Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 7 :

1. Moh. Bagoes Cahya Pratama (12)


2. Ramon Satrio
3. Wahyu Bintang N.

Sumber

Generator DC

Generator merupakan salah satu aspek pendukung dalam sistem tenaga dan merupakan
salah satu aspek penting di dalam pengkonversian energi elektromekanik; yaitu konversi energi
dari bentuk mekanik ke listrik dan dari bentuk listrik ke mekanik. Generator dapat digolongkan
ke dalam sistem pembangkit dimana sistem ini berperan untuk mengubah bentuk energi
mekanik menjadi energi listrik. Suatu mesin listrik (baik generator ataupun motor) akan
berfungsi bila memiliki, yaitu:
a. Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet.
b. Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor – konduktor yang terletak pada
alur – alur jangkar.
c. Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.
Pada mesin arus searah, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu merupakan stator
(bagian yang tidak berputar), dan kumparan jangkar merupakan rotor (bagian yang berputar).
Bila kumparan jangkar berputar dalam medan magnet akan dibangkitkan tegangan (ggl) yang
berubah – ubah arah setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak – balik.

e = Emax sin ωt
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut komutator
dan sikat.

 Pengertian Generator DC
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik.
Mesin listrik dapat berupa generator dan motor dan berdasarkan arah arusnya mesin
listrik terbagi atas mesin listrik arus searah dan mesin listrik arus bolak-balik.
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus
searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian
belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC
yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon
 Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanen
dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.

Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari:
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian
rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat
arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator
harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang
mengisi celah-celah komutator, Gunakan amplas halus untuk membersihkan noda
bekas sikat arang.

 Komponen-komponen Penyusun Generator DC

a. Piringan tutup
Piringan tutup pada ujung-ujung rumah sebagai dudukan bantalan-bantalan sebagai
tempat berputarnya armatur. Bantalan yang terpasang pada plat penutup untuk menahan
beban torsi dari sabuk penggerak. Tutup bagian belakang mempunyai lubang
pelumasan untuk memasukan oli pelumas.Sikat arang dipasang pada tutup bagian
belakang.

b. Pul kumparan medan / sepatu-sepatu kutub


Pul kumparan medan yang biasa disebut sepatu-sepatu kutub dikonstruksi dari
besituang. Pada bagian dalam dibentuk cekung untuk menyesuaikan bentuk kontur
bulat dari armatur dan mengurangi haambatan magnetik dari jarak udara. Ujung-
ujungnya diperpanjang sebagai dudukan kumparan medan. Kutub-kutub magnet
dipasangkan dengan baut pada rumah generator.

d. Kumparan medan
Kumparan medan digulung dengan kawat yang berukuran kecil; dengan tahanan
relatif besar. Kumparan medan digulung dengan bentuk yang sesuai, diisolasi dan
dibentuk yang sesuai dengan kontur rumah dan digulung pada kutub-kutub magnet.

e. Armatur/Anker
Armatur/Anker dinamo dikonstruksi dari plat-plat yang disusun berlapis-lapis
yang disatukan dalam satu poros dan mempunyai alur-alur sebagai tempat kumparan.
Kumparan dapat digulung langsung pada alur-alur membentuk gulungan/kumparan
armatur/anker.

f. Komutator
Komutator terdiri dari segmen-segmen dari tembaga, dibentuk irisan memanjang
searah dengan poros, masing-masing diisolasi satu dengan yang lainnya dan dengan
poros diisolasi oleh mika atau phenolic resin. Komutator dipres pada poros anker.
Kumparan anker dihubungkan ke komutator untuk membentuk hubungan/rangkaian
kontinyu. Komutator berfungsi untuk menyearahkan arus induksi bolak-balik dalam
kumparan anker menjadi arus searah untuk digunakan ke beban kelistrikan kendaraan.

g. Rumah sikat dan arang sikat


Sikat arang digunakan untuk menghubungkan hubungan antara armatur/anker
dengan rangkaian luar. Sikat arang dapat bergesek dengan baik dengan komutator
dengan bantuan pegas dan rumah sikat. Hubungan antara sikat-sikat arang dan
rangkaian luar adalah dengan kabel tembaga fleksibel.

h. Kipas pendingin
Kipas pendingin terletak di bagian depan dan menyatu dengan puli penggerak
mengalirkan udara pendingin ke dalam generator.

 Prinsip kerja Generator DC


Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua
cara:
a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
b. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan
induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti
Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan
magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah
netral.

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut
juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik
AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan
dengan komutator satu cincin. Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan
listrik DC dengan dua gelombang positif.

 Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan
tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar
terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang
cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang
induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar.
Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar.
Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.

 Reaksi Jangkar
Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus
jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut. Dengan
menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan medan, fluks ini
seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.
Perhatikan pada konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang
ditimbulkan arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks
yang terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah
bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling
memperkuat, sehingga fluks yang terjadi di sini bertambah. Fluks total saat generator
dalam keadaan berbeban adalah penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya
interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Karena operasi suatu generator arus searah selalu pada daerah jenuh,
pengurangan suatu fluks pada konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks pada
konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Misalnya
fluks sebesar Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi jangkar.
Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan pengurangan
kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac dan bd masing-
masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat pada gambar di bawah
ini, pertambahan fluks pada konduktor bd hanyalah sebesar xy, sedangkan
berkurangnya fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar
daripada xy. Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar
akibat adanya reaktansi jangkar akan selalu berkurang harganya. Berkurangnya fluks
ini dinamakan pendemagnetan.
Akibat-akibat buruk dari adanya Reaksi Jangkar, yaitu:
a. Terjadi distorsi medan
b. Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan
c. Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik bergeser
d. Terjadi demagnetisasi.

Cara-cara untuk membatasi reaksi jangkar, yaitu:


a. Kutub Antara ( Kutub Komutasi)

Bentuknya : Lebih kecil dari kutub-kutub utama


Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya, sehingga
tidak dipengaruhi keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.

b. Kumparan Kompensasi
Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada kutub-kutub utama.
Tujuan : Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk) medan karena reaksi
jangkar.
 Pengukuran Pendemagnetan
Pendemagnetan terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya fluks.
Sedangkan fluks merupakan fungsi arus medan. Dan reaksi jangkar timbul akibat
adanya arus yang mengalir dalam konduktor jangkar. Jadi, besarnya pendemagnetan
bergantung pada besarnya arus jangkar dan pengaruhnya terlihat pada arus medannya.
Penentuan pendemagnetan dapat dilakukan dengan membuat grafik If sebagai fungsi Ia
pada tegangan hasil pengukuran atau perhitungan.
Grafik yang didapatkan dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh
pendemagnetan diabaikan. Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea. Dari
harga Ea yang didapat ini dan dengan menggunakan kurva pendemagnetan didapatkan
harga If. Perhitungan dilakukan untuk beberapa harga Ia. Dari Ia dan If yang
berpasangan ini dihasilkan suatu grafik seperti terlihat pada gambar di bawah ini yang
bertuliskan tanda ’hit’.
Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh pendemagnetan
diikutsertakan. Caranya adalah dengan memasangkan amperemeter pada kumparan
medan dan kumparan jangkarnya. Dengan membaca kedua amperemeter ini diperoleh
suatu grafik seperti terlihat pada gambar di atas yang bertuliskan tanda ’test’.
Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih besar daripada yang didapatkan
dengan perhitungan untuk Ia yang sama. Selisih antara kedua grafik di atas
menunjukkan besarnya pemagnetan = Fa (dalam ampere). Untuk menyatakan ggm-nya,
tinggal mengalikannya dengan jumlah belitan jangkar. Harga efektif arus medan
didefinisikan sebagai If – Fa. Kemudian jika pendemagnetan dan tahanan jangkar
diabaikan didapat grafik yang merupakan garis mendatar (garisputus-putus).
 Jenis-Jenis Generator DC

a. Generator Berpenguatan Bebas


Generator tipe penguat bebas dan terpisahadalah generator yang lilitan medannya
dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung darimesin.
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan
Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan
induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam


generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:

Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :


• Tegangan jepit (V)
• Arus eksitasi (penguatan)
• Arus jangkar (Ia)
• Kecepatan putar (n).
a) Generator Penguatan Sendiri
Generator penguatan sendiri adalah arus listrik yang dialirkan melalui kumparan
penguat medan Rf yang diambil dari output generator tersebut. Biasanya generator
ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penguatan sendiri. Sebelum
dapat bekerja dengan penguatan sendiri, biasanya kutub-kutub magnet harus diberi
penguat untuk mendapatkan remenensi magnet (magnet sisa) dari suatu sumber lain.
Sisa magnet kecil ini membangkitkan tegangan pada jangkar yang selanjutnya
dikembalikan lagi ke dalam belitan medan untuk memperkuat medan magnetnya,
sehingga dengan demikian tegangan yang dibangkitkan dalam jangar akan lebih
besar. Demikian seterusnya hingga didapat tegangan yang cukup.
Ditinjau dari cara-cara menghubungkan lilitan-lilitan medan dengan jangkar dan
rangkaian luar atau jala-jala generator, penguatan sendiri ini dibagi menjadi:
1) Generator Shunt
Ciri utama generator shunt adalah kumparan penguat medan dipasang parallel
terhadap kumparan jangkar. Untuk generator shunt berlaku hubungan:

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan:


a. Adanya sisa magnetik pada sistem penguat.
b. Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah
medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.
Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:
a. Sisa magnetik tidak ada
Misal: pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah
pada generator shunt diubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada
generator dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt
dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal.

b. Hubungan medan terbalik

Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus
medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-
hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk
memberikan sisa magnetik.

c. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar

Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga
Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.
2) Generator Seri
Pada generator ini kumparan medan diseri dengan kumparan jangkarnya,
sehingga medannya mendapat penguatan jika arus bebannya ada, itu sebabnya
generator seri selalau terkopel dengan bebannya, kalau tidak demikian maka
tegangan terminal tidak akan muncul. Untuk generator seri berlaku hubungan:

Vt = IaRa
Ea = Ia (Ra + Rf) + Vf
Kelemahan generator seri adalah tegangan output (terminal) tidak stabil, karena
arus beban IL berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul. Hal ini menyebabkan
fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan seri tidak stabil. Keuntungan
generator seri adalah daya output menjadi besar.
2) Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri,
yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai
kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini
hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada
kumparan ini ditinjau dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh. Biasanya
kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini membantu
kumparan shunt, yakni MMF-nya searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu,
maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan kompon bantu. Mesin yang
mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini
biasanya digunakan untuk motor atau generator-generator khusus seperti untuk
mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah
kumparan shunt dan kumparan seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi
jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini
mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu range
beban tertentu.

(a) Kompon panjang

Ia = If1 = IL + If2
Ea = Vt + Ia(Ra+ Rf1) + <Vsi

(b) Kompon pendek

Ia = If1 + If2 = IL + If2


Ea = Vt + ILRf1+ IaRa + <Vsi
Suatu generator arus searah kompon pendek 20kW bekerja dengan bebanpenuh
pada tegangan terminal 250 Volt. Resistans kumparan jangkar, kumparanmedan
seri, dan kumparan medan shunt masing-masing sebesar 0,05 ohm,0,025 ohm, dan
100 ohm. Hitung tegangan yang harus dibangkitkan oleh jangkar.
Penyelesaian:
Pada gambar 2-15 dengan data berikut,P
output= 20kW;
Vt=250 Volt
Rs= 0,05 ohm;
Rs= 0,025 ohm dan
Rsh= 100 ohm
Ia= Ish+ I=80+2,48=82,48 AmperTegangan yang dibangkitkan oleh jangkar :
Eg = Vt+IaRa+IRs+si
= 250 + (82,48x0,05)+(80x0,025)+0= 250+4,12+2 = 256,12 Volt
2. Generator DC seri 50 KW, 250 V. tahanan kumparan jangkar 0,1 rugi
tegangan pada sikat tidak ada, Hitung :
Arus jangkar bila bekerja pada beban penuh
Tegangan yang dibangkitkan jika tahapan medan seri 0,15
Jawab :
Dik : Pout = 50 KW = 50. 10 3 W
Vt = 250 volt
Ra = 0,1
Vsi = 0
Dit : a. Ia........?
b. Eg Rs = 0,15
3

Jwb :
a. Ia = = = = 200 A
b. Eg = Vt + iaRa + i Rs + Vsi
= 250 + 200.0,1 + 200 (0,15) +0
= 300 V
3. Generator DC komponen pendek 40 KW, 380 V tahanan jangkar 0,03 ,
tahanan medan seri 0,05 dan tahanan medan shunt 75 . Hitunglah tegangan yang
dibangkitkan oleh generator.
Dik : Pout = 40 KW = 48.10 3 W
Vt = 380 V
Ra = 0,03
Rs = 0,05
Rsh = 75
Dit : .Eg .........?
Jwb :
I = = = 105,26 A
Ish =
=
=5A
Ia – I + Ish = 105,26 +5 = 110,26 A
Eg = Vt + IaRa + Irs + Vsi
= 380+110,26 (0,03)+ 105,26 (0,05)+0
= 388, 57 V

Anda mungkin juga menyukai