Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK VAKUM

Lukman Fauzi Juwono, Ni Putu Yuni Nurmalasari, Titi Dartini, Fajar M. Subhi, Lutfiandra Surjaatmadja
10208058, 10208017, 10208030, 10208046, 10208090
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: lukmanjuwono@yahoo.com
lukman_fauzi@s.itb.ac.id

Asisten: Adha Sukma Aji (10207028)


Tanggal Praktikum: 20-10-2010

Abstrak
Tujuan praktikum kali ini adalah membuktikan persamaan gas ideal dan persamaan Van Der Waals.
Kedua persamaan tersebut hanya bisa berlaku pada keadaan vakum. Dengan proses pemvakuman
ini pula, akan diamati perubahan laju pemompaan terhadap tekanan, proses evaporasi, serta laju
kebocoran.
Kata Kunci: vakum, evaporasi, kebocoran

I. Pendahuluan
Vakum adalah keadaan gas yang memiliki
P=( P o−Pr ) exp ( −tV. S )+ P … ( 2)
r

konsentrasi molekul yang lebih rendah dari P adalah tekanan sesaat, V volume total
konsentrasi molekul udara di atmosfer di yang akan dihisap, dan Pr tekanan akhir,
sekitar permukaan bumi. Pengukuran dan Po adalah tekanan awal pemompaan saat
proses fisika biasanya dilakukan dalam t=0.
keadaan vakum untuk memindahkan
partikel-partikel atmosfer sehingga dapat Jika memperhitungkan kebocoran maka
menyebabkan reaksi fisika maupun kimia, didapat persamaan:
untuk mengganggu keadaan setimbang
yang ada pada keadaan ruang normal, dP −S Q
untuk meregangkan jarak tempuh partikel = ( P−P r ) + L … ( 3 )
dt V V
sebelum saling bertumbukan, dan
mengurangi jumlah tumbukan molekular QL −t . S
perdetik sehingga memperkecil
kontaminasi permukaan ruang yang akan
(
P=[P o− Pr +
S ) ( )
]exp
V
+¿

divakumkan.

Pada teknik vakum, terdapat laju II. Metode Percobaan


pemvakuman S. Laju S bergantung pada
Percobaan pertama yang dilakukan dalam
tekanan, yang memiliki batas terendah praktikum ini adalah menentukan laju
yang berbeda untuk masing-masing sistem, pemompaan dari berbagai bahan yang
dengan hubungan diberikan. Sistem vakum yang digunakan
−dP S pertama-tama dibersihkan terlebih dahulu
= ( P−P r ) … ( 1 ) lalu bagian bawah sistem vakum diolesi
dt V
dengan vacuum grease setipis mungkin.
Bahan yang pertama digunakan adalah cawan Coefficients (with 95% confidence bounds):
petri kosong. Setelah sistem vakum a = 1.966e-019 (-2.317e-018, 2.71e-018)
dinyalakan, tekanan dan temperatur yang b = 1.766 (1.307, 2.224)
teramati serta gejala fisis yang terjadi, dicatat
setiap 5 detik hingga tercapai tekanan residu.
Kemudian, sistem vakum dimatikan dan terus
dicatat tekanan dan temperatur yang
teramati, serta gejala fisis yang terjadi tiap 5
detik dalam selang waktu 1 menit atau selama
mungkin. Langkah-langkah di atas kemudian
diulangi untuk cawan petri berisi 5 ml
aquades, 5 ml alkohol 70%, 5 ml alkohol 95%,
dan 5 ml gliserin.

Percobaan kedua yang dilakukan dalam


praktikum ini adalah melakukan proses
pemompaan pada sarung tangan karet yang
diikat ujungnya. Sistem vakum yang
digunakan pertama-tama dibersihkan terlebih Grafik 1b. Kurva P vs t dengan keadaan cawan petri
dahulu lalu bagian bawah sistem vakum kosong
diolesi dengan vacuum grease setipis
mungkin. Sarung tangan karet kemudian
Parameter:
dimasukkan ke dalam vacuum chamber, lalu
General model Exp1:
sistem vakum dinyalakan dan gejala fisis yang
terjadi diamati. f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence
III. Data dan Pengolahan bounds):
Semua plot grafik Matlab direferensi dari a= 887.4 (811.9, 963)
Lutfiandra (10208090) b = -0.03712 (-0.04201, -0.03223)

1. Cawan Petri Kosong Pengolahan:


S = b*V = 0,00031069
QL = 0,01012864
Q = 0,02485555
F = 1/ (1/S-1/Sp) = 0,00103483

2. Alkohol 70%

Grafik 1a. Kurva P vs T dengan keadaan cawan


petri kosong

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
7
Q = 0,03010521
6
F = 1/ (1/S-1/Sp) = 0,00246855
9

Grafik 2a. Kurva P vs T dengan keadaan cawan


petri terisi alkohol 70%

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a =2.412e-010(-2.942e-009, 3.425e-009)
b = 1.021 (0.5478, 1.495)

Grafik 2b. Kurva P vs t dengan keadaan cawan petri


terisi alkohol 70%

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a = 884.7 (779.9, 989.4)
b = -0.04496 (-0.05335, -0.03657)

Pengolahan:
S = b*V = 0,00037631
5
QL = 0,01328392
3. Alkohol 95% Pengolahan:
S = b*V = 0,000380835
QL = 0,015766569
Q = 0,0304668
F = 1/ (1/S-1/Sp) = 0,002676969

4. Gliserin

Grafik 3a. Kurva P vs T dengan keadaan cawan


petri terisi alkohol 95%

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence
bounds):
a= 14.42 (-9.152, 37.99) Grafik 4a. Kurva P vs T dengan keadaan cawan
b = 0.1208 (0.06174, 0.1799) petri terisi gliserin

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a = 7.143e-028 (-6.479e-027, 7.908e-027)
b= 2.381 (2.032, 2.73)

Grafik 3b. Kurva P vs t dengan keadaan cawan petri


terisi alkohol 95%

Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence
bounds):
a= 878.6 (774.8, 982.5) Grafik 4b. Kurva P vs t dengan keadaan cawan petri
b = -0.0455 (-0.05398, -0.03701) terisi gliserin
Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 888.7 (787.7, 989.7)
b = -0.04893 (-0.05777, -0.04009)

Pengolahan:
S = b*V = 0,00040954
QL = 0,01691417
Q = 0,02866809 Grafik 5b. Kurva P vs t dengan keadaan cawan petri
F = 1/ (1/S-1/Sp) = 0,0052774 terisi aquades 5 mL

5. Aquades 5 mL Parameter:
General model Exp1:
f(x) = a*exp(b*x)
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 862.7 (756.4, 968.9)
b = -0.0408 (-0.04865, -0.03296)

Pengolahan:
S = b*V = 0,000341496
QL = 0,019567721
Q = 0,02731968
F = 1/ (1/S-1/Sp) = 0,001479203
Grafik 5a. Kurva P vs T dengan keadaan cawan
petri terisi aquades 5 mL 6. Perhitungan
Dari seluruh pengolahan data dan
Parameter: seluruh keadaan cawan petri, maka
General model Exp1: dibuat grafik Laju Pemvakuman (S)
f(x) = a*exp(b*x) terhadap Konduktansi Selang (F).
Coefficients (with 95% confidence bounds):
a= 3.281 (-3.932, 10.49)
b= 0.166 (0.08804, 0.2439)
tersebut. Balon yang mengembang ini
disebabkan oleh tekanan di sekitar balon
tersebut lebih rendah dari pada di dalam
balon, sehingga balon tersebut
mengembang.

V. Kesimpulan
 Proses pemvakuman terjadi ketika
udara yang ada dalam suatu ruangan
dipompa sehingga keadaan gas di
ruangan itu memiliki konsentrasi
molekul yang lebih rendah daripada
konsentrasi molekul udara di atmosfer
di sekitar permukaan bumi.
Grafik 6. Kurva Laju Pemvakuman terhadap
 Laju pemompaan terhadap tekanan
Konduktansi Selang
bergantung pada tekanan yang ada
pada sistem saat di awal dan tekanan
residunya.
IV. Pembahasan
 Jika suatu cairan berada pada ruangan
Dari beberapa grafik, dapat dibuktikan yang mengalami pemvakuman, maka
persamaan gas ideal, yaitu tekanan akan terjadi proses evaporasi dimana
berbanding lurus dengan suhu, dan cairan tersebut berubah fasa dari cair
berbanding terbalik terhadap volume. menjadi uap.
Semakin tinggi konduktansi selang maka  Pada sistem pemvakuman, bisa saja
semakin cepat pula laju pemvakuman yang diperhitungkan laju kebocoran yang
terjadi. diperhitungkan dari gas-gas yang
terperangkap pada pelumas vakum.
Cairan-cairan yang mengalami
pemvakuman dalam suatu ruang akan VI. Pustaka
berubah menjadi uap, itu disebabkan [1] Zemansky & Dittman (1986). Kalor
karena tekanan udara di luar ruangan lebih dan Termodinamika. Bandung: Penerbit
tinggi dibandingkan dalam ruang ITB (terjemahan)
pemvakuman. [2]http://www.google.co.id/#hl=id&q=ley
bold+vacuum&meta=&fp=1cb050bdb1ab
Anomali alkohol terjadi dalam bantuk 7456
larutannya dengan air mengalami
kontraksi volume. Alkohol yang VII. Lampiran
dicampurkan dengan air akan Ultra-High Vacuum
menghasilkan volume lebih kecil dari pada
volume gabungannya. Semakin tinggi vakum Ultra-tinggi (Uhv) adalah rezim
konsentrasinya maka akan semakin tinggi vakum ditandai dengan tekanan yang
tingkat anomalinya. lebih rendah dari sekitar 10-7 pascal atau
100 nanopascals (10-9 mbar, ~ 10-9 torr).
Balon yang dimasukkan kedalam vakum, Uhv memerlukan penggunaan bahan
maka akan bertambah besar volum balon
yang tidak biasa dalam konstruksi, dan
baking dari seluruh sistem untuk
menghilangkan air dan lainnya jejak gas
yang menyerap pada permukaan
ruangan. Pada tekanan rendah ini jalan
bebas rata-rata molekul gas adalah
sekitar 40 km, sehingga molekul gas akan
bertumbukan dengan dinding kamar
berkali-kali sebelum bertabrakan satu
sama lain. Hampir semua interaksi itu
berlangsung pada berbagai permukaan
ruangan.

Mencapai vakum ultra tinggi

Luar Biasa langkah yang diperlukan untuk


mencapai Uhv, termasuk yang berikut:

    * High memompa kecepatan - pompa


vakum beberapa kemungkinan di seri dan
/ atau paralel
    * Minimalkan luas permukaan dalam
ruangan
    * High konduktansi pipa untuk pompa -
pendek dan gemuk, tanpa halangan
    * Gunakan rendah outgassing bahan
seperti baja tahan karat tertentu
    * Hindari membuat lubang gas
terperangkap di belakang baut, void
pengelasan, dll
    * Electropolish semua bagian logam
setelah mesin atau pengelasan
    * Gunakan bahan uap tekanan rendah
(keramik, kaca, logam, teflon jika
unbaked)
    * Panggang sistem untuk menghapus
air atau hidrokarbon teradsorpsi pada
dinding
    * Ruang Chill dinding untuk suhu
cryogenic selama penggunaan
    * Hindari semua jejak dari hidrokarbon,
termasuk minyak kulit pada sidik jari -
selalu menggunakan sarung tangan

Anda mungkin juga menyukai