Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Maksud dari pambuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Irigasi II.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
dukungan moril maupun bantuan dalam mendapatkan data, bimbingan dan sistematika
penyusunan maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan masukan
yang bersifat membangun.
Akhir kata,kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan semua
orang
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi muka
air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi . Bendung
merupakan penghalang selama banjiir dan dapat menyebabkan gennngan luas di
daaerah-daerah hulu bendung tersebut.Bendung gerak adalah jennis bendung yaang
tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki . Pada
bendung gerak ,elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik turun sesuai
yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate) . Bendung gerak
biasanya dibangun sungai ada daerah hilir sungai atau muara . Pada daerah hilir
sungai atau muara sungai kebaanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau
datar daripada daerah hilir. Pada saat kondisi banjir ,maka elevasi muka air sisi hulu
bendung gerak yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-
pntu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah
luas ) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kearah hilir
(downstream). Pada bendung gerak terdapat 3 bentuk yaitu berupa bendung pintu
sorong,bendung pintu radial dan bendung karet . Dalam hal ini kami akan membahas
tentang bendung pintu radial. Bendung pintu radial memiliki daun pintu berbentuk
lengkung (busur) dengan lengan pintu yang sendinya tertanam pada tembok sayap
atau pilar,hal ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan untuk diangkat dengan
menggunakan kabel atau rantai.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau
turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung
gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau
muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di
daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang
dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air
tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir
lewat pintu yang telah terbuka ke arah hilir (downstream).Bendung gerak berfungsi untuk
meninggikan muka air sungai, sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi.
2
Adapun contoh gambar bendung gerak adalah sebagai berikut :
3
C. Berupa Bendung Karet
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan
tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh
bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air. Proses
pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrumen
pengontrol udara atau air (manometer).
Bendung karet memiliki 2 (dua) bagian pokok, yaitu : 1) Tubuh bendung yang
terbuat dari karet 2) Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung
karet, serta dilengkapi satu ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin)
untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet
4
Contoh Desain bendung gerak pintu Radial
1. Penampang Pintu
Pelat muka secara akurat akan direncanakan melengkung pada radius yang dibutuhkan ke
titik poros yang telah direncanakan. Plat pintu ditopang di sepanjang bagian belakang dengan
tulang rusuk vertical untuk menstabilkan pelat muka dan kekakuan dengan gaya dukungan
horizontal balok sepanjang total lebar pelat. Gaya Horizontal dukungan balok bervariasi
dalam ukuran dengan lebar gerbang dan puncak elevasi maksimum air. Mereka mentransfer
tekanan dari pelat muka dengan lengan radial.
5
Gambar pintu Baja Pada Bendung Radial
6
2.3.5 Cara Pengangkatan Pintu Radial
7
2.3.6 Kondisi Beban Pintu Radial
2. Pengoperasian Pintu
• Kekuatan gesekan berkembang pada bagian muka antara pin trunnion dan ring serta antara
pusat trunnion dan pelat kuk/gandar samping
• Kondisi maksimum diperkirakan terjadi ketika pintu terbebani di bawah kehilangan energi
penuh, pintu tetap berada dalam posisi tertutup, dan mulai terbuka untuk mengatur muka air
waduk
• Ketika operasi pintu dimulai, beban kerekan dan beban gesekan pin trunnion bekerja,
sehingga memperbesar pembengkakan lengan pintu bila dibandingkan dengan kondisi "pintu
ditutup“
• Sehingga dapat mempengaruhi stabilitas pintu karena overstressing kedua Pengikat
8
Penurunan pada bagian struktur pintu
9
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil materi dapat kami simpulkan bahwa bentuk bendung gerak berupa pintu
radial merupakan bagian yang dapat berputar (rotary) terdiri dari bagian berbentuk silindris.
Bangunan ini dapat berputar secara vertikal maupun horizontal. Salah satu jenisnya adalah
tainter gates. Tainter gates didisain untuk dapat mengangkat daun pintu ke atas dan
mengalirkan air lewat di bawahnya. Bangunan ini dapat menutup sendiri berdasarkan
beratnya.
Kelebihannya adalah Hampir tidak ada gesekan pada pintu,alat pengangkatnya ringan
dan mudah diekplotasi,bangunan dapat dipasang di saluran yang lebar. Kekurangannya
adalah Bangunan tidak kedap air,Biaya pembuatan bangunan mahal,Paksi (pivot) pintu
memberi tekanan horisontal besar jauh di atas pondasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ainugroho,Saktyianto dkk.Perencanaan Bendung Gerak Karangtalun di Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta.
11