Anda di halaman 1dari 2

ADVERTORIAL

Tatalaksana dan Perawatan Stroke Iskemik Akut


Donna Octaviani
Siloam Hospital TB Simatupang, Jakarta, Indonesia

PENDAHULUAN
Stroke merupakan kegawatdaruratan di awal, oleh karena itu kegawatdaruratannya 90 menit sejak onset adalah 3.5. Sedangkan
bidang neurologi. Kecenderungan prevalensi diperlakukan seperti stroke akut. Pasien TIA jika diberikan dalam waktu antara 90 menit
harus menjalani pencitraan otak dalam 24 sampai 3 jam, meningkat menjadi 7.5 Oleh
stroke berdasarkan wawancara menunjukkan jam sejak onset gejala, terutama dengan karena itu, sistem pelayanan stroke setempat
kenaikan dari 8,3 per 1000 penduduk pada MRI. Saat ini, beberapa studi menunjukkan harus dibangun, termasuk fasilitas pelayanan
tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk tidak terdapat batasan waktu yang seragam, kesehatan yang menyediakan pelayanan
pada tahun 2013. Prevalensi stroke di Indonesia karena pada 30 – 50% yang dinyatakan darurat stroke akut, pemberian IV alteplase,
tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga dalam klasifikasi TIA sebelumnya didapatkan dan dapat melakukan tatalaksana operasi
kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk. Jadi, gambaran lesi pada DWI MRI.4 pembedahan pembuluh darah.
57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan. Prevalensi stroke meningkat Gejala stroke akut sangat penting dikenali Pengenalan awal stroke akut diawali dari
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi untuk mencari pertolongan segera. Hal ini masyarakat dan dokter pelayanan primer
pada umur ≥75 tahun, pada masyarakat berperan untuk keluaran stroke yang lebih baik. untuk segera merujuk ke pusat stroke primer.
dengan pendidikan rendah, di kota, dan pada Stroke adalah penyakit yang dapat dicegah Transfer pasien ke pusat stroke primer yang
yang tidak bekerja. Selain angka kejadian dan diobati.2 Time is Brain: makin lambat cepat dan deteksi awal oleh pelayanan medis
yang makin tinggi, stroke adalah penyebab penanganan stroke, makin banyak sel otak dan di IGD dapat meningkatkan kecepatan terapi
kecacatan utama dan data Riskerdas 2007 sinaps yang mengalami kerusakan, dan makin alteplase dalam 3 jam (82.8% dengan 79.2%),
menunjukkan stroke merupakan penyebab besar kemungkinan pasien akan mengalami mengurangi waktu sampai ke pencitraan otak/
kematian tertinggi di Indonesia.1 cacat permanen bahkan meninggal.5 Oleh door-to-imaging (26 dengan 31 menit), lebih
karenanya, kampanye stroke sebaiknya disusun cepatnya waktu pemberian terapi alteplase/
Stroke merupakan kejadian mendadak agar tepat sasaran dan efektif. Tujuannya door to needle (78 dengan 80 menit), dan
dari setiap gangguan neurologi, termasuk adalah agar setiap stroke akut dapat dikenali lebih pendek selang waktu munculnya gejala
kelemahan atau baal pada ekstremitas, dan segera dibawa ke pusat stroke primer.6 sampai pemberian terapi alteplase/onset-to-
gangguan berbicara, hilangnya penglihatan, Rumah Sakit yang menjadi pusat stroke primer needle (141 dengan 145 menit). Hal ini penting
atau gangguan keseimbangan. Stroke (stroke ready hospital) adalah, rumah sakit yang diperhatikan pada pusat stroke primer yang
menurut World Health Organization (WHO) sudah lengkap untuk tatalaksana stroke akut, menyediakan IV alteplase.6 Rekomendasi
adalah sindrom klinis yang terdiri dari tanda- yaitu: National Institute of Health Amerika Serikat
tanda terjadinya gangguan fokal atau global „ Terdapat dokter spesialis saraf dan tim adalah door-to-needle time diharapkan 60
fungsi otak dan dapat mengarah pada stroke menit, yaitu selang waktu dari sejak pasien
kematian tanpa penyebab lain selain vaskular.2 „ Ambulans masuk ke IGD sampai diberi IV alteplase.5
Stroke dibagi menjadi stroke penyumbatan, „ IGD sudah dapat melakukan trombolisis
transient ischemic attack (TIA), dan stroke „ Mempunyai sarana pencitraan otak - Pemberian IV alteplase juga harus didukung
perdarahan. Sedangkan stroke perdarahan Computed Tomography (CT) Scan dan atau dengan fasilitas pencitraan yang lengkap;
dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan MRI diawali dengan CT Scan dan atau MRI kepala
perdarahan subarakhnoid. „ Stroke Unit (jika diperlukan). Menurut AHA guideline
semua pasien yang datang ke RS dan dicurigai
Definisi terdahulu tentang TIA yang sudah Trombolisis stroke akut harus menjalani pencitraan kepala.
dipublikasikan oleh Ad Hoc Committee on Trombolisis adalah terapi definitif stroke Ketepatan dan keamanan juga didukung
Cerebrovascular Diseases pada tahun 1975 iskemik akut. Trombolisis merupakan oleh radiologist yang siap menjawab dalam
adalah disfungsi serebral dari kejadian iskemik pemberian obat intravena (IV) alteplase dalam 24 jam pembacaan pencitraan kasus stroke
yang berlangsung tidak lebih dari 24 jam.3 Saat 3 – 4.5 jam setelah onset stroke penyumbatan. penyumbatan akut. Pada kebanyakan kasus, CT
ini berdasarkan AHA Stroke 2009 TIA adalah Rekomendasi tersebut diberikan setelah Scan kepala tanpa kontras dapat memberikan
episode sesaat disfungsi neurologi yang melalui berbagai studi besar, terutama NINDS informasi segera untuk membuat keputusan
disebabkan iskemi fokal pada otak, medula TPA II Trial 1995 dan ECASS 3 Trial 2008. Makin terhadap tatalaksana stroke akut.6
spinalis dan retina, tanpa gambaran infark akut cepat trombolisis dilakukan, makin besar
(gambaran lesi pada Diffusion-Weighted (DWI) kemungkinan pasien untuk sembuh, yang Stroke Unit
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pasien ditunjukkan oleh angka number nedeed to treat Stroke Unit adalah sistem pengorganisasian
TIA mempunyai risiko tinggi terserang stroke (NNT). NNT jika trombolisis diberikan dalam < tata laksana stroke akut, yang bertujuan
Alamat Korespondensi email: donna_ochelive@yahoo.com

CDK-270/ vol. 45 no. 11 th. 2018 871


ADVERTORIAL

menurunkan angka kematian dan kecacatan selain tatalaksana stroke akut, dilakukan juga – lain) dilibatkan atas dasar konsultasi. Stroke
akibat stroke. Prinsip kerja Stroke Unit meliputi: prevensi sekunder untuk mencegah stroke Unit dilengkapi dengan monitor tekanan
„ Kerja sama multi disiplin dari disiplin berulang dengan mencari dan mengobati darah, denyut jantung, dan saturasi oksigen.
terkait (tim stroke) faktor risiko. Kerja sama ini terdiri dari tim inti
„ Asuhan keperawatan khusus stroke (dokter spesialis saraf dan perawat terlatih) Perawatan Stroke Unit direkomendasikan
„ Stimulasi dan program rehabilitasi dini melakukan diskusi rutin untuk menghindari, untuk setiap pasien stroke. Tatalaksana
„ Keterlibatan keluarga mendeteksi dan mengatasi komplikasi. Tim komplikasi stroke diyakini akan lebih efisien
konsultan (spesialis jantung, rehabilitasi dengan perawatan di Stroke Unit.7
Kerja sama multi disiplin ini penting karena medik, endokrin, bedah saraf, paru, dan lain

DAFTAR PUSTAKA
1. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, 2013.
2. Tyrrell P, Rudd A, Cullen K, et al. Stroke, National Clinical Guideline for Diagnosis and Initial Management of Acute Stroke and Transient Ischemic Attack (TIA), Royal
College Physicians, 2008.
3. Sylaja PN, Hill MD. Transient Ischemic Attacks: Definition, Risk Prediction and Urgent Management. University of Calgary, 2009.
4. Donald EJ, Saver JL, Albers GW et al. Definition and Evaluation of Transient Ischemic Attack, Stroke AHA, 2009.
5. Harris S, Kurniawan M, et al. Code Stroke: Panduan Implementasi Terapi Reperfusi Stroke Iskemik di Indonesia. Departemen Neurologi FKUI RSCM. 2016
6. Powers WJ, Rabinstein AA, Ackerson T, et al. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke, AHA/ASA Guideline, 2018.
7. Rasyid Al, Miscbach J, Harris S, et al. Stroke Komplikasi Medis dan Tatalaksana, FKUI, 2015.

872 CDK-270/ vol. 45 no. 11 th. 2018

Anda mungkin juga menyukai