Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas Asungkerta Warga NugrahaNYA lah makalah yang berjudul “
Bentuk-Bentuk Tempat Suci” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan Makalah ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Agama Hindu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca
dan terimakasih juga kepada bapak selaku guru yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
“Om Santih Santih Santih Om”

Bangli, September 2017


Daftar isi :

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………………………………………………iii
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………….……………………………….1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………….………..………….1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………..………….…..1
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………………………………
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Tempat suci………………………….………………................3
2.2 Bentuk-Bentuk Tempat suci…………………………………………………….….4
Bab III Penutup…………………………………………………………………………………6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………6
3.2 Saran……………………………………………………………………………….……….6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….…6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan dapat terlepas dari pergaulan. Hubungan
dengan sesama manusia turut menentukan kesuksessan seseorang dalam meniti karir. Oleh
karena itu, hubungan dengan sesama manusia sangat penting sebab sifat dasar manusia
adalah makhluk sosial, yaitu memerlukan pertolongan orang lain. Namun demikian, tidak
semua orang mampu bergaul dengan baik. Cara bergaul setiap pribadi itu berbeda-beda. Ada
yang supel, ada yang biasa-biasa saja dan ada yang merasa malu bergaul. Pada umumnya
rasa malu akan menghambat pergaulan seseorang. Orang yang pemalu merasa bahwa
dirinya lebih buruk dari orang lain. Memang dalam batas tertentu rasa malu diperlukan
dalam pergaulan sehari-hari, seperti orang-orang yang suka mencari muka dihadapan
pimpinan, orang tidak tahu terima kasih, orang yang melanggar larangannya sendiri, dan
lain-lain. Orang yang tidak tahu malu seperti itu sering disebut manusia muka tembok.
Sebenarnya, formula dari rasa malu terdiri dari 'terlalu berpusat pada diri sendiri'
dicampur dengan rasa gugup. Dan ada paduan yang lebih tak menyenangkan, saat rasa malu
itu mempengaruhi fisik dengan cara 'membajak' ketenangan logis. Rasa malu adalah sebuah
kombinasi dari kegugupan sosial dan pengkondisian sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latarbelakang diatas, maka penulis menyusun permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari rasa malu?
2. Apa saja yang menjadi penyebab timbulnya rasa malu?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari rasa malu?
4. Bagaimana cara mengatasi rasa malu?
5. Apa saja syarat pergaulan yang sukses?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari rasa malu.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya rasa malu.
3. Untuk menetahui dampak dari rasa malu.
4. Untuk mengetahui cara-cara mengatasi rasa malu.
5. Untuk mengetahui syarat-syarat pergaulan yang sukses.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RASA MALU


Rasa malu adalah perasaan canggung seseorang bila berada didepan umum. Akan
tetapi, rasa malu dapat dipandang dari berbagai perspektif. Seperti, dari perspektif
psikologi, sosiologis, filosofis, atau teologis. Oleh karena itu pengertian rasa malu
dibentuk oleh perspektif atau bidang (disipilin ilmu) yang digunakan.
Beberapa definisi rasa malu dalam “Shorter Oxford Dictionary” yaitu cepat
menjadi takut, sulit melakukan pendekatan akibat perasaan takut, sikap hati-hati atau rasa
tidak percaya, takut untuk mengikatkan diri pada rangkaian tindakan tertentu, berhati-
hati, enggan , segan, menolak mengakui suatu prinsip atau mempertimbangkan suatu
persoalan, suka menyendiri, hati-hati dalam bicara, jauh dari perasaan menonjolkan diri,
secara sensitive penakut.
Malu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa definisi.
Definisi yang pertama yaitu merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah) karena berbuat
sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbada dengan kebiasaan, mempunyai cacat
atau kekurangan, dan sebagainya). Sebagai contoh yaitu seseorangakan merasa malu
karena kedapatan sedang mencuri uang atau merasa malu menemui orang lain karena
belum mandi.
Definisi yang kedua yaitu segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat,
sedikit takut dan sebagainya. Pada konteks malu ini, apabila kita mamapu menempatkan
rasa malu pada posisi dan kadar yang tepat, sudah pasti kehidupan besrmasyarakat akan
lebih harmonis. Definisi yang ketiga yaitu kurang senang (rendah,hina dan sebagainya),
seperti merasa malu berada di tengah-tengah orang penting. Rasa malu dan rendah diri
menurut pandangan para psikiater dan para ahli adalah suatu hal yang disebabkan karena
terus-menerus menyalahkan keberadaan diri sendiri.
Pemalu, penakut, dan pendiam hampir memiliki sifat yang sama. Namun,
sebenarnya ada perbedaan mendasar antara pemalu, penakut, dan pendiam. Seseorang
dikatakan pemalu apabila dia merasa canggung di depan umum, bahkan bertemu dengan
seseorang saja mereka malu. Hal seperti ini sangat merugikan diri sendiri karena
pergaulannya akan terhambat dan akibat berikutnya adalah terhambatnya perkembangan
kepribadian orang yang bersangkutan. Seseorang dikatakan penakut apabila dia tidak
berani mempertanggung jawabkan perbuatannya karena takut salah. Biasanya seorang
penakut mengidap rasa kurang percaya diri, dia takut tidak mampu melakukan sesuatu,
yang terbayang hanya kegagalan. Penakut jelas merugikan diri sendiri karena ketakutan
berbuat sesuatu maka dalam hidupnya tiadak aka ada kemajuan. Sementara itu, seorang
pendiam, yaitu orang tidak banyak omong tetapi dia tidak pemalu, tidak canggung
didepan umum, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi terkadang justru mempunyai
kemampuan berbicara didepan umum yang hebat. Kerugian seorang pendiam adalah
tidak ada yang berani menegur apalagi mendekat untuk mengenal lebih jauh.

B. Penyebab Timbulnya Rasa Malu


Rasa malu pada umumnya timbul karena konsep diri yang negative. Mereka
selalu merasa tidak sebanding bila dibandingkan dengan orang lain. Akibatnya adalah
kurang yakin akan kemampuan diri sendiri, terlalu perasa, kurang mendapat kepercayaan
atau penghargaan, dan takut salah. Awal mula dari sifat malu ini kebanyakan masalah
psikologis lainnya, sifat malu dimulai di awal masa kanak-kanak ketika kita belum
berpengalaman membantu diri sendiri.pada saat kita memahami alasan-alasan mengapa
kita mempunyai sifat malu, maka kita berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk
dapat mengatasinya. Rasa malu selain disebabkan dirir sendiri juga disebabkan oleh
perlakuan orang lain. Paul J. Centi mendaftar penyebab timbulnya rasa malu antara lain:
1. Orang Tua
Para orang tua sering kali patut dipersalahkan. Kurangnya kasih sayang dan
perhatian, kurangnya pengertian, terlalu banyak mengeritik, kelalaian dan kadang
kekerasan. Semuanya dapat memainkan peran dalam mengurangi rasa percaya
diri anak dan mengarah pada sifat pemalu yang mendalam yang berlanjut dalam
kehidupan dewasanya bahkan ketika orang tua yang bersalah itu tidak ada
didekatnya lagi. Dan karena kebahagiaan seorang anak bergantung pada suasana
hati orang dewasa disekitarnya. Orang tua yang selalu mencela anaknya akan
mengakibatkan sang anak menganggap dirirnya memang seperti itu sehingga saat
sudah dewasa kesan itu masih dirasakan terus, dan tanpa disadari hal tersebut
menyebabkan rasa malu.
2. Saudara Kandung
Kondisi diatas diperburuk lagi dengan perlakuan membanding-bandingkan si anak
dengan saudara kandungnya. Perilaku membandingkan ini akan menyebabkan
anak tersebut sakit hatinya. Apalagi ternyata anak tersebut mempunyai kelemahan
pada aspek yang dibandingkan. Pada akhirnya, anak tersebut akan mengalami
rendah diri dan bila hal ini terus berlarut-larut akan menyebabkan watak pemalu
saat dewasa nantinya. Demikian juga orang dewasa akan merasa rendah diri bila
disbanding-bandingkan dengan orang lain. Untuk itu, hindari kebiasaan
membandingkan seseorang dengan orang lain.
3. Orang Lain
Seiring dengan masuknya seseorang di tengah-tengah masyarakat maka semakin
kompleks orang-orang yang dihadapi. Orang-orang tersebut juga mempunyai
bermacam-macam pandangan, latar belakang, dan watak. Hal ini mempengaruhi
juga penilaian pada diri sendiri. Orang yang bersifat pemalu akan menjumpai
masalah pergaulan dengan adanya keragaman tersebut. Pada akhirnya orang
tersebut pemalu menjadi tersisih dalam pergaulan bahkan tidak berani bergaul
dengan oranng-orang di sekitar. Hal ini akan membuat orang tersebut menjadi
pemalu karena tidak terbiasa barhadapan dengan seseorang.
4. Kebudayaan
Kebudayaan masyarakat sekitar jelas turut mempengaruhi terbentuknya watak
seseorang. Seiring dengan masuknya seseorang di tengah-tengah masyarakat
maka saat itulah orang tersebut dipengaruhi oleh budaya masyarakat di
sekitarnya. Ketidaksanggupan memenuhi tuntutan akan suatu nialai tertentu akan
membuat orang yang bersangkutan menjadi malu. Masyarakat yang mengucilakan
janda-janda dan mencapnya dengan segala tudingan mirin akan membuat orang
tersebut menjadi merasa malu. Sekelompok orang yang mempermasalahkan status
perkawinan juga membuat orang yang mengalami menjadi malu. Dengan budaya
seperti itu orang tersisih karena perlakuan budaya akan mengalami masalah dalam
pergaulannya. Akhirnya orang tersebut tersisih dalam pergaulan sehari-hari
bahkan tidak berani bergaul dengan orang-orang di sekitar.
C. Dampak Rasa Malu
Dampak rasa malu antara lain sebagai berikut:
 Tidak dapat mencapai kepenuhan dalam pergaulan maksudnya adalah
orang pemalu selalu merasa takut kalau-kalau dirinya ditolak dalam
pergaulan
 Mendekati orang lain terlalu berhati-hati. Dampak ini mengakibatkan
orang bersifat menunggu, karena beranggapan bahwa orang lain tak
merespons dirinya, orang pemalu mendekati orang lain dengan sikap
ragu-ragu.
 Terlalu sadar diri adalah perasaan cemas seseorang tentang bagaimana
dirinya dilihat orang lain. Orang pemalu jenis ini selalu merasa cemas
berpikir bagaimana nanti penampilannya, kata-katanya, gerak-geriknya
dilihat dan dinilai orang.
 Dampak berbuat dengan sengaja agar diterima dan disukai merupakan
tindakan-tindakan seorang pemalu agar diterima dalam pergaulannya.
Mereka biasanya kaku dalam berpenampilan dan terlalu sopan sehingga
membuat pergaulan menjadi dingin dan kikuk.
 Dampak selalu memandang unsur-unsur negative yang dikira ada pada
dirinya adalah cara pandang seseorang yang menganggap dirinya selalu
tidak layak, lebih jelak daripada orang lain. Orang seperti ini mempunyai
konsep diri yang negative. Bila berlarut-larut akan mengalami tekanan
mental dan tidak berani bergaul dengan seorang pun.
D. Mengatasi Rasa Malu
Telah diketahui bahwa rasa malu menyebabkan perkembangan pribadi seseorang
menjadi terhambat dan pengaruh rasa malu juga tidak menyenangkan. Orang-orang
dengan sifat pemalu secara naluri menyimpan kesadaran kalau diri mereka terlewatkan
dari orang lain. Sifat pemalu biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan,
kurang mendapat kesenangan dan terkucil dari hubungan sosial. Sifat pemalu dapat
membawa banyak kerugian. Tapi bagi Anda yang memiliki sifat ini, tak perlu berkecil
hati, karena pada dasarnya ada banyak cara untuk mengusir jauh-jauh sifat yang
merugikan ini.
Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks
dalam pergaulan sosial. Dibutuhkan usaha untuk mengarahkan diri Anda jauh dari terlalu
berpusat pada diri sendiri, serta memberi diri Anda ruang untuk mempraktekan
kemampuan bercakap-cakap. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam
bersosialisasi membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk
memulai mengurangi rasa malu, ada beberapa hal yang dapat mengatasi rasa malu yaitu:
1) Hilangkan Perasaan rendah diri
Apabila keraguan yang serius dan terus menerus tentang diri sendiri, bila rasa
ketidakmampuan tidak kunjung henti merembes keseluruh hidup, kita menyebut
keadaan tersebut sebagai penyakit “rendah diri”. Orang yang menderita penyakit
ini akan selalu merasa kurang dibandingkan dengan orang lain. Rendah diri
berasal dari konsep diri yang negative. Dengan demikian, perasaan rendah diri
menyebabkan orang menjadi malu. Oleh karena itu, mengatasi malu harus
mengikis habis perasaan rendah diri.
2) Mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh
Mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, berarti melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab. Setiap kepercayaan yang diberikan meskipun kecil
harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, bertindak seperti
itu berarti telah bertindak professional. Orang yang professional akan mengalami
tanggung jawab yang semakin besar. Orang yang professional tidak merasa malu
terhadap pekerjaannya, sebab pekerjaan orang professional adalah pekerjaan yang
membanggakan.
3) Mengenal Diri Sendiri
Jika engkau sendiri tidak mengenal dirimu, bagaimana mungkin orang lain dapat
memahami engkau? Jadilah dirimu sendiri!. Pendapat tersebut menekankan
pentingnya mengenal diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Memang
untuk dapat bergaul akan lebih tepat bila menjadi diri sendiri. Mengenal diri
sendiri dapat dilakukan dengan menyingkap tabir latar belakang diri, menagdakan
analisis diri secara objektif dan jujur baik melalui versi diri sendiri maupun orang
lain dan yang utama, yakni menyingkirkan kebiasaan memandang negative pada
diri sendiri. Sementara itu, salah satu manfaat mengenal diri, yaitu merupakan
salah satu sumber kebahagiaan, menumbuhkan rasa percaya diri serta tahu
menempatkan diri dalam setiap situasi. Dengan demikian, mengenal diri sendiri
merupakan salah satu kunci untuk menghilangkan rasa malu.
4) Menerima Diri sendiri apa adanya
Penerimaan diri sendiri apa adanya sebenarnya justru membantu mendudukkan
diri pada proporsi yang benar. Menerima diri apa adanya adalah menerima diri
secara total baik kelebihan maupun kelemahan yang dimiliki. Setiap menusia
memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Manusia tidak ada yang
sempurnadalam segala hal. Kelemahan yanga ada pada diri sendiri tidak harus
disesali karena setiap manusia memiliki kelemahan, hanya Tuhan saja yang
sempurna sehingga perlu diupayakan untuk menerima diri sendiri apa adanya.
Penerimaan diri memuat kepuasan yang penuh suka cita menjadi saya apa adanya.
Orang yang mau menerima diri apa adanya termasuk orang yang berbahagia.
Orang yang demikian merupakan orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya,
dimana hal tersebut mencerminkan konsep diri yang positif. Jadi orang yang mau
menerima diri apa adanya adalah orang yang sanggup menerima kelebihan dan
kelemahan dirinya dengan lapang dada serta mengakui akan kebessaran kuasa
Tuhan terhadap Umat ciptaan-Nya. Dengan menerima diri apa adanya terciptalah
ketenangan dan kendali diri. Hal ini justru akan memupuk keyakinan pada diri
sendiri. Orang yang mempunyai keyakinan terhadap diri sendiri tidak akan
merasa malu.
E. Sukses dalam Pergaulan
Sukses dalam pergaulan merupakan suatu kebahagiaan tersendiri apabila dalam pergaulan
seseorang mampu membawa diri sehingga kehadirannya dapat diterima dimana saja
dengan penuh suka cita. Inilah yang disebut dengan pergaulan yang sukses. Syarat sukses
dalam pergaulan antara lain:
 Kemauan Berempati
Sangat menyenangkan berbicara dengan orang yang mau mengerti, mau
memahami dan mau memperhatikan kita. Memiliki rasa empati memang
diperlakukan dalam pergaulan agar lawan bicara merasa dihargai. Kemauan
menghargai ini akan menciptakan komunikasi yang lancar. Adapun caracara
menumbuhkan kemampian berempati, yaitu ikut merasakan seakan-akan kita
sendiri yang mengalami masalah tersebut, menghargai lawan bicara, membiarkan
lawan bicara menjadi apa adanya dirinya, dan lain-lain. Orang yang tidak
memiliki kemauan berempati tidak disukai orang lain, Ia hidup bagi dirinya
sendiri dan orang lainpun akan memusuhinya. Bial seseorang hanya memikirkan
dirinya sendiri dan membatasi diri dengan orang lain karena menganggap orang
lain tidak berarti, cepat atau lambat orang akan membenci dan menjauhinya.
 Jangan Mencari Kambing Hitam.
Disaat pergaulan menemui kemacetan, hendaknya koreksi diri sendiri dan
mencari tahu komponen komunikasi mana yang tidak berfungsi. Jangan sekali-
kali menyalahkan orang lain dengan tujuan membela diri. Hal ini akan
menumbuhkan kebencian orang yang dijadikan kambing hitam tadi. Tentu saja
orang yang senang mencari kambing hitam akan disebut sebagai penjilat.
 Menghargai pendapat orang lain
Zaman sekarang mensyaratkan pikiran manusia yang selalu berkembang dari
waktu ke waktu. Abad ini terjadi rasionalisasi dalam segala bidang. Akibatnya
adalah eksistensi seseorang salah satunya dapat dilihat dari pola berpikir serta ide-
idenya. Sekarang ini seseorang yang dihargai pendapatnya berarti dihargai pula
eksistensinya. Hal inilah yang membahagiakan orang yang dihargai. Sebenarnya
apabila orang sadar keterbatasannya maka orang tersebut akan menghargai setiap
pendapat orang lain. Dalam berpikir tersebut tersirat membuka kemauan
menimbang dan selanjutnya dapat menghargai pendapat orang lain.
 Tunjukkan selera humor.
Humor memberikan kekuatan tersendiri pada sebuah pembicaraan. Dengan
adanya selera humor maka suatu pergaulan tidak menjadi kaku. Ide-ide mengalir
dengan spontan dan segar. Namun demikian, penggunaan humor tersebut harus
tepat situasi dan tahu batas, jangan sampai humor yang dilontarkan justru
menyinggung perasan orang lain.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Rasa malu adalah perasaan canggung seseorang bila berada didepan umum. Akan tetapi,
Rasa malu dapat dipandang dari berbagai perspektif. Seperti, dari perspektif psikologi,
sosiologis, filosofis, atau teologis. Oleh karena itu pengertian rasa malu dibentuk oleh perspektif
atau bidang (disipilin ilmu) yang digunakan.
Rasa malu pada umumnya timbul karena konsep diri yang negative. Mereka selalu
merasa tidak sebanding bila dibandingkan dengan orang lain. Akibatnya adalah kurang yakin
akan kemampuan diri sendiri, terlalu perasa, kurang mendapat kepercayaan atau penghargaan,
dan takut salah. Rasa malu selain disebabkan diri sendiri juga disebabkan oleh perlakuan orang
lain. Paul J. Centi mendaftar penyebab timbulnya rasa malu antara lain: orang tua, saudara
kandung, orang lain, dan kebudayaan.
Dampak rasa malu antara lain berupa tidak dapat mencapai kepenuhan dalam pergaulan,
mendekati orang lain terlalu berhati-hati, terlalu sadar diri, berbuat dengan sengaja agar diterima
dan disukai, selalu memandang unsur-unsur negative yang dikira ada pada dirinya.
Untuk mengatasi rasa malu ini, yang Anda butuhkan adalah belajar bersikap rileks dalam
pergaulan sosial. Dalam kebanyakan kasus, emosi yang memuncak dalam bersosialisasi
membuat orang menanggapi berbagai kejadian dengan rasa takut. Untuk memulai mengurangi
rasa malu, bagi Anda yang pemalu, ada beberapa hal di bawah ini yang dapat mengatasi rasa
malu yaitu: hilangkan perasaan rendah diri, mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh,
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri apa adanya.
Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri apabila dalam pergaulan seseorang mampu
membawa diri sehingga kehadirannya dapat diterima dimana saja dengan penuh suka cita. Inilah
yang disebut dengan pergaulan yang sukses. Syarat sukses dalam pergaulan antara lain
dipengaruhi oleh kemampuan berempati, mamiliki sikap menghargai, mempunyai rasa humor,
dan tidak suka mencari kambing hitam.
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai