Anda di halaman 1dari 15

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR


TAHUN 2019

PETUNJUK TEKNIS SOSIALISASI PENERAPAN JFA PADA


INSPEKTORAT PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 2
C. Ruang Lingkup dan Sasaran ................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM SOSIALISASI ....................................................... 4


A. Pengertian .............................................................................. 4
B. Sasaran Sosialisasi ................................................................ 5
C. Rujukan dan Kriteria .............................................................. 5
D. Metodologi Sosialisasi ........................................................... 7

BAB III PELAKSANAAN SOSIALISASI ............................................................ 8


A. Perencanaan Sosialisasi ...................................................... 8
B. Pelaksanaan Sosialisasi ....................................................... 8
C. Laporan Sosialisasi ............................................................... 9

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 10


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perwujudan peran APIP yang efektif sesuai dengan Pasal 11 PP Nomor 60


Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sekurang-
kurangnya harus:
1. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah;
2. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; dan
3. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah

Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsi APIP secara efektif diperlukan
auditor profesional yang memiliki kualifikasi kompetensi auditor sesuai dengan
jabatannya untuk meningkatkan kinerja organisasi APIP dalam melaksanakan
peran APIP yang efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 PP Nomor 60
Tahun 2008 tersebut.

BPKP sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 ditetapkan sebagai Instansi Pembina
Jabatan Fungsional Auditor. Pembinaan JFA dilaksanakan dalam rangka
mendukung pelaksanaan misi ketiga BPKP, yakni “mengembangkan kapabilitas
pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten”, serta
mewujudkan peran APIP yang efektif.

Pasal 5 ayat (2) huruf m Permenpan PER/220/M.PAN/7/2008 tersebut di atas,


salah satu tugas pokok BPKP dalam melakukan pembinaan JFA adalah
melakukan sosialisasi dan bimbingan penerapan metodologi, standar, pedoman
teknis pengawasan, kode etik auditor, dan organisasi profesi. Selanjutnya sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 99 ayat (3) huruf k
menyatakan bahwa tugas Instansi Pembina jabatan fungsional antara lain
melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis jabatan
fungsional.


 
Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA) sebagai salah satu
unit yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPKP, berperan sebagai pengelola Jabatan Fungsional Auditor untuk
menjamin terwujudnya standar kualitas dan profesionalisme jabatan.
Pelaksanaan pembinaan bagi Auditor di lingkungan Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah (APIP), diantaranya melalui Sosialisasi Penerapan Jabatan
Fungsional Auditor

Ruang lingkup pembinaan tersebut meliputi BPKP, Inspektorat Jenderal/


Inspektorat Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat/LPNK/Kesekretariatan
Lembaga Tinggi/Lembaga Negara dan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

Kegiatan pembinaan auditor dilakukan dalam lingkup tiga pilar pembinaan yaitu
Profesionalisme (kompetensi), Sistem Karier, dan Sistem Prestasi Kerja. Dalam
rangka melaksanakan pembinaan JFA, Pusbin JFA bersama dengan Perwakilan
BPKP perlu melakukan sosialisasi penerapan JFA di unit APIP.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penyusunan petunjuk teknis sosialisasi penerapan JFA ini adalah untuk:

1. Menetapkan langkah yang harus dilakukan dalam memberikan pemahaman


dan bimbingan mengenai penerapan ketentuan JFA.
2. Meningkatkan efektivitas pembinaan dan pengembangan JFA pada unit
kerja di lingkungan APIP.
3. Memberikan arahan secara teknis pelaksanaan ketentuan dan pedoman
mengenai JFA

Manfaat penyusunan petunjuk teknis adalah agar diperoleh mutu pelaksanaan


sosialisasi yang terstandar dan sebagai bahan bagi pengambilan keputusan
kebijakan pembinaan JFA.


 
C. Ruang Lingkup dan Sasaran

Petunjuk teknis ini digunakan oleh Perwakilan BPKP dalam melakukan kegiatan
sosialisasi penerapan JFA pada unit APIP di wilayah kerjanya. Kegiatan
sosialisasi meliputi:

1. Kegiatan yang sudah direncanakan/ditetapkan (masuk dalam TAPKIN).


2. Kegiatan berdasarkan permintaan dari APIP (belum direncanakan).

APIP yang menjadi sasaran Sosialisasi Penerapan JFA dalam lingkup perwakilan
adalah unit APIP sesuai dengan definisi dalam Pasal 49 Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu
Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten, dan Inspektorat Kota.


 
BAB II
GAMBARAN UMUM SOSIALISASI

A. Pengertian

1. Sosialisasi adalah memberikan pemahaman kepada pejabat struktural,


Auditor, fungsional umum di lingkungan APIP serta unsur kepegawaian yang
terkait dengan pembinaan JFA, mengenai ketentuan, pedoman dan petunjuk
teknis ke-JFA-an.
2. Penerapan JFA adalah melaksanakan kebijakan dan infrastruktur JFA antara
lain menyusun pedoman, organisasi, mutasi dan tata kerja penilaian angka
kredit, pedoman pola hubungan struktural dan fungsional, pelaksanaan peer
review terhadap efektivitas tim penilai angka kredit.
3. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah unit kerja pengawasan
yang meliputi BPKP, Inspektorat Jenderal/Inspektorat Kementerian,
Inspektorat Utama/Inspektorat/LPNK/ Kesekretariatan Lembaga Tinggi/
Lembaga Negara dan Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
4. Pembinaan adalah penetapan dan pengendalian terhadap standar profesi
yang meliputi kewenangan penanganan, prosedur pelaksanaan tugas dan
metodologinya. Dalam pembinaan tersebut termasuk didalamnya penetapan
petunjuk teknis yang diperlukan.
5. Pejabat Struktural adalah pejabat yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
memimpin suatu satuan organisasi.
6. Jabatan Fungsional Auditor adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu organisasi yang berwenang untuk melaksanakan tugas pengawasan
pada instansi pemerintah, yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan
untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
7. Fasilitator adalah pejabat struktural dan/atau Auditor yang ditugaskan oleh
Kepala Perwakilan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi.


 
B. Sasaran Sosialisasi

Sasaran pelaksanaan kegiatan sosialisasi penerapan JFA adalah sebagai


berikut:

1. Auditor di lingkungan APIP.


2. Pejabat struktural yang terkait dengan JFA di lingkungan APIP.
3. Tim Penilai Angka Kredit Auditor termasuk Tim Satgas Pembinaan JFA pada
unit kerja APIP.
4. Pejabat yang berwenang melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian Auditor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian yang mempunyai kewenangan menetapkan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Auditor dan pembinaan
manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Pihak lain yang diperlukan.

C. Rujukan dan Kriteria

Ketentuan dan aturan yang digunakan sebagai rujukan dalam pelaksanaan


kegiatan sosialisasi penerapan JFA antara lain sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil.
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Auditor.
5. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional
Auditor dan Angka Kreditnya.


 
7. Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-
1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya
8. Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-911/K/JF/2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pengawasan.
9. Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-971/K/JF/2005 tentang Pedoman
Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Aparat
Pengawasan Internal Pemerintah.
10. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-707/K/JF/2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Penilaian Angka Kredit Auditor.
11. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-708/K/JF/2009 tentang Penilaian dan
Penetapan Angka Kredit Auditor.
12. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-709/K/JF/2009 tentang Pelaksanaan
Pengangkatan, Kenaikan Jabatan/Pangkat, Pembebasan Sementara,
Pengangkatan Kembali, dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan
Fungsional Auditor.
13. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-211/K/JF/2010 tentang Standar
Kompetensi Auditor.
14. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 tentang Prosedur
Kegiatan Baku Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor.
15. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1274/K/JF/2010 tentang Pendidikan,
Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 15 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
1274/K/JF/2010 tentang Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
16. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/JF/2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengangkatan dan Sertifikasi Pejabat Struktural ke dalam
Jabatan Fungsional Auditor melalui Pengangkatan Perpindahan dan
Pengangkatan Kembali.
17. Surat Edaran Ketua Tim Penilai Angka Kredit Pusat Nomor SE-
352/D4/JF/2011 tentang Penegasan Penerapan Penilaian dan Penetapan
Angka Kredit Auditor.
18. Surat Edaran Ketua Tim Penilai Angka Kredit Pusat Nomor SE-
01/D4/JF/2015 tentang Penegasan Penetapan Jam Kerja Efektif per Hari
untuk Penilaian dan Penetapan Angka Kredit.


 
19. Peraturan Kepala Pusat Pembinaan JFA Nomor 300 Tahun 2014 tentang
Sistem, Prosedur, Jadwal Periodik, Metode dan Penilaian Kelulusan Ujian
Sertifikasi Auditor.
20. Surat Kepala Pusat Pembinaan JFA Nomor S-2010/JF/2/2015 tentang
Kesepadanan atas Kegiatan yang belum Terakomodasi dalam Tabel
Pemberian Angka Kredit sesuai Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008.
21. Surat Edaran Kepala Pusat Pembinaan JFA Nomor SE-365/JF/1/2017
tentang Penjelasan Penerapan Ketentuan Jabatan Fungsional Auditor.

D. Metodologi Sosialisasi

Metodologi yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi penerapan JFA adalah


melalui penyampaian materi oleh fasilitator dilanjutkan dengan diskusi tentang
permasalahan terkait ke JFA an.


 
BAB III
PELAKSANAAN SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi penerapan JFA dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan, secara umum dapat
disajikan sebagai berikut:

A. Perencanaan Sosialisasi

Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan agar kegiatan dapat
terlaksana dengan baik, dan tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam tahapan ini antara lain:

1. Menyusun rencana penugasan sosialisasi sesuai dengan jadwal yang telah


ditetapkan dalam Tapkin atau sesuai dengan permintaan APIP (apabila
sosialisasi berdasarkan permintaan APIP). Perencanan penugasan antara
lain meliputi penunjukan/penetapan tim fasilitator yang akan ditugaskan,
jadwal kegiatan serta inspektorat yang akan dilakukan sosialisasi. Fasilitator
yang ditugaskan memiliki kompetensi tentang penerapan JFA serta memiliki
kemampuan yang memadai untuk menyampaikan materi tersebut.
2. Melakukan koordinasi dengan inspektorat mengenai pelaksanaan kegiatan
sosialisasi antara lain mengenai waktu, peserta, tempat, maupun peralatan.
3. Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sosialisasi,
termasuk diantaranya materi yang disesuaikan dengan kebutuhan APIP
setempat

B. Pelaksanaan Sosialisasi

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi penerapan JFA meliputi:

1. Penyampaian materi sosialisasi oleh fasilitator yang ditugaskan. Materi


sosialiasi antara lain meliputi:
a. Pendahuluan
Materi yang disampaikan antara lain gambaran umum kondisi APIP dan
Auditor serta tugas BPKP selaku instansi pembina JFA.
b. Peran dan Kapabilitas APIP.
Materi yang disampaikan antara lain Peran dan Tugas APIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008 dan Kapabilitas APIP.
c. Pembinaan Karier Auditor.


 
Materi yang disampaikan antara lain Jenjang Karier, Pengusulan
Pengangkatan, Pengangkatan, Kenaikan Jabatan/Pangkat, Alih
Jabatan, Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali, dan
Pemberhentian sebagai Auditor.
d. Pembinaan Kompetensi Auditor.
Materi yang disampaikan antara lain Standar Kompetensi Auditor, Jenis
Diklat Auditor, Pengusulan dan Persyaratan Diklat, dan Sertifikasi
Auditor.
e. Pembinaan Kinerja Auditor.
Materi yang disampaikan antara lain jenis Kegiatan Auditor yang dapat
dinilai angka kreditnya, penilaian dan penetapan angka kredit, dan tim
penilai angka kredit Auditor.
2. Materi yang disampaikan dapat disesuaikan dengan permintaan inspektorat.
3. Diskusi mengenai materi yang disampaikan serta permasalahan terkait
dengan pembinaan JFA.

C. Laporan Sosialisasi

Setelah pelaksanaan kegiatan sosialisasi, fasilitator yang ditugaskan segera


menyusun laporan kegiatan sosialisasi. Laporan ditujukan kepada Kepala
Perwakilan dengan tembusan Deputi Pembina, Deputi Rendal serta Kepala
Pusat Pembinaan JFA. Format laporan terlampir.


 
BAB IV
PENUTUP

Dengan adanya petunjuk teknis sosialisasi penerapan JFA, diharapkan pelaksanaan


sosialisasi akan lebih terarah dan dan terstandarisasi sehingga efektivitas penerapan ke
JFA-an di seluruh unit APIP dapat semakin meningkat.

10 
 
Lampiran

KOP SURAT

Nomor : ………………………… …………………, ………………


Lampiran : .............
Hal : Laporan Hasil Kegiatan Sosialisasi
PenerapanJFA pada Inspektorat ......................

Yth. Kepala Perwakilan BPKP


Provinsi ...................
di
Tempat

Bersama ini kami sampaikan Laporan Hasil Kegiatan Sosialisasi PenerapanJFA pada
Inspektorat …………………. yang dilaksanakan di ……………………… pada tanggal
………………….. dengan uraiansebagai berikut:

I. DASAR PELAKSANAAN
Kegiatan Sosialisasi dilaksanakan berdasarkan:
1. Surat Permintaan Sosialisasi dari Inspektorat ………………………. Nomor ………
tanggal …………………perihal…………………………………….. *)
2. Surat Tugas Kepala Perwaklian BPKP Provinsi ........................... Nomor
………………… tanggal …………….

II. PESERTA SOSIALISASI


Kegiatan Sosialisasi/Bimbingandiikuti oleh …….. peserta yang terdiri dari:
1. Pejabat struktural …… orang
2. Auditor …… orang
3. BiroKepegawaian/BKD …… orang
4. FungsionalUmum …… orang
5. ………………………… …… orang
6. ………………………… …… orang

III. MATERI SOSIALISASI


Materi yang disampaikan pada Sosialisasi ini dititikberatkan pada permasalahan
………………….. dengan ringkasan materi pokok sebagai berikut:
1. …………….(diisi dengan deskripsi singkat materi).
2. …………….(diisi dengan deskripsi singkat materi).
3. dst.....
Lampiran

IV. PERMASALAHAN DAN SOLUSI YANG DISARANKAN

No. Permasalahan Solusi Yang Disarankan


1.
2.

V. PERMASALAHAN YANG DITAMPUNG (BELUM DIBERIKAN SOLUSI)

No. Permasalahan Solusi Yang Disarankan


1.
2.

VI. HAL-HAL YANG MEMERLUKAN TINDAK LANJUT

No. Permasalahan Diteruskan ke Unit


1. Contoh: Kalender Diklat agar dapat Contoh: Keterlambatan pengiriman
dikirimkan lebih awal sehingga Kalender DIklat akan diteruskan kepada
memudahkan untuk mengatur Pusdiklatwas untuk menjadi perhatian
Jadwal pada tahun-tahun berikutnya.
2.

VII. MASUKAN UNTUK REVISI KETENTUAN JFA

No. Permasalahan Solusi Yang Disarankan


1.
2.

Lampiran

VIII. HAL-HAL LAIN YANG DIPANDANG PERLU


……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………

Mengetahui Fasilitator
……………………………………..

……………………………………. 1. ……………………………………………..
NIP ……………………………… NIP. ……………………………………….

2. ……………………………………………..
NIP. ……………………………………….

Tembusan :
1. …………………………..
2. …………………………..

Catatan:
*) Apabilakegiatanberdasarkanpermintaandariinspektorat

Anda mungkin juga menyukai