Anda di halaman 1dari 2

Evolusi adalah proses perubahan genetik populasi.

Akibatnya, komponen yang paling dasar dari


proses evolusi adalah perubahan frekuensi gen dengan waktu. Genetika populasi berkaitan
dengan perubahan genetik yang terjadi dalam populasi. Dalam makalah ini kami meninjau
beberapa prinsip dasar genetika populasi yang penting untuk memahami evolusi molekular.
Masalah dasar dalam genetika populasi evolusioner adalah untuk menentukan bagaimana
frekuensi alel mutan akan berubah seiring waktu di bawah pengaruh kekuatan variabel yang
dapat menyebabkan evolusi. Selain itu, dari sudut pandang jangka panjang, adalah penting untuk
menentukan probabilitas bahwa varian mutan baru akan sepenuhnya mengganti populasi
sebelumnya, dan untuk memperkirakan seberapa cepat dan seberapa sering proses penggantian.

Tidak seperti perubahan morfologi, perubahan banyak molekul cenderung hanya memiliki efek
kecil pada jenis fenotip dan, akibatnya, pada kebugaran organisme. Dengan demikian, frekuensi
varian molekular dikenakan efek kesempatan yang kuat, dan unsur kesempatan harus
diperhitungkan ketika berhadapan dengan evolusi molekuler.

Pembahasan mengenai genetika pemindahan yang sudah-sudah berpusat pada dampak-dampak


gen pada individual. Kita tentu masih ingat bahwa ilmu genetika dimulai dengan pertanyaan-
pertanyaan bagaimana fenotif-fenotip itu ditentukan dan dipindahkan. Kita juga menelusuri cara
timbulnya bentuk-bentuk gen baru melalui mutasi. Dalam makalah ini kita akan membahas
beberapa faktor sebagai tambahan pada mutasi yang mempengaruhi ekspresi gen-gen dalam
populasi sebagai bandingan terhadap fenotipe-fenotipe individual. Kita juga akan melihat bahwa
perubahan-perubahan dalam ferkuensi alel menentukan perubahan-perubahan dalam populasi
organisme hidup. Proses perubahan dalam fenotipe-fenotipe (ciri-ciri) yang memberi corak
kepada populasi disebut evolusi.

Bidang genetika yang mempersoalkan konsep-konsep populasi dikenal sebagai genetika


populasi. Kita tidak saja merupakan individual-individual biologis dengan sifat-sifat yang
ditentukan oleh konstitusi genetis kita sendiri, tetapi juga merupakan anggota suatu kelompok
organisme hidup. Konstitusi genetik kolektif dari suatu populasi dinyatakan sebagai suatu pusat
gen (gen pool). Perhatian kita kepada sifat didasarkan atas fakta bahwa frekuensi gen-gen yang
merugikan merupakan keresahan khusus bagi angota-anggota suatu populasi. Perkiraan
mengenai frekuensi gen menghasilkan informasi terhadap bahaya pemindahan dan ekspresi
mutasi oleh individu-individu anggota populasi itu bagi generasi yang akan datang (Pai, 1987).

Perubahan Frekuensi Alel

Lokasi genom kromosom atau gen disebut lokus, dan bentuk alternative gen pada lokus tertentu
disebut alel. Dalam suatu populasi, lebih dari satu alel dapat hadir pada lokus. Proporsi relatif
dari alel adalah disebut sebagai frekuensi allel atau frekuensi gen. Sebagai contoh, mari kita
asumsikan bahwa dalam populasi haploid berukuran N individu, dua alel, A1 dan A2, hadir pada
lokus tertentu. Marilah kita lebih berasumsi bahwa jumlah salinan A1 alel dalam populasi adalah
n1, dan jumlah salinan alel A2 adalah n2.

Kemudian frekuensi alel sama dengan n1/ N dan n2/N untuk alel A1 dan A2, masing-masing.
Perhatikan bahwa n1 + n2 = N, dan n1/N + n2/N = 1. Himpunan semua alel yang ada dalam
populasi di lokus semua disebut gen.
Evolusi adalah proses perubahan genetik populasi. Pada mutasi baru untuk menjadi signifikan
dari sudut pandang evolusi, harus meningkat frekuensi dan akhirnya menjadi tetap dalam
populasi (yaitu, semua individu dalam sebuah generasi berikutnya akan berbagi alel mutan yang
sama). Jika tidak terjadi peningkatan frekuensi, mutasi akan memiliki sedikit efek pada sejarah
evolusi dari spesies. Pada alel mutan dapat meningkatkan frekuensi, selain itu faktor mutasi
harus menjadi faktor utama terjadinya efek frekuensi alel pada populasi adalah seleksi alam dan
arus genetik. Dalam studi evolusi klasik yang melibatkan sifat-sifat morfologi, seleksi alam telah
dianggap sebagai penggerak utama dalam evolusi. Sebaliknya, arus genetik secara acak diduga
telah memiliki peran penting dalam evolusi pada tingkat molekuler.

Ada dua pendekatan matematis untuk mempelajari perubahan genetika populasi: deterministik
dan stokastik. Model deterministik lebih sederhana. Ini mengasumsikan bahwa perubahan
frekuensi alel dalam suatu populasi dari gen untuk generasi terjadi dalam cara yang unik dan
dapat jelas diprediksi dari pengetahuan tentang kondisi awal. Pendekatan ini berlaku hanya jika
dua kondisi terpenuhi: (1) populasi adalah dalam ukuran tidak terbatas, dan (2) lingkungan yang
baik akan tetap konstan dengan waktu atau perubahan sesuai dengan aturan deterministik.
Kondisi ini jelas tidak pernah ditemukan di alam, dan karenanya pendekatan deterministik murni
mungkin tidak cukup untuk menggambarkan perubahan temporal dalam frekuensi alel. Fluktuasi
diduga pada frekuensi alel juga harus dibawa ke account, dan berurusan dengan fluktuasi acak
memerlukan pendekatan matematika. Stokastik model mengasumsikan bahwa perubahan pada
frekuensi alel terjadi secara probabilistik. Artinya, dari pengetahuan tentang kondisi di satu
generasi, orang tidak dapat memprediksi secara pasti frekuensi alel pada generasi berikutnya.
Jelas, model stokastik lebih baik dari pada yang deterministik, karena mereka didasarkan pada
asumsi-asumsi yang lebih realistis. Namun, model deterministik lebih mudah untuk menghitung
matematis dan, dalam keadaan tertentu, mereka menghasilkan perkiraan yang cukup akurat.
Kesepakatan pembahasan berikut dengan seleksi alam dengan cara yang deterministik.

Sumber: Agus Prasetyo U & Supratman. Dinamika Gen dalam Populasi. 2011. Makalah. PPs
UM. Malang

Anda mungkin juga menyukai