Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa), berkat rahmat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengatur Tekanan Osmosis Pada sel” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah Biologi Sel pada semester I,
Prodi Farmasi Klinis, Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali. Tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk memberikan pemahaman yang lkebih mendalam tentang pemahaman Biologi Sel
sebagai pembelajaran kepada para pembaca.
Banyak hambatan yang dialami dalam penyusunan makalah ini, namun demikian berkat
kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak kesulitan dan hambatan tersebut dapat
diatasi. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Biologi Sel yang telah menugaskan mahasiswa/i untuk menyusun
makalah ini.
Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
berguna untuk masyarakat pada umumnya dan penulis khususnya.

“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Denpasar, November 2017

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................2
1.3Tujuan Masalah ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................2
1.3Tujuan Masalah ......................................................................................................................2
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................1
3.1 Simpulan.................................................................................................................................2
3.2 Saran .......................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa osmosis merupakan suatu proses perpindahan zat pelarut melalui membran
semipermiabel dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi
yang lebih tinggi (hipertonis) hingga larutan tersebut mencapai konsentrasi seimbang. Pada
proses osmosis suatu partikel molekul zat pelarut bergerak dari larutan encer (konsentrasi
rendah) menuju larutan yang lebih pekat (konsentrasi tinggi) (Tedi Mulyadi, 2010) .
Peristiwa osmosis merupakan salahsatu peristiwa yang berlangsung secara alami. Peristiwa
osmosis dapat dikurangi atau dihambat dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian yang
lebih pekat (konsentrasi tinggi) melebihi konsentrasi yang lebih encer. Tekanan yang
diaplikasikan untuk menghambat atau menghentikan proses osmosis dari pelarut murni atau
larutan encer ke dalam larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik buatan. Mekanisme lalu
lintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan transport aktif. Transpor pasif
merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa pengeluaran energi, misalnya:
difusi dan osmosis (Campbell, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari osmosis sel dan tekanan osmosis ?
2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis ?
3. Bagaimana penerapan tekanan osmosis pada sel ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian dari osmosis sel dan tekanan osmosis
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis
3. Untuk mengetahui penerapan tekanan osmosis pada sel
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osmosis Sel dan Tekanan Osmosis


Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air
lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial
kimia air atau potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia
zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi
cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang
berpotensial kimia lebih kecil (hanummasayu, 2013).
Sedangkan Tekanan osmotik adalah gaya volumetrik yang menolak proses alami
osmosis. Tekanan osmotik paling sering dirujuk dalam biologi manusia, di mana sebuah sel
hidup mengandung larutan pekat yang terdiri dari air dan unsur-unsur tertentu lainnya yang
memisahkan dari larutan diluar oleh membran semipermeabel. Proses alami osmosis cenderung
untuk menyamakan konsentrasi bahan terlarut dalam larutan dengan melewatkan larutan melalui
membran tersebut, dan tekanan osmotik adalah jumlah tekanan bahwa sel hidup diberikannya
untuk melawan gaya ini. Tekanan tersebut melindungi komponen bagian dalam sel dari solusi
dilusi dan berbahaya yang mungkin lintas membran dan mengganggu aktivitas sel normal atau
mitosis Seperti banyak gaya alam, osmosis adalah gaya yang mendorong larutan terhadap
keadaan kesetimbangan. Ketika larutan dikelilingi oleh selaput tipis mengandung konsentrasi
tinggi dari bahan kimia, seperti garam atau gula, daripada larutan yang sama di luar membran,
gaya kesetimbangan mendorong seluruh larutan terhadap keadaan konsentrasi seragam bahan
kimia.
Proses alami ini sangat penting pada air sebagai bentuk penunjang kehidupan di Bumi,
yang memiliki tingkat energi potensial yang menyebabkan itu untuk mencairkan larutan pekat
melalui berbagai gaya seperti osmosis dan gravitasi. Kondisi ini disebut sebagai potensial air,
dan kemampuan air untuk mengerahkan gaya ini dengan peningkatan volume airnya, yang
merupakan bentuk tekanan hidrostatik osmotik. Meskipun potensial air adalah penyetaraan gaya
untuk larutan yang berbeda, kebalikan dari gaya ini dikenal sebagai potensial osmotik, yang
merupakan nilai energi potensial yang memiliki tekanan osmotik untuk melawan keadaan
kesetimbangan. Perhitungan untuk menentukan nilai sebenarnya dari tekanan osmotik pertama
kali dikerjakan oleh Jacobus Hoff, seorang pemenang Hadiah Nobel kimiawan Belanda akhir
abad 19 sampai awal abad ke-20. Ide-idenya kemudian disempurnakan oleh Harmon Morse,
seorang ahli kimia AS dari periode waktu yang sama.
Karena proses tekanan osmotik juga dapat dipertimbangkan untuk yang gas dipisahkan
oleh sebuah membran semipermeabel, itu mematuhi aturan fisik yang sama sebagai hukum gas
ideal. Persamaan tekanan osmotik, karena itu bisa dinyatakan sebagai π = nRT / V, di mana “π”
adalah tekanan osmotik dan “n” adalah jumlah zat terlarut atau jumlah mol molekul hadir dalam
volume – “V” – dari larutan. Nilai “T” merupakan suhu rata-rata dari solusi dan “R” adalah nilai
gas konstan dari 8,314 joule per derajat Kelvin. Meskipun tekanan osmotik penting dalam
biologi seluler untuk hewan dalam hal melindungi sel dari penyusupan oleh zat terlarut kimia
yang tidak diinginkan atau larutan eksternal itu sendiri, melayani tujuan yang lebih mendasar
dalam tanaman (Sridianti, 2013).

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Osmosis


Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis adalah sebagai berikut:
a. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang
membran akan meresap dengan lebih mudah.
b. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih
cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
c. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan
membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
d. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak
yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan
melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
e. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih
cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
2.3 Peranan Penting pada Sel
Peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup
manusia dan hewan, misalnya pada membran sel darah dan ginjal. Adapun beberapa penjelasam
hubungan antara sel darah merah dan ginjal dengan peristiwa osmosis :
a. Membran Sel Darah Merah
Sel darah merah mamalia memiliki bentuk biconcave (donat-like). Jika sel darah
merah ditempatkan dalam larutan NaCl 0,3 M, ada sedikit pergerakan osmotik bersih air,
ukuran dan bentuk sel tetap sama; larutan NaCl isotonik ke sel. Jika sel darah merah
ditempatkan dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut rendah daripada yang
ditemukan di dalam sel, air bergerak ke sel oleh osmosis, menyebabkan sel
membengkak; Solusi semacam itu bersifat hipotonik terhadap sel. Ketika sel darah merah
ditempatkan di air murni, air dengan cepat memasuki sel oleh osmosis dan menyebabkan
sel-sel meledak, sebuah fenomena yang dikenal sebagai hemolisis. Jika sel darah merah
ditempatkan dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi, air bergerak
keluar dari sel dengan osmosis, sel menjadi lebih kecil dan berkerut dalam bentuk; Solusi
seperti itu adalah hipertonik pada sel (Net Industries, 2006).
Komponen cair darah (plasma) merupakan bagian dari 5% berat badan. Plasma
merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel
darah putih, dan sel pembeku darah. Disamping itu juga sebagai media transportasi
bahan-bahan organic dan anorganik dari suatu organ/jaringan lain (Syaifuddin, 2014).
Lalu Apakah yang terjadi jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan
hipertonik(lebih pekat)? Di sini akan terjadi yang disebut krenasi. Air yang terdapat
dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Sebaliknya,
jika meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer)
maka sel darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah. Mengapa? air dari larutan
di sekitar sel darah merah akan ditarik masuk ke dalam sel. Proses ini disebut hemolisis.
Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke
cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membrane sel
darah merah. Membrane sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+,OH-, NH4-
, PO4, HCO3-, Cl-, dan juga oleh substansi-substansi yang lain seperti glukosa,asam amino, urea,
dan asam urat. Sebaliknya membrane sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca+,
Mg+, fosfat organic dan juga substansi lain seperti hemoglobin dan protein plasma. Secara
umum, membran yang dapat dilalui atau ditembus oleh suatu substansi dikatakan bahwa
membrane ini permeable terhadap substansi tersebut.Membrane yang betul-betul semi permeable
adalah membrane yang hanya dapat ditembus oleh molekul air saja, tetapi tidak dapat ditembus
oleh substansi lain. Tidak ada membrane pada organisme yang bersifat betul-
betul semi permeable, yang ada adalah membrane yang bersifat permeable selektif, yaitu membr
ane yang dapat ditembus oleh molekul air dan substansi-substansi lain, tetapi tidak dapat
ditembus oleh substansi yang lain lagi. Jadi membrane sel darah merah termasuk yang permeable
selektif.Ada 2 macam hemolisa yaitu :
1. Hemolisa Osmotik
Hemolisa osmotik terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosis
cairan di dalam sel darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal in
tekanan osmosis isi sel jauh lebih besar daripada tekanan osmosa di luar sel. Tekanan
osmosis sel darah merah adalah sama dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0.9%. bila sel
darah merah dimasukkan ke dalam larutan 0,8 % belum terlihat adanya hemolisa tetapi sel
darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,4 % hanya sebagian saja dari sel
darah merah yang mengalami hemolisa sedangkan sebagian sel darah merah yang lainnya
masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel darah merah berbeda-beda. Sel darah
merahyang sudah tua, membrane sel mudah pecah sedangkan sel darah merah yang
muda,membrane selnya kuat. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3%,
semuasel darah merah akan mengalami hemolisa. Hal ini disebut hemolisa sempurna.
Larutan yangmempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah
merah disebutlarutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih
besar isi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmosis yang sama besar dengan tekanan osmosis isi sel disebut larutan isotonis.
2. Hemolisa Kimiawi
Pada hemolisa kimiawi, membrane sel darah merah dirusak oleh macam-macam
substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding selm darah
merahterutama terdiri dari lipid dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut
lipoprotein. Jadisetiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak)
dapat merusak atau melarutkan membrane sel darah merah. Kita mengenal bermacam-
macam pelarut lemak yaitu kloroform, aseton, alcohol, benzene dan eter. Substansi lain
yang dapat merusak membrane sel darah merah diantaranya adalah bias ular, bias
kalajengking, garam empedu, saponin,nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resi, dan
senyawa arsen.
b. Penerapan Tekanan Osmosis dalm Hemodialisa
Saat ini, banyak sekali kemajuan teknologi yang berkembang. Salah satunya
adalah pada bidang kedokteran, yaitu proses pencucian darah. Proses ini biasa disebut
hemodialisa. Hemodialisa merupakan salah satu terapi dari pengganti ginjal, yang
digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik.
Prinsip dasar hemodialisa adalah dengan menerapkan proses difusi dan ultrafiltrasi pada
ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Darah pasien dialirkan ke
ginjal pengganti (dializer) untuk dibersihkan melalui proses difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi menggunakan bantuan sebuah mesin hemodialisa.darah telah bersih dan
bebas dari racun dikembalikan lagi ke dalam tubuh pasien, proses ini berlangsung 4-5
jam. Dengan cuci darah yang teratur 2 kali seminggu, harapan hidup pasien dapat
ditingkatkan.
Darah dipompa dari tubuh masuk ke dalam mesin dialisis, lalu dibersikan pada
dialyzer (ginjal buatan), lalu darah pasien yang sudah bersih dipompakan kembali ke
tubuh pasien. Mesin dianalisis yang paling baru dipasaran telah dilengkapi oleh system
koputerisasi dan secara terus menerus memonitor array safetycritical parameter,
mencakup laju air darah dan dialysate, tekanan darah, tingkat detak jantung, daya
konduksi, PH, dll. Bila ada yang tidak normal, alarm akan berbunyi. Dua diantara mesin
dialysis yang paling besar adalah fresenius dan Gambro. Dalam hemodialisis
memerlukan akses vaskular ( pembuluh darah) hemodialisis (AVH) yang cukup baik agar
dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar, yaotu diperlukan kecepatan darah sebesar
200-300 ml/menit secara kontinu selama hemodialisis 4-5 jam. Salah satu fase dalam
proses ini adalah proses ultafiltrasi, yang mana ketika cairan dipindahkan saat dialysis
yang bergerak akibat beberapa bentuk tekanan. Adapun tekanan yang terjadi tekanan
positif, tekanan negatif, dan tekanan osmosis. Ultafiltrasi merupakan proses berpindahnya
air dan zat karena perbedaan tekanan hidrotatis dalam darah dan dialisat. Tekanan darah
yang lebih tinggi dari dialisat memaksa air melawati selaput semipermeabel. Air
mempunyai molekul sangat kecil sehingga pergerakan air melewati selaput diikuti juga
oleh zat sampah dengan molekul kecil. Molekul sel-sel dan protein darah lebih besar dari
zat sampah dan racun, sehingga tidak ikut menembus selaput semipermeabel. Darah yang
telah tersaring menjadi bersih dan dikembalikan ke dalam tubuh penderita. Dialisat yang
menjadi kotor karena mengandung zat racun dan sampah, lalu dialirkan keluar ke
penampungan dialisat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpula
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, et al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Gramedia.

Safrizal, Rino. 2015. Perbedaan Sifat Larutan Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik. (serial
online), [cited 2017 November 20]. Available from:
http://www.jejaringkimia.web.id/2011/01/perbedaan-sifat-larutan-hipotonik.html

Syaifuddin, H. 2014. Anatomi Fisiologi edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Novi, L. 2013. Pengertian Osmosis dan Contoh Osmosis. (serial online), [cited 2017 November
21]. Available from: http://www.sridianti.com/pengertian-osmosis-dan-contoh.html

Hanummasayu. 2013. Tekanan Osmosis. (serial online), [cited 2017 November 21]. Available
from: https://www.slideshare.net/hanummasayu/tekanan-osmosis

Mulyadi, Tedi. 2010. Contoh Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari. (serial online), [cited 2017
November 20]. Available from: http://budisma.net/2015/03/contoh-osmosis-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html

Fathoni, Zulfikri. 2017. Penerapan Tekanan Osmosis dalam Pencucian Darah. (serial online),
[cited 2017 November 20]. Available from: https://prezi.com/flhv4m2enkfo/penerapan-
tekanan-osmosis-dalam-pencucian-darah/

http://science.jrank.org/pages/4930/Osmosis-Cellular-Osmosis-in-red-blood-cells.html

Anda mungkin juga menyukai