa malu?
5. Apa saja syarat pergaulan yang sukses?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari rasa malu.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya rasa malu.
3. Untuk menetahui dampak dari rasa malu.
4. Untuk mengetahui cara-cara mengatasi rasa malu.
5. Untuk mengetahui syarat-syarat pergaulan yang sukses.
BAB II
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Rasa malu adalah perasaan canggung seseorang bila berada didepan umum. Akan tetapi,
Rasa malu dapat dipandang dari berbagai perspektif. Seperti, dari perspektif psikologi,
sosiologis, filosofis, atau teologis. Oleh karena itu pengertian rasa malu dibentuk oleh perspektif
atau bidang (disipilin ilmu) yang digunakan.
Rasa malu pada umumnya timbul karena konsep diri yang negative. Mereka selalu
merasa tidak sebanding bila dibandingkan dengan orang lain. Akibatnya adalah kurang yakin
akan kemampuan diri sendiri, terlalu perasa, kurang mendapat kepercayaan atau penghargaan,
dan takut salah. Rasa malu selain disebabkan diri sendiri juga disebabkan oleh perlakuan orang
lain. Paul J. Centi mendaftar penyebab timbulnya rasa malu antara lain: orang tua, saudara
kandung, orang lain, dan kebudayaan.
Dampak rasa malu antara lain berupa tidak dapat mencapai kepenuhan dalam pergaulan,
mendekati orang lain terlalu berhati-hati, terlalu sadar diri, berbuat dengan sengaja agar diterima
dan disukai, selalu memandang unsur-unsur negative yang dikira ada pada dirinya.
Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam
pergaulan sosial. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi
membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk memulai mengurangi
rasa malu, bagi Anda yang pemalu, ada beberapa hal di bawah ini yang dapat mengatasi rasa
malu yaitu: hilangkan perasaan rendah diri, mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh,
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri apa adanya.
Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri apabila dalam pergaulan seseorang mampu
membawa diri sehingga kehadirannya dapat diterima dimana saja dengan penuh suka cita. Inilah
yang disebut dengan pergaulan yang sukses. Syarat sukses dalam pergaulan antara lain
dipengaruhi oleh kemampuan berempati, mamiliki sikap menghargai, mempunyai rasa humor,
dan tidak suka mencari kambing hitam.
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu