Anda di halaman 1dari 5

UJI VIABILITAS DAN VIGOR BIJI SIRSAK (Annona muricata L.

) SETELAH
APLIKASI KALIUM NITRAT (KNO3)

Hillary Firginia Rori 1), Henny Lieke Rampe1), Marhaenus Rumondor 1)


1)
Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail : Hillaryrori@yahoo.com; Hennyrampe@unsrat.ac.id ; Marhaenusrumondor66@unsrat.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menentukan viabilitas dan vigor biji sirsak (Annona muricata L.)
setelah aplikasi kalium nitrat (KNO3). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi
Dasar Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi pada bulan Desember Tahun 2017 –
Maret Tahun 2018. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga
kali ulangan. Perlakuan konsentrasi KNO3 dengan empat taraf perlakuan yaitu KNO3 0%
(K0), KNO3 1%(K1), KNO3 2% (K2) dan KNO3 3% (K3). Parameter yang diamati adalah
potensial berkecambah, keserampakan perkecambahan, indeks vigor dan koefisien vigor.
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap potensial
berkecambah biji sirsak (Sig= 0,00) pada taraf uji 0,05. Hasil pengamatan potensial
berkecambah pada biji sirsak mencapai 100% pada 21 hari sesudah tanam (HST)
dibandingkan kontrol yang berkecambah 100% pada 33 HST. Nilai keserampakan
perkecambahan pada pengamatan hari ke 16, untuk perlakuan K2 dan K3 yaitu 6,65%.
Pengamatan vigor biji sirsak diperoleh nilai indeks vigor yaitu 37,23 dan koefisien vigor
yaitu 24.000. Pemberian KNO3 dapat meningkatkan viabilitas dan vigor biji sirsak.
Kata kunci: Biji Sirsak, Viabilitas, Vigor, KNO3

TEST OF VIABILITY AND VIGOR SOUROPS SEEDS (Annona muricata L.)


AFTER BEING APPLICATION KALIUM NITRAT (KNO3)
ABSTRACT
This study aims to determine the viability and vigor of soursop seeds (Annona muricata
L.) after application of potassium nitrate (KNO3). The research was conducted at Basic
Biology Laboratory of Faculty of Mathematics and Natural Sciences of Sam Ratulangi
University in December 2017 - March 2018. The research used completely randomized
design (RAL) with three replications. Treatment of KNO 3 concentration with four
treatment levels were KNO3 0% (K0), KNO3 1% (K1), KNO3 2% (K2) and KNO3 3%
(K3). The observed parameters were germination potential, germination performance,
vigor index and vigor coefficient. The result showed that KNO 3 application had
significant effect on viability of soursop seeds including germination potential (Sig =
0,00) at the test level 0,05. Germination effect on the 16th day of K2 and K3 treatment, ie
6.65%. Potential germination observations on soursop seeds reached 100% at 21 HST
compared to 100% germination control at 33 HST. Vigor seeds obtained vigor index
value is 37.23 and vigor coefficient is 24. Aplication KNO3 rising viability and vigor
sourops seed.
Keywoards : Soursop seed, Viabilitas, Vigor, KNO3

PENDAHULUAN kondisi air tanah terpenuhi selama


pertumbuhannya. Pengembangan tanaman
Sirsak termasuk famili Annonaceae sirsak tergantung dari ketersediaan biji dalam
merupakan tanaman tahunan yang dapat
tumbuh dan berbuah sepanjang tahun, jika
Rori, Rampe dan Rumondor: Uji Viabilitas dan Vigor ……… 81

jumlah yang banyak dan waktu yang tepat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(Fahmi, 2012). Universitas Sam Ratulangi Manado
Biji sirsak dapat tumbuh baik pada
tanah liat berpasir, kulit biji bertindak sebagai Metode Penelitian
pelindung embrio terhadap keadaan suatu
Penelitian menggunakan metode
lingkungan yang kurang menguntungkan. Biji
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga
yang telah siap untuk berkecambah
kali ulangan. Perlakuan KNO3 dengan empat
membutuhkan kondisi klimatik dan tempat
taraf perlakuan, KNO3 0% (K0), KNO3 1%
tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan
(K1), KNO3 2% (K2) dan KNO3 3% (K3).
dormansi dan memulai proses
perkecambahannya (Prawiranata, 1988).
Persiapan Sampel
Dormansi didefinisikan sebagai
status dimana biji tidak berkecambah Buah sirsak yang sudah matang
walaupun pada kondisi lingkungan yang ideal penuh diambil dari Desa Kinali Kecamatan
untuk perkecambahan. Proses dormansi Kawangkoan, biji sirsak dipisahkan dari
terjadi pada biji, baik secara fisik maupun daging buah kemudian biji di cuci
fisiologi, termasuk dormansi primer dan mnggunakan air dan dikeringkan dibawah
sekunder (Ilyas 2012). Biji yang mengalami sinar matahari selama satu jam. Dilakukan
dormansi memiliki viabilitas dan vigor yang pemilihan biji dengan cara direndam dalam
rendah. Viabilitas benih merupakan daya air, biji yang tenggelam digunakan untuk
hidup benih yang dapat ditunjukkan dalam penelitian. Kemudian biji dikeringanginkan
fenomena pertumbuhannya, gejala dan ditimbang untuk mendapatkan sampel
metabolisme, dan kinerja kromosom. yang homogen. Selanjutnya diukur kadar air
Viabilitas potensial adalah parameter biji dengan cara dikeringkan dalam oven
viabilitas dari suatu biji yang menunjukkan pada suhu 105oC selama empat jam.
kemampuan biji berkecambah yang Kemudian dihitung kadar air dari biji sirsak.
berproduksi normal pada kondisi lapang yang Pengukuran daya imbibisi sirsak dengan cara,
optimum (Sadjad et al., 1993). International biji sirsak direndam dalam konteiner plastik
Seed Testing Association dalam Kartika et yang berisi akuades selama dua jam,
al., (2015) mendefinisikan bahwa vigor selanjutnya dihitung daya imbibisi sirsak.
sebagai sekumpulan sifat yang dimiliki benih
yang menentukan tingkat potensi aktivitas Perlakuan
dan kinerja benih atau lot benih selama
Biji sirsak direndam dalam larutan
perkecambahan dan munculnya kecambah.
KNO3 0% (K0), KNO3 1% (K1), KNO3 2%
Copeland dan McDonald (2001) menyatakan
(K2) dan KNO3 3% (K3) selama tiga jam
kinerja tersebut adalah proses dan reaksi
didalam gelas kimia. Selanjutnya biji sirsak
biokimia selama perkecambahan seperti
daiangkat, dan ditiriskan, dikecambahkan
reaksi enzim, dan aktivitas respirasi,
dalam konteiner plastik yang berisih media
keserempakkan pertumbuhan kecambah di
tanam tanah dan plastik dengan perbandingan
lapang, dan kemampuan munculnya
1:2 setiap ulangan dikecambahkan sebanyak
kecambah pada kondisi dan lingkungan yang
20 biji sirsak.
suboptimal. Biji Sirsak akan kehilangan
viabilitasnya setelah 210 hari simpan pada
Parameter Yang Diamati
suhu kamar atau 300C (Doijode, 2001).
Penelitian ini bertujian untuk menguji 1. Viabilitas Biji
viabilitas dan vigor biji sirsak setelah aplikasi
Viabilitas biji diamati dengan
Kalium Nitrat (KNO3).
parameter potensial berkecambah dan
keserampakan perkecambahan biji
BAHAN DAN METODE
dinyatakan dalam persen (%) yang
menunjukkan kemapuan biji untuk
Tempat dan waktu Penelitian
berkecambah pada kondisi lingkungan
Penelitian ini dilakukan pada bulan normal dalam jangka waktu yang telah
Desember Tahun 2017 – Maret Tahun 2018 ditetapkan (Lesilolo et al., 2013).
di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas
82 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 18 No. 2, Oktober 2018

a. Potensial Berkecambah sirsak adalah 0,024 . Daya imbibisi biji


PB = menggambarkan kemampuan biji untuk
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 menyerap air.
𝑋 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
1. Viabilitas Biji
b. Keserampakan Perkecambahan
a. Potensial Berkecambah
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛ℎ𝑎𝑛 Tabel 1. Rata-rata potensial berkecambah (%)
𝐾𝑃 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 biji sirsak (Annona muricata L.)

2. Vigor Biji Hari Sesudah Tanam


Perlakuan 7 14 21 28 33
Vigor biji diamati dengan parameter KNO3 0%
kecepatan berkecambah tumbuhnya radikula (K0) 0a 0a 11,66a 61,65a 100a
KNO3 1%
dan plumula. (K1) 45a 100b 100b 100a 100a
a. Indeks Vigor KNO3 2%
𝐺1 𝐺2 𝐺3 𝐺𝑛 (K2) 33,3a 75b 100b 100b 100a
𝐼𝑉 = + + …………… KNO3 3%
𝐷1 𝐷2 𝐷3 𝐷𝑛
(K3) 31,65a 66,65b 100b 100b 100a
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang
b. Koefisien Vigor sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT 0,05

𝐾𝑉 = 100(𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + ⋯ 𝐴𝑛) Tabel 2. Hasil Analisis Varian Potensial


Berkecambah Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Analisis Data Potensial
Data yang diperoleh dari hasil Berkecambah Nilai F Sig
penelitian diuji dengan Analisis Varian 7 HST 23,24 0,00*
(ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT 14 HST 77,20 0,00*
taraf 0,05 dengan SPSS versi 22. 21 HST 28,09 0,00*
28 HST 75,57 0,00*
HASIL DAN PEMBAHASAN Ket :* Sig <0,05

Perkecambahan merupakan proses Penelitian ini menggunakan KNO 3


awal pertumbuhan suatu tumbuhan berbiji. dengan konsentrasi larutan yang berbeda.
Perkecambahan diawali dengan terjadinya Dari hasil diatas pengamatan potensial
proses imbibisi, pengaktifan enzim dan reaksi berkecambah pada 7 HST, perlakuan KNO 3
metabolisme, yang diikuti dengan munculnya 1% (K1) menunjukkan nilai potensial
plumula dan radikula. Dalam penelitian ini berkecambah tertinggi yaitu 45%, diikuti
diawali dengan perhitungan kadar air dan perlakuan KNO3 2% (K2) yaitu 33,3%, dan
daya imbibisi biji sirsak. KNO3 3% yaitu 31,65%. Pada pengamatan
Nilai rata-rata kadar air biji sirsak hari ke-14 HST potensial berkecambah
adalah 10,10%. Dengan demikian perlakuan K1 telah mencapai 100%, diikuti
menunjukkan bahwa biji sirsak yang perlakuan K2 yaitu 75% dan K3 yaitu
digunakan sebagai sampel penelitian telah 66,65%. Pada pengamatan 21 HST, potensial
memenuhi syarat sebagai benih. Hal ini berkecambah biji sirsak untuk perlakuan K1,
sesuai dengan pendapat Sutopo (1988) bahwa K2, K3 telah mencapai 100%, dan untuk
kadar air biji normal adalah 10%-15%. Di perlakuan K0 (kontrol) potensi berkecambah
bawah 10% benih mengalami masa penuaan 11,66%. Selanjutnya pengamatan 21 HST
dan di atas 14% benih cepat rusak juga rentan perlakuan K0 yaitu 61,65% dan pada
terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur. pengamatan 33 HST potensial berkecambah
Menurut Zuhud (2011) kadar air benih buah untuk semua perlakuan telah mencapai 100%.
sirsak adalah 37% menunjukkan benih sirsak Fungsi KNO3 dalam perkecambahan
termasuk dalam golongan benih rekalsitran menurut Bewley dan Black (1985), KNO3
(cepat rusak). nilai rata-rata imbibisi biji berhubungan dengan aktivitas lintasan
Rori, Rampe dan Rumondor: Uji Viabilitas dan Vigor ……… 83

pentosa fosfat, dimana ketersediaan O2 Berdasarkan data diatas pada


terbatas mengakibatkan lintasan menjadi pengamatan hari ke-16 keserampakan
tidak aktif karena digunakan untuk aktivitas perkecambahan perlakuan (K2) dan (K3)
respirasi melalui lintasan lain. Perlakuan menunjukkan angka yang sama yaitu 6,65%,
benih dengan akseptor hidrogen seperti nitrit, dimana terjadi perkecambahan serempak
nitrat dan methyleneblue diduga dapat dilihat dari munculnya radikula dan plumula
membantu proses reoksidasi NADH sehingga secara bersamaan. Hasil dari analisis varian
mengaktifkan kembali lintasan pentosa keserampakan perkecambahan berbeda nyata
posfat. Penelitian yang dilakukan oleh pada taraf uji 0,05 dengan nilai Sig <0,05
Hartawan (2016) dan Sedghi at all. (2012) yaitu Sig 0,02, menunjukkan bahwa KNO3
pada benih bawang merah, dengan aplikasi berpengaruh nyata mempercepat
KNO3 1% memberikan hasil potensial perkecambahan ditandai dengan munculnya
berkecambah tertinggi dibanding kontrol. radikula dan plumula.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
Yucel dan Yilmaz (2009) diperoleh bahwa Vigor Biji
konsentrasi KNO3 1% dapat meningkatkan Nilai indeks vigor adalah 37,23
persentase perkecambahan benih Salvia menyatakan benih berada pada fase
cyanescans, tetapi konsentrasi yang lebih penurunan vigor. Hal ini sejalan dengan
tinggi dapat menghambat perkecambahan. pendapat Sadjad et al, (1999) yang memberi
Berdasarkan data tabel analisis varian kriteria bila benih mempunyai vigor 30
potensial berkecambah biji sirsak pada 7, 14, merupakan benih yang pertumbuhannya
21, dan 28 HST diperoleh hasil perlakuan menunjukkan. Sependapat juga dengan
KNO3 berpengaruh nyata terhadap potensial McCormack (2004) tahap kedua ketika
berkecambah biji sirsak. Hal ini menyatakan deteriorasi mulai berkembang kira-kira
bahwa perlakuan KNO3 dapat menaikan kurang dari 50% nila vigor dan viabilitas
viabilitas biji sirsak. perlahan menurun. Hal ini disebabkan karena
Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) benih sirsak merupakan benih yang
potensial berkecambah pada 7, 14 , 21 , dan rekalsitran yang sangat peka terhadap
28 HST diperoleh bahwa pada pengamatan 7 pengeringan dan akan mengalami
HST antara perlakuan K0-K1 (Sig 0,00), K0- kemunduran pada kadar air dan suhu yang
K2 (Sig 0,00), K0-K3 (Sig 0,01), K1-K3 (Sig rendah, pada kadar air dan suhu yang tinggi
0,46), berbeda nyata pada taraf uji 0,05 benih akan membusuk (Sutopo 2002). Hasil
dengan nilai Sig <0,05, selanjutnya antara koefisien vigor benih yaitu 24.000
perlakuan K1-K2 (Sig 0,73) dan K2-K3 (Sig menunjukkan ketahanan benih saat ditanam
0,77), yang tidak berbeda nyata pada taraf uji pada lingkungan yang sub obtimal. Benih
0,05 dengan nilai Sig >0,05. Pada 14 HST dengan vigor tinggi lebih cepat tumbuh
antara perlakuan K2-K3 (Sig 0,26) tidak dibandingkan benih dengan vigor rendah
berbeda nyata, sedangkan pada perlakuan (Sadjad at al, 1999).
lainya menunjukkan berbeda nyata. Pada 21
dan 28 HST antara perlakuan K1-K2 (Sig
1.00), K1-K3 (Sig 1.00) dan K2-K3 (Sig KESIMPULAN
1.00) menunjukkan tidak berbeda nyata pada 1. Pemberian KNO3 dapat meningkatkan
taraf uji 0,05 dengan nilai Sig >0,05. viabilitas dan vigor biji sirsak (Annona
b. Keserampakan Perkecambahan muricata L.).
2. Kosentrasi KNO3 terbaik untuk
Tabel 3. Rata-rata Keserampakan Perkecambahan menaikkan viabilitas potensial
Biji Sirsak (Annona muricata L.) berkecambah dan koefisien vigor adalah
Banyaknya Keserampakan KNO3 1% (K1).
Perlakuan Biji Sirsak Perkecambahan
KNO3 0% (K0) 0 0
KNO3 1% (K1) 0 0
KNO3 2% (K2) 1,33 6,65
KNO3 3% (K3) 1,33 6,65
84 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 18 No. 2, Oktober 2018

DAFTAR PUSTAKA Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih.


Rajawali Jakarta.
Bewley, J.D dan M. Black. 1985. Seed
Physiology of Development and Sadjad, S., R. Murniati, dan S. Iliyas. 1999.
germination. John Wiley & Son. Parameter Pengujian Vigor Benih
New York. dari Komparatif Kesimulative.
Grasindo. Jakarta.
Doijode, S.D. 2001. Seed Storage
ofHorticultura Crops. Food Product: Sedghi, M., B. A Balaneji, and S. G.
New York. Toluie.2012. Desiccation Tolerance
in Hydro-Primed (Calendula
Fahmi, Z.I. 2012. Studi Perlakuan Pematahan officinalis L.) Seeds as
Dormansi Benih Dengan Skarifikasi Influence by Slow and Rapid
mekanik dan Kimiawi. Jurnal Balai Drying Backcondition. Journal
Besar Perbenihan dan Proteksi Annals of Biologicas Research . 3(7):
Tanaman: Jakarta. 452-461.
Copeland, L. O. and B. McDonald. 2001. Sutopo, L. 1988. Teknologi Biji.
Principles of Seed Science and Universitas Gadjah Mada.
Technology. Kluwer Academic Yogyakarta.
Publisher: England.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja
Hartawan, R. 2016. Skarifikasi dan Grafindo Persada. Jakarta.
KNO3Mematahkan Dormansi serta
Meningkatkan Viabilitas danVigor Yucel, E. and G. Yilmaz. 2009. Effect of
Benih Aren (Arenga piñata Merr.). Different Alkaline Metal Salts
Jurnal Media Pertanian 1(1):1-10. (NaCl, KNO3), (H2SO4) and
Growth Regulator (GA3) on the
Ilyas, S. 2012. Ilmu dan Teknologi Benih, Germination of Salviacyanescans
Teori dan Hasil-hasil Penelitian. Boiss. Journal of Science . 22(3):
Institut Pertanian Bogor: IPB Bogor. 123-127.
Kartika, M., Surahman dan M. Susanti. Zuhud, E. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak
2015. Pematahan Dormansi Benih Menumpas Kanker. PT Agro Media
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Pustaka: Jakarta.
Jacq.) menggunakan KNO3 dan
Skarifikasi. Enviagro, Jurnal
Pertanian dan Lingkungan, 2(8): 48-
55.
Lesilolo, M.K., J. Realy dan E. A. Matatula.
2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih beberapa Jenis Tanaman yang
Beredar di Pasar Kota Ambon.
Jurnal Fakultas Pertanian Unpatti:
2(1): 210-219.
McCormack, J.H. 2004. Seed Processing and
Storage. Seed ProcessingandStorage.
http://www.savingourseed.org/pdf/Se
edProcessingandStorageV
r_1pt3.pdf. Diakses tanggal 30 Juni
2018.
Prawiranata, W. dan T. Putra. 1988. Dasar-
dasar Fisiologi Tumbuhan.
Departemen Botani. Fakultas
Pertanian IPB: Bogor.

Anda mungkin juga menyukai