Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS

Pengertian Etika Bisnis


Dalam setiap aktivitas, ada aturan- aturan tertentu yang harus dipatuhi, entah itu aturan tertulis
maupun aturan tidak tertulis. Begitupun dalam dunia bisnis. Ada etika- etika yang harus
dijalankan agar bisnis berjalan baik. Tanpa adanya etika dalam berbisnis, persaingan antar
perusahaan bisa menjadi tidak sehat, konsumen dirugikan, pencemaran lingkungan terjadi
ataupun memunculkan praktek monopoli perdagangan. Etika bisnis adalah pedoman dalam
menentukan benar atau tidaknya suatu tindakan yang dilakukan dalam menjalankan bisnis.
Isu-Isu Dalam Etika Bisnis
Isu-isu dalam etika bisnis meliputi hal-hal berikut ini.
1. Jika tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham,
maka secara etis perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan dan hak-hak orang lain.
2. Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR, suatu istilah umum di mana hakhak dan
kewajiban etika yang ada antara perusahaan dan masyarakat diperdebatkan.
3. Isu mengenai hak-hak moral dan tugas antara perusahaan dan pemegang sahamnya: konsep
stakeholder ataukah konsep pemegang saham .
4. Masalah etis tentang hubungan antar perusahaan yang berbeda, misalnya: saling bermusuhan
misal perang harga, spionase industri, dsb.
5. Masalah Kepemimpinan: tata kelola perusahaan dan usaha sosial perusahaan.
6. Kontribusi politik yang dibuat oleh perusahaan.
7. Reformasi hukum, seperti perdebatan etis memperkenalkan kejahatan mematikan
perusahaan.
8. Penyalahgunaan kebijakan etika perusahaan sebagai instrumen pemasaran.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


 Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan (Bertens)
 Etika bisnis adalah etika terapan dimana wilayah penerapan prinsip moral berada di wilayah
tindakan manusia didalam bidang bisnis ekonomi dan memiliki sasaran yang berupa moral
pembisnis itu sendiri. (Yosephus)
 Etika bisnis merupakan standar etika yang memiliki keterkaitan dengan cara dan tujuan
dalam menentukan keputusan bisnis (Steade Et Al)
 Etika bisnis adalah pengetahuan mengenai tata cara yang ideal terhadap pengelolaan dan
pengaturan bisnis yang harus memperhatikan moralitas dan norma yang ada dan dikenali
secara universal. (Budi Untung)

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
1. Pengendalian diri Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun
dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan
keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut
walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga
harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility). Pelaku bisnis disini dituntut
untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan
memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan
yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu
terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan
tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi,
dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan
memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan
informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk
meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang
dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat. Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah,
dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan
menengah ke bawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”. Dunia bisnis seharusnya tidak
memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana
dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-
“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa
mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang
merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi). Jika pelaku
bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang
dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia
bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar. Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak
wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan
menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data
yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan
“komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah. Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling
percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar
pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar
dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat
sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk
berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama. Semua konsep
etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau
konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis
telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain
mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman
dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa
peraturan perundang-undangan. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah

Tujuan Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki tujuan untuk memberikan dorongan terhadap kesadaran moral serta untuk
memberikan batasan-batasan bagi pengusaha ataupun pembisnis agar dapat menjalankan bisnis
dengan jujur dan adil serta menjauhkan diri dari bisnis curang yang merugikan banyak orang
atau pihak yang memiliki keterikatan. Selain itu, etika bisnis memiliki tujuan agar bisnis dapat
dijalankan dan diciptakan seadil mungkin dan disesuaikan dengan hukum yang telah disepakati.
Etika bisnis dapat memberikan motivasi kepada para pelaku bisnis untuk terus meningkatkan
kemampuan mereka. Etika bisnis dimaksudkan untuk menjauhkan suatu perusahaan atau pelaku
bisnis dari citra yang tidak baik karena biasanya perusahaan atau pembisnis yang tidak memiliki
etika bisnis dapat merugikan orang lain.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
o Prinsip Kejujuran Etika Bisnis
Pelaku bisnis diharuskan memiliki prinsip kejujuran agar mendapatkan kunci keberhasilan yang
bertahan untuk jangka waktu lama. Jika terdapat seorang pembisnis yang berlaku tidak jujur dan
curang maka kemungkinan besar tidak akan ada pelaku bisnis yang bersedia untuk melakukan
kerja sama. Sikap kejujuran sendiri biasanya dikaitkan dengan harga barang yang telah
ditwarkan.Dalam berbisnis secara modern, kepercayaan konsumen merupakan hal yang sangat
penting. Oleh sebab itu pelaku bisnis dihimbau untuk memberikan informasi yang sebenarnya
terhadap para konsumen
o Prinsip Otonomi Etika Bisnis
Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap seseorang saat mengambil
tindakan dan keputusan yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai apa yang dianggapnya
baik yang bisa dilakukan. Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam berbisnis
maka dikatan orang tersebut sudah memiliki prinsip otonomi dalam beretika bisnis. Sebagai
contoh dia paham mengenai bidang pekerjaannya dengan situasi dan tuntutan yang akan
dihadapinya dan mengetahui aturan apa saja didalam bidang pekerjaannya. Selain, itu seseorang
yang sudah memiliki fungsi otonomi akan sadar tentang risiko dan akibat yang akan muncul
terhadap dirinya dan orang lain yang sebagai pelaku bisnis. Pada umumnya seseorang yang
memiliki prinsip otonomi akan lebih menyukai diberikan kebebasan dan kewenangan untuk
melakukan hal yang dianggapnya baik.
o Prinsip Saling Memberi Keuntungan Etika Bisnis
Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-masing pihak
yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan, prinsip memberi
keuntungan juga memiliki tujuan untuk menghindarkan salah satu pihak saja yang untung.
Misalnya saja, pengusaha harus memberikan harga sebenarnya suatu barang terhadap konsumen
serta memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh
karena itu prinsip saling memberikan keuntungan harus dipegang erat.
o Prinsip Keadilan Etika Bisnis
Prinsip yang satu ini mengharuskan pelaku bisnis diperlakukan secara adil dan disesuaikan
dengan kriteria rasional. selain itu pun mengharuskan seseorang agar dalam menjalankan suatu
bisnis harus memperlakukan relasi internal dan eksternal secara sama dan memberikan hak
mereka masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menjauhkan kerugian terhadap salah satu pihak
pelaku bisnis
o Prinsip Integritas Moral Etika Bisnis
Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bisnis harus mempertahankan nama baik
perusahaannya. Pelaku bisnis harus mengelola dan menjalankan bisnis dengan sebaik mungkin
agar kepercayaan konsumen atau pihak lain terhadap perusahaan tetap ada. Dengan pengertian
lainnya, seseorang atau pelaku bisnis harus memberikan dorongan terhadap diri sendiri dalam
berbisnis untuk memunculkan rasa bangga. Hal ini biasanya dapat terlihat dari perilaku
pembisnis diluar dan didalam perusahaan.

Contoh Pelanggaran Etika Bisnis


1. Pelanggaran Hukum
Contoh pelanggaran hukum dari etika bisnis adalah sebuah perusahaan yang melakukan PHK
namun tidak memberikan pesangon sama sekali. Padahal hal tersebut sudah diatur dalam UU no
13 tahun 2003
2. Pelanggaran Transparasi
Suatu perusahaan tidak memberikan biaya tambahan suatu kreditan barang terhadap konsumen.
Tentu hal ini, para konsumen akan melakukan protes karena tidak dijelaskan diawal.
3. Pelanggaran Kejujuran
Suatu perusahaan dapat dikatakan melakukan pelanggaran terhadap kejujuran apabila mereka
tidak memberikan harga yang sejujurnya kepada konsumen serta kualitas-kualitas dari barang
yang ditawarkannya.
4. Pelanggaran Empati
Perusahaan tidak merespon keterlamabatan seorang klien bisnis yang memiliki halangan seperti
sakit dan bahkan pihak perusahaan pun juga mengancam orang tersebut

Anda mungkin juga menyukai