Anda di halaman 1dari 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326810161

Analisis Potensi Likuifaksi Akibat Gempa Bumi Menggunakan Metode SPT


(Standar Penetration Test) Dan Cpt (Cone Penetration Test) Di Kabupaten
Bantul, Yogyakarta

Article · June 2017


DOI: 10.17509/wafi.v2i1.7022

CITATIONS READS

0 224

3 authors, including:

Adrin Tohari Mimin Iryanti


Indonesian Institute of Sciences Universitas Pendidikan Indonesia
46 PUBLICATIONS   116 CITATIONS    19 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Joint Paper View project

Field measurement of Landslide in Subang 2015 View project

All content following this page was uploaded by Adrin Tohari on 19 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPA


BUMI MENGGUNAKAN METODE SPT (STANDAR
PENETRATION TEST) DAN CPT (CONE
PENETRATION TEST) DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA

Tini*1, Adrin Tohari2, Mimin Iryanti1


1
Prodi Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung dan 40154
2
PPG-LIPI, Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135,

*Penulis Penanggungjawab. Email : tinifisika@gmail.com

ABSTRAK

Gempa bumi yang terjadi di daerah Bantul, Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan
magnitudo gempa bumi sebesar 6.3 SR dapat menyebabkan terjadinya bahaya
likuifaksi yang dapat merusak bangunan khususnya di wilayah Bantul
Yogyakarta. Investigasi geoteknik yang telah dilakukan di Bantul, Yogyakarta
dapat memberikan gambaran lapisan tanah yang berpotensi terjadinya likuifaksi.
Analisis potensi likuifaksi dilakukan berdasarkan data SPT (Standard Penetration
Test) dan CPT (Cone Penetration Test) dengan percepatan maksimum tanah
menurut Gutenberg Richter di daerah penelitian rata-rata bernilai sebesar 2.93
m/s2 dan menurut Donovan sebesar 2.88 m/s2. Hasil analisis penelitian
menunjukan bahwa lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi didominasi oleh jenis
tanah pasir lanauan da lanau pasiran yang berada pada kedalaman 0.2 – 3 m, 0.4
m, 2.4 m, 3.6 m, 7.6 – 7.8 m dan 8.2 m. Pengaruh percepatan maksimum tanah
menurut Gutenberg Richter lebih besar terhadap terjadinya likuifaksi daripada
menurut Donovan. Perbandingan hasil analisis potensi likuifaksi antara data SPT
(Standard Penetration Test ) dan CPT (Cone Penetration Test) pada daerah
penelitian menunjukan adanya kesamaan potensi likuifaksi pada lapisan tanah
dengan kedalaman yang sama diantaranya pada kedalaman 0.2 m-4 m, dengan
nilai Cyclic Strees Ratio (CSR) rata-rata sebesar 0.2, sedangkan berdasarkan nilai
Cyclic Resistance Ratio (CRR) terdapat perbedaan nlai. Analisis berdasarkan data
CPT lebih baik daripada data SPT karena data CPT lebih rapat daripada data SPT.

Kata kunci: Likuifaksi, percepatan maksimum gempa, SPT (Standar Penetration


Test), CPT (Cone Penetration Test), Cyclic Stress Ratio (CSR),
Cyclic Resistance Ratio (CRR).

8 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

ABSTRACT

The earthquake that occurred in Bantul, Yogyakarta on May 27, 2006 with the
magnitudo of the earthquake of 6.3 SR can caused liquefaction hazard which
could damage to teh building in the municipals of Bantul, Yogyakarta.
Geotechnical investigation was carried in Bantul Yogyakarta, can give
information about liquefaction hazard in soil layer. The liquefaction potential
lanalysis was conducted using SPT and CPT methods, with Gutenberg-Richter’s
maximum ground acceleration is 2.93 m/s2 and Donovan’s maximum ground
acceleration is 2.88 m/s2. Result of liquefaction analysis indicate that the soil layer
domination of silty sand dan sandy silt at the depth of 0.2 – 3 m, 3.6 m, 4 m 7.6 –
7.8 m and 8.2 m. Gutenberg-Richter’s maximum ground acceleration having
influential for liquefaction potential better than Donovan’s maximum ground
acceleration. Ratio result of liquefaction was conducted using SPT same as soil
layer with CPT in resech location at the depth 0.2 m-4 m, with value Cyclic Strees
Ratio (CSR) is 0.2. Even value Cyclic Resistances Ratio (CSR) have different
value. The liquefaction potential lanalysis was conducted using CPT method
better than SPT methods.

Keywords: Liquefacton, maximum acceleration earthquake, SPT (Standard


Penetration Test), CPT (Cone Penetration Test), Cyclic Stress Ratio
(CSR), Cyclic Resistance Ratio (CRR).

1. Pendahuluan
Indonesia terletak antara pertemuan
tiga lempeng kerak bumi yaitu
lempeng Pasifik, Eurasia dan lempeng
India Australia. Kepulauan Indonesia
merupakan daerah yang berada pada
pertemuan antara 2 jalur gempa utama
yaitu jalur gempa Mediterania dan
jalur gempa Sirkum Pasifik. Oleh
karena itu, Indonesia memiliki potensi
bencana gempa bumi. Salah satunya
di kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Daerah ini berbatasan langsung meninggal dunia dan mengalami luka
dengan samudra Hindia yang parah dan bangunan-bangunan hancur
merupakan daerah terdekat dengan rata dengan tanah. Gambar 1 yang
zona subduksi lempeng Indo- merupakan peta sumber gempa di
Australia dan Eurasia. Gempa Bantul Bantul, Yogyakarta.
yang terjadi pada tanggal 27 Mei Gambar 1. Pusat gempa 27 Mei 2006
2006 menyebabkan ribuan orang (USGS)

9 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Gempa bumi merupakan bencana Gambar 2 Likuifaksi akibat gempa


alam yang terjadi dibawah permukaan bumi di kabupaten Bantul,
tanah yang dapat menyebabkan Yogyakarta (Siswosukarto, 2006)
terjadinya kerusakan pada struktur
tanah. Kerusakan pada tanah ini
diakibatkan oleh besarnya energy
yang dilepaskan oleh pusat gempa Untuk mengetahui potensi bahaya
(hypocenter) berupa getaran yang likuifaksi di daerah tersebut, maka
merambat dipermukaan bumi. Salah diperlukan analisis kondisi bawah
satu kerusakan pada struktur tanah permukaan tanah, agar dapat menjadi
akibat gempa bumi yaitu likuifasi. bahan pertimbangan untuk
Likuifaksi adalah suatu peristiwa mengambil keputusan apakah daerah
perubahan fase padat menjadi fase tersebut berbahaya atau aman bagi
cair yang disebabkan oleh warga setempat. Analisis kondisi
peningkatan tekanan air pori dalam bawah permukaan untuk mengetahui
rongga tanah (Indris dan Boulanger, potensi likuifaksi akibat gempa bumi
2004). Dampak dari terjadinya di daerah tersebut diteliti dengan
peninggkatan tekanan air pori, tanah menggunakan metode geoteknik yaitu
akan kehilangan kuat geser secara CPT (Cone Penetration Test) dan
drastis akibat turunnya tegangan SPT (Standar Penetration Test).
efektif air pori tanah (Indris dan
Boulanger, 2008). Kejadian ini
terutama berkaitan dengan kondisi 2. Metode Penelitian
tanah pasiran jenuh yang memiliki
kepadatan lepas atau sedang. Metode penelitian yang dilakukan
yaitu investigasi geoteknik bawah
Beberapa contoh dari peristiwa permukaan yang terdiri dari
likuifaksi yang pernah terjadi di pengeboran dan sondir. Namun data
Indonesia yaitu kerusakan-kerusakan yang digunakan merupakan data
yang dihasilkan oleh gempa bumi di sekunder hasil pengambilan tim
Bengkulu tahun 2000 dan 2007, peneliti geoteknik LIPI Bandung.
gempa bumi Aceh tahun 2004, gempa Untuk mengidentifikasi ada tidaknya
bumi Nias tahun 2005, dan gempa potensi likuifaksi menggunakan data
bumi Yogyakarta tahun 2006 bor (SPT) dan data sondir (CPT)
(Soebowo dkk., 2009). Gambar 2 merupakan salah satu cara untuk
merupakan salah satu likuifaksi akibat mengetahui ketahanan/kekuatan
gempa bumi di kabupaten Bantul. lapisan tanah terhadap potensi
likuifaksi. Penentuan potensi
likuifaksi yaitu berdasarkan besarnya
data kegempaan yaitu magnitude
gempa, percepatan maksimum tanah,
jarak sumber gempa dengan daerah
penelitian, dan berdasarkan data SPT
dan CPT. Dari data SPT dan CPT
akan didapatkan parameter kekuatan
tanah menahan likuifaksi akibat

10 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

gempa (CRR), tegangan geser tanah tanah tidak berpotensi terjadi


akibat gempa (CSR) dan factor likuifaksi sedangkan nilai FS<1
keamanan atau safety factor. Safety menunjukan lapisan tanah berpotensi
factor yang digunakan dalam likuifaksi. Prosedur penelitian yang
penelitian ini menggunakan batasan dilakukan dalam analisis potensi
sebesar FS>1 menunjukan lapisan likuifaksi terlihat pada gambar 8.

11 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

DATA LAPANGAN

CPT (Sondir) SPT (Bor) Parameter gempa


(magnitudo,jarak
sumber gempa )

Tekanan air pori (u), tegangan ekeftif (𝜎)


dan tegangan total tanah (𝜎′)

Perhitungan CRR Perhitungan CSR

Safety Factor (SF)

Plot 2D CSR-CRR terhadap kedalaman


Plot 2D SF terdadap kedalaman

Analsis

SELESAI

Gambar 8. Diagram Alur Penelitian.


biasanya berupa tanah pasir, lanau,
3. Hasil Dan Pembahasan
lempung, campuran pasir-lanau dan
Daerah Bantul memiliki jenis tanah lempung-lanau. yang dibuktikan
berbutir halus dan berbutir kasar yang
12 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989
Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat di tiap daerah


CPT dan SPT. Gambar 9. 10, 11, 12 penelitian. Jenis tanah lanau-pasir
dan 13 merupakan karakteristik memiliki nilai berat isi pada rentang
ukuran butiran tanah yang secara 18-19 kN/m, tanah lanau-lempung
berturut-turut di daerah Sawahan, memiliki nilai berat isi 16-17 kN/m,
Pulokadang, Tilaman, Soronagan dan tanah lempung sebesar 17 kN/m dan
Gunungan berdasarkan data CPT. tanah breksi sebesar 20 kN/m.
Sedangkan berdasarkan data SPT
dapat dilihat dari nilai berat isi tanah

4
karakteristik ukuran

Tanah berbutir
Faktor koreksi

butiran (Kc)

Tanah berbutir
halus (campuran
kasar (pasir)
2.5 lempung-lanau)

Butiran tanah

1
1 2.6 4.2
Indeks pastisitas tanah (Ic)

Gambar 9 Karakteristik ukuran butiran tanah daerah Sawahan

29
Faktor koreksi karakteristik

Tanah berbutir
ukuran butiran (Kc)

Tanah halus (campuran


berbutir lempung-lanau)
15 kasar (pasir)

1
1 2.6 4.2

Gambar 10 Karakteristik ukuran butiran tanah daerah Pulokadang

13 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

50

Faktor koreksi karakterisistik


Tanah berbutir
Tanah halus (lempung)

ukuran butir (Kc)


berbutir
25 kasar
(pasir)

0
1 2.5 4
Indeks plastisitas tanah (Ic)

Gambar 11 Karakteristik ukuran butiran tanah daerah Tilaman

20
Faktor koreksi karakteristik
ukuran butir ( Kc)

Tanah berbutir
kasar (pasir)
10
Tanah berbutir
halus (lempung)

0
0 2.6 5.2
indeks plastisitas tanah (Ic)

Gambar 12 Karakteristik ukuran butiran tanah daerah Soronagan

4
Faktor koreksi karakteristik
ukuran butir tanah (Kc)

Tanah
berbutir Tanah berbutir
kasar halus (lempung)
2 (pasir)

0
0 2.6 5.2
Indeks plastisitas tanah (Ic)

Gambar 13 Karakteristik ukuran butiran tanah daerah Gunungan

Berdasarkan nilai karakteristik ukuran


butiran tanah berada pada nilai indeks
plastis Ic ≥ 2.6, maka tanah

14 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

didominasi oleh butiran halus Robertson (1990) yang dapat dilihat


biasanya berupa tanah lempung atau pada gambar 3.4. Berdasarkan data
tanah tanah lanau. Sedangkan jika CPT, di daerah Sawahan, Pulokadang,
bernilai Ic ≤ 2.6 tanah didominasi Soronagan dan Gunungan rata-rata
oleh butiran kasar yang merupakan didominasi oleh jenis tanah campuran
tanah pasir. Dari kelima gambar pasir lanau dan campuran pasir
diatas, hampir semua daerah yang lempung. Seperti yang terlihat pada
diteliti didominasi oleh tanah berbutir Gambar 14, 15, 16, 17 dan Gambar
kasar. Daerah Tilaman didominasi 18. Sedangkan daerah Tilaman
oleh jenis tanah campuran lempung sebagian besar didominasi oleh jenis
dan lanau. tanah (campuran tanah lempung-
Adapun untuk mementukan lanau).
jenis tanah yang diusulkan oleh
200
200
Tahanan ujung konus ternormalisasi Q

Tahanan ujung konus ternormaslisai Q

100 100
(MPa)

(MPa)

0 0
0 2.5 5 0 3.5 7
Rasio pergeseran ternormalisasi F
Rasio pergeseran ternormalisasi F (MPa)
(MPa)

Gambar 14 Tipe tanah daerah Gambar 15 Tipe tanah daerah


Sawahan Pulokadang
500
12
Tahanan ujung konus ternormalisasi Q
Tahanan ujung konus ternormalisasi Q

250
6
(MPa)
(MPa)

0
0
0 3.5 7
0 9 18
Rasio pergeseran ternormalisasi F Rasio pergeseran ternormalisasi F
(MPa) (MPa)

Gambar 16 Tipe tanah daerah Gambar 17 Tipe tanah daerah


Tilaman Soronagan

15 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

400

ternormalisasi Q (MPa)
Tahanan ujung konus
200

0
0 2.5 5
Rasio pergeseran ternormaslisasi F
(MPa)

Gambar 18 Tipe tanah daerah Gunungan


Hasil pengolahan data SPT dan terjadinya likuifaksi yaitu pada
CPT pada lima daerah yang berbeda kedalaman 0.2-6 m
diantaranya Sawahan, Pulokadang, Gambar 19 menurut Gutenberg
Tilaman, Soronagan dan Gunungan Richter dan Gambar 20 menurut
kabupaten Bantul, terdapat beberapa Donovan, yang menunjukan
kedalaman tanah dari kelima daerah hubungan antara cepat rambat
tersebut yang memiliki potensi gelombang gempa terhadap jarak.

Data CPT
3
a (m/s2)

2
a_G
a_D

1
9 14 19
R (km)

Gambar 19 Hubungan Percepatan Maksimum Tanah Akibat Gempa Bumi


Dengan Jarak Daerah Penelitian berdasarkan data CPT

16 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Data SPT
2.4

a (m/s2)
1.7
a_G
a_D

1
9 14 19
R (km)

Gambar 20 Hubungan Percepatan Maksimum Tanah Akibat Gempa Bumi


Dengan Jarak Daerah Penelitian berdasarkan data CPT

Dari kedua gambar tersebut Sawahan yang berpotensi likuifaksi


menunjukan hubungan berbanding yaitu pada kedalaman 0.2-2.4 m, 3.4
terbalik antara jarak sumber gempa m, dan 7.6- 8.2 m. Sedangkan
dengan percepatan maksimum tanah berdasarkan data SPT berada pada
akibat gempa bumi. Semakin jauh kedalaman 1.5-6 m, 9 m, dan 12-13.5
jarak sumber gempa dari daerah m. Gambar 22 menunjukan potensi
penelitian, maka akan semakin kecil likuifaksi pada kedalaman yang sama
nilai percepatan gempa yang sampai berdasarkan nilai safety factor dari
pada daerah penelitian tersebut. Hal data SPT dan CPT yang bernilai <1.
ini dapat menyebabkan semakin kecil Sedangkan Gambar 21 menunjukan
pula potensi likuifaksi di daerah adanya potensi likuifaksi pada
tersebut. Percepatan gempa bumi kedalaman yang sama berdasarkan
menyebabkan berubahnya nilai nilai CSR dan CRR yang ditunjukan
tekanan air pori. Yang akhirnya dengan nilai CSR lebih besar daripada
menyebabkan terjadinya likuifaksi. nilai CRR. Lapisan tanah yang
Terutama terjadi pada jenis tanah berpotensi likuifaksi berupa jenis
pasir lanauan, karena tanah ini tidak tanah pasir lanauan. Sedangkan yang
mampu meredam energi yang tidak berpotensi likuifaksi berupa
dilepaskan oleh pusat gempa. Hal ini lapisan tanah lempung lanauan.
dibuktikan dengan analisis potensi Perbedaan kedalaman yang berpotensi
likuifaksi berdasarkan data SPT dan likuifaksi dari data SPT dan CPT
CPT di lima daerah penelitian yaitu disebabkan pengambilan data yang
sebagai berikut: berbeda. Data CPT pengambilan
1. Sawahan antara kedalaman lebih rapat namun
Di daerah Sawahan memiliki daerah memiliki kekurangan ketika tanah
yang berpotensi likuifaksi yaitu yang ditembus oleh konus berupa
berada pada kedalaman 1-3 m dan 7 tanah kasar, sedangkan data SPT
m. Berdasarkan data CPT di daerah jarak antar kedalaman yang ditempuh
17 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989
Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

lebih renggang dan ada gangguan menunjukan hubungan nilai CSR-


keadaan tanah karena proses CRR terhadap kedalaman memiliki
pengeboran. potensi likuifaksi pada kedalaman
2. Pulokadang yang sama dan yang berbeda
Berdasarkan data SPT di daerah berdasarkan data SPT dan CPT.
Pulokadang yang memiliki potensi 4. Soronagan
likuifaksi yaitu pada kedalaman 1.5 m Gambar 27 dan 28 menunjukan
dan 4.5 m. Sedangkan berdasarkan adanya kesamaan kedalaman yang
data CPT berada pada kedalaman 0.4 berpotensi likuifaksi di daerah
– 2.4 m, 4.2 – 4.8 m, 5.2 dan 5.6 m. Soronagan diantaranya pada
Gambar 24 menunjukan potensi kedalaman 0.2 – 2.2 m, 2.6-2.8 m dan
likuifaksi pada kedalaman yang sama 3.6 m berdasarkan data CPT dan pada
berdasarkan nilai safety factor dari kedalaman 1.5-3 m, 7.5 m, 10.5 m,
data SPT dan CPT yang bernilai <1. dan 18 m berdasarkan data SPT.
Sedangkan Gambar 23 menunjukan Gambar 29 menunjukan faktor
adanya potensi likuifaksi pada keamanan likuifaksi ketika nilai
kedalaman yang sama berdasarkan safety factor <1, sedangkan Gambar
nilai CSR dan CRR yaitu pada 28 menunjukan hubungan antara nilai
kedalaman 1.5 – 4.5 m. yang ditandai CSR-CRR terhadap kedalaman,
dengan lebih besarnya nilai tegangan dengan nilai CSR lebih besar daripada
geser akibat gempa bumi (CSR) nilai CRR
daripada nilai kekuatan tanah untuk 5. Gunungan
menahan likuifaksi (CRR). Tanah Di daerah Gunungan yang berpotensi
memiliki potensi likuifaksi jika nilai likuifaksi berada pada kedalaman 0.2
CSR lebih besar daripada nilai CRR. – 1.4 m berdasarkan data CPT,
3. Tilaman sedangkan berdasarkan data SPT
Pada gambar 26 tersebut terlihat berada pada kedalaman 1.05 m dan
bahwa pada kedalaman 0.2 – 3.4 m 7.5 m yang dapat dilihat pada gambar
berdasarkan data CPT yang 29 dan gambar 30. Pada kedua
berpotensi likuifaksi ketika nilai Gambar tersebut menunjukan adanya
safety factor <1. Sedangkan kesamaan kedalaman yang berpotensi
berdasarkan data SPT yang berpotensi likuifaksi.
likuifaksi berada pada kedalaman 1.5
m, 4.5 m dan 7.5 m. Berdasarkan Dari kelima daerah penelitian, lapisan
kedua data tersebut ternyata memiliki tanah yang berpotensi likuifaksi
potensi likuifaksi pada kedalaman berupa tanah jenis pasir lanauan,
yang sama. Namun ada juga sedangkan daerah yang tidak
perbedaan kedalaman yang memiliki berpotensi terjadinya likuifaksi
potensi likuifaksi. Hal ini terjadi berupa jenis tanah campuran lempung
karena pengambilan data CPT spasi lanau. Penampang bawah permukaan
tiap kedalaman lebih kecil daripada menunjukan perbedaan jenis lapisan
data SPT. Maka berdasarkan data tanah diantaranya jenis tanah pasir,
CPT akan lebih spesifik terhadap lanau, lempung, campuran pasir lanau
proses analisis tiap kedalaman yang dan campuran lanau-lempung. Hal ini
berpotensi likuifaksi. Begitupun menunjukan telah terjadinya proses
berdasarkan Gambar 25 yang

18 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

sedimentasi yang berulang di daerah penelitian.

Gambar 21 Hubungan CSR-CRR dengan percepatan maksimum tanah menurut


Gutenberg Richter dan Donovan berdasarkan data SPT dan CPT di daerah
Sawahan

Gambar 23 Hubungan CSR-CRR dengan percepatan maksimum tanah menurut


Gutenberg Richter dan Donovan berdasarkan data SPT dan CPT di daerah
Pulokadang

19 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Gambar 24 Faktor Keamanan Likuifaksi di daerah Pulokadang berdasarkan data


SPT dan CPT

Gambar 25 Hubungan CSR-CRR dengan percepatan maksimum tanah menurut


Gutenberg Richter dan Donovan berdasarkan data SPT dan CPT di daerah
Tilaman

20 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Gambar 26 Gambar 26 Faktor Keamanan Likuifaksi di daerah Tilaman


berdasarkan data SPT dan CPT

Gambar 27 Hubungan CSR-CRR dengan percepatan maksimum tanah menurut


Gutenberg Richter dan Donovan berdasarkan data SPT dan CPT di daerah
Soronagan

21 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Gambar 28 Faktor Keamanan Likuifaksi di daerah Soronagan berdasarkan data


SPT dan CPT

Gambar 29 Hubungan CSR-CRR dengan percepatan maksimum tanah menurut


Gutenberg Richter dan Donovan berdasarkan data SPT dan CPT di daerah
Gunungan

22 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Gambar 30 Faktor Keamanan Likuifaksi di daerah Gunungan berdasarkan data


SPT dan CPT
Ketika terjadi gempa, air yang berada nilai tegangan total tanah, maka tanah
pada pori-pori tanah tidak sempat akan kehilangan tegangan efektif
keluar sehingga terjadi peningkatan yang akan mengakibatkan tanah
air pori. Sedangkan butir-butir tanah berperilaku sebagai benda cair (Fluid
akan mengalami pemadatan. viscous) yang biasanya terjadi pada
Peningkatan air pori akan jenis tanah pasir. Hal ini terbukti
menyebabkan mengecilnya gaya tarik berdasarkan perhitungan korelasi
antar butir-butir tanah sehingga antara tekanan air pori terhadap
kekuatan tanah akan menurun. Selain tegangan total yang terjadi pada
itu, peningkatan air pori akan lapisan tanah akibat gempa bumi di
menyebabkan terjadinya peningkatan lima daerah penelitian berdasarkan
tegangan total tanah. Jika nilai data SPT dan CPT dapat dilihat pada
tekanan air pori sebanding dengan gambar 31-40.

23 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

0.2 0.4
y = 1.9125x - 0.0009
R² = 0.996
y = 2.0406x - 0.0096

Tekanan Total 𝜎 (MPa)


Tegangan Total 𝜎 (Mpa)
R² = 0.993

0.1 Data 0.2

Data
Linear (Data)

0 0
0 0.05 0.1 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)

Gambar 31 korelasi tekanan air pori dan Gambar 32 korelasi tekanan air pori dan
tegangan total daerah Sawahan tegangan total daerah Sawahan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.22
y = 1.9563x - 0.0021 0.4
R² = 0.9939 y = 2.0687x - 0.0066
Tegangan Total 𝜎 (MPa)

Tegangan Total 𝜎 (MPa)


R² = 0.9988

0.11 0.2
Data
Data
Linear (Data)

0 0
0 0.06 0.12 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 33 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 34 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Pulokadang dan tegangan total daerah Pulokadang
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.15 0.4
y = 2.0862x - 0.0079
y = 1.9116x - 0.0005
Tegangan Total 𝜎 (MPa)

R² = 0.9993
Tegangan Total 𝜎 (Mpa)

R² = 0.9963

0.075 0.2

Data
Linear (Data) Data
Linear…
0 0
0 0.04 0.08 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 35 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 36 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Tilaman berdasarkan dan tegangan total daerah Tilaman

24 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

data CPT berdasarkan data SPT


0.1 0.4
y = 2.0064x - 0.0023 y = 2.0542x - 0.0041
R² = 0.9973
R² = 0.9992
Tegangan Total 𝜎 (MPa)

Tegangan Total 𝜎 (MPa)


0.05 0.2

Data
Linear (Data) Data

0 0
0 0.027 0.054 0 0.1 0.2
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (MPa)
Gambar 37 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 38 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Soronagan dan tegangan total daerah Soronagan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT
0.1 400
y = 2.0034x - 0.0009
R² = 0.9994 y = 2.0542x - 4.0694
Tegangan Total 𝜎 (KPa)
Tekanan Total 𝜎 (Mpa)

R² = 0.9992

0.05 200

Data Data
Linear (Data) Linear…

0
0
0 0.025 0.05
0 100 200
Tekanan Air Pori u (MPa) Tekanan Air Pori u (KPa)
Gambar 39 Korelasi tekanan air pori dan Gambar 40 Korelasi tekanan air pori
tegangan total daerah Gunungan dan tegangan total daerah Gunungan
berdasarkan data CPT berdasarkan data SPT

4. Simpulan terjadi di suatu daerah, maka


kemungkinan terjadi likuifaksi pun
Percepatan gempa menurut Gutenberg
akan semakin besar.
Richter berdasarkan data CPT dan
SPT dari kelima daerah rata-rata Gempa bumi berpengaruh pada
bernilai 2.93 m/s2 dan 2.44 m/s2 terjadi likuifaksi di lima daerah yang
sedangkan menurut Donovan bernilai diteliti, diantaranya daerah Sawahan,
2.88 m/s2 dan 2.37 m/s2. Percepatan Tilaman, Pulokadang, Soronagan dan
gempa menurut Gutenberg Richter Gunungan, semua daerah tersebut
lebih besar terhadap terjadinya memiliki potensi terjadinya likuifaksi,
potensi likuifaksi daripada menurut diantaranya berada pada kedalaman
Donovan. Semakin besar gempa yang 0.2 – 3 m, 3.6 m, 4 m, 7.6 – 7.8 m dan
25 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989
Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

8.2 m. Daerah yang berpotensi Daerah Pesisir Kota Pacitan


likuifaksi didominasi oleh jenis tanah Berdasarkan Data CPT. Institut
pasir lanauan dan lanau pasiran. Teknik Surabaya.
Dari data sondir dan data bor pada 6. http://www.astronomynotes.com/
titik yang saling berdampingan solarsys/s8c.htm
menunjukan adanya kesamaan lapisan 7. http://wapi.isu.edu/envgeo/EG5_
tanah yang memiliki potensi
earthqks/eg_mod5.htm
likuifaksi pada kelima daerah yang
diteliti. Yang dapat dilihat dari nilai 8. Ihsan, Mohammad. (2008).
CSR berdasarkan data SPT dan CPT Analisa Ketahanan Gempa.
yaitu rata-rata bernilai 0.2. Namun Jakarta: Fakultas Tekhnik
berdasarkan nilai CRR dari kedua Universitas Indonesia.
metode tersebut ada perbedaan nilai, 9. Ikhsan, Rifa. (2011). Analisis
hal ini terjadi karena pengambilan Potensi Likuifaksi Dari Data CPT
data CPT memiliki keterbatasan
Dan SPT Dengan Studi Kasus
terhadap tanah pasir keras (pasir
mengandung kerikil). Namun PLTU Ende Nusa Tenggara
berdasarkan kedua metode tersebut, Timur. Skripsi Teknik Sipil :
metode CPT lebih baik daripada Universitas Indonesia.
metode SPT. Hal ini terjadi karena 10. Kramer, S.L. (1996).
data CPT lebih rapat dibandingkan Geothecncal Eartquake
dengan data SPT.
Enginering. Englewood Cliffs:
5. Referensi Prentice Hall.
1. Boulanger, R.W. dan Idriss, I.M. 11. Kramer S.L. (2008). Evaluation
(2014). CPT and SPT Based of Liquefaction Hazards in
Liquefaction Triggering Washington State. Amerika:
Procedure. California : Office of Research and Library
University Of California Service.
2. Craig, R.F. (2005). Craig Soil 12. Maulana, Indra dkk. (2013).
Mechanics. London & New “Studi Perubahan Karakteristik
York: Taylor and Prancis Library Fisik, Mekanik Dan Dinamik
3. Daryono. (2010). “Aktivitas Tanah Terhadap Siklus
Gempa Bumi Tektonik di Pembasahan Dan Pengeringan
Yogyakarta Menjelang Erupsi Pada Tanah Permukaan Lereng
Merapi”. Di Ngantang – Malang”. Jurnal
4. Edwiza,Daz. (2008). “Analisisi Teknik Pomits. 7, (14), 1-8.
Terhadap Intensitasn dan 13. Misliniyati, Rena dkk. (2013).
Percepatan Tanah Maksimum “Pemetaan Potensi Likuifaksi
Gempa Sumbar”. Jurnal Teknik. Wilayah Pesisir Berdasarkan
29, (1), 73-79 Data Cone Penetratition Test di
5. Febi, Dwi, dkk. (2004). Analisis Kelurahan Lempuing, Kota
Potensi Soil Liquefaction Di

26 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.8-27
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Bengkulu”. Jurnal Inersia. 5, (2), Tekanan Air Pori hubungannya


1-10. dengan Likuifaksi: Studi Kasus
14. Muntohar, Setyo A.(2009). Kabupaten Bantul, Daerah
Mokro-Zonasi Likuifaksi dan Istimewa Yogyakarta”. Jurnal
Penurunan Tanah Akibat Gempa Lingkungan dan Bencana
Bumi. Penelitian Universitas Geologi. 4, (3), 163-177.
Muhamadiyah Yogyakarta. 22. USGS. (2006). Earthquake
15. M. Das, Braja. (2007). Advanced Yogyakarta, May 27, 2006.
Soil Mechanics. London & New 23. Wesley, Laurence D. (2012).
York: Taylor and Prancis Mekanika Tanah Untuk Tanah
Library. Endapan dan Residu.
16. Pantas, Saut. (2015). Percobaan Yogyakarta: Andi.
Potensi Likuifaksi Pada Tanah 24. Youd, T. Leslie. (1992).
Pasir Seragam Dengan “Liquefaction Ground Failure
Pemodelan Alat di Laboratorium. and Consequent Damage During
Skripsi:Universitas Andalas. the 22 April 1991 Costa Rica
17. Robertson, dkk. (1998). Standard Earthquake”, in Proceedings of
Penetration Test. the NSF/UCR U.S. Costa Rica
18. Seed H.B, and Idriss I.M. (1971). Workshop on the Costa Rica
“Simplified Procedure for Earthquake of 1990-1991: Effects
Evaluation Soil Liquefaction on Soil and Structures. Oklanda,
Potential”. Journal of Soil California: Earthquake
Mechanics and Foundantion. 97, Engineering Research Institute.
(9), 1249-1273. 25. Youd. T.L. dan Idriss, I.M.
19. Soebowo, dkk. (2009). “Potensi (2001). “ Liquefaction Resistance
Likuifaksi Akibat Gempa Bumi of Soils: Summary Report from
Berdasarkan Data CPT dan SPT the 1996 NCEER and 1998
Di Daerah Patalan Bantul, NCEER/NSF Workshops
Yogyakarta”. Junal Riset Geologi Evaluation of Liquefaction
dan Pertambangan. 19, (2), 85- Resistance of soils”. Journal of
97. Geotechnical and
20. Sucipto, Y.A. (2015). Geoenvironmental Engineering.
Penggunaaan CPT Untuk Quality 297-313.
Control Tanah Pasir Reklamasi 26. Yuksel, Z.T,dkk. (2011).” Soil
Terhadap Potensi Likuifaksi Liquefaction Induced
Berdasarkan Uji Sel Kalibrasi
Dan Konsep Critical State. Tesis:
tidak diterbitkan.
21. Syahbana, A.J, dkk. (2013).
“Pemodelan 2D Perubahan

27 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai