Oleh :
Ni Made Erika Suciari
dr. I Made Subagiartha Sp.An. KAKV. SH
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
1. Batasan ........................................................................................................... 1
2. Masalah anestesi dan reanimasi ..................................................................... 1
2.1 Sindrom emboli lemak ............................................................................. 1
2.2 Deep venous thrombosis dan Thromboembolism..................................... 2
2.3 Bone cement implantation syndrome ....................................................... 2
2.4 Pneumatic Torniquet ................................................................................ 3
2.5 Perdarahan luka operasi ........................................................................... 3
Fiksasi) femur, tibia, pergelangan kaki; intramedullary nailing femur dan tibia;
reduksi tertutup dan fiksasi eksternal femur dan tibia; tibia distal, tindakan
prosedur operasi di kaki dan pergelangan kaki; perbaikan femur dan tibia
memanjangkan tendon (pergelangan kaki, kaki); biopsi kaki; biopsi atau drainase
abses/eksisi tumor.1
Emboli lemak biasanya terjadi pada patah tulang panjang dan dapat
umumnya muncul dalam waktu 72 jam pada fraktur pelvis atau tulang
timbul karena terganggunya sel lemak pada tulang yang mengalami fraktur
1
2
bawah dan imobilisasi lebih dari 4 hari. Insiden DVT dapat mencapai 40-
emboli paru. Tekanan inflasi biasanya diatur kira-kira 100 mmHg lebih
torniquet.
terkait kondisi medis pasien yang dapat berubah respon terhadap obat
A. Pemeriksaan fisik
frekuensi nafas, tekanan darah, nadi, suhu tubuh, berat badan dan
b. Saraf
c. Respirasi
d. Hemodinamik
e. Gastrointestinal
6
f. Hepatobilier
i. Otot rangka
1. Pemeriksaan rutin
2. Pemeriksaan khusus
sistemik
kehidupannya.
dibutuhkan
jernih, kopi.
ASI 4 jam
padat/makanan
berlemak/daging
yang diperlukan.
10
lain-lainnya.
3.3 Premedikasi
umur, jenis kelamin, status fisik dan jenis operasi. Pada pasien bayi dan
yang akan dikerjakan. Pada perempuan dimana faktor emosional dan rasa
malu yang lebih dominan, maka pilihan anestesi umum dapat menjadi
fisik pasien seperti penyakit sistemik dan komplikasi dari penyakit primer
yang sering dilakukan adalah anestesi regional, baik teknik anesesi blok
dapat digunakan.1,3
blok spinal, blok epidural dan kaudal. Blok perifer meliputi blok
dan relaksasi otot baik. Anestetik lokal yang lain yang daat
sampai 8 jam.7
Keuntungan Kelemahan
tidak kooperatif..
thrombophylaxis dengan
14
menyesuaikan waktu
kateter epidural.
dalam kamar bedah yang bertujuan agar dapat memantau pasien dan
sebagai berikut :4
a) Jalan nafas
15
b) Ventilasi
c) Sirkulasi
d) Suhu Tubuh
cairan harus diperhitungkan pada 3 aspek yakni defisit cairan yang sudah
a. 10 kg pertama : 4ml/kg/jam
diatas 20 kg
a. Pada dewasa
transfusi
b. Pada anak
transfusi
defisit puasa maka selanjutnya pada jam pertama berikan 50% defisit +
menghisap cairan, lendir atau bekuan darah yang ada dalam pipa
19
endotrakeal yang biasa dan menhentikan aliran nafas gas atau obat
anestesia inhalasi dan berikan oksgen 100% (4-8 liter) selama 2-5 menit.
pasien. Pada kasus yang diduga akan terjadi depresi nafas pasca bedah,
lanjut.4
sirkulasi, fungsi ginjal dan saluran kemih, fungsi saluran cerna, fungsi
nyeri kronis yang lebih sulit untuk diobati dan dapat menurunkan
kualitas hidup pasien. Tujuan dari manajemen nyeri pada pasien trauma
ortopedi :
a) Acetaminophen
b) Opioid
trauma.
c) Ketamin
Pada pasien pasca anestesia dan kriteria pengeluaran dari ruang pemulihan
dilakukan pencatatan setiap 5 menit sampai tercapai nilai dengan total 10 untuk
Wilkins; 2009.
http://www.intechopen.com/books/orthopedic-surgery/anesthesia-
Indeks; 2017.
22