Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

PENURUNAN KINERJA KOMPRESOR UNTUK STARTING


ENGINEE DI KM. GUNUNG DEMPO

Sri Endah Susilowati


sriendah.susilowati@yahoo.com

ABTRAK

Penyediaan udara bertekanan di atas kapal merupakan peralatan bantu yang dipergunakan untuk starting engine.
Pada KM. GUNUNG DEMPO kompresor yang dipergunakan adalah merek NK Type : HD40, yaitu kompresor torak
satu silinder dua tingkat kompresi. Kompresor tersebut pada saat ini mengalami penurunan kinerja.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kompresor dengan cara menghitung secara teoritis data-data yang
ada, kemudian dilakukan komparasi dengan hasil nyata di lapangan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kapasitas udara yang dihasilkan oleh kompresor mengalami
penurunan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama, atau tambahan waktu sebesar 15.44 menit untuk mengisi
tabung penyimpan udara bertekanan, karena efisiensi volumetric kompresor yang seharusnya 74.94% turun menjadi
61%.
Kata kunci : Udara bertekanan, kompresor, penurunan kinerja

(main engine) maupun mesin bantu (auxiliary


BAB I. PENDAHULUAN engine/generator engine).
1.1 Latar Belakang Udara bertekanan diperoleh dari sistem
penyediaan udara bertekanan (compressed air
Cara melakukan starting pada mesin-mesin system), yang terdiri dari kompresor bertekanan
diesel yang berdaya besar dilakukan dengan tinggi, tabung penyimpanan yang dilengkapi
berbagai cara, salah satu diantaranya adalah dengan katup-katup pengaman serta pipa-pipa
dengan menggunakan udara bertekanan. Untuk distribusi. Scara skematik sistem udara
kapal-kapal yang digerakkan oleh mesin diesel, bertekanan seperti terlihat pada gambar 2.1
di atas kapal selalu tersedia sistem udara
bertekanan atau compressed air system, yang
salah satu kegunaannya adalah untuk starting
engine.
Latar belakang dari penelitian ini adalah
adanya indikasi bahwa telah terjadi penurunan
kinerja pada kompresor yaitu adanya bertambah
panjangnya waktu yang dipergunakan
kompresor untuk mengisi tabung penyimpanan.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini
adalah untuk menganalisa kinerja kompresor
pada sistem penyedia udara bertekanan pada
KM. GUNUNG DEMPO.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2.1 Skema sistem penyediaan udara
2.1 Sistem Penyediaan Udara bertekanan[3, hal.9]
Bertekanan
Udara bertekanan yang tersimpan di dalam
tabung di kapal dipergunakan untuk men-start
mesin, baik ntuk mesin penggerak utama kapal

8
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

2.2 Kompresor P1v1  P2 v2  tetap ……………… ( 2.2 )


Kompresor merupakan peralatan utama
untuk menghasilkan udara bertekanan. Menurut
sistem kerjanya kompresor dibedakan menjadi B. Kompresi Adiabatik
dua, yaitu Kompresor Kerja positip (positive
Proses kompresi adiabati, yaitu pada
displacement compressor), yang prinsip
proses kompresi tidak ada energi panas yang
kerjanya adalah menaikkan tekanan diperoleh
masuk maupun keluar dari sistem, yaitu dengan
dengan cara memperkecil atau memampatkan
cara mengisolasi dinding kompresor. Proses
volume gas yang diisap kedalam silinder atau
adiabatik dipergunakan untuk pengkajian secara
stator oleh torak, dan jenis kompresor lainnya
teoritis.
adalah Kompresor Dinamik (non positive
Hubungan antara tekanan dan volume
displacement compressor), yang prinsip
dalam proses adiabatik dapat dinyatakan dalam
kerjanya adalah menaikkan tekanan dan
persamaan :
kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh impeler P.v k  tetap atau
Penentuan atau pemilihan suatu jenis
kompresor adalah berdasarkan besarnya P1 .v k 1  P2 .v k 2  tetap ...................... ( 2.3 )
kapasitas aliran udara (m3/h) dan tekanan
pemampatan (bar). Untuk kapasitas kecil, Dimana k adalah rasio panas jenis, untuk udara
dibawah 200 m3/h, kompresor yang sesuai adalah :
untuk dipergunakan adalah jenis kompresor cp 0.24(kcal / kg.o C )
torak[4, hal.332].. Untuk tekanan akhir kompresi k   1,401
diatas 11 kgf/cm2 (G, tekanan lebih)
cv 0.17(kcal / kg.o C )
menggunakan kompresi bertingkat[4, tab.2.7].

C. Kompresi Politropik
2.3 Teori Kompresi Proses kompresi politropik adalah
2.3.1 Kenaikan Tekanan proses kompresi yang sesungguhnya terjadi di
lapangan. Pada proses ini berlaku persamaan :
Persamaan gas ideal, sesuai hukum Boyle-
Charles : P.v n  tetap atau
Pv  RT …………………………( 2.1 )
P1 .v n1  P2 .v n 2  tetap ....................... ( 2.4 )
Dimana :
P : Tekanan mutlak (kgf/m2) atau Pa Dimana :
v : Volume spesifik (m3/kgf) n : indek politropik, yang nilainya antara 1.25
R : Konstanta gas, untuk udara lembab = 29.24 s/d 1.35
(m/K)
T : Temperatur mutlak (K)
2.3.2 Perubahan Temperatur

Sehingga persamaan 2.1 dapat juga ditulis Jika gas dikompresi, maka
temperaturnya akan berubah, tergantung pada
Pv
 R  tetap jenis proses kompresi yang dialami.
T
Proses kompresi dapat dilakukan dengan tiga
A. Proses Kompresi Isotermal.
cara, yaitu :
Pada proses ini temperatur dijaga tetap.
A. Kompresi Isotermal Jadi tidak ada perubahan temperatur
Pada kompresi jenis ini temperature
gas yang dikompresi dijaga konstan dengan cara
B. Proses Adiabatik
melepas energy panas pada fluida yang
dikompresi dengan cara mendinginkannya Pada Proses adiabatik tidak ada energi
sehingga temperaturnya konstan. Maka : panas yang keluar maupun masuk ke sistem,
Pv = tetap sehingga seluruh kerja mekanis yang diberikan
dalam proses ini akan dipakai untuk menaikkan
atau
temperatur gas.

9
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

Temperatur yang dicapai oleh gas yang keluar 2.4.2 Efisiensi Volumetris
dari kompresor dalam proses adiabatik dapat
Efisiensi volumetris adalah
diperoleh secara teoritis adalah :
( k 1) / mk
perbandingan antara kapasitas nyata yang
P  dihasilkan kompresor dengan kapasitas teoritis.
Td  Ta  d  .............................. ( 2.5
Qs
 Ps  v  x100% .............................. ( 2.7 )
Qth
)
Dimana : Dimana :
Td : Temperatur mutlak gas keluar kompresor Qs : Volume gas yang dihasilkan secara nyata,
(K), sudah termasuk proses pendinginan antara, pada kondisi tekanan dan temperatur isap
sehingga bukan proses adiabatik murni[4. hal.184] (m3/min)
Ts : Temperatur mutlak gas masuk/isap Efisiensi volumetrik dapat juga diperoleh
kompresor (K) dengan menggunakan persamaan :
m : Jumlah tingkat  P 
1/ n

k : 1,401  v  1    d   1 ................... ( 2.8 )


Pd : Tekanan mutlak pada sisi keluar (kgf/m2)  Ps 
Ps : Tekanan mutlak pada sisi isap (kgf/m2)
Dimana :
Vc
2.4 Kompresor Torak  , perbandingan antara volume sisa
2.4.1 Volume Langkah Torak
Vs
dengan volume langkah torak
Prinsip kerja kompresor torak seperti n : 1,2 adalah Koefisien ekspansi gas yang
terlihat pada Gambar 2.3 tertinggal di dalam volume sisa
Pd : Tekanan mutlak pada sisi keluar (kgf/m2)
Ps : Tekanan mutlak pada sisi isap (kgf/m2)

Nilai efisiensi volumetrik


sesungguhnya lebih kecil dari hasil perhitungan
dengan menggunakan persamaan 2.8. Hal
tersebut dikarenakan tidak bisa dihindari
kebocoran-kebocoran melalui cincin torak dan
katup-katup, serta tahanan pada katup-katup.

2.4.3 Daya Adiabatik


Daya adiabatik adalah daya hasil
perhitungan teoritis yang diperlukan untuk
Gambar 2.2 Diagram Tekanan-Volume kerja menggerakkan poros kompresor. Daya adiabatik
kompresor torak[4. hal.188] teoritis dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
mk Ps Qs  Pd 
( k 1) / mk
Kapasitas udara teoritis yang dihasilkan oleh 
Lad     1 (kW )
k  1 6120  Ps
kompresor torak adalah :
   
Qth  Vs .n  D 2 .S .n(m 3 / min) ........ ( ...( 2.9 )
4
Dimana :
2.6 )
Ps : Tekanan isap tingkat pertama (kgf/cm2, abs)
Dimana : Pd : Tekanan keluar tingkat terakhir (kgf/cm2,
Qth : Kapasitas udara teoritis (m3/min) abs)
Qs : Vol. Gas yang keluar dari tingkat terakhir
D : Diameter silinder (m)
(m3/min), dinyatakan pada kondisi tekan dan
S : Panjang langkah torak (m)
temperatur isap
n : Kecepatan putar poros kompresor (rpm)
k  1.401
m : Jumlah tingkat kompresi

10
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

Jika satuan tekanan dalam pascal, maka MULAI


persamaan 2.9 dapat ditulis menjadi :

mk Ps Qs  Pd 
( k 1) / mk

Lad     1 (kW )
k  1 60000  Ps  
PENGUJIAN
 SEBELUM
.(2.10) PERBAIKAN

2.4.4 Efisiensi Adiabatik Keseluruhan PENCATATAN DATA-DATA


Pada kenyataannya daya yang LAPANGAN
diperlukan oleh kompresor lebih besar
dibandingkan daya teoritis. Keperluan tambahan
daya tersebut diantaranya adalah untuk
mengatasi gesekan yang terjadi antara ring
SPESIFIKASI DATA HASIL
piston dengan dinding silinder maupun pada
SISTEM UDARA
bantalan. Perbandingan antara kebutuhan daya
secara teoritis dengan daya nyata dinamakan BRTEKANAN
efidiensi adiabatik keseluruhan. Sehingga
diperoleh :
Lad
 ad 
PERHITUNGAN PERHITUNGAN
x100% ................................. ( 2.11
Ls SECARA DATA HASIL
TEORITIS PENCATATAN
) DATA
Dimana : LAPANGAN
Ls : Daya yang masuk pada poros kompresor PERBAIKAN
(kW) KOMPRESOR

2.4.5 Daya Nominal Penggerak Mula ( Lm ) FINISH

Agar motor penggerak dapat


menggerakkan/memutar poros kompresor sesuai Gambar 3.1 Alir Proses Penelitian
dengan kondisi yang diinginkan, maka harus
diperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis motor penggerak
2. Jenis trasmisi 3.2 Prosedur Penelitian
Besarnya Daya Nominal penggerak mula adalah
: Prosedur yang dilakukan dalam
Lad 1    penelitian ini adalah agar diperoleh data yang
Lm  sesuai dengan tujuan penelitian.
t
Dimana : Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
Lad : Daya adiabatis teoritis (kW) 1. Memastikan bahwa semua alat ukur
 : Faktor cadangan bekerja sesuai standar
t : efisiensi transmisi 2. Menentukan titik-titik pengambilan
data
3. Mengukur waktu yang diperlukan
untuk pengisian
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui
beberapa tahapan, adapun urutan tahapan yang
dilalui adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1

11
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

Gambar 3.2 : Kompresor Torak type HD40W

Gambar 3.3 : Penampang Kompresor Torak type HD40W

12
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

a. Tabung Penampung udara bertekanan

Waktu yang diperlukan untuk pengisian :


Udara P2, (30
P1 (1 Atm)
atmosfir bar)
Q
Low (m3/jam) High
pressure pressur
e
Komp
Intercoole
r

Gambar 4.1 Skema kompresi 1 silinder dua


Gambar 3.3: Tabung penyimpanan udara
tingkat tekanan dengan intercooler
bertekanan beserta pipa-pipa distribus

Peralatan Yang Dipergunakan


Peralatan yang dipergunakan untuk penelitian
adalah sebagai berikut :
 Pressure gauge, untuk mengetahui
tekanan
 Stopwatch, untuk menghitung
penggunaan waktu
Elemen-elemen utama pada system penyediaan d c
udara bertekanan di atas kapal adalah :
a. Kompresor
b. Tabung penampung udara bertekanan

b. Kompresor 1
Jenis kompresor yang dipergunakan
untuk menghasilkan udara bertekanan adalah
kompresor Torak satu silinder dua tingkat. Gambar 4.2 Diagram Presure – Volume
Kompresi 2 tingkat dengan intercooler

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1.2 Data Hasil Pencatatan Penelitian


4.1 Data Hasil 1. Temperatur udara masuk compresor
4.1.1 Spesifikasi Kompresor : adalah pada temperatur : 27 oC
 Merek : NK Type : HD40, 2. Tekanan udara : 1 atm absolut.
Water Cooler 3. Tabung Udara Bertekanan
 Daya : 10.9 kW  Bentuk : Silindris
 Dia. silinder Tk. I: 110 mm  Diameter : 750 mm
 Dia. silinder Tk. II: 100 mm  Panjang : 4000 mm
 Panjang langkah : 110 mm 4. Tekanan kerja : 30 bar
 Tekanan kerja : 30 bar 5. Waktu pengisian 1 tabung : 1 jam 25
 Kapasitas : 47 m3/h menit (dihitung pada saat tabung
 Jumlah Silinder : 1 (satu) silinder tekanan 1Atm abs, hingga switch off)
 Jumlah tingkat : 2 tingkat kompresi
 Perbandingan volume sisa   : 0.12
 Motor penggerak
o Daya : 15 kW
o Putaran : 1000 rpm

13
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

1.25
 1 
4.2 Perhitungan Pc  1.0332   14.6288(kgf / cm 2 )
4.2.1 Tabung Penyimpanan Udara  0.12 
Bertekanan
Volume tabung (Vt)
 B. Temperatur akhir kompresi Tingkat
Vt  D 2 .L I
4 ( n 1) / mn
Dimana :  Pc 
D : 750 mm = 0.75 m Tc  Ta  
L : 4000 mm = 4.0 m  Ps 
Sehingga volume tabung : Dimana :
 Tc : Temperatur gas keluar kompresor (K)
Vt  0.75 2
x 4  1,77m 3 Ts : Temperatur udara masuk kompresor : 27 oC
4 atau 300 K
4.2.2 Kinerja Kompresor m : 1 (Kompresi TK. I)
Kompresor yang dipergunakan adalah
n : 1,25
kompresor torak 1 silinder 2 tingkat kompresi.
Pc : 14.6288 (kgf/m2)
Dari data lapangan diperoleh :
Ps : 1.0332 (kgf/m2)
Temperatur udara masuk compresor : 27 oC atau
Maka diperoleh :
300 K, dimana : (1.251) / 1.25
P1 : 1 atm abs, atau 1,03323 kgf/cm2  14.6288 
P2 : tekanan akhir kompresi : 30 bar, atau = Tc  300   509.7( K )
31.6247 kgf/cm2 abs.  1.0332 
1
Volume spesifik v Untuk mengurangi kerja kompresor, maka Tc
 (temperatur akhir kompresi TK. I) harus
untuk udara pada temperatur 27 oC atau 300 K didinginkan dengan water cooler. Sehingga
massa jenisnya adalah 1.1774 kg/m3 seolah-olah proses kompresinya isotermal.

Maka : v 
1
1.1774
 0.849 m 3 / kgf   Kompresi Tingkat ke II (High Pressure)
A. Tekanan Akhir Kompresi
n adalah indek politropik, diambil n = 1,25 Tekanan akhir kompresi : 30 bar (G)

B. Temperatur akhir kompresi


Kompresi Tingkat I (Low Pressure) Jika dihitung secara keseluruhan, maka
 Diameter silinder Tk. I : 110 mm besarnya temperatur pada akhir kompresi TK. II
 Panjang langkah : 110 mm adalah :
 Kapasitas : 47 m3/h ( n 1) / mn
 Perbandingan volume sisa P 
Td  Ta  d 
   Vc  0.12  Ps 
Vs Dimana :
Td : Temperatur mutlak gas keluar (K)
Td : Temperatur mutlak gas masuk = 300 (K)
A. Tekanan akhir kompresi Tingkat I
karena sudah didinginkan.
Proses kompresinya politropik, sehingga :
m : Jumlah tingkat : 2
P1 .v n1  Pc .v n c atau n : 1,25
n Ps : Tekanan mutlak udara masuk : 1,03323
v 
Pc  P1 . 1  (kgf/cm2) abs.
 vc  Pd : Tekanan Mutlak udara keluar :
31.6247(kgf/cm2) abs.
Dimana :
Maka Temperatur akhir kompresi TK. II :
P1 : 1.0332 kgf/cm2
(1.251) / 2.(1.25)
n : indek politropik : 1.25  31.6247 
Perbandingan volume sisa   : 0.12 Td  300 

Maka :
 1.03323 
Td  30030.6069  422.38( K )
0.1

14
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

1.41 2 x1.4
2 x1.4 10332 x1.0453  31.6247  
B. Kapasitas Udara Teoritis Lad     1 kW
Kapasitas udara secara teoritis yang dihasilkan 1.4  1 6120  1.0332  
oleh kompresor adalah :
 Lad  12.35298x0.6310  7.796(kW )
Qth  Vs .n  D 2 .S .n(m 3 / min)
4
Dimana : E. Daya Nominal Penggerak Mula ( Lm )
Qth : Kapasitas udara teoritis (m3/min) Penggerak poros kompresor adalah Motor
D : 110 mm atau = 0.11m Listrik dengan Rotor Terpadu yang
S : 110 mm = 0.11 m dihubungkan dengan kopling tetap, diasumsikan
n : 1000 (rpm) koefisien transmisi untuk kopling tetap
Maka diperoleh : t   95%
QthI 

4
0.112 x0.11x1000  1.0453 m  3

min
 Besarnya Daya nominal penggerak mula adalah
:
Lad 1   
Lm 
QthI  62,718(m / jam) 3
t
Dimana :
C. Efisiensi Volumetris Lad : Daya adiabatis teoritis : 7.78kW
Qs  : Faktor cadangan, untuk motor induksi
v  x100% diambil 0.2
Qth Maka daya nominal penggerak mula adalah :
7.7961  0.2
Dimana : Lm   9.85(kW )
Qth : 62.72 m3/h 0.95
Qs : Kapasitas sesuai spesifikasi : 47 m3/h
F. Efisiensi Adiabatis Keseluruhan
Lm
Maka :  ad 
47 Ls
v  x100%  74.94%
Dimana
62.72
Lm : 9.85 kW
C. Daya Adiabatik Ls : 10.9 kW (sesuai spesifikasi)
Daya yang diperlukan oleh poros Maka :
kompresor secara teoritis : 9.85
 ad  x100%  90.37%
mk Ps Qs  Pd 
( k 1) / mk
 10.9
Lad     1 (kW )
k  1 6120  Ps  
 4.2.3Pengisian Tabung Udara Bertekanan
A. Waktu yang dipergunakan untuk
Dimana :
pengisian tabung
Ps : Tekanan isap : 1.03323 (kgf/cm2, abs) =
Volume tabung :
1.0332 kgf/m2
Pd : Tekanan keluar : 31.6247 (kgf/cm2, abs) = Vt  1,77m 3
31.6247 kgf/m2 Tekanan kerja tabung (Pt) = 31.6247 kg/cm2
Qs : Kapasitas udara teoritis, dinyatakan pada abs.
kondisi tekan dan temperatur isap ; 62,72 m3/h Sehingga volume udara yang dimaksukkan ke
= 1.0453 m3/min dalam tabung sampai tekanan mencapai 31,5915
cp kg/cm2 adalah :
k  1.4 Pt
cv Pt .Vt  Pu .Vu atau Vu  Vt
m :2 Pu
Maka diperoleh : Dimana :
Pt : Tekanan kerja tabung : 31.6247 kg/cm2 abs
Vt : Volume tabung : 1.77 m3
Pu : Tekanan udara : 1.0332 kg/cm2 abs

15
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

Vu : Volume udara yang dikompresi 4.3 Pembahasan


Maka diperoleh : Dari perhitungan data-data yang
31.6247 diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut :
Vu  1.77  54.177(m 3 ) pada
1.0332 1. Selisih antara kapasitas teoritis (62.718
tekanan 1 atm abs. m3/h) dan kapasitas sesuai spesifikasi (47
Menurut spesifikasi, kapasitas kompresor (Qs) : m3/h) merupakan kerugian yang tidak bisa
47 m3/h. dihindarkan. Dari hasil perhitungan
Sehingga seharusnya waktu yang dipergunakan efisiensi volumetrisnya sebesar 74,94%.
untuk pengisian tabung : 2. Bertambahnya waktu untuk pengisian
V 54.177 sebesar 15.44 menit disebabkan oleh
t th  u   1.1527(h)  69.16(min) berbagai faktor, yang diantaranya adalah
Qs 47 terjadinya kebocoran pada katup-katup
kompresi tingkai I (low pressure) dengan
tingkat II (high pressure) di dalam
B. Efisiensi volumetris pada saat ini kompresor dan adanya keausan pada ring-
Dari hasil pencatatan, waktu yang ring piston.
dipergunakan untuk pengisian tabung, adalah : 3. Selisih antara daya poros kompresor
1 jam 25 menit atau 85 menit sesuai spesifikasi kompresor (10.9 kW)
Sehingga kapasitas riil kompresor pada saat dengan daya mesin penggerak yang
dilakukan penelitian adalah : diperlukan secara teoritis (9.85 kW)
54.177 kemungkinan belum diperhitungkannya
Qr 2   0.637(m 3 / min)  38.22(m 3 / h) kerugian mekanis yang terjadi di dalam
85 kompresor, yaitu daya yang diperlukan
untuk melawan gesekan antara ring piston
Sehingga efisinsi kompresor nyata pada saat ini dengan dinding silinder (untuk low
adalah : pressure dan high pressure) dan gesekan
Qr2 38.22 pada bantalan.
 x100%  61%
Qs 62.718
BAB V. KESIMPULAN
Pertambahan waktu untuk pengisian adalah 85
5.1 Kesimpulan
menit – 69.16 menit = 15.44 menit Kesimpulan dari penelitian yang telah
Secara keseluruhan hasil perhitungan terhadap dilakukan adalah :
kinerja kompresor pada saat ini seperti terlihat 1 Kompresor yang dipergunakan dalam
pada Tabel 4.1 air pressure system di KM. Gunung
Dempo mengalami penurunan kinerja.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kapasitas udara yang dihasilkan
NO KETERANGAN NILAI seharusnya 47 m3/h (sesuai
1 Temperatur akhir kompresi, 422.38 spesifikasi), turun menjadi 38.22 m3/h,
K sehingga efisiensi volumetrisnya yang
2 Kapasitas Kompresor 62.718 semula 74,94% menjadi 61.0%.
Teoritis, Qth, m3/h 2 Akibat dari kondisi tersebut pengisian
3 Eff. Volumetris, v , % 74.94 tabung penyimpanan udara bertambah
4 Kapasitas Kompresor nyata 38.22 15.44 menit dari waktu yang
saat diteliti, Qth, m3/h seharusnya.
5 Efisiensi Volumetris pada 61.00 5.2 Saran
Untuk menjaga agar kinerja kompresor
saat in,  v , % tetap masksimal, maka disarankan :
6 Pertambahan waktu 15.44 1. Jaga pelumasan kompresor sebaik-baiknya
pengisian, min untuk mengurangi kecepatan keausan
6 Daya Adiabatik, Lad, kW 7.796 yang terjadi pada bagian-bagian yang
7 Daya Penggerak Mula, Lm, 9.85 bergesekan.
kW 2. Untuk mengembalikan agar kapasitas
8 Efisiensi Adiabatis,  ad , % 90.37 udara dari kompresor ke kinerja pada saat
awal perlu dilakukan perbaikan/
perawatan pada ring piston juga pipa-pipa
water cooler

16
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit I – April 2015 – Terbit 58 halaman

DAFTAR PUSTAKA

[1] Austin H Church, alih bahasa Zulkifli


Harahap, “Pompa dan Blower
Sentrifugal”, Erlangga, Jakarta, 1993
[2] Astu Pudjanarsa, Djati Nursuhud, “Mesin
Konversi Energi”, Andi, Yogyakarta, 2006
[3] David W Smith, “Marine Auxiliary
Machinery”, Butterworths, London,
Boston, Durban, Singapore, Sydney,
Wellingtons, Toronto
[4] Fritz Dietsel, Dakso Sriyono, ”Turbin,
Pompa & Kompresor” , Erlangga, Jakarta,
1980
[5] Michael J Moran, Howard N Shapiro, alih
bahasa Yulianto S Nugroho dan Adi
Surjosatyo “Termodinamika Teknik” Jilid
2, Erlangga, Jakarta, 2004
[6] Sularso, Haruo Tahara,”Pompa dan
Kompresor”, Pradnya Paramita, Jakarta,
2006
Foto 2. Dinding-dinding pipa intercooler kotor

LAMPIRAN FOTO

Foto 1. Pipa pipa intercooler berlubang


Foto 3. Dinding-dinding intercooler yang sudah
dibersihkan

17

Anda mungkin juga menyukai