Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran dalam suatu defenisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa
agar belajar, atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan pengetahuan siswa. Pada umumnya kegiatan pembelajaran untuk
memajukan pola tingkah laku dan berfikir peserta didik, tidak pernah terlewatkan dengan
adanya seorang pendidik atau guru. Guru sangat berperan penting dalam dunia
pendidikan, yaitu guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Guru adalah orang
yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar peserta didik. Peserta
didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh
guru, oleh karena itu gaya mengajar guru sangat mempengaruhi gaya belajar peserta
didik.
Sebagai seorang guru tugas guru yaitu berusaha menciptakan suasana belajar yang
kreatif dan menyenangkan bagi semua peserta didik serta memahami pembelajaran aktif
dan tradisional. Oleh karena itu kami akan membahas mengenai apa-apa saja yang harus
dilakukan seorang guru demi tercapainya pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan?
2. Apa Perbedaan Pembelajaran Aktif dan Tradisional?

C. Tujuan Makalah
1. Memahami Konsep Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
2. Mengetahui Perbedaan Pembelajaran Aktif dan Tradisional

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai


aspek yang saling berkaitan. Konsep pembelajaran kreatif dan menyenangkan ialah
menciptakan suasana pembelajaran dimana anak didik dibuat senyaman mungkin dan
senang terhadap apa yang diajarkan oleh guru (pengajar). Berbagai pengertian
menunjukkan, apabila peserta didik berada dalam suasana belajar yang menyenangkan
saat proses pembelajaran berlangsung, maka peserta didik akan lebih cepat atau mudah
memahami materi pembelajaran yang diberikan.1 Oleh karena itu, untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan
diantaranya adalah keterampilan mengajar. Menurut Turney (dalam MULIYASA.
2005:69) mengungkapkan ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajaran yaitu:

1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap
pembelajaran gurus dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas
pertanyaan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Terdapat dua
keterampilan bertanya guru yaitu:
a. Keterampilan bertanya dasar
Keterampilan bertanya dasar mencakup pertanyaan yang jelas dan singkat,
pemberian acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan
pertanyaan, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntunan.

1
M. Fadlillah, dkk. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini; (Jakarta; Prenadamedia,
2016),
2
b. Keterampilan bertanya lanjutan
Keterampilan bertanya lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan
bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjutan yang perlu dikuasai guru meliputi;
Pengubahan tuntunan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyan
pelacak, dan mendorong terjadinya interaksi
2. Keterampilan memberi penguatan
Penguatan atau (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku
yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.
Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan non verbal. Penguatan secara verbal
berupa kata-kata dan kalimat pujian. Sedangkan penguatan secara non verbal
dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan
jempol, dan kegiatan yang menyenangkan lainnya. Penguatan dilakukan bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
c. Meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif
3. Keterampilan mengadakan variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru
dalam pembelajaran, dalam upaya untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar
selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi variasi dalam pembelajaran adalah
perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motifasi
belajar peserta didik, serta, mengurangi kejenuhan.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
a. Variasi dalam mengajar
Dapat dilakukan sebagai berikut:
 Variasi suara
 Memusatkan perhatian
 Membuat kesenyapan sejenak
 Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik
 Variasi gerakan badan dan mimik

3
 Mengubah posisi kegiatan
b. Variasi dalam pengguanaan Media dan Sumber Belajar
Dapat dilakukan sebagai berikut:
 Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
 Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
 Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
 Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar
c. Variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan
Dapat dilakukan sebagai berikut:
 Variasi dalam pengelompokan peserta didik
 Variasi tempat kegiatan pembelajaran
 Variasi dalam pola pengaturan guru
 Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik
4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang suatu benda,
keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan penjelasan
yaitu:
a. Penjelasan dapat dilakukan selama pembelajaran
b. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik
c. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan atau menjelaskan
materi pembelajaran
d. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dan bermakna bagi
peserta didik
e. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peserta didik
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan yang rutin
dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Membuka dan
menutup pelajaran yang dilakukan secara professional akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan pembelajaran antara lain:

4
a. Membangkitakan motifasi belajar peserta didik
b. Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan
c. Peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai pendekatan yang
akan diambil dalam mempelajari materi pembelajaran
d. Peserta didik memahami hubungan pengalaman yang dimiliki dengan hal-hal
yang akan dipelajari
e. Peserta didik mengetahui keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan terhadap
bahan yang dipelajari
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan
memecahkan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing
diskusi adalah sebagai berikut:
a. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan topik diskusi
b. Memperluas masalah
c. Menganalisis pandangan peserta didik
d. Meningkatkan partisipasi peserta didik
e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
f. Menutup diskusi
7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas
adalah:
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Tantangan
c. Variasi
d. Luwes
e. Penekanan pada hal-hal positif
f. Penekanan disiplin diri

5
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta
didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
a. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan
motifasi dan membuat fariasi dalam pemberian tugas
b. Membimbing dan memudahkan pembelajaran yang mencakup penguatan,
proses awal, dan interaksi pembelajaran
c. Perencanaan penggunaan ruangan
d. Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.2

B. Perbedaan Pembelajaran Aktif dan Tradisional


Pembelaaran aktif (active learning) adalah model pembelajaran yang
menggunakan strategi tertentu agar kegiatan belajar mengajar berlangsung secara aktif
dengan melibatkan siswa dalam proses belajar. Pada pembelajaran aktif, yang menjadi
pusat kegiatan adalah murid sedangkan guru hanya bertindak sebagai pembimbing.
Sedangkan pembelajaran konvensional (conventional learning) merupakan kebalikan dari
pembelajaran aktif. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang kurang
aktif karena murid tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Pada pembelajaran
konvensional, yang menjadi pusat kegiatan adalah guru sedangkan murud hanya menjadi
pendengar. JIka dibandingkan, pembelajaran aktif jauh lebih efektif dibanding
pembelajaran konvensional karena dalam pembelajaran aktif dapat digunakan berbagai
metode yang melibatkan murid secara langsung, sehingga proses belajar menjadi lebih
interaktif dan tidak hanya terpaku pada penjelasan guru.
Berikut beberapa perbandingan pembelajaran aktif dan pembelajaran
konvensional:

2
Mulyasa, Menjadi Guru Profesionnal Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Remaja Rosdakarya Bandung),2018
6
No Active Learning Conventional Learning

1. Berpusat pada murid (student centered) Berpusat pada guru (teacher centered)
2. Melibatkan murid secara aktif dalam Murid menerima informasi secara pasif
proses pembelajaran dan guru lebih aktif
3. Guru bertindak sebagai fasilitator Guru bertindak sebagai pengajar
4. Menggunakan berbagai metode atau Menggunakan metode ceramah satu arah
strategi agar murid terlibat secara aktif yang cenderung monoton
5. Murid belajar dari teman melalui kerja Murid belajar secara individual
kelompok dan diskusi
6. Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran sangat teoritis dan
kehidupan nyata dengan menggunakan cenderung abstrak
simulasi atau analogi
7. Kegiatan belajar dilakukan atas dasar Kegiatan belajar dilakukan atas dasar
kesadaran diri kebiasaan
8. Menggunakan berbagai sumber Guru cenderung menjadi satu-satunya
informasi dan guru bukan satu-satunya sumber informasi dalam kegiatan belajar
sumber informasi
9. Cenderung lebih disukai murid karena Biasanya kurang disukai murid karena
kegiatan belajar menjadi lebih terkesan monoton dan membosankan
menyenangkan
10. Pengembangan keterampilan Pemngembangan keterampilan
berdasarkan pemahaman berdasarkan latihan
11. Hadiah dari perilaku baik adalah Hadiah dari perilaku baik adalah pujian
kepuasan diri atau angka rapor
12. Pengajaran menggunakan pendekatan Pengajaran menggunakan pendekatan
komunikatif dengan menggunakan structural dengan pengajaran rumus
bahasa dalam konteks nyata kemudian latihan
13. Pemahaman dikembangkan atas dasar Pemahaman berasal dari luar murid yang
yang sudah ada dalam diri murid diterima, diterangkan, atau dihafal
14 Melatih murid untuk berpikir kritis serta Murid cenderung pasif menerima

7
menuangkan gagasan tentang suatu rumusan atau pemahaman tanpa
persoalan kontribusi dalam proses pembelajaran
15 Hasil belajar diukur dengan berbagai Hasil belajar hanya diukur dengan hasil
cara seperti proses, hasil karya, perilaku, test
penampilan, rekaman, tes, dan
sebagainya
16 Proses balajar berlangsung di berbagai Proses belajar hanya berlangsung
tempat, konteks, dan setting didalam kelas3

3
Edukiper 2017

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
. Konsep pembelajaran kreatif dan menyenangkan ialah menciptakan suasana
pembelajaran dimana anak didik dibuat senyaman mungkin dan senang terhadap apa
yang diajarkan oleh guru (pengajar). Berbagai pengertian menunjukkan, apabila peserta
didik berada dalam suasana belajar yang menyenangkan saat proses pembelajaran
berlangsung, maka peserta didik akan lebih cepat atau mudah dalam memahami materi
pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan diantaranya adalah
keterampilan mengajar. Menurut Turney (dalam MULIYASA.2005:69) mengungkapkan
ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskui kelompok, keterampilan
mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Pembelajaran aktif (active learning) adalah model pembelajaran yang


menggunakan strategi tertentu agar kegiatan belajar mengajar berlangsung secara aktif
dengan melibatkan siswa dalam proses belajar. Pada pembelajaran aktif, yang menjadi
pusat kegiatan adalah murid sedangkan guru hanya bertindak sebagai pembimbing.
Pembelajaran konvensional (conventional learning) merupakan kebalikan dari
pembelajaran aktif. Salah satu perbedaan antara pembelajaran aktif dan pembelajaran
tradisional yaitu dalam pembelarajaran aktif, melibatkan murid secara aktif dalam proe
pembelajaran. Sedangkan pembelajaran tradisional murid menerima informasi secara
pasif dan guru lebih aktif.

9
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Sebagai penutup kami memberikan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat
bagi pembaca yaitu agar kita lebih memahami konsep dari pembelajaran kreatif dan
menyenangkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

M. Fadlillah, dkk. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini; (Jakarta; Prenadamedia, 2016),
Edukiper 2017

Firestone, WA (1993). Why Professionalizing Teaching Is Not Enough No 6 March

Jouice, Bruce (1996) Models of Teching Boston Allyn and Bacon

Kusuma, (2007), Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo

Mulyasa (2008), Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan Remaja Rosdakarya Bandung

11

Anda mungkin juga menyukai