Anda di halaman 1dari 14

KATA

PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpakan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kita bisa menjalankan aktifitas sebagai mana biasanya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurakan kepada nabi Muhammad SAW. Sehingga saya
dapat meyelesaikan Makalah dengan judul “KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM” Makalah
ini dibuat sebagai tugas pribadi yang akan dikumpulkan dan dipresentasikan.

Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepadaa dosen mata kuliah
Pendidikan Agama yang memberikan arahan dan ajaran tentang mata pejalaran agama Islam.

Adapun yang terakhir, saya menyadari makalah ini banyak kekurangan, karena itu
saya mengaharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi perbaiakan dan
sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Aqidah ...................................................................................... 5
2.2 Ruang lingkup aqidah ................................................................................. 6
2.3 Fungsi serta peran aqidah ......................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Prinsip aqidah islam.................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III....................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era sekarang, banyak sekali orang yang mengaku beragama islam namun mereka
tidak mau mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam agama islam. Pada umumnya
orang-orang tersebut hanya menjadikan agama islam sebagai status keagamaan saja.
Padahal agama islam merupakan agama yang fenomena karena telah terbukti ajaran-
ajaran di dalamnya mencakup aspek seluruh kehidupan. Di dalam ajaran-ajaran agama
islam, islam tidak memiliki aturan yang dapat merugikan manusia.
Untuk menghadapi zaman yang semakin mengalami krisis keagamaan ini, setiap
umat islam harus selalu mengupayakan menanam aqidah yang kuat dalam hatinya.
Aqidah bukan hanya diucapkan atau diniatkan saja, namun aqidah perlu diniatkan dalam
hati, diucapkan melalui lisan, dan mengaplikasikan aqidah yang telah diniatkan tadi ke
dalam hidup kita. Maka dari itu makalah ini disusun guna mencari urat nadi dari
pembahasan aqidah. Ini diperlukan guna membentuk fundamen pemahaman tentang
aqidah bagi para kaum akademisi dan awam selama ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aqidah ?


2. Apa saja ruang lingkup aqidah?
3. Apa fungsi dan peran aqidah?
4. Apa saja yang menjadi prinsip dari aqidah ?
1.3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari aqidah.


2. Mengetahui ruang lingkup aqidah.
3. Mengetahui fungsi serta peran aqidah.
4. Mengetahui prinsip aqidah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah

Aqidah secara etimologi, aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan yang
berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti
keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul
dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah keyakinan
yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.

Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, dan
dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah aqidah Islam,
aqidah nasrani,ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau
menyimpang.

Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas
sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan
kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,serta taqdir baik dan
buruk.

Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara lain:

1. Menurut Hasan al-Banna:

‫شك واليخالطه ريب يمازجه ال عندك يقينا وتكون نفسك اليها وتطمئن قلبك بها يصدق أن يجب التى األمور هي العقائد‬

“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan
keragu-raguan”

2. Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:


‫بالعقل المسلمة البدهية الحق قضايا من مجموعة هي العقيدة‬, ‫والفطرة والسمع‬, ‫قلبه اإلنسان عليها يعقد‬, ‫عليها ويثنى‬
‫بصحتها جازما صدره‬, ‫أبدا يكون أو يصح أنه خالفها اليرى وثبوتها بوجودها قاطعا‬

“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di
dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu”

Apakah Aqidah Muhammadiyah?

Aqidah adalah pokok ajaran Islam. Layaknya sebuah bangunan yang membutuhkan pondasi,
maka aqidah bagaikan pondasi agama ini. Aqidah inilah yang senantiasa ditanamkan oleh
Rasulullah kepada para sahabatnya sebelum ajaran-ajaran yang lainnya. Salah seorang
sahabat mengatakan:

“Ketika kami masih belia (usia menjelang baligh), kami belajar keimanan sebelum belajar al
Qur’an, ketika kami belajar al Qur’an semakin menambah keimanan kami”. (HR. Ibn
Hibban)

Aqidah adalah masalah prinsip yang harus kita pahami dengan benar. Kesalahan dalam
memahami aqidah berdampak fatal. Sesat dalam aqidah bisa sesat yang lainnya. Ibarat pohon,
akar yang baik membuahkan hasil yang baik. Namun akar yang rusak hanya akan membuat
pohon tumbang, tak berbuah. Bicara aqidah, tentu bicara banyak hal. Adapun yang akan kita
bahas di sini adalah khusus aqidah terkait sifat-sifat Allah dan ayat-ayat mutasyabihat. Mari
kita cek satu-satu.

Aqidah Muhammadiyah

Aqidah Muhammadiyah adalah Aqidah Salaf. Prinsip penting dalam aqidah ini : Mengimani
ayat-ayat mutasyabihat, dan menyerahkan maknanya kepada Allah tanpa menyerupakan
dengan sifat-sifat makhluk-Nya dan meninggalkan makna tersurat (dhohir).

Ruang lingkup aqidah

Menurut Hasan al-Banna, ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:


1. Ilahiyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan
lainnya.
2. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.

1. SUMBER DAN FUNGSI AQIDAH


Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau diamalkan. akal
pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang
terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak mampu juga menjangkau suatu yang
tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah
kejujuran sipembawa berita tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.

Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah. Firman Allah:


”...dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas atas segala sesuatu
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-
Nahl,16:89)
Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh Rasulullah dalam
Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).Akal Pikiran tidak menjadi sumber
aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau hal-hal yang ghaib.

Aqidah memiliki beberapa fungsi, antara lain:


 Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
 Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang
kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia, dan bermu’amalat dengan baik.
 Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka
ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

Peran aqidah islam


Peran aqidah islam yaitu:
a. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.
Allah berfirman:"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”
(QS. An-Nahl: 36).
b. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.
Allah berfirman:”Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
c. Aqidah yang benar dibebankan kepada setiap mukallaf.
Nabi bersabda:”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah dan
bahwasanya Muhammad adalah rasul utusan Allah.” (Muttafaq ‘alaih).

d. Berpegang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur


hidup.
Allah berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami
ialah Allah kemudian merkea beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka)
maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata) : “Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat:
30).
e. Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia
yang fana ini.
Nabi SAW bersabda:“Barangsiapa yang akhir ucapannya “Tiada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga”. (HSR. Al-
Hakim dan lainnya).
f. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah
umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka.
Allah berfirman:”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-Imran: 110).
g. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar melebihi segala kebutuhan
lainnya karena ia merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan
hati seseorang. Dan semakin sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang
hamba terhadap Allah semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah
dan mengikuti syari’at-Nya.

PRINSIP-PRINSIP AQIDAH ISLAM


 Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-lah
dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina, mendidik dan
menyediakan segala kebutuhan manusia

 Iman kepada malaikat


Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah menciptakan malaikat dari cahaya. Sifat-sifat malaikat di antaranya :

1. Selalu patuh dan taat


2. Sebagai penyampai wahyu
3. Diciptakan dari cahaya
4. Mempunyai kemampuan yang luar biasa

 Iman kepada kitab suci


Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :
1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As
2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As
3. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
4. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

 Iman kepada Nabi dan Rasul


Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat
manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah.
Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
 Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi
tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
 Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya
 Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
 Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa
yang diwahyukan Allah kepadanya

 Iman kepada hari akir


Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan meminta pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Qu’ran selalu menggugah
hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan
nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-
istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat
itu.

 Iman kepada qada’ dan qadar


Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, ketetapan,
pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan
Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang segala sesuatu yang
berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatu ciptaanyang sesuai
dengan penetapan.
Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.
Para ulama membagi takdir menjadi dua macam, yakni :
1. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia.
misalnya : orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja kerasnya.
2. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah.
misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin.

Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah terkait Iman kepada Allah & Iman kepada
Kitab, dijelaskan sebagai berikut :

1. “Allah tidak menyuruh kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai oleh akal dalam
hal kepercayaan. Sebab akal manusia tidak mungkin mencapai pengertian tentang
dzat Allah dan hubungannya dengan sifat-sifat yang ada pada-Nya. Maka janganlah
engkau membicarakan hal itu. (HPT Muhammadiyah 14)” Hal ini berarti
Muhammadiyah menisbikan akal (mengakui kelemahan akal) dalam mencapai
hakekat & sifat-sifat Allah.
2. “Memang Al Qur’an telah menutup pintu pemikiran dalam membicarakan hal yang
tak mungkin tercapai oleh akal dengan firman-Nya yang berbunyi “Tiada sesuatu
yang serupa dengan-Nya” (QS Syura’ 11). Diapun telah menjelaskan bahwa kekuatan
akal itu terbatas dan bahwa Dia meliputi semua manusia, dalam firmanNya; “Dia tahu
segala yang ada di muka dan di belakang mereka sedang pengetahuan mereka tak
mungkin mendalami-Nya.” (QS Thaha 110).

Bagi orang mukmin cukuplah bila mereka memikirkan segala makhluq-Nya, guna
membuktikan ada-Nya, kekuasaan & kebijaksanaanNya. (HPT Muhammadiyah 15)” Hal ini
berarti Muhammadiyah mengimani bahwa Allah berbeda dengan makhluq. Aqidah
Muhammadiyah adalah tanzih (mensucikan Allah dari penyerupaan terhadap makhluk-Nya).
Muhammadiyah menghimbau tidak membicarakan & memikirkan zat Allah serta mendorong
mukmin untuk memikirkan makhluq untuk membuktikan keberadaan Allah.

3. “Kita wajib percaya akan hal yang dibawa oleh Nabi s.a.w. yakni Al-Qur’an dan
berita dari Nabi s.a.w yang mutawattir dan memenuhi syarat-syaratnya. Dan yang
wajib kita percayai hanyalah yang tegas-tegas saja, dengan tidak boleh menambah –
nambah keterangan yang sudah tegas – tegas itu dengan keterangan berdasarkan
pertimbangan (perkiraan), karena firman Allah: “Sesungguhnya persangkaan itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran.” (Surat Yunus:36) (HPT
Muhammadiyah 17). Hal ini berarti Muhammadiyah tidak berani menduga-duga
tentang zat zat Allah termasuk sifat-sifat yang ada padaNya. Dengan kata
lain menolak pemahaman jisim yang menetapkan & menjelaskan sifat-sifat Allah.
Karena secara prinsip akal manusia tidak mampu mengkajinya kecuali manusia yang
suka menduga-duga. Inilah yang dimaksud kenisbian akal.
4. “Adapun syarat yang benar tentang kepercayaan, dalam hal ini ialah jangan ada
sesuatu yang mengurangi keagungan dan keluhuran Tuhan, dengan mempersamakan-
Nya dengan makhluk. Sehingga andaikata terdapat kalimat-kalimat yang kesan
pertama mengarah kepada arti yang demikian, meskipun berdasarkan berita yang
mutawattir (menyakinkan), maka wajiblah orang mengabaikan makna yang
tersurat dan menyerahkan tafsir arti yang sebenarnya kepada Allah dengan
kepercayaan bahwa yang terkesan pertama pada pikiran bukanlah yang
dimaksudkan, atau dengan takwil yang berdasarkan alasan-alasan yang dapat
diterima.” (HPT Muhammadiyah 17-18) Hal ini berarti Muhammadiyah memegang
teguh kepercayaan bahwa Allah berbeda dengan makhluq. Muhammadiyah juga
mencela adanya pemikiran atau sesuatu yang dapat mengurangi keagungan Allah.
Sebab Allah Maha Sempurna. Allah tidak membutuhkan makhluq. Muhammadiyah
juga menegaskan untuk meninggalkan makna dhohir ataupun makna tersurat dalam
ayat mutasyabihat di Al Qur’an maupun hadits sekalipun mutawatir. Muhammadiyah
justru menerima takwil yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan Zat Allah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aqidah adalah keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian. Sedangkan ruang lingkup aqidah islam yaitu
Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniat dan Sam’iyat. Fungsi dari aqidah islam antara lain sebagai
pondasi untuk mendirikan bangunan Islam, merupakan awal dari akhlak yang mulia, dan
semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita
tersebut tidak akan diterima.
Sedangkan peran aqidah yaitu aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para
rasul Allah, manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah, aqidah yang
benar dibebankan kepada setiap mukallaf, berpegang kepada aqidah yang benar
merupakan kewajiban manusia seumur hidup, aqidah merupakan akhir kewajiban
seseorang sebelum meninggalkan dunia yang fana ini, aqidah yang benar telah mampu
menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua
generasi sesusah mereka. Prinsip aqidah islam yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada
malaikat, Iman kepada kitab suci, Iman kepada hari akhir,Iman kepada qada’ dan qadar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/nciezkdpurplelover/makalah-agama1

https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-konsep-aqidah-dalam-islam/

http://aqidahakhlak12.blogspot.com/2012/12/b.html

http://blogocatatan.blogspot.co.id/2014/10/pengertianruang-lingkup-dan-sumber.html

https://www.scribd.com/doc/240673947/MAKALAH-AQIDAH-DALAM-ISLAM

http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html
Agama Islam dan KeMuhammadiyahan

Disusun Oleh :
1. Rahmadanti Admaja (142018009)
2. Qoyyimah Primanisa (142018010)
3. Rizki Wulandari (142018011)
DOSEN PENGASUH : Ir. Atika Dewi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai