Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas fototerapi ultraviolet-B narrow-
band sebagai terapi alternatif untuk pityriasis versicolor.
Metode dan Material: Sebanyak 38 pasien yang didiagnosis dengan pityriasis versicolor
disseminata yang mengalami kekambuhan lebih dari empat episode dalam waktu 12 bulan
diberikan terapi dengan dengan fototerapi ultraviolet-B narrow-band tiga kali seminggu.
Penilaian klinis seperti derajat pruritus, eritema/hiperpigmentasi dan skuama, serta
pemeriksaan mikologi dilakukan pada minggu 0, 4, 8, 12 dan 16.
Hasil: Dari 30 pasien yang tersisa, 20 (66,7%) mencapai hasil yang sangat baik dan empat
pasien (14%) memiliki residu penyakit yang ringan. Penurunan skor gejala klinis yang
dihitung pada minggu ke-4, minggu ke-8, minggu ke-12, dan minggu ke-16 signifikan secara
statistik.
Latar Belakang
Protokol Pengobatan
Setelah periode wash-out 4 minggu, dosis awal iradiasi untuk setiap pasien
ditetapkan menurut pedoman dosis American Academy of Dermatology untuk UVB
narrow-band berdasarkan fototipe kulit pasien. Iradiasi seluruh tubuh diberi tiga kali
seminggu. Peningkatan dosis ditentukan berdasarkan efek dari pengobatan
sebelumnya (yaitu adanya dan intensitas eritema). Peningkatan dosis terjadi 20%
tanpa adanya reaksi eritema pada paparan sebelumnya dan 10% dalam kasus reaksi
eritema sedikit. Jika pasien dilaporkan atau masih memiliki eritema lebih intens,
maka dosis sebelumnya dipertahankan atau dikurangi sebesar 20%. Pengobatan
dilakukan sampai bersih sempurna atau maksimal 8 minggu. Selama masa penelitian,
tidak ada pengobatan sistemik atau topikal tambahan yang diizinkan, kecuali emolien
yang digunakan di malam hari. Selain itu, pasien diminta meminimalkan paparan
sinar matahari.
Sumber Radiasi
Untuk iradiasi, digunakan non-air-conditioned Waldmann 7001 standup
cubicle (Waldmann, Schwenningen, Germany) dilengkapi dengan 40 Philips TL-01
tabung fluorescent.
Penilaian klinis
Analisis statistik
Program yang digunakan adalah NCSS (Nomor Cruncher Sistem statistik)
2007 (Kaysville, UT) dengan uji Friedman. Uji Wilcoxon- digunakan untuk evaluasi
perbandingan biner. Signifikansi dinilai pada p <0,01 dan p <0,05 level.
Hasil
Berikut adalah data demografi pasien dalam penelitian ini Tabel 1.
Respon klinis pada pasien dengan bentuk eritematosa dari PV terlihat dalam Gambar
1 (a, b).
Gambar 1 (A) Lesi klinis pasien PV dengan bentuk eritematosa sebelum UV-B
narrow-band. (B) Respon klinis terlihat setelah 20 sesi UV-B narrow-band.
Gambar 2. Skor klinis rata-rata pasien yang diobati dengan UV-B narrow-band
selama penelitian
Diskusi
Kami fokus kepada pasien PV dengan penyakit yang luas dan kronis dan yang
tidak puas dengan respon terapi sebelumnya atau mereka yang tidak dapat
menggunakan terapi anti-jamur oral dikarenakan pengobtan dan penyakit lain. Kami
menilai efektivitas terapi UV-B narrow-band dan efek durasi pada pasien tersebut.
Delapan puluh persen pasien responsif dengan perbaikan yang nyata atau bersih
sempurna. Hanya empat pasien yang mengalami kekambuhan dalam 8 minggu
setelah penghentian fototerapi. Pada akhir 1 tahun, total hanya 10 dari 24 pasien
(41,6%) yang responsif baik terhadap pengobatan yang kambuh. Tingkat
kekambuhan pasien kami lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Jadwal
pemeliharaan terapi mungkin diperlukan untuk menjaga pasien dalam keadaan remisi
memanjang.
Ini adalah studi pertama yang menilai aktivitas UV-B narrow-band pada PV.
Dua penelitian mendokumentasikan pengobatan dengan fototerapi UV selektif untuk
dermatitis seboroik yang juga penyakit terkait Mallassesia. Modus tindakan UV-B
narrow-band di PV dan dermatitis seboroik diperkirakan berhubungan dengan efek
langsung dari radiasi UV pada Malassezia yang menyebabkan perubahan ultrastruktur
dan penghambatan dan efek modulasi pada proses inflamasi dan immunologis di
kulit.
Radiasi UV-B menginduksi pelepasan berbagai sitokin pro-inflamasi dan
imunosupresif dari keratinosit dan T-sel. Meskipun efek immunosupresifnya,
fototerapi UV-B tidak berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi kulit, dengan
pengecualian reaktivasi infeksi herpes simpleks. Studi menunjukkan bahwa radiasi
UV-B dapat menyebabkan turunan keratinosit yang mencegah kolonisasi antimikroba
di kulit. Tidak ada data yang jelas tentang insidensi dari PV dari mereka yang terkena
UV secara alami dan mereka yang tidak. Vitamin D yang juga dihasilkan selama
fototerapi mungkin bertanggung jawab untuk efek positive di PV.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kritisi jurnal, didapatkan 5 jawaban “Ya”, 1 jawaban “Tidak” dari
total 6 pertanyaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan judul
“Fototerapi Ultraviolet-B Narrow-band: Terapi yang efektif dan reliabel pada
Pityriasis versicolor yang luas dan rekuren.” ini layak dibaca dan diadaptasikan
sebagai penelitian lanjutan di RSUDZA.