Anda di halaman 1dari 9

Idea Nursing Journal Vol. VII No.

1 2016
ISSN : 2087-2879

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENERAPAN PATIENT


SAFETY DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Devi Darliana

ABSTRAK
Penerapan patient safety pada pasien rawat inap dapat mempercepat proses penyembuhan dan
memperpendek masa rawat pasien di rumah sakit serta dapat mencegah cedera paada pasien.
Keberhasilan penerapan patient safety dapat dicapai apabila perawat mengetahui dengan tepat
sesuatu yang mengancam keselamatan pasien selama perawatan di rumah sakit. Pengetahuan yang baik
akan mempengaruhi perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan tetap
memprioritaskan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
perawat dengan upaya penerapan patient safety di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2014. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan desain
cross sectional study. Populasi adalah semua perawat pelaksana dari dua belas ruang rawat inap
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengambilan sampel ditentukan dengan teknik proporsional
sampling sebanyak 67 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan perawat
dengan upaya penerapan patient safety dengan p-value 0,001. Diharapkan kepada Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh untuk senantiasa meningkatkan dan memberi kesempatan kepada
perawat untuk mengikuti seminar dan pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam
penerapan patient safety.

Kata kunci : Pengetahuan, Patient safety, perawat

ABSTRACT

Implementation of patient safety to ward patients can accelerate the healing process and shorten the
hospitalization of patients in the hospital. Successful implementation of patient safety can be achieved if
nurses know exactly something that can threaten patient safety during hospitalization. Nurses with good
knowledge can be demonstrated through the behavior of nurses in providing nursing care by constantly
giving priority to patient safety. This research was aimed to know the relationship between nurses’
knowledge and efforts in the implementation of patient safety at the third class of inpatient ward in dr.
Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 2014. The type of research was descriptive correlative with cross
sectional study design. The population was all nurses from the third class of twelve inpatient wards in dr.
Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh. Sampling technique used was proportional sampling technique.
There were 67 respondents. Data were collected by using questionnaires. Data analysis used was Chi-
Square test with computerized system. The results showed that there is the relationship between
nurses’ knowledge and efforts in the implementation of patient safety with p-value is 0.001. It is expected
that dr. Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh continuously improves and maintains the quality of nurses’
knowledge by giving the training so that nurses realize the importance in implementation of patient safety
toward patients.

Keywords : Knowledge, Patient Safety, Nurse

61
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

PENDAHULUAN dilaporkan meninggal setiap tahun. Angka


Pelayanan keperawatan merupakan kematian tersebut lebih tinggi daripada
cerminan utama dari keberhasilan suatu kematian akibat kecelakaan mobil, kanker
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan payudara, dan AIDS (Utarini, Ehry, & Hill,
mengutamakan keselamatan pasien, hal ini 2009, p.80). Menurut IOM (2000, dalam
sesuai dengan gagasan Hiprocrates yaitu Mercola, 2011), kesalahan medis menempati
Primum, non nocere (First, do no harm) urutan kedelapan penyebab kematian di
(Departemen Kesehatan RI & Komite Amerika Serikat.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, 2008, p.17). Laporan insiden keselamatan pasien di
Keselamatan adalah kebutuhan dasar manusia Indonesia berdasarkan provinsi, pada 2007
dan kebutuhan prioritas kedua setelah ditemukan Provinsi DKI Jakarta menempati
kebutuhan fisiologis pada hierarki kebutuhan urutan tertinggi yaitu 37,9% di antara delapan
Maslow yang harus terpenuhi (Potter & Perry, provinsi lainnya (Jawa Tengah 15,9%,
2005, p.613). Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%,
Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%,
Sakit (GKP-RS) atau yang dikenal dengan Bali 1,4%, Aceh 1,07%, Sulawesi Selatan
sebutan patient safety merupakan suatu proses 0,7%). Bidang spesialisasi unit kerja
pemberian pelayanan rumah sakit terhadap ditemukan paling banyak pada unit penyakit
pasien yang lebih aman. Proses ini mencegah dalam, bedah, dan anak yaitu sebesar 56,7%
terjadinya cedera yang disebabkan oleh dibandingkan unit kerja yang lain, sedangkan
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan untuk pelaporan jenis kejadian, KNC lebih
atau tidak mengambil tindakan yang banyak dilaporkan sebesar 47,6%
seharusnya diambil (Depkes RI, 2006, p.10). dibandingkan KTD sebesar 46,2% (KKP-RS,
Tujuan utama penerapan patient safety di 2008).
rumah sakit adalah mencegah dan Komite Keselamatan Pasien Rumah
mengurangi terjadinya Insiden Sakit (KKP-RS) dalam laporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) dalam Keselamatan Pasien (IKP) di Indonesia,
pelayanan kesehatan. IKP merupakan kejadian jumlah laporan IKP setiap tahun meningkat,
atau situasi yang dapat berpotensi atau diantaranya tahun 2007 sebanyak 145 kasus,
mengakibatkan cedera pada pasien yang tahun 2008 sebanyak 61 kasus, tahun 2009
seharusnya tidak terjadi. IKP ini meliputi sebanyak 114 kasus, tahun 2010 sebanyak
Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD), 103 kasus, dan periode Januari – April 2011
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian sebanyak 34 kasus. Pada tahun 2010, jumlah
Potensial Cedera (KPC), dan Kejadian Sentinel laporan IKP di rumah sakit pemerintah
(suatu KTD yang mengakibatkan kematian daerah lebih tinggi daripada rumah sakit
atau cedera yang serius) (KKP-RS, 2007, p.3). swasta yaitu sebesar 16,45%. Jumlah laporan
Angka IKP di Indonesia masih sulit diperoleh, IKP di rumah sakit umum juga lebih tinggi
namun IKP dapat saja terjadi dalam pelayanan daripada rumah sakit khusus, yaitu 25,69%
kesehatan di rumah sakit (Depkes RI & KKP- pada 2010 dan 27,79% pada 2011 (KKP-RS,
RS, 2008, p.18). 2010; 2011).
Implementasi patient safety di dunia, Kesalahan yang mengakibatkan pasien
termasuk di Indonesia berawal ketika Institute cedera dapat berupa ketidaktepatan identifikasi
of Medicine (IOM) pada tahun 2000 pasien yang berakibat kesalahan atau
menerbitkan laporan “To Err Is Human: keterlambatan diagnosis, kegagalan dalam
Building a Safer Health System”, yang bertindak, kesalahan pengobatan, dan
mengemukakan hasil penelitian angka KTD di kesalahan dosis atau metode dalam
beberapa rumah sakit di Amerika. Angka KTD pemberian obat. Sasaran keselamatan pasien
di Utah dan Colorado sebesar 2,9% dengan lainnya yang perlu diperhatikan untuk
angka kematian 6,6%. Sedangkan angka KTD menghindari cedera pada pasien berupa
di New York sebesar 3,7% dengan angka peningkatan keamanan obat yang perlu
kematian 13,6% (Kohn, Corrigan, & diwaspadai, pengurangan resiko infeksi
Donaldson, 2000, p.26). terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan
Berdasarkan hasil penelitian di rumah resiko jatuh (Leape, et al, 1993, dalam Kohn,
sakit di Amerika, Australia, New Zealand, Corrigan, & Donaldson, 2000, p.36).
Canada, dan Eropa ditemukan KTD dalam Upaya penerapan patient safety sangat
rentang 3,2% - 16,6% (WHO, 2004, dalam tergantung dari pengetahuan perawat. Apabila
Utarini, Ehry, & Hill, 2009, p.81). Angka perawat menerapkan patient safety
kematian akibat kesalahan medis pada pasien didasari oleh pengetahuan yang memadai,
rawat inap di Amerika berjumlah 33,6 juta maka perilaku patient safety oleh perawat
pertahun, diantaranya 44.000 sampai 98.000 tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

62
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

Seorang perawat dalam memberikan asuhan perawat dengan upaya penerapan patient
keperawatan harus memiliki pengetahuan yang safety di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
benar, keterampilan, dan sikap untuk Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
menangani kompleksitas perawatan kesehatan. tahun 2014.
Tanpa pengetahuan yang memadai, tenaga
kesehatan termasuk perawat tidak bisa METODOLOGI PENELITIAN
menerapkan dan mempertahankan budaya
keselamatan pasien (Myers, 2012, p.164). Jenis penelitian yang digunakan dalam
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian penelitian ini adalah deskriptif korelatif
Linda Aiken (2014) mengenai pengaruh beban dengan desain cross sectional study yaitu
kerja dan pendidikan perawat terhadap suatu penelitian yang dilakukan pada satu
rasio keselamatan hidup pasien pasca waktu yang sama (Arikunto, 2007, p. 2). Cross
operasi pada 300 rumah sakit di 9 negara sectional study juga merupakan metode
didapatkan bahwa seorang perawat yang penelitian dimana tiap subjek penelitian hanya
menangani enam pasien dan 60% perawat diobservasi sekali saja dan pengukuran
merupakan sarjana, risiko kematian pasien dilakukan terhadap status karakter atau
33% lebih rendah dibandingkan seorang variabel subjek pada saat pemeriksaan yang
perawat yang menangani delapan pasien dan berarti dilakukan pada waktu yang sama
hanya 30% perawat saja yang merupakan (Notoatmodjo, 2010, p. 38).
sarjana. Setiap tambahan satu pasien yang Analisa data penelitian dengan
ditambahkan ke beban kerja perawat, maka menggunakan uji statistic Chi-Square.
risiko kematian pasien akan meningkat Penentuan besar sampel menggunakan
sebesar 7%. Setiap tambahan 10% dalam rumus Slovin yaitu 67 perawat dengan teknik
jumlah perawat yang memiliki gelar pengumpulan data pada tiap ruang rawat
sarjana, maka risiko kematian pasien menggunakan Proportional sampling.
berkurang 7% (Husnantiya, 2014). Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 13
Berdasarkan hasil wawancara dengan April – 31 Mei 2014.
kepala ruang di ruang rawat inap kelas III
RSUD dr. Zainoel Abidin, didapatkan bahwa
pernah terjadi kejadian yang tidak diharapkan HASIL PENELITIAN
No. Pengetahuan Frekuensi Persent
Perawat ase Karakteristik respoden
Berdasarkan karakteristik responden
1 Baik 25 37 menurut usia, mayoritas perawat berada pada
2 Cukup 29 ,3
43 rentang Dewasa awal 63 orang (94%) dengan
3 Kurang 13 ,3
19 Jenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang
Total 67 ,4
10 (80,6%) serta tingkat pendidikan paling banyak
0 adalah D III Keperawatan dengan masa kerja 1-
dan nyaris cedera yang disebabkan oleh
6 tahun.
perawat atau pasien itu sendiri. Pertama,
Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan
kesalahan identitas pasien meliputi
perawat di ruang rawat inap kelas III Rumah
kesalahan mengidentifikasi jenis kelamin,
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
papan nama di tempat tidur yang tidak
Aceh Tahun 2014 (n=67)
dipindahkan setelah pasien meninggalkan
rumah sakit, dan permasalahan yang
berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
terbaca. Kedua, pasien terjatuh di kamar mandi
tingkat pengetahuan perawat tentang patient
dikarenakan pasien dalam kondisi lemah dan
safety berada pada kategori cukup yaitu
No. Upaya Frekuensi Persentase
sebanyak 29 responden (43,3%).
Penerapan
Tabel 2. Distribusi frekuensi upaya penerapan
1 Baik
Patient Safety 24 35,8
patient safety oleh perawat di ruang awat inap
2 Kurang 43 64,2 kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr.
T 67 100 Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2014
o dari tempat tidur tanpa sepengetahuan
bangun
t
perawat. Ketiga, hasil pemeriksaan penunjang
a nama pasien yang sama tertukar.
dengan Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
l
Keempat, perawat tidak selalu mencuci tangan upaya penerapan keselamatan pasien
sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. (patient safety) berada dalam kategori
Adapun tujuan penelitian ini adalah kurang sebanyak 43 responden (64,2%).
untuk mengetahui hubungan pengetahuan Tabel 3. Hubungan pengetahuan perawat
63
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

dengan upaya penerapan patient safety di perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien
ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit (patient safety) dengan nilai p=0,014.
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Hasil penelitian ini juga sejalan
Aceh tahun 2014 (n=67) dengan penelitian Batoe (2010) dengan
kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan perawat
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari ruang rawat inap tentang patient safety
29 (43,3%) perawat yang mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan cukup, terdapat 22 (32,8%) pelaksanaan universal precaution yang
perawat dengan upaya penerapan patient termasuk salah satu sasaran patient safety di
safety kurang. Setelah dilakukan uji statistik rumah sakit. Hasil penelitian Aprilia (2011) juga
(uji Chi-Square), diperoleh nilai p-value mendukung hasil penelitian ini bahwa faktor
lebih kecil dari tingkat kemaknaan (α) < 0,05 pengetahuan mempengaruhi perawat dalam
yaitu 0,001 (Lampiran 22) artinya hipotesa penerapan IPSG (International Patient Safety
H0 ditolak, dengan demikian dapat Goal) pada akreditasi JCI (Joint Commission
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang International). Maka, perawat yang memahami
signifikan antara pengetahuan perawat tentang konsep patient safety akan menerapkan
pelaksana dengan upaya penerapan dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
keselamatan pasien (patient safety) di rawat Menurut Achterbergh (2002),
inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. pengetahuan adalah informasi yang dapat
Zainoel Abidin tahun 2014. mengubah seseorang untuk bertindak melakukan
Hasil analisa Chi- Square menunjukkan tindakan yang berbeda atau bertindak lebih
terdapat hubungan yang signifikan antara efektif. Davenport dan Prusak (1998)
pengetahuan perawat pelaksana dengan menyatakan bahwa pengetahuan adalah
Upaya Penerapan
No Pengetahuan Patient Safety Jumlah α p value
Baik Kurang
1 Baik 16 9 25
(23,9%) (13,4%) (37,3%)
2 Cukup 7 22 29
0,05 0,001
(10,4%) (32,8%) (43,3%)
3 Kurang 1 12 13
(1,5%) (17,9%) (19,4%)
Jumlah 24 43 67
(35,8%) (64,2%) (100%)
upaya penerapan keselamatan pasien gabungan dari pengalaman, informasi
(patient safety) di rawat inap kelas III berkesinambungan, nilai dan kemampuan yang
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel dimiliki individu dalam menterjemahkan
Abidin tahun 2014. informasi yang memberikan kerangka kerja
untuk mengevaluasi dan beradaptasi dengan
PEMBAHASAN pengalaman serta informasi baru.
Hal ini juga sesuai dengan teori Health
Hasil penelitian ini sejalan dengan Belief Model (HBM) oleh Becker (1974, dalam
penelitian Ariyani (2009) yaitu terdapat Burke, 2013) yang menyatakan bahwa perilaku
hubungan antara pengetahuan perawat dengan yang terbentuk pada individu dipengaruhi oleh
sikap mendukung penerapan program patient persepsi individu berupa pengetahuan dan
safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. keyakinan terhadap suatu objek. Pengetahuan
Moewardi Surakarta dengan nila p = 0,000. seseorang erat hubungannya dengan tindakan
Hasil penelitian ini juga didukung dengan seseorang dalam memenuhi kewajibannya,
penelitian Saptorini (2010) bahwa faktor sehingga pendidikan lanjut sangat penting
pengetahuan perawat tentang patient safety dalam usaha meningkatkan perawat dalam
terbukti mampu memberikan kontribusi yang memperoleh pengetahuan.
positif dan signifikan dalam mempengaruhi Keselamatan pasien bagi perawat tidak
pelaksanaan program patient safety dengan nilai hanya merupakan pedoman tentang apa yang
uji t sebesar 2,688 > ttabel 1,679. Penelitian seharusnya dilakukan, namun keselamatan
lainnya oleh Bawelle, Sinolungan, & Hamel pasien merupakan komitmen yang tertuang
(2013) juga memperoleh kesimpulan yang sama dalam kode etik perawat dalam memberikan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan pelayanan yang aman, sesuai kompetensi, dan

64
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

berlandaskan kode etik bagi pasien (Canadian individu, psikologis, atau organisasi.
Nurse Association, 2004). Pemberian pelayanan
yang aman harus didahului dengan pemahaman DAFTAR PUSTAKA
materi keselamatan pasien rumah sakit yang
mengacu standar internasional pada Joint Andry. (2011). Keselamatan pasien versi
Commission International (JCI). JCI merupakan standar internasional (internatinal
salah satu lembaga akreditasi internasional patient safety goal). Diakses pada
rumah sakit yang telah diakui oleh dunia. tanggal 01 Maret 2014 dari
Fokus utama JCI adalah meningkatkan http://www.docstoc.com/docs/1621337
keselamatan perawatan pasien melalui 15/4-IPSG
penyediaan jasa akreditasi dan sertifikasi serta
melalui layanan konsultasi dan pendidikan Achterberg, J. & Drik, V. (2002). Managing
dengan tujuan membantu organisasi menerapkan viable knowledge-system research and
solusi praktis dan berkelanjutan (The Joint behavioral scince. Diunduh pada
Commission, 2014). tanggal 30 April 2014 dari
Sejak tahun 2012, akreditasi JCI mulai http://links.jstor.org/journals
berorientasi pada paradigma baru yang berfokus
pada keselamatan pasien. Akreditasi JCI akan Agency for Healthcare Research and
mendukung perilaku perawat dalam menerapkan Quality. (2008). Making health care
IPSG (International Patient Safety Goals). safer: A
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa critical analysis of patient safety
semakin tinggi pengetahuan perawat tentang practices. Diakses pada tanggal 30
penerapan keselamatan pasien (patient safety), Mei
diharapkan semakin tinggi pula perawat 2014 dari
dalam memahami pentingnya penerapan http://www.ahrq.gov/clinic/ptsafety/
keselamatan pasien (patient safety) yang
diberikan kepada pasien dalam pelayanan Aprilia, S. (2011). Faktor-faktor yang
keperawatan. mempengaruhi perawat dalam
penerapan IPSG (International Patient
KESIMPULAN Safety Goal) pada akreditasi JCI (Joint
Commission International) di instalasi
Hasil penelitian menunjukkan ada rawat inap RS swasta X tahun 2011.
hubungan antara pengetahuan perawat dengan Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat
upaya penerapan patient safety di ruang rawat Universitas Indonesia
inap kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh dengan p-value Arikunto, S. (2010). Prosedur
0,001. penelitian: suatu pendekatan praktik.
Diharapkan bagi pengambil kebijakan rumah Edisi revisi.
sakit Umum dr. Zainoel Abidin agar Jakarta: Rineka Cipta
meningkatkan pengetahuan perawat tentang
penerapan patient safety, baik dengan mengikuti Ariyani. (2009). Analisis pengetahuan dan
seminar-seminar maupun mengikuti workshop motivasi perawat yang mempengaruhi
secara kontinyu ataupun in house training secara sikap mendukung penerapan program
berkala , sehingga diharapkan penerapan patien patient safety di instalasi perawatan
safety dapat lebih optimal. intensi RSUD Dr Moewardi Surakarta
Tahun 2008. Tesis Ilmu Kesehatan
2. Kepada institusi pendidikan keperawatan Masyarakat Universitas Diponegoro
diharapkan dapat mengembangkan pendidikan
dengan meningkatkan pengetahuan dan Austin, J.M., et al. (2013). Safety in
kemampuan mengenai patient safety kepada numbers: the development of
mahasiswa sebagai bahan ajar dalam kurikulum leapfrog’s composite patient safety
keperawatan, terutama dalam mata kuliah blok score for U.S. Hospitals. Lippincott
manajemen keperawatan. Williams & Wilkins, 9, 1-9. Diunduh
3. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat pada tanggal 30 Mei 2014 dari
melanjutkan penelitian ini dengan http://www.journalpatientsafety.com
menggunakan metode penelitian dan cara ukur
yang berbeda, seperti mengobservasi upaya Bawelle, S.C., Sinolungan, J.S.V., & Hamel,
penerapan patient safety di ruang rawat inap atau R.S. (2013). Hubungan pengetahuan
dapat menghubungkan penerapan patient dan sikap perawat dengan
safety terhadap variabel lain, seperti faktor pelaksanaaan keselamatan pasien

65
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

(patient safety) di ruang rawat inap perawat pelaksana di RSUPN Dr. Cipto
RSUD Liun Kendage Tahuna. Ejournal Mangunkusumo. Tesis Fakultas Ilmu
Keperawatan (e-Kp), 1(1), 1-7 Keperawatan Universitas Indonesia
Beyea, S.C. (2008). Learning more
about the science of patient safety. an, B. (2013). The health belief model.
Patient (p.1-3). Diunduh pada tanggal 29 Mei
Safety First AORN Journal, 87(3), 633- 2014 dari
635. Diunduh pada tanggal 30 Mei http://www.iccwa.org.au/useruploads/fil
2014 dari es/soyf/2013_resources_
http://search.proquest.com/docview/200 videos/the_health_belief_model.pdfevan
734241/E9AD7EFAA0C C41 _burke.pdf
CEPQ/2?accountid=38628
Feng, X. (2009). Factors associated with
Boaden, R. & Joyce, P. (2006). Developing the nurses perceptions of patient safety
electronic health record: what about culture in one university hospital
patient safety?. Journal Health in china. Dissertation Marquette
Services Management Research, University. Diunduh pada
19(2), 94-104. Diunduh pada tanggal 31 Mei 2014 dari
tanggal 31 Mei 2014 dari http://search.proquest.com/docview/304
http://search.proquest.com/docview 923302/34EF202D615442FEPQ/4?
Budiarto, E. (2002). Biostatiska accountid=38628
untuk kedokteran dan kesehatan
masyarakat. Gibson J.L., Ivancevich, J.M., & Donnelly,
Jakarta: EGC J.H. (1996). Organisasi: perilaku,
struktur proses Jilid 1. Jakarta:
Buletin IHQN. (2006). Laporan pelaksanaan Erlangga
seminar nasional patient safety dalam
rangka dies ke-60 FK-UGM dan Hadiyani, M.I. (2013). Komitmen
dies ke-24 Rumah Sakit Dr. Sardjito, organisasi ditinjau dari masa kerja
2(3), 1-6. Diunduh pada tanggal 11 karyawan.
Desember 2013 dari Jurnal Online Psikologi, 01(01), 1-15
http://elearning.mmr.umy.ac.id/file.php/
1/moddata/forum/95/1019/artikel_B Handiyani, H., Hariyati, T.S., & Indracahyani,
erwick_1.pdf A. (2013). Patient safety movement in
the hospital and public health
Catalano, K. & Fickenscher, K. (2008). center. IOSR Journal of Nursing and
Complying with the 2008 national Health Science (IOSR-JNHS), 1(2), 01-
patient safety goals. AORN Journal, 06
87(3), 547-556. Diunduh pada tanggal
30 Mei Joint Commission International. (2013). Joint
2014 dari commission international accreditation
http://search.proquest.com/docview/200 th
standards for hospital. (5 ed.).
734060/857A691A091
Illinois: Joint Commission Resources.
941ECPQ/ 1?accountid=38628
Diunduh pada tanggal 31 Mei 2014 dari
http://www.onlinedic.net/docs/JCI_5th_
Departemen Kesehatan RI & KKP-RS. (2008).
Edition.pdf
Panduan nasional keselamatan pasien
rumah sakit (patient safety): utamakan
Khusfh, G., Raymond, J, & Beaman, C.
keselamatan pasien. Ed.2. Jakarta:
(2008). The institute of medicine’s
Bakti Husada
report on quality and safety: paradoxes
and tensions. HEC Forum, 20(1), 1-14.
Departemen Kesehatan RI. (2006).
Diunduh pada tanggal 15 Januari 2014
Panduan nasional keselamatan pasien
dari http://proquest.umi.com/pqdweb
rumah sakit
(patient safety): utamakan keselamatan
Kirch, D.G. & Boysen, P.G. (2010). Changing
pasien. Jakarta: Bakti Husada
the culture in medical education to
teach patient safety. Journal Health
Dwi, S. (2010). Hubungan kepemimpinan
Affairs, 29(9), 1600-4. Diunduh pada
efektif head nurse dengan penerapan
tanggal 31 Mei 2014 dari
budaya keselamatan pasien oleh
http://search.proquest.com/docview/755
66
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

047749/ 3). Risk Management Handbook for


34EF202D615442FEPQ/3?accountid=38 Health Care Organizatons. (Student
628# Ed.). (Roberta Carroll: Editor). San
Francisco: Jossey-Bass A Wiley
Kohn, L.T., Corrigan, J.M., & Donaldson, Imprint
M.S. (2000). To err is human: building
a safer health system. Committee on Myers, S.A. (2012). Patient safety and
Quality of Health Care in America, hospital accreditation: a model for
Institute of Medicine: Editors. ensuring success. New York: Springer
Washington D.C: National Academy Publishing Company
Press. Diunduh pada
tanggal 26 Desember National Patient Safety Agency. (2006). Seven
2013 dari steps to patient safety for primary care:
http://www.nap.edu/catalog/9728.html the full reference guide. London: The
National Patient Safety Agency
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKP-RS). (2011). Laporan insiden Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
keselamatan pasien periode januari- kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
april 2011 (triwulan I). Diunduh pada
tanggal 13 Desember 2013 dari _. (2007). Promosi kesehatan
http://inapatsafety-persi.or.id/?show= dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
data/feedback Cipta
_.
(2010). Laporan insiden keselamatan _. (2005). Metodologi penelitian
pasien periode januari-april 2010 kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
(kuartal I). Diunduh pada tanggal 13
Desember 2013 dari _. (2003). Pendidikan dan
http://inapatsafety- perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
persi.or.id/?show=data/feedback Cipta

. (2008). Patterson, E.S., Cook, R.I., & Render, M.L.


Pedoman pelaporan insiden (2002). Improving patient safety by
keselamatan pasien (IKP): (patient identifying side effects from intoducing
safety incident report). Ed.2. Jakarta: bar coding in medication
PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit administration. Journal of the
Seluruh Indonesia). Diunduh pada American Medical Informatics
tanggal 05 Januari 2014 dari Association,
http://id.scribd.com/mobile/doc/ 9(5), 1-14. Diunduh pada tanggal 31
74853685?width=601# Mei 2014 dari
http://search.proquest.com/docview/220
_. 816760/7E90509E37D54B19PQ/3?
(2007). Pedoman pelaporan insiden accountid=38628#
keselamatan pasien (IKP): (patient
safety incident report). Jakarta: PERSI Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku ajar
(Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh fundamental keperawatan: konsep,
Indonesia). proses, dan praktik. Ed.4. Vol.1.
Jakarta: EGC
Menteri Kesehatan RI. (2011). Peraturan
menteri kesehatan republik indonesia PPNI & Depkes RI. (2006). Rancangan
nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 pedoman pengembangan sistem jenjang
tentang keselamatan pasien rumah karir profesional perawat. Jakarta:
sakit. Diunduh pada Depkes RI
tanggal 11 Desember
2013 dari Premier Safety Institute. (2014). Medical
http://ebookbrowsee.net/pmk-no-1691- errors and the institute of medicine
ttg-keselamatan-pasien-rumah-sakit- (IOM). Diakses pada tanggal 30
pdf-d421033407 Februari 2014 dari
Murphy, D.M., Shannon, K., & Pugliese, G. http://www.premierinc.com/safety/topic
(2009). Patient safety and the risk s/patient_safety/ondex_1.jsp
management professional. (Chapter

67
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

Sabri, L. & Hastono, S.P. (2006). pada tanggal 5 Desember 2013 dari
Statistik kesehatan. Edisi Revisi. www.thefreedictionary.com
Jakarta: Raja Grafindo Persada
The Joint Commission. (2013). 2014 national
Saptorini, M. (2010). Pengaruh persepsi patient safety goals. Diunduh pada
tentang profesionalitas, pengetahuan tanggal 10 Januari 2014 dari
patients safety dan motivasi perawat http://www.jointcommission.org/standa
terhadap pelaksanaan program rds_ information/ npsgs.aspx
patients safety di ruang rawat inap
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Thomas, et al. (2000). Incidence and types pf
Tesis Universitas Sebelas Maret adverse events and negligence care in
Surakarta Utah and Colorado. Medical Care,
3(38), 261-271. Diunduh pada tanggal
Sara, A. (2010). Faktor-faktor yang 15 Januari 2014 dari
berhubungan dengan penerapan http://www.jstore.org
patient safety oleh perawat di ruang
bedah dan ruang penyakit dalam Utarini, A., Ehry, G.S., & Hill, P. (2009).
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Hospital management training, new
Abididn Banda Aceh Tahun 2008. ways to improve services in indonesia:
Skripsi Program Studi Ilmu st
a text book and guide. (1 ed.).
Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Jakarta: GTZ Office
Sastroasmoro, S. & Ismali, S. (2008).
Vincent, C.A. & Coulter, A. (2000).
Dasar-dasar metodologi penelitian
Patient safety: what about the
klinis.Ed. 3. Jakarta: Sagung Seto
patient?.
Quality & Safety in Health Care,
Schnall, R., et al. (2008). Development of a
11(1), 76-80. Diunduh pada tanggal 31
self-report instrument to measure
Mei 2014 dari
patient safety attitudes, skills, and
http://search.proquest.com/docview/206
knowledge. 40(4): 391-4. Journal of
788166/7E90509E37
Nursing Scholarship. Diunduh pada
D54 B19PQ/6?accountid=38628#
tanggal 31 Mei 2014 dari
http://search.proquest.com/docview/236
World Health Organization (WHO). (2013).
341602/E9AD7EFAA0CC41CEPQ/1?a
Ethical issues in patient safety
ccountid=38628#
research: interpreting existing
guidance. Switzerland: WHO Press.
Setyosari, P. (2010). Metode penelitian dan
Diunduh pada tanggal 01 Januari 2014
pengembangan. Jakarta: Kencana
dari http://www.who.int
Sharpe, V.A. (2003). Promoting patient safety:
. (2012).
an ethical basis for policy deliberation.
Safer primary care a global
Garrison: The Hastings Center
challenge: the safer primary care
expert working group. Switzerland:
Sumantri, A. (2011). Metodelogi
WHO Press. Diunduh pada tanggal 01
penelitian kesehatan. Jakarta: Prenada
Januari 2014 dari http://www.who.int
Media
Group
_. (2012).
Hand hygiene in outpatient and
Teguh, K. (2012). Hubungan antara
home-based care and long-term care
pengetahuan, sikap, dan kualitas
facilities: a guide to the application of
kehidupan kerja dengan kinerja
the WHO multimodal hand hygiene
perawat dalam penerapan sistem
improvement strategy and the “my five
keselamatan pasien di rumah sakit xy
moments for hand hygiene” approach.
tahun 2011. Tesis Fakultas Kesehatan
Switzerland: WHO Press. Diunduh
Masyarakat Universitas Indonesia
pada tanggal 01 Januari 2014 dari
http://www.who.int
The American Heritage. (2000). The american
heritage: dictionary of the english
_. (2009).
th
language. 4 ed. New York: Guide to implementation: a guide
Houghton Mifflin Company. Diakses to the implementation of the WHO
68
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 1 2016

multimodal hand hygiene


improvement strategy. Switzerlan:
WHO Press. Diunduh pada tanggal
01 Januari 2014 dari
http://www.who.int

_. (2009).
Hand hygiene: why, hpw, & when?.
Switzerland: WHO Press. Diunduh
pada tanggal 01 Januari 2014 dari
http://www.who.int

.
(2009). WHO guidelines on hand
hygiene in health care: first global
patient safety challenge clean care is
safer care. Switzerland: WHO Press.
Diunduh pada tanggal 01 Januari 2014
dari http://www.who.int

.
(2004). World alliance for patient
safety: forward programme 2005.
Diunduh pada tanggal 5
Desember 2013 dari
www.who.int/patientsafety/en/brochure
_final.pdf

Yulianti, Rosyidah, & Hariyono, W. (2011).


Hubungan tingkat pengetahuan
perawat dengan penerapan universal
precaution pada perawat di bangsal
rawat inap rumah sakit pku
muhammadiyah yogyakarta. Jurnal
KES MAS,
2(5), 162-232. ISSN: 1978-0575

69

Anda mungkin juga menyukai