Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Ilmu Tajwid

Pengertian Tajwid (‫ )ﺗﺟﻭﻳﺩ‬secara harfiah mempunyai arti melakukan sesuatu dengan baik dan indah atau
bagus dan membaguskan, tajwid ini berasal dari kata bahasa arab yaitu ” Jawwada ” (‫ﺗﺟﻭﻳﺩﺍ‬-‫ﻳﺟﻭﺩ‬-‫ﺩ‬
ّ ‫)ﺟﻭ‬.ّ
Tajwid dalam ilmu Qiraah mempunyai arti mengeluarkan huruf dari tempatnya dgn memberikan sifat-sifat
yang dimilikinya. Jadi kesimpulan dari ilmu tajwid ini adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara
melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan
lainnya.

Di dalam ilmu tajwid ini terdapat beberapa istilah yang harus kita perhatikan dan kita ketahui ketika 
membaca Al Quran, diantaranya adalah sebagai berikut:
Makharijul huruf  yaitu tempat keluar masuknya huruf
Shifatul huruf  yaitu cara melafalkan atau mengucapkan huruf
Ahkamul huruf  yaitu hubungan antara huruf
Ahkamul maddi wal qasr  yaitu panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-
Quran
Ahkamul waqaf wal ibtida’ yaitu mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti pada bacaan
bila ada tanda huruf tajwid
Al-Khat dan Al-Utsmani

Berikut ini adalah dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap HambaNya
untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.  Dalil pertama di ambil dari ayat suci Al Quran. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Muzzammil (73)
artinya adalah “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”. Pada Ayat ini jelas
menunjukkan bahwa Allah SWT telah memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al Quran
yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya
(bertajwid).

2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah atau ( Hadist ) diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a. yaitu istri
Nabi Muhammad SAW, ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan sholat
Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda Nabi muhammad S.A.W. Sholat
kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali
sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama
seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah)
mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan
(ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

Sedikit telah kita ketahui dalil-dalil atau pernyataan sahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap
hambanya untuk membaca Al-Qur'an. Sekarang sudah tahu kan betapa pentingnya membaca Al-Qur'an
dengan ilmu tajwid. Sekarang kita mulai belajar membaca Tajwid:

  A. Hukum Bacaan Tajwid (nun Mati atau Tanwin)Gambar berikut ini merupakan contoh hukum nun
mati. huruf yang diberi warna (merah : izhar halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab). 

Hukum Bacaan Tajwid Beserta Contohnya Lengkap

1. Pengertian Izhar Halqi (‫)ﺭﺇﻅﻬﺎ‬

Disebut Izhar halqi apabila bertemu dgn salah satu huruf izhar maka cara melafazkan atau
mengucapkannya harus jelas, apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Halqi (tenggorokan)
misalnya : alif atau hamzah(‫)ء‬, ha’ (‫)ﺡ‬, kha’ (‫)ﺥ‬, ‘ain (‫)ﻉ‬, ghain (‫)ﻍ‬, dan ha’ (‫)ﻫ‬. Izhar Halqi ini mempunyai arti
dibaca jelas.
Contoh : ‫ٌﺔ‬
‫َﻳ‬ ‫َﻧﺎ‬
‫ٌﺭَﺣﺎ‬
‫ِﻣ‬

2. Idgham (‫)ﺍﻣﻐﺩﺇ‬

Idgham Bighunnah  mempunyai arti (dilebur dengan disertai dengung) Yaitu memasukkan atau
meleburkan salah satu huruf nun mati atau tanwin (‫ْﻥ‬/ ٌ ‫ٍـ‬‫ )ـ‬kedalam huruf sesudahnya dgn disertai
‫ًـ‬
(ber)dengung, jika bertemu dgn salah satu huruf empat ini yaitu: ‫ﻥ ﻡ ﻭ ﻱ‬
Contoh: ‫ِﻲ‬
ْ‫ٍﺩ ﻓ‬‫ٍﺓَﻋ‬
‫َﻣ‬ ‫ﱠﺩ‬
َ‫َﻣﺩ‬
‫ﱡﻣ‬

Idgham Bilaghunnah mempunyai arti (dilebur tanpa dengung) Yaitu memasukkan atau meleburkan huruf
nun mati atau tanwin (‫ْﻥ‬/ ٌ ‫ٍـ‬‫)ـ‬kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dgn salah
‫ًـ‬
satu huruf lam atau ra (‫ ﻝ‬٬‫)ﺭ‬
Contoh: ‫ْﻥ‬ ‫َﻟ‬
‫ْﻡَﻣ‬
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dgn keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan di dlm satu kata,
conohnya ‫ﺍﻥ‬ ‫ْﻧ‬
ٌ‫َﻭ‬ ‫ْﻧ‬
‫ِﻗ‬,‫َﻳﺎ‬ َ
‫ ﺍ‬,‫ﺎﻥ‬
‫ﱡﺩ‬ ٌ‫َﻳ‬‫ْﻧ‬, dan ‫ﺍﻥ‬
‫ُﺑ‬ ٌ‫َﻭ‬‫ْﻧ‬
ِ maka nun mati atau tanwin tersebut harus dibaca jelas.
‫ﺻ‬,

3. Iqlab

Hukum bacaan iqlab ini terjadi apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (‫)ﺏ‬. Di
dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim (‫)ﻡ‬.
‫َﺫ‬
Contoh: ‫ﱠﻥ‬‫َﺑ‬ۢ
‫َﻟﻳ‬
‫ُﻧ‬

4. Ikhfa’ haqiqi

Hukum bacaan ikhfa' haqiqi ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dgn huruf-huruf seperti ta’(‫)ﺕ‬,
tha’ (‫)ﺙ‬, jim (‫)ﺝ‬, dal (‫)ﺩ‬, dzal (‫)ﺫ‬, zai (‫)ﺯ‬, sin (‫)ﺱ‬, syin (‫)ﺵ‬, sod (‫)ﺹ‬, dhod (‫)ﺽ‬, , fa’ (‫)ﻑ‬, qof (‫)ﻕ‬, dan kaf (‫)ﻙ‬,
maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
‫ْﻁ‬
Contoh: ‫َﻥ‬‫َﺳ‬‫َﻓ‬
‫َﻭ‬ ‫ْﻘﻌ‬
‫ًﺎ‬ ‫َﻧ‬

B. Hukum Bacaan Tajwid (mim mati)

Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum bacaan tajwid lainnya dalam mempelajari dan
membaca Al Quran yaitu Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dgn huruf mim
mati (‫ْﻡ‬
) yang bertemu dgn huruf hijaiyah tertentu. Berikut contoh ayatnya, yang diberi tanda warna (biru :
ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar syafawi).

Hukum Bacaan Tajwid Beserta Contohnya Lengkap

Hukum Bacaan Tajwid (mim mati) memiliki 3 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Ikhfa Syafawi (‫)ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ‬

Ikhfa Syafawi Apabila ada huruf mim mati (‫ْﻡ‬ ) bertemu dgn huruf ba (‫)ﺏ‬, maka cara membacanya harus
dengan cara samar-samar di bibir dan dibaca dgn didengungkan.
ٌ‫ﺎﺳ‬
Contoh: (‫ﻁ‬ ِ‫َﺑ‬ ‫ْﻠ‬
‫ُﺑﻬ‬
‫ُﻡ‬ ‫َﻛ‬َ(ٍ
‫)ﻭ‬ ‫ﺎﺭﺓ‬
َ‫ِﺟ‬‫ِﺑﺣ‬
َ ‫ِﻳﻬﻡ‬‫َﺗ‬
ِ‫ْﺭﻣ‬ ‫َﻧﻬ‬
) (‫ُﻡ‬ ‫ْﻳ‬‫ُﻛﻡ‬
‫َﺑ‬ ْ‫َﻓ‬
‫ﺎﺣ‬ )

2. Idgham Mimi ( ‫)ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﻳﻣﻰ‬

Idgham Mimi Apabila ada huruf mim mati (‫ْﻡ‬


) bertemu dgn huruf mim (‫)ﻡ‬, maka cara membacanya adalah
seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib anda baca dengung. Idgham mimi disebut
juga dgn idgham mislain atau mutamasilain.
‫َﺋﺔ‬
Contoh : (ٍ ‫ِﻥِﻓ‬ ‫َﻛ‬
‫ْﻡ ﻣ‬ ‫َﻡَﻣ‬
) (‫ْﻥ‬ ‫)ﺃ‬

3. Izhar Syafawi (‫)ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ‬

Izhar Syafawi Apabila ada huruf mim mati (‫ْﻡ‬


) bertemu dgn salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (‫ْﻡ‬
)
dan ba (‫)ﺏ‬, maka cara membacanya harus dgn jelas di bibir dan mulut anda tertutup.
Contoh: (‫ُﻭﻥ‬
َ‫ْﻣﺳ‬‫َﺗ‬ َُ
) (‫ﻭﻥ‬‫ﱠﺗﻘ‬
‫َﺗ‬
‫ْﻡ‬‫ﱠ‬
‫ُﻛ‬ ‫َﻟ‬
‫َﻌﻠ‬)

C. Hukum bacaan Tajwid (mim dan nun tasydid)

Hukum bacaan mim dan nun tasydid disebut juga dgn wajib al-ghunnah (‫ )ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ‬yang memiliki makna
bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan
bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki
tanda syadda atau bertasydid (‫ّﻡ‬dan ‫)ﻥ‬.
ّ
Contoh: ‫ﱠﺎﺱ‬
ِ‫َﻭﺍﻟﻨ‬
‫ﱠﺔ‬‫َْﺍﻟﺠ‬
‫ِﻨ‬ ‫ِﻣﻦ‬

D. Hukum Bacaan Tajwid (alif lam ma’rifah)

Hukum bacaan Alif lam ma’rifah yaitu apabila dua huruf yang di tambah pada akhir atau awal dari kata
yang mempunyai arti nama atau isim. Ada dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
Alif lam qamariah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: ‘ain (‫)ﻉ‬, ghain (‫)ﻍ‬, alif/hamzah(‫)ء‬,
ba’ (‫)ﺏ‬, jim (‫)ﺝ‬, ha’ (‫)ﺡ‬, kha’ (‫)ﺥ‬, fa’ (‫)ﻑ‬, qaf (‫)ﻕ‬, kaf (‫)ﻙ‬, mim (‫)ﻡ‬, wau (‫)ﻭ‬, ha’ (‫ )ﻫ‬dan ya’ (‫)ﻱ‬. Hukum alif lam
qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al qamar (‫ )ﺍﻟﻘﻤﺮ‬yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara
membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.

Alif lam syamsiah yaitu lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (‫)ﺕ‬, tha’ (‫)ﺙ‬, dal (‫)ﺩ‬, dzal (‫)ﺫ‬, ra’
(‫)ﺭ‬, zai (‫)ﺯ‬, sin (‫)ﺱ‬, syin (‫)ﺵ‬, sod (‫)ﺹ‬, dhod (‫)ﺽ‬, tho (‫)ﻁ‬, zho (‫)ﻅ‬, lam (‫ )ﻝ‬dan nun (‫)ﻥ‬. Nama asy syamsiah
diambil dari bahasa Arab (‫ )ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ‬yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini
tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.

E. Hukum Bacaan Tajwid (idgham)

Hukum Idgham (‫)ﺎﻡﻏﺩﺇ‬ adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke
dalam huruf yg lain. Oleh karena itu bacaan idgham harus dilafazkan dgn cara meleburkan suatu huruf
kepada huruf setelahnya. Ada tiga jenis idgham yaitu:

> Idgham mutamathilain (‫ – ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ‬yang serupa) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama sifat
dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukumnya adalah wajib utk di
‫ُﻮ‬
idghamkan. Contoh: ‫ْﺍ‬‫َﻠ‬ ‫َﻗﺪ‬
‫َﺩﺨ‬ .

> Idgham mutaqaribain (‫ – ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ‬yang hampir) adalah bertemunya dua huruf yg sifat dan makhrajnya
hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: ْ ُ ‫ُﻘ‬
‫ڪﻢ‬ ‫َﻧﺨ‬
‫ْﻠ‬

> Idgham mutajanisain  (‫ – ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ‬yang sejenis) adalah bertemunya antara dua huruf yg sama
‫ُﻞَﺭﱢ‬
makhrajnya akan tetapi tdk sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ‫ﺏ‬ ‫ﻗ‬

F. Hukum Bacaan Tajwid (mad)

Hukum bacaan Mad yg mempunyai arti yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid
dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu
dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif,
wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad
diukur dengan menggunakan harakat.

G. Hukum Bacaan Tajwid (ra’)


Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ di dlm bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar
atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.

* Bacaan ra’ ini harus di kasarkan apabila:


Huruf ra’ yg mempunyai harakat atas atau fathah. Contoh: ‫َﺎ‬
‫ﱢﺑﻨ‬
‫َﺭ‬

Huruf ra’ yg berbaris mati atau mempunyai harakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau
fathah. Contoh: ‫ْﺭﺽ‬ َ
‫َﻭﺍﻻ‬

Huruf Ra’ berbaris mati yg huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah. Contoh: ‫ْﺍ‬
‫ُﻌﻮ‬
‫ِﺟ‬ْ
‫ﭐﺭ‬

Huruf Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yg berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi bertemu
dgn huruf isti’la’. Contoh: ‫ْﺻﺎﺪ‬
َ‫ِﻣﺮ‬
* Bacaan ra’ yg harus di tipiskan adalah apabila:

Huruf ra’ yg berbaris bawah atau kasrah. Contoh: ‫ٌﻝ‬


‫َﺟﺎ‬
‫ِﺭ‬

Huruf ra’ yg sebelumnya terdapat mad lain. Contoh: ٌ‫َﺧﻴ‬


‫ْﺮ‬

Huruf Ra’ mati yg sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dgn huruf
isti’la’. Contoh: َ
‫ْﻋﻮﻦ‬
َ‫ِﻓﺮ‬
> Bacaan ra’ yg harus di kasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf
sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’. Contoh: ‫ْﻕ‬
‫ِﻓﺮ‬
Isti’la’ (‫)ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ‬: terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (‫)ﺥ‬, sod (‫)ﺹ‬, dhad (‫)ﺽ‬, tha (‫)ﻁ‬, qaf (‫)ﻕ‬, dan zha (‫)ﻅ‬.

H. Hukum Bacaan Tajwid (Qalqalah)

Hukum Qalqalah (‫)ﻗﻠﻘﻠﻪ‬ yaitu bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau
memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (‫)ﻕ‬, tha (‫)ﻁ‬, ba’ (‫)ﺏ‬, jim (‫)ﺝ‬, dan dal (‫)ﺩ‬. Qalqalah terbagi
menjadi dua jenis:

>  Qalqalah kecil  yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adlh asli
karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ‫ُﻮﻥ‬
َ‫ْﻋ‬‫ ﻴ‬,‫ُﻮﻥ‬
‫َﺪ‬ َ‫َﻌ‬
‫ْﻤ‬
‫َﻄ‬
‫ﻴ‬
> Qalqalah besar yaitu jika salah satu dari huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dlm
keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan di waqafkan tetapi tdk di qalqalahkan apabila bacaan
diteruskan.
‫َﻟﻖ‬
Contoh: ٍ ‫َﻟﻖ‬
‫َﻋ‬,ِ ‫ْﭐﻟ‬
‫َﻔ‬

I. Waqaf (‫)ﻭﻗﻑ‬

Hukum bacaan Waqaf dari sudut bahasa mempunyai arti berhenti atau menahan, apabila dari sudut
istilah tajwid mempunyai arti menghentikan bacaan sejenak dgn memutuskan suara di akhir perkataan
utk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:

– ‫ّﻡ‬
‫( ﺗﺂ‬taamm) – waqaf sempurna yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yg di baca
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti
dari bacaan tersebut karena tdk mempunyai kaitan dgn bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang
sesudahnya.

– ‫( ﻛﺎﻒ‬kaaf) – waqaf memadai yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara
sempurna, tdk memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan
makna dan arti dari ayat sesudahnya.

– ‫( ﺣﺴﻦ‬Hasan) – waqaf baik yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti,
namun bacaan tersebut masih berkaitan dgn bacaan sesudahnya

– ‫( ﻗﺒﻴﺢ‬Qabiih) – waqaf buruk yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tdk sempurna atau
memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus di hindari karena bacaan yg di waqafkan
masih berkaitan lafaz dan maknanya dgn bacaan yang lain.

Tanda-tanda waqaf lainnya :

1. Tanda mim ( ‫ ) ﻣـ‬disebut juga dgn Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim
disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada
kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ‫) ﻡ‬, memiliki kemiripan dgn tanda tajwid iqlab, namun
sangat jauh berbeda dgn fungsi dan maksudnya;

2. tanda tho ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.

3.tanda jim ( ‫ ) ﺝ‬adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun di perbolehkan juga utk
tidak berhenti.

4. tanda zha ( ‫ ) ﻇ‬mempunyai makna lebih baik tidak berhenti.

5. tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dgn Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tdk berhenti
namun di perbolehkan berhenti saat darurat tanpa merubah maknanya. Perbedaan antara hukum tanda
zha dan sad adalah pada fungsinya, dlm kata lain lebih di perbolehkan berhenti pada waqaf sad.

6. tanda sad-lam-ya’ ( ‫ ) ﺻﻠﮯ‬merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yg mempunyai arti “wasal atau
meneruskan bacaan adalah lebih baik”, oleh karena itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah
lebih baik.

7. tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yg mempunyai makna “telah di nyatakan
boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, oleh karena itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh
diwaqafkan.

8. tanda sad-lam ( ‫ ) ﺼﻞ‬merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yg mempunyai makna “kadang kala
boleh diwasalkan”, oleh karena itu lebih baik berhenti walaupun kadang kala boleh diwasalkan.
9. tanda Qif ( ‫ ) ﻗﻴﻒ‬mempunyai maksud berhenti! yaitu lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut
biasanya muncul pada kalimat yg biasanya si pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti.

10. tanda sin ( ‫ ) ﺱ‬atau tanda Saktah ( ‫ ) ﺳﮑﺘﻪ‬menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas.
dengan kata lain, si pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan
bacaan.

11. tanda Waqfah ( ‫ ) ﻭﻗﻔﻪ‬mempunyai maksud sama seperti waqaf saktah ( ‫) ﺳﮑﺘﻪ‬, namun harus berhenti
lebih lama tanpa mengambil napas.

12. tanda Laa ( ‫ ) ﻻ‬mempunyai maksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kadang pada akhir
maupun pertengahan ayat. Apabila tanda laa ( ‫ ) ﻻ‬muncul di pertengahan ayat, maka tidak di benarkan utk
berhenti dan jika berada di akhir ayat, si pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.

13. tanda kaf ( ‫ ) ﻙ‬merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yg mempunyai arti “serupa”. Dgn kata lain, arti
dari waqaf ini serupa dgn waqaf yg sebelumnya muncul.

14. tanda bertitik tiga ( … …) yg disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat). Waqaf
ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di
salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua
dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai