net/publication/326810161
CITATIONS READS
0 224
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Adrin Tohari on 19 October 2018.
ABSTRAK
Gempa bumi yang terjadi di daerah Bantul, Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan
magnitudo gempa bumi sebesar 6.3 SR dapat menyebabkan terjadinya bahaya
likuifaksi yang dapat merusak bangunan khususnya di wilayah Bantul
Yogyakarta. Investigasi geoteknik yang telah dilakukan di Bantul, Yogyakarta
dapat memberikan gambaran lapisan tanah yang berpotensi terjadinya likuifaksi.
Analisis potensi likuifaksi dilakukan berdasarkan data SPT (Standard Penetration
Test) dan CPT (Cone Penetration Test) dengan percepatan maksimum tanah
menurut Gutenberg Richter di daerah penelitian rata-rata bernilai sebesar 2.93
m/s2 dan menurut Donovan sebesar 2.88 m/s2. Hasil analisis penelitian
menunjukan bahwa lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi didominasi oleh jenis
tanah pasir lanauan da lanau pasiran yang berada pada kedalaman 0.2 – 3 m, 0.4
m, 2.4 m, 3.6 m, 7.6 – 7.8 m dan 8.2 m. Pengaruh percepatan maksimum tanah
menurut Gutenberg Richter lebih besar terhadap terjadinya likuifaksi daripada
menurut Donovan. Perbandingan hasil analisis potensi likuifaksi antara data SPT
(Standard Penetration Test ) dan CPT (Cone Penetration Test) pada daerah
penelitian menunjukan adanya kesamaan potensi likuifaksi pada lapisan tanah
dengan kedalaman yang sama diantaranya pada kedalaman 0.2 m-4 m, dengan
nilai Cyclic Strees Ratio (CSR) rata-rata sebesar 0.2, sedangkan berdasarkan nilai
Cyclic Resistance Ratio (CRR) terdapat perbedaan nlai. Analisis berdasarkan data
CPT lebih baik daripada data SPT karena data CPT lebih rapat daripada data SPT.
ABSTRACT
The earthquake that occurred in Bantul, Yogyakarta on May 27, 2006 with the
magnitudo of the earthquake of 6.3 SR can caused liquefaction hazard which
could damage to teh building in the municipals of Bantul, Yogyakarta.
Geotechnical investigation was carried in Bantul Yogyakarta, can give
information about liquefaction hazard in soil layer. The liquefaction potential
lanalysis was conducted using SPT and CPT methods, with Gutenberg-Richter’s
maximum ground acceleration is 2.93 m/s2 and Donovan’s maximum ground
acceleration is 2.88 m/s2. Result of liquefaction analysis indicate that the soil layer
domination of silty sand dan sandy silt at the depth of 0.2 – 3 m, 3.6 m, 4 m 7.6 –
7.8 m and 8.2 m. Gutenberg-Richter’s maximum ground acceleration having
influential for liquefaction potential better than Donovan’s maximum ground
acceleration. Ratio result of liquefaction was conducted using SPT same as soil
layer with CPT in resech location at the depth 0.2 m-4 m, with value Cyclic Strees
Ratio (CSR) is 0.2. Even value Cyclic Resistances Ratio (CSR) have different
value. The liquefaction potential lanalysis was conducted using CPT method
better than SPT methods.
1. Pendahuluan
Indonesia terletak antara pertemuan
tiga lempeng kerak bumi yaitu
lempeng Pasifik, Eurasia dan lempeng
India Australia. Kepulauan Indonesia
merupakan daerah yang berada pada
pertemuan antara 2 jalur gempa utama
yaitu jalur gempa Mediterania dan
jalur gempa Sirkum Pasifik. Oleh
karena itu, Indonesia memiliki potensi
bencana gempa bumi. Salah satunya
di kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Daerah ini berbatasan langsung meninggal dunia dan mengalami luka
dengan samudra Hindia yang parah dan bangunan-bangunan hancur
merupakan daerah terdekat dengan rata dengan tanah. Gambar 1 yang
zona subduksi lempeng Indo- merupakan peta sumber gempa di
Australia dan Eurasia. Gempa Bantul Bantul, Yogyakarta.
yang terjadi pada tanggal 27 Mei Gambar 1. Pusat gempa 27 Mei 2006
2006 menyebabkan ribuan orang (USGS)
DATA LAPANGAN
Analsis
SELESAI
4
karakteristik ukuran
Tanah berbutir
Faktor koreksi
butiran (Kc)
Tanah berbutir
halus (campuran
kasar (pasir)
2.5 lempung-lanau)
Butiran tanah
1
1 2.6 4.2
Indeks pastisitas tanah (Ic)
29
Faktor koreksi karakteristik
Tanah berbutir
ukuran butiran (Kc)
1
1 2.6 4.2
50
0
1 2.5 4
Indeks plastisitas tanah (Ic)
20
Faktor koreksi karakteristik
ukuran butir ( Kc)
Tanah berbutir
kasar (pasir)
10
Tanah berbutir
halus (lempung)
0
0 2.6 5.2
indeks plastisitas tanah (Ic)
4
Faktor koreksi karakteristik
ukuran butir tanah (Kc)
Tanah
berbutir Tanah berbutir
kasar halus (lempung)
2 (pasir)
0
0 2.6 5.2
Indeks plastisitas tanah (Ic)
100 100
(MPa)
(MPa)
0 0
0 2.5 5 0 3.5 7
Rasio pergeseran ternormalisasi F
Rasio pergeseran ternormalisasi F (MPa)
(MPa)
250
6
(MPa)
(MPa)
0
0
0 3.5 7
0 9 18
Rasio pergeseran ternormalisasi F Rasio pergeseran ternormalisasi F
(MPa) (MPa)
400
ternormalisasi Q (MPa)
Tahanan ujung konus
200
0
0 2.5 5
Rasio pergeseran ternormaslisasi F
(MPa)
Data CPT
3
a (m/s2)
2
a_G
a_D
1
9 14 19
R (km)
Data SPT
2.4
a (m/s2)
1.7
a_G
a_D
1
9 14 19
R (km)
0.2 0.4
y = 1.9125x - 0.0009
R² = 0.996
y = 2.0406x - 0.0096
Data
Linear (Data)
0 0
0 0.05 0.1 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 31 korelasi tekanan air pori dan Gambar 32 korelasi tekanan air pori dan
tegangan total daerah Sawahan tegangan total daerah Sawahan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.22
y = 1.9563x - 0.0021 0.4
R² = 0.9939 y = 2.0687x - 0.0066
Tegangan Total 𝜎 (MPa)
0.11 0.2
Data
Data
Linear (Data)
0 0
0 0.06 0.12 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 33 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 34 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Pulokadang dan tegangan total daerah Pulokadang
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.15 0.4
y = 2.0862x - 0.0079
y = 1.9116x - 0.0005
Tegangan Total 𝜎 (MPa)
R² = 0.9993
Tegangan Total 𝜎 (Mpa)
R² = 0.9963
0.075 0.2
Data
Linear (Data) Data
Linear…
0 0
0 0.04 0.08 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 35 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 36 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Tilaman berdasarkan dan tegangan total daerah Tilaman
Data
Linear (Data) Data
0 0
0 0.027 0.054 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 37 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 38 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Soronagan dan tegangan total daerah Soronagan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.1 400
y = 2.0034x - 0.0009
R² = 0.9994 y = 2.0542x - 4.0694
Tegangan Total 𝜎 (KPa)
Tekanan Total 𝜎 (Mpa)
R² = 0.9992
0.05 200
Data Data
Linear (Data) Linear…
0
0
0 0.025 0.05
0 100 200
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (KPa)
Gambar 39 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 40 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Gunungan dan tegangan total daerah Gunungan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT