Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Pertamina (Persero) merupakan badan usaha milik negara yang
bergerak dibidang energi meliputi minyak, gas, serta energi baru dan
terbarukan. PT. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasakan
prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing
yang tinggi di dalam era globalisasi.
PT. Pertamina selalu melakukan upaya dan inovasi sesuai tuntutan kondisi
global, berdasarkan visi dan misi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
terutama dalam hal pendistribusian. Dalam proses pendistribusiannya PT.
Pertamina melayani lebih dari 4784 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU), diseluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke setiap hari baik
BBM bersubsidi atau Public Service Obligation (PSO) seperti; Minyak Tanah/
Kerosin, Solar dan Premium serta BBM Non Public Service Obligation (PSO)
seperti; Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, Pertamina Racing.
Pertamina saat ini juga melayani 56 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU)
di seluruh Indonesia. [8]
Dalam menunjang pendistribusian domestik PT.Pertamina (Persero)
menempatkan depot penyimpanan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak
(BBM) diberbagai daerah guna mempermudah pengiriman ke beberapa
Stasiun Pengiriman Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam wilayah tersebut,
sehingga SPBU tersebut akan lebih mudah dan cepat khususnya dalam
pemesanan bahan bakar minyak. Adapun beberapa kendala depot dalam
melakukan pengiriman BBM seperti tidak adanya prioritas dalam sistem
pengirimannya mengakibatkan kekosongan BBM di berbagai SPBU, karena
dalam prosesnya setelah customer memenuhi prosedur pemesan pada hari ini
maka depot akan melakukan penumpukan (Heaps) pesanan dan pengiriman
akan dilakukan esok harinya.

I-1
I-2

Masalah lainnya yang sering muncul dalam keseharian dalam menunjang


kerja depot penyimpanan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
yaitu penggunaan Microsoft Excel dalam mengelola data pesanan, sehingga
menimbulkan beberapa kesulitan yang sering dialami oleh karyawan
khususnya operator pendistribusian, seperti terlalu banyaknya kolom dan baris
sehingga membuat karyawan terkadang mengalami kesulitan untuk
menambahkan pesanan (entry) baru, atau pencarian pesanan (entry) dari
tumpukan entry di dalam satu atau lebih file Excel. Selain itu masalah sering
kali timbul ketika pembuatan laporan data berkala, seperti laporan mingguan,
bulanan ataupun tahunan. Hal tersebut diakibatkan tidak terstrukturnya data
dari beberapa file Excel, oleh karena itu operator harus menyusun data tersebut
kedalam tabel baru untuk dicetak sebagai laporan.
Masalah lain yang timbul dalam keseharian adalah ketika konsumen
menanyakan informasi atau status tentang pesanannya, seorang operator harus
membuka file Excel dan mencari entry pesanan konsumennya, lalu
memberitahu informasi atau status pesanan kepada konsumen yang
menanyakannya. Ini biasanya memakan cukup waktu, karena tertumpuk dan
tidak tersusunnya informasi pesanan dalam depot tersebut.
Oleh karena itu, depot pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) harus
memiliki sebuah perangkat yang terintegrasi untuk depot pendistribusian
bahan bakar minyak. Perangkat tersebut bisa berupa perangkat lunak
(software) yang dapat mengelola pesanan, seperti penyimpanan data pesanan
kedalam database lalu menampilkan dari dalam database secara terstruktur,
serta memiliki fitur yang pencarian informasi pesanan dan fitur yang dapat
mengatur pendistribusian dengan menggunakan algoritma pengurutan
(sorting) berdasarkan beberapa kriteria pesanan, seperti lokasi konsumen,
jumlah (quota) pesanan, tanggal pemesanan, tanggal pengiriman, dan kriteria
lainnya, sehingga perangkat tersebut bisa memprediksi urutan pengiriman
yang harus didahulukan berdasarkan kriteria tersebut, hal ini bisa menekan
tingkatan keterlambatan pengiriman yang selama ini sering kali terjadi pada
depot pengiriman. Selain fitur tersebut, diperlukan juga fitur pencetakan
I-3

laporan (report) baik secara berskala atau tidak berskala, seperti pencetakan
tabel pesanan yang sudah selesai, atau grafik pesanan dalam jangkauan
(range) yang diinginkan, agar sebuah depot pengiriman bisa
merepresentasikan laporan tersebut untuk membuat perbandingan dan strategi
baru dalam pemasaran bahan bakar minyak (BBM) kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas,
permasalahan yang perlu dikaji adalah :
1. Bagaimana membangun perangkat lunak atau sistem penjadwalan
pendistribusian BBM berdasarkan beberapa kriteria pemesanan dan
pengiriman agar pendistribusian lebih efektif dan efisien dalam
lamanya pengiriman?.
2. Bagaimana membangun perangkat lunak atau sistem yang dapat
membuat atau menampilkan laporan pendistribusian BBM secara
terstruktur dan mudah direpresentasikan?.
3. Bagaimana cara membuat perangkat lunak atau sistem yang dapat
mempermudah dalam menampilkan atau mencari informasi atau status
pesanan yang dibutuhkan oleh konsumen?.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud dari dibuatnya Sistem Penjadwalan Pengiriman BBM
adalah untuk mengembangkan proses pengelolaan data dari manual
menjadi Sistem yang terintegrasi.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Sistem Informasi Penjadwalan
Pengiriman BBM adalah sebagai berikut :
1. Membangun Sistem Informasi penjadwalan pendistribusian Bahan
Bakar Minyak (BBM) yang mampu mengurutkan (sorting) pengiriman
I-4

berdasarkan informasi konsumen, seperti tanggal pengiriman, tanggal


pemesanan, jumlah quota BBM, serta jarak pengiriman.
2. Membangun sebuah perangkat atau sistem yang memiliki fitur
menampilkan laporan pendistribusian yang sudah tersimpan dari dalam
database menjadi laporan yang dapat dicetak.
3. Membangun sebuah perangkat atau sistem yang memiliki fitur seperti
layar (form) pemantau pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM)
secara real time, dimana semua status dan pesanan yang masih
diproses ditampilkan di dalam layar tersebut.

1.4 Batasan Masalah


Batasan Masalah pada pembangunan Sistem Informasi
penjadwalan Pengiriman BBM adalah sebagai berikut :
1. Sistem ini hanya terbatas pada hasil laporan pengiriman berdasarkan
pengurutan pesanan yang terasosiasikan dengan informasi dari tumpukan
pesanan (heaps), hal ini agar dapat mempermudah end-user dalam
menentukan pengiriman karena sudah tersortir dan terjadwal.
2. Sistem ini hanya terbatas pada proses bisnis pendistribusian Bahan Bakar
Minyak BBM.
3. Masalah yang dibahas hanya permasalahan penjadwalan pengiriman di
depot Ujungberung.

1.5 Metodologi Penelitian


Metodologi yang digunakan dalam laporan ini adalah metode
kualitatif yaitu metode yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis/lisan dari orang-orang atau kelompok yang dapat diamati.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini diantaranya :
I-5

1. Interview
Interview yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mewawancarai secara langsung pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas.
2. Observasi
Observasi yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan dan proses yang terjadi dilapangan.
3. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka yaitu metode penulisan dengan melakukan
pengambilan data guna mendapat teori dengan membaca buku-buku atau
sumber data lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas
pada penelitian ini.

1.6 Metode Pengembangan Perangkat Lunak


Konsep perangkat lunak yang sedang dikembangkan yaitu
Pengembangan Sistem Penjadwalan Pengiriman Bahan Bakar Minyak
(BBM) Studi kasus Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Bandung
Group Ujungberung, dibutuhkan metode yang tepat untuk menghasilkan
aplikasi yang dapat bekerja. Metode yang digunakan dalam menerapkan
konsep tersebut adalah dengan metode berbasis objek, sedangkan model
yang di pakai adalah model waterfall.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menggunakan
model waterfall adalah sebagai berikut :
1. Analisis Sistem
Analisis merupakan tahap analisa terhadap hal-hal yang diperlukan
dalam pembangunan perangkat lunak.
2. Perancangan (design)
Perancangan merupakan tahap penerjemahan dari keperluan data
atau penggambaran perangkat lunak yang akan dibangun.
I-6

3. Pembuatan (development)
Pada tahap ini dilakukan proses menerjemahkan dari keperluan
data atau pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa
pemrograman komputer lalu menyesuaikan dengan kebutuhan serta
kemudahan pengguna (end-user).
4. Pengujian (debugging)
Setelah program selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah uji
coba terhadap program tersebut, yang dimana bertujuan untuk mencari
kesalahan teknis ataupun non-teknis agar tidak membuat kesulitan dalam
penggunaannya.
5. Pemeliharaan (maintenance)
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana perangkat lunak yang
sudah selesai. Umpan balik dari pengguna (feedback) biasanya diperlukan
untuk pembaharuan dalam rilis perangkat lunak versi selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan


Pada penyusan laporan ini terdiri dari sub bab yang tersusun
sebagai berikut;
Bab satu terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
maksud dan tujuan, pembatasan masalah, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab dua membahas tentang landasan teori yang membahas secara
singkat tentang teori -teori yang menunjang dalam penulisan laporan
ini.
Bab tiga membahas tentang deskripsi sistem yang sudah ada,
evaluasi dan solusi yang akan dibuat.
Bab empat membahas tentang perancangan model sistem,
perancangan data dan perancangan antarmuka yang akan digunakan.
Bab lima membahas tentang implementasi sistem yang telah
dibuat.
I-7

Bab enam berisi tentang kesimpulan dari laporan yang telah dibuat
serta saran yang dibutuhkan untuk menunjang pembuatan sistem
aplikasi

Anda mungkin juga menyukai