ABTRAK
Penyediaan udara bertekanan di atas kapal merupakan peralatan bantu yang dipergunakan untuk starting engine.
Pada KM. GUNUNG DEMPO kompresor yang dipergunakan adalah merek NK Type : HD40, yaitu kompresor torak
satu silinder dua tingkat kompresi. Kompresor tersebut pada saat ini mengalami penurunan kinerja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kompresor dengan cara menghitung secara teoritis data-data yang
ada, kemudian dilakukan komparasi dengan hasil nyata di lapangan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kapasitas udara yang dihasilkan oleh kompresor mengalami
penurunan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama, atau tambahan waktu sebesar 15.44 menit untuk mengisi
tabung penyimpan udara bertekanan, karena efisiensi volumetric kompresor yang seharusnya 74.94% turun menjadi
61%.
Kata kunci : Udara bertekanan, kompresor, penurunan kinerja
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2.1 Skema sistem penyediaan udara
2.1 Sistem Penyediaan Udara bertekanan[3, hal.9]
Bertekanan
Udara bertekanan yang tersimpan di dalam
tabung di kapal dipergunakan untuk men-start
mesin, baik ntuk mesin penggerak utama kapal
8
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
C. Kompresi Politropik
2.3 Teori Kompresi Proses kompresi politropik adalah
2.3.1 Kenaikan Tekanan proses kompresi yang sesungguhnya terjadi di
lapangan. Pada proses ini berlaku persamaan :
Persamaan gas ideal, sesuai hukum Boyle-
Charles : P.v n tetap atau
Pv RT …………………………( 2.1 )
P1 .v n1 P2 .v n 2 tetap ....................... ( 2.4 )
Dimana :
P : Tekanan mutlak (kgf/m2) atau Pa Dimana :
v : Volume spesifik (m3/kgf) n : indek politropik, yang nilainya antara 1.25
R : Konstanta gas, untuk udara lembab = 29.24 s/d 1.35
(m/K)
T : Temperatur mutlak (K)
2.3.2 Perubahan Temperatur
Sehingga persamaan 2.1 dapat juga ditulis Jika gas dikompresi, maka
temperaturnya akan berubah, tergantung pada
Pv
R tetap jenis proses kompresi yang dialami.
T
Proses kompresi dapat dilakukan dengan tiga
A. Proses Kompresi Isotermal.
cara, yaitu :
Pada proses ini temperatur dijaga tetap.
A. Kompresi Isotermal Jadi tidak ada perubahan temperatur
Pada kompresi jenis ini temperature
gas yang dikompresi dijaga konstan dengan cara
B. Proses Adiabatik
melepas energy panas pada fluida yang
dikompresi dengan cara mendinginkannya Pada Proses adiabatik tidak ada energi
sehingga temperaturnya konstan. Maka : panas yang keluar maupun masuk ke sistem,
Pv = tetap sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan
dalam proses ini akan dipakai untuk menaikkan
atau
temperatur gas.
9
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar 2.4.2 Efisiensi Volumetris
dari kompresor dalam proses adiabatik dapat
Efisiensi volumetris adalah
diperoleh secara teoritis adalah :
( k 1) / mk
perbandingan antara kapasitas nyata yang
P dihasilkan kompresor dengan kapasitas teoritis.
Td Ta d .............................. ( 2.5
Qs
Ps v x100% .............................. ( 2.7 )
Qth
)
Dimana : Dimana :
Td : Temperatur mutlak gas keluar kompresor Qs : Volume gas yang dihasilkan secara nyata,
(K), sudah termasuk proses pendinginan antara, pada kondisi tekanan dan temperatur isap
sehingga bukan proses adiabatik murni[4. hal.184] (m3/min)
Ts : Temperatur mutlak gas masuk/isap Efisiensi volumetrik dapat juga diperoleh
kompresor (K) dengan menggunakan persamaan :
m : Jumlah tingkat P
1/ n
10
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
mk Ps Qs Pd
( k 1) / mk
Lad 1 (kW )
k 1 60000 Ps
PENGUJIAN
SEBELUM
.(2.10) PERBAIKAN
11
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
12
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
b. Kompresor 1
Jenis kompresor yang dipergunakan
untuk menghasilkan udara bertekanan adalah
kompresor Torak satu silinder dua tingkat. Gambar 4.2 Diagram Presure – Volume
Kompresi 2 tingkat dengan intercooler
13
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
1.25
1
4.2 Perhitungan Pc 1.0332 14.6288(kgf / cm 2 )
4.2.1 Tabung Penyimpanan Udara 0.12
Bertekanan
Volume tabung (Vt)
B. Temperatur akhir kompresi Tingkat
Vt D 2 .L I
4 ( n 1) / mn
Dimana : Pc
D : 750 mm = 0.75 m Tc Ta
L : 4000 mm = 4.0 m Ps
Sehingga volume tabung : Dimana :
Tc : Temperatur gas keluar kompresor (K)
Vt 0.75 2
x 4 1,77m 3 Ts : Temperatur udara masuk kompresor : 27 oC
4 atau 300 K
4.2.2 Kinerja Kompresor m : 1 (Kompresi TK. I)
Kompresor yang dipergunakan adalah
n : 1,25
kompresor torak 1 silinder 2 tingkat kompresi.
Pc : 14.6288 (kgf/m2)
Dari data lapangan diperoleh :
Ps : 1.0332 (kgf/m2)
Temperatur udara masuk compresor : 27 oC atau
Maka diperoleh :
300 K, dimana : (1.251) / 1.25
P1 : 1 atm abs, atau 1,03323 kgf/cm2 14.6288
P2 : tekanan akhir kompresi : 30 bar, atau = Tc 300 509.7( K )
31.6247 kgf/cm2 abs. 1.0332
1
Volume spesifik v Untuk mengurangi kerja kompresor, maka Tc
(temperatur akhir kompresi TK. I) harus
untuk udara pada temperatur 27 oC atau 300 K didinginkan dengan water cooler. Sehingga
massa jenisnya adalah 1.1774 kg/m3 seolah-olah proses kompresinya isotermal.
Maka : v
1
1.1774
0.849 m 3 / kgf Kompresi Tingkat ke II (High Pressure)
A. Tekanan Akhir Kompresi
n adalah indek politropik, diambil n = 1,25 Tekanan akhir kompresi : 30 bar (G)
14
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
1.41 2 x1.4
2 x1.4 10332 x1.0453 31.6247
B. Kapasitas Udara Teoritis Lad 1 kW
Kapasitas udara secara teoritis yang dihasilkan 1.4 1 6120 1.0332
oleh kompresor adalah :
Lad 12.35298x0.6310 7.796(kW )
Qth Vs .n D 2 .S .n(m 3 / min)
4
Dimana : E. Daya Nominal Penggerak Mula ( Lm )
Qth : Kapasitas udara teoritis (m3/min) Penggerak poros kompresor adalah Motor
D : 110 mm atau = 0.11m Listrik dengan Rotor Terpadu yang
S : 110 mm = 0.11 m dihubungkan dengan kopling tetap, diasumsikan
n : 1000 (rpm) koefisien transmisi untuk kopling tetap
Maka diperoleh : t 95%
QthI
4
0.112 x0.11x1000 1.0453 m 3
min
Besarnya Daya nominal penggerak mula adalah
:
Lad 1
Lm
QthI 62,718(m / jam) 3
t
Dimana :
C. Efisiensi Volumetris Lad : Daya adiabatis teoritis : 7.78kW
Qs : Faktor cadangan, untuk motor induksi
v x100% diambil 0.2
Qth Maka daya nominal penggerak mula adalah :
7.7961 0.2
Dimana : Lm 9.85(kW )
Qth : 62.72 m3/h 0.95
Qs : Kapasitas sesuai spesifikasi : 47 m3/h
F. Efisiensi Adiabatis Keseluruhan
Lm
Maka : ad
47 Ls
v x100% 74.94%
Dimana
62.72
Lm : 9.85 kW
C. Daya Adiabatik Ls : 10.9 kW (sesuai spesifikasi)
Daya yang diperlukan oleh poros Maka :
kompresor secara teoritis : 9.85
ad x100% 90.37%
mk Ps Qs Pd
( k 1) / mk
10.9
Lad 1 (kW )
k 1 6120 Ps
4.2.3Pengisian Tabung Udara Bertekanan
A. Waktu yang dipergunakan untuk
Dimana :
pengisian tabung
Ps : Tekanan isap : 1.03323 (kgf/cm2, abs) =
Volume tabung :
1.0332 kgf/m2
Pd : Tekanan keluar : 31.6247 (kgf/cm2, abs) = Vt 1,77m 3
31.6247 kgf/m2 Tekanan kerja tabung (Pt) = 31.6247 kg/cm2
Qs : Kapasitas udara teoritis, dinyatakan pada abs.
kondisi tekan dan temperatur isap ; 62,72 m3/h Sehingga volume udara yang dimaksukkan ke
= 1.0453 m3/min dalam tabung sampai tekanan mencapai 31,5915
cp kg/cm2 adalah :
k 1.4 Pt
cv Pt .Vt Pu .Vu atau Vu Vt
m :2 Pu
Maka diperoleh : Dimana :
Pt : Tekanan kerja tabung : 31.6247 kg/cm2 abs
Vt : Volume tabung : 1.77 m3
Pu : Tekanan udara : 1.0332 kg/cm2 abs
15
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
16
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN FOTO
17