Kelompok : 7 - Kamis
Anggota : Faghi Davi Suwandi NIM.21030117190173
Hasnah Malinda Azizah NIM.21030117190175
Shahnaz Ramadhini Pujirahayu NIM.21030117190170
Rafiq Malino Putra NIM.21030117190179
Semarang, 2019
Mengetahui,
Asisten Pengampu
NIM. 21030115120024
ii
RINGKASAN
Absorbsi dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan
absorbsi kimia. Absorbsi fisik merupakan suatu proses yang melibatkan
peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap, namun tidak disertai dengan
reaksi kimia. Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan
peristiwa pelarutan gas dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi
kimia. Contoh peristiwa ini adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA,
NaOH, K2CO3 dan sebagainya. Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke
dalam larutan NaOH yang disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat
tahap, yaitu perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan
antarfase gas-cairan, kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase
larutan, perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH
dan reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil (OH-).
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas saling kontak dengan suhu cairan penyerap tertentu
sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya.
Percobaan absorbsi CO2 dengan NaOH bertujuan untuk mengetahui pengaruh
laju alir NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi,
mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa
CO2 fase gas (kGa), mengetahui pengaruh laju alir NaOH terhadap nilai tetapan
perpindahan massa CO2 fase cair (kLa), mengetahui pengaruh laju alir NaOH
terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH (k2).
Langkah pertama kali yang dilakukan untuk menjalankan praktikum ini
adalah disiapkan reagen yaitu NaOH N sebanyak liter, HCl sebesar N sebagai
titran, PP serta MO sebagai indikator. Selanjutnya mulai dipompa NaOH dalam
bak penampung bawah ke dalam bak penampung atas, selanjutnya ditentukan
volume ruang kosong kolom absorbsi. Setelah hal itu dilakukan maka dilanjutkan
dengan operasi absorbsi, yaitu dengan NaOH dialirkan ke dalam kolom absorbsi
dengan laju alir ml/liter. Setelah itu dilakukan pengambilan sampel untuk diuji
setiap 1 menit selama 10 menit, dan dilakukan pengujian hasil dengan titran HCl
dan indikator PP serta MO. Dilakukan operasi absorbsi kembali sesuai dengan
konsentrasi NaOH yang berbeda. Dicatat semua kebutuhan titran.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Proposal dengan Materi Esterifikasi Praktikum Proses Kimia
dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng selaku penanggung jawab
Laboratorium Proses Kimia,
Semarang, 2019
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
3.2.1. Alat…………………………………………………………...… 10
3.2.2. Bahan……………………………….…………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................,,..................... 12
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
viii
Perancangan reaktor kimia dilakukan berdasarkan pada
permodelan hidrodinamika reaktor dan reaksi kimia yang terjadi
di dalamnya. Suatu model matematika merupakan bentuk
penyederhanaan dari proses sesungguhnya di dalam sebuah
reaktor yang biasanya sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi
kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch berskala
laboratorium dengan mempertimbangkan kebutuhan reaktan,
kemudahan pengendalian reaksi. Peralatan, kemudahan
menjalankan reaksi dan analisis, serta ketelitian.
ix
1.2 Perumusan Masalah
10
B
AB II
LAN
DAS
AN
TEO
RI
2.1 Absorbsi
11
Gambar 2.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di
pabrik Amonia
12
2.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses
Absorpsi Gas oleh Cairan.
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke dalam larutan
NaOH yang disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat
tahap, yaitu perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas menuju
lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan antara CO2 dalam
fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa CO2 dari
lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO2
terlarut dengan gugus hidroksil (OH-). Skema proses tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gas bulk flow
Kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan :
A* H.pai (2)
13
hidroksil:
Ra [ A*]a (3)
Kedaan batas:
- - 2-
HCO + OH HO + CO (d)
3 (l) (l) 2 (l) 3 (l)
14
(4)
Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi. Berarti terjadi pelucutan [OH-]
dalam larutan.Hal ini berakibat:
Nilai diffusivitas efektif (DA) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu
30oC adalah
15
Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada absorbsi fisik
dengan meninjau perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan
NaOH yang terjadi pada selang waktu tertentu di dalam alat
absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak berdimensi, kGa dapat
dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto. 2000):
16
BAB
III
PELAKSANAAN
PERCOBAAN
c. Udara
d. Aquadest (H2O)
Bakpenampu
ng 2
Kran pengendali
aliran
Kolom absorpsi
manometer
Bakpenampu
ng 1 kompresor
manometer
manometer Tangki CO2
Pompa celup Tangki
pencampur
manometer
17
Konsentrasi ion CO 2- dalam larutan sampel dan CO yang terserap
3 2
18
2. Menentukan fraksi ruang kosong pada kolom absorpsi
packing (H) ,
19
VT
4
20
. Kemudian menghitung fraksi ruang kosong kolom
Vvoid
absorbsi .
VT
3. Operasi absorpsi
21
3.4 Lembar Pengamatan
a. Variabel tetap
2. Suhu : 30 0C
3. Konsentrasi HCl :
b. Variabel berubah
Konsentrasi NaOH :
- V void : - ∆Z2 :
- ∆Z1 : - ∆Z3 :
Variabel 1
Variabel 2
Variabel 3
22
t (menit) Va (ml) Vb (ml)
0
1
…
10
23
DAFTAR
PUSTAKA
24