Askep Kesehatan Remaja
Askep Kesehatan Remaja
A. DEFINISI
1. Remaja
Menurut Borring E.G (dalam Hurlock, 2000) mengatakan bahwa
masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang
dalam masa transisi dari anak – anak ke masa dewasa yang meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa remaja.
Sedangkan menurut Papalia dan Olds (2001) masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak – kanak dan masa dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal puluhan tahun. Menurut Adams & Gullota
(dalam Aaro, 1997) masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun.
Sedangkan Hurlock (2001) membagi masa remaja menjadi masa remaja
awal (13 – 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 – 18 tahun). Masa remaja
awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir
individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa
dewasa.
2. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
social yang utuh, tidak hanya terbebas dari penyakit dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksinya (Konferensi
International Kependudukan dan Pembangunan, 2000). Pendidikan
kesehatan reproduksi remaja merupakan program penjabaran dari misi
BKKBN untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
sejak dini demi menciptakan keluarga yang berkualitas. Adanya
pendidikan kesehatan reproduksi remaja bertujuan agar remaja memiliki
pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku kehidupan yang sehat dan
bertanggung jawab melalui promosi, advokasi, komunikasi informasi
edukasi, konseling, pelayanan, dan dukungan kegiatan yang bersifat positif
(Iskandar, 2008; Kusmiran, 2011).
B. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Menurut Program Kerja WHO ke IX (1996-2001) pada Mei 1994,
masalah kesehatan reproduksi ditinjau dari pendekatan keluarga meliputi :
1. Praktik tradisional yang berakibat buruk semasa anak-anak (seperti :
mutilasi genital, diskriminasi nilai anak).
2. Masalah kesehatan reproduksi remaja (kemungkinan besar dimulai sejak
masa kanak-kanak yang seringkali muncul dalam bentuk kehamilan
remaja, kekerasan / pelecehan seksual dan tindakan seksual tidak aman).
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan ber-KB, biasanya terkait dengan isu aborsi
tidak aman.
4. Mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (sebagai kesatuan) selama
kehamilan, persalinan, dan masa nifas, yang diikuti dengan malnutrisi
anemia, bayi berat lahir rendah.
5. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), yang berkaitan dengan Penyakit
Menular Seksual (PMS).
6. Kemandulan yang berkaitan dengan ISR / PMS.
7. Sindrom pre dan post menopause (andropause), dan peningkatan resiko
kanker organ reproduksi.
8. Kekurangan hormon yang menyebabkan osteoporosis dan masalah usia
lanjut lainnya
Masa remaja sebagai titik awal proses reproduksi menunjukkan
persiapan strategi intervensi perlu dimulai jauh sebelum masa usia subur.
Nilai anak perempuan dan anak laki-laki dalam keluarga dan masyarakat,
dan bagaimana perlakuan yang mereka terima merupakan faktor penting
yang turut menentukan kesehatan reproduksi mereka dimasa mendatang.
Dixon menjelaskan bahwa kondisi seksual dikatakan sehat apabila
seseorang berada dalam beberapa kondisi. Pertama, terbebas dan
terlindung dari kemungkinan tertularnya penyakit yang disebabkan oleh
hubungan seksual. Kedua, terlindung dari praktik-praktik berbahaya dan
kekerasan seksual. Ketiga, dapat mengontrol akses seksual orang lain
terhadapnya. Keempat, dapat memperoleh kenikmatan atau kepuasan
seksual. Kelima, dapat memperoleh informasi tentang seksualitas.
Sedangkan, individu dikatakan bebas dari gangguan reproduksi
apabila yang bersangkutan:
a. Aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak dikehendaki
b. Terlindung dari praktek reproduksi yang berbahaya
c. Bebas memilih alat kontrasepsi yang cocok baginya
d. Memiliki akses terhadap informasi tentang alat kontrasepsi dan reproduksi
e. Memiliki akses terhadap perawatan kehamilan dan pelayanan persalinan
yang aman
f. Memiliki akses terhadap pengobatan kemandulan (infirtility).
C. KLASIFIKASI
Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu
pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan
keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat
pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan
mempengaruhi perilakumu. Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu
berbeda-beda, karena setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan
sekseual. Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12
tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun. Di Indonesia, batasan
remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia 14-24 tahun
yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah
remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk
Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan
usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut
perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran
diri (self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan
merupakan puncak perkembangan emosi.
J. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Remaja
Identitas
b) Keluarga
2. Diagnosa
3. Intervensi