1
3. Apotik/Lab
medis
4. Org. Profesi kesehatan lain
Ø Standarisasi : Module, Form : Hidup sehat, panduan, SOP, Software.
Jenis Klinik Dokter Keluarga :
a. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)
- Dapat dilaksanakan secara solo
- Bersama – sama dalam satu kelompok
b. Klinik keluarga merupakan bagian dari rumah sakit (satelite family clinic)
Hal – hal essensial yang harus dipenuhi :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer
b. Terletak ditempat strategis (mudah dicapai dengan kendaraan umum)
c. Bangunannya memenuhi syarat untuk pelayanan kesehatan
d. Dilengkapi dengan sarana administratif yang memenuhi syarat
e. Dilengkapi dengan sarana komunikasi
f. Mempunai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK
g. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedi telah lulus
pelatihan pembantu DK
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambunagn, sistematis dan
objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggrakan dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki
mutu pelayanan. (Maltos and Keller, 1989)
Karakteristik program menjaga mutu ada empat macam :
1) Program menjaga mutu harus dilakukan secara berkesinambungan. Artinya
pelaksanaan program menjaga mutu tidak hanya satu kali, tetapi harus terus menerus.
Dalam kaitan perlunya memenuhi sifat berkesinambungan, program menjaga mutu
sering pula disebut dengan nama program meningkatkan mutu berkelanjutan
(continous quality improvement program).
2
2) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara simpatis. Artinya pelaksanaan
program menjaga mutu harus mengikuti alur kegiatan serta sasaran yang baku. Alur
kegiatan yang dimaksud dimulai dengan menetapkan masalah dan penyebab masalah
mutu, dilanjutkan dengan menetapkan dan melaksanakan upaya penyelesaian masalah,
untuk kemudian diakhiri dengan melakukan penilaian serta menyusun saran-saran
untuk tindak lanjut. Sedangkan sasaran yang dimaksud adalah semua unsur pelayanan
yakni lingkungan, masukan proses serta keluaran pelayanan.
3) Program menjaga mutu harus dilaksanakan secara objektif. Artinya pelaksanaan
program menjaga mutu, terutama pada waktu menetapkan masalah penyebab masalah
dan penilaian, tidak dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan lain. Kecuali atas dasar
data yang ditemukan. Untuk menjamin objektifitas, dipergunakanlah berbagai standar
dan indikator.
4) Program menjaga mutu harus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan program
menjaga mutu harus terpadu dengan pelayanan yang diselengarakan, bukanlah
program menjaga mutu yang baik. Karena adanya sifat terpadu ini. Program menjaga
mutu disebut pula sebagai manajamen mutu terpadu (total quality management).
3
c. Unsur proses. Yang dimaksud dengan unsur proses disini adalah semua tindakan
yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan ini secara umum dapat
dibedakan atas dua macam. Pertama, tindakan medis (medical procedure)
mulaidari anamesis sampai dengan pengobatan. Kedua, tindakan nonmedis (non
medical procedure) seperti tata cara rekam medis, persetujuan tindakan medis,
penerimaan dan perawatan pasien dan lain selanjutnya yang seperti ini.
d. Unsur keluaran. Yang dimaksud denganunsur keluaran adalah yang menunjukan
pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Penampilan
pelyanan tersebut dibedakan atas dua macam :
a) Penampilan aspek media (medical performance) seperti misalnya kesembuhan
penyakit, kecacatan dan atau kematian.
b) Penampilan aspek nonmedis (non mediacal performance) seperti misalnya
kepuasan dan keluhan pasien.
4
ataupun kesalahan sehingga kita dapat memperbaikinya. Semua hal inilah yang disebut
dengan POACE.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa POACE merupakan suatu konsep
yang terdiri dari langkah - langkah yang digunakan sebagai acuan untuk menjalankan
sesuatu kegiatan sesuai yang dikehendaki. Langkah - langkahnya terdiri dari : Planning,
Organizing, Actuating, Controling dan Evaluation.
Namun apa kaitannya dengan Lingkungan Hidup ? POACE akan sangat berguna
karena dalam Lingkungan Hidup tentu membutuhkan tujuan untuk menumbuhkan
kesadaran - kesadaran pada manusia tentang pentingnya kehidupan yang ada di muka bumi
sehingga bisa merubah perilaku atau pola kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.
Dalam hal ini tentu diperlukan adanya suatu program untuk mengendalikan / mengubah
pemikiran masyarakat sehingga bisa lebih menghargai Lingkungan Hidup. Program -
program Lingkungan Hidup terikat oleh tempat dan waktu sehingga disinilah peran
POACE akan terjadi.
5
perlulah direkrut orang - orang yang memang berkomitmen untuk menciptakan
suatu tujuan yang baik dan bermanfaat
- Money : Uang merupakan suatu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
digunakan untuk menggaji tenaga kerja dan membeli alat - alat yang dibutuhkan
selama menjalankan Program Lingkungan Hidup. Dalam hal ini sebagai
program yang bergerak secara independen ataupun dibawah naungan
pemerintah. Dana dapat dicari dalam bentuk hibah maupun diajukan dalam
bentuk proposal untuk mendapatkan sponsor. Dari ke-6M sarana manajemen,
Uang merupakan sesuatu hal yang paling rumit dalam proses mewujudkan
Planning
- Material : Bahan Program Lingkungan Hidup terdiri dari bahan setengah jadi
(raw material) dan bahan jadi. Dalam Program Lingkungan Hidup untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Bahan dapat didapatkan dengan menemukan bahan yang telah tersedia.
- Machine : Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menciptakan
efesiensi kerja dalam Program Lingkungan Hidup.
- Metode : Suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya Program
Lingkungan Hidup. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan
waktu, serta uang dan kegiatan Program Lingkungan Hidup. Perlu diingat
meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti
atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.
Dengan demikian, peranan utama dalam langkah ini tetap manusianya sendiri.
- Market : Memasarkan bukan hanya dalam bentuk produk, namun juga dapat
dilakukan dengan pemberian informasi mengenai terbentuknya suatu program
sehingga bisa ditujukan kepada orang - orang yang tepat. Pelaksanaan Program
Lingkungan Hidup haruslah diketahui masyarakat karena tujuan program ini
diadakan adalah untuk masyarakat itu sendiri. Penyebarluasan informasi
6
tentang Program Lingkungan Hidup dapat dilakukan dengan cara sosialisasi
yang sudah terjadwal.
2. Organizing
" Jika anda gagal dalam memepersiapkan, maka anda mempersiapkan untuk
kegagalan."
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Actuating
" Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah kecil. "
Pelaksanaan dari sebuah kegiatan merupakan puncak dari hasil kerja sama sebuah
kepanitiaan, dengan harapan sebuah tim kepanitiaan dapat saling membantu dan
memberikan solusi terhadap suatu masalah yang terjadi antara panitia satu dengan yang
lain. Sehingga, dalam keadaan seperti apapun, kegiatan dapat berjalan dengan lancar
dan sukses.
Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber
daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
4. Controlling
7
" Lelah itu pasti, namun menyerah itu pilihan. Sesungguhnya banyak orang yang tidak
tahu betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka memutuskan untuk
menyerah. "
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian
dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan
efisien serta bernilai guna dan berhasil guna dalam program Lingkngan Hidup.
5. Evaluating
" Belajarlah dari pengalaman karena pengalaman adalah guru yang baik. "
Jika seluruh kegiatan telah selesai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah evaluasi.
Mengapa hal ini diperlukan, karena dengan adanya setiap permasalahan atau
kekurangan yang terjadi dapat diketahui dan dikumpulkan sebagai arsip, sehingga pada
kegiatan serupa yang selanjutnya dapat dijadikan pelajaran dan diharapkan untuk
kegiatan yang selanjutnya tidak terulang permasalahan yang serupa. Evaluasi minimal
dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan
pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan. Evaluasi juga merupakan
salah satu sarana “controling” ketika kegiatan berlangsung.
8
Sistem Pelayanan Dokter Keluarga ( SPDK )
Untuk menunjang tugas dan wewenang nya diperlukan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga
yang terdiri atas komponen :
a. Dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer di klinik Dokter Keluarga
(KDK)
b. Dokter Spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di klinik Dokter
Spesialis (KDSp)
c. Rumah sakit rujukan
d. Asuransi kesehatan/ Sistem Pembiayaan
e. Seperangkat peraturan penunjang.
Dalam sistem ini kontak pertama pasien dengan dokter akan terjadi di KDK yang
selanjutnya akan menentukan dan mengkoordinasikan keperluan pelayanan sekunder jika
dipandang perlu sesuai dengan SOP standar yang disepakati. Pasca pelayanan sekunder,
pasien segera dirujuk balik ke KDK untuk pemantauan lebih lanjut. Tata
9
selenggarapelayanan seperti ini akan diperkuat oleh ketentuan yang diberlakukan dalam
skema JPKM/asuransi.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam:
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya
pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga
tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau
pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan
diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut
memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama
antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu
daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan
10
pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul
kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan
dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang
mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagai peralatan
kedokteran yang dibutuhkan.
Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga
tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya
menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan
sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan
untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter
keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat
perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.
Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak
sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang
diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan
sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit.
Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus
mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus
mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya. Praktek
dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit
saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan
1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien
(patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien,
kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh
keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
11
Dalam rangka memperoleh tanda - tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau
menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik
secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional,
efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.
4) Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien
berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence
based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan
untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap
perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6) Konsultasi
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan,
demi kepentingan pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada
dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau
dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.
12
8) Tindak lanjut
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan
tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.
9) Tindakan
Pada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional
pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
Definisi
Sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara
horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).Hal yang dirujuk bukan hanya
pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan
laboratorium, dan sebagainya.
13
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-
bahan pemeriksaan. Tujuan: untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status
kesehatan pasien
14
3. Rujukan operasional
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.
Rujukan kesehatan:
Ø Lingkup: Masalah kesehatan masyarakat
Ø Tujuan: Pemeliharaan den pencegahan
Ø Jalur: Dinas Kesehatan secara bertingkat
2. Karakteristik
3. Manfaat
a) Dari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
§ Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam alat
kedokteran pada setiap sarana kesehatan.
§ Memperjelas system pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara kerja
berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
§ Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan
b) Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
15
§ Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama
secara berulang-ulang
§ Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui
dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan
c) Dari sudut tenaga kesehatan
§ Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif, semangat
kerja, ketekunan dan dedikasi.
§ Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalinan kerjasama
§ Memudahkan/ meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai
tugas dan kewajiban tertentu
4. Tata Cara
Tata cara rujukan
• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja
• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan
• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak
16
menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada
beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
dr. Rina Amelia, Departemen IKM/ IKP/ IKK, Fakultas Kedokteran USU
17
Berdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaan klinik dokter
keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, dan out of pocket. Model
pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan.
18
pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan.
Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama,
mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula
dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group)
yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.
3) Sistem anggaran (budget system)
Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang
dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara
pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini,
besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.
19
Jika masalahnya juga tidak dapat atau tidak mungkin diselesaikan oleh pelayanan di
tingkat sekunder maka pasien akan dikirim ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu pasien akan
dirujuk kepada dokter konsultan atau subspesialis.
Mengenai sistem pembiayaan dokter keluarga, ASKES sebagai salah satu BUMN
yang digadang menjadi BPJS menerapkan besaran kapitasi Dokter keluarga mengacu pada
pola perhitungan yang didasarkan pada 2 (dua) ketentuan popok:
a) Hasil penetapan penggololongan Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas pelayan yang
dimiliki
b) Penetapan komposisi jenis kelamin dan umur peserta yang terdaftar di Dokter Keluarga
tersebut (Community Rating by Class)
Pembayaran besaran kapitasi tersebut, pada prinsipnya hanya dapat dilakukan bila Kantor
Cabang telah melaksanakan perhitungan sesuai ketentuan-ketentuan pokok seperti di atas
Penetapan penggolongan Dokter Keluarga berdasarkan kapitasi pelayanan yang
dimilikinya dilakukan melalui pelaksanaan seleksi PPK (credentialing) dan seleksi kembali
PPK (re-credentialing) dengan memperhatihkan indicator-indikator penentu yakni:
a) Hasil penilaian sarana dan prasarana
b) Ketersediaan tenaga perawat
c) Ketersediaan tenaga administrasi
d) Kemampuan penyediaan sarana laboratorium
e) Penggolongan besaran kapitasi Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas
20
• Kategori Kapitasi C yakni apabila Dokter keluarga hanya mampu memenuhi indicator
sarana dan prasarana sedangkan indicator penentu lainnya tidak terpenuhi. Besarnya
kapitasi yang ditetapkan adalah maksimal Rp 5500,00
Penetapan komponen besaran kapitasi yang dibayarkan kepada Dokter Keluarga untuk
masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
• Kategori Kapitasi A yakni maksimal sebesar Rp 6.500,00 per jiwa, terdiri dari: jasa
medis dokter, pelayanan obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan
urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, siasanya adalah
biaya obat dan pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan urine rutin).
• Kategori Kapitasi B yakni maksimal sebesar Rp 6.000,00 per jiwa terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah
rutin dan urine rutin). Besaran jasa medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya
adalah biaya obat dan salah satu pelayanan laboratorium sederhana (darah rutin dan
urine rutin).
• Kategori Kapitasi C yakni maksimal sebesar Rp 5.500,00 per jiwa, terdiri dari : jasa
medis dokter, pelayanan obat (tanpa pelayanan laboratorium sederhana). Besaran jasa
medis dokter adalah sebesar Rp 2.000,00, sisanya adalah pelayanan obat (tanpa
pelayanan laboratorium sederhana)
Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat berhasil baik, antara
lain:
21
a. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan harus sadar bahwa
kesehatannya merupakan tanggung jawab masing-masing atau tanggung jawab
individu. Perusahaan akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
b. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care menganut sistem rujukan.
c. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan fasilitas berobat, misalnya
obat yang digunakan adalah obat generik kecuali bila keadaan tertentu
memerlukan life saving.
d. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan
2. Sistem reimbursement
Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services. Sistem ini
memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan biaya kesehatan yang
dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan identitas dan jenis layanan oleh
karyawan maupun provider layanan kesehatan.
3. Asuransi
Perusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar asuransi yang
diambil adalah asuransi kesehatan yang mencakup seluruh jenis pelayanan
kesehatan (comprehensive), yaitu kuratif dan preventif. Asuransi tersebut
menanggung seluruh biaya kesehatan, atau group health insurance (namun kepada
pekerja dianjurkan agar tidak berobat secara berlebihan).
22
lain, misalnya untuk membeli rokok, minuman beralkohol, dan hal – hal lain yang
malah merugikan kesehatannya.
23
f) Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan
pada resiko kelompok
g) Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal
h) Jaminan pemeliharaan kesehatan bersifat menyeluruh
i) Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya
asuransi kesehatan sosial di Indonesia
• Asuransi Kehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health
Insurance)
Model asuransi kesehatan ini juga berkembang di Indonesia, dapat dibeli
preminya baik oleh individu maupun segmen masyarakat kelas menengah
ke atas.
Asuransi kesehatan komersial perorangan mempunyai prinsip kerja sebagai
berikut :
a) Kepesertaannya bersifat perorangan dan sukarela
b) Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasar jenis
tanggungan yang dipilih
c) Premi didasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan oleh faktor
usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan
d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal
e) Santunan diberikan sesuai kontrak
f) Peranan pemerintah relatif kecil
24
f) Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat undang-undang
25
Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome yang
lebih baik bagi pasien dalam mencapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam
kesetaraan adalah esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan
perawat dan dokter.
Komunikasi dokter-Apoteker
Kebersamaan
Tanggung gugat
26
Registerd
DOKTER
nurse
PASIEN
Pemberi
pelayanan
lain
Hubungan dokter-Apoteker
McDonough dan Doucette (2001) mengusulkan satu model untuk Hubungan Kerja Kolaboratif
antara Dokter dan Apoteker (Pharmacist-Phycisian Collaborative Working Relationship.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan ini antara lain disebutkan:
a. Karakteristik partisipan. Yang termasuk karakteristik partisipan adalah faktor demografi
seperti pendidikan dan usia. Contohnya, dokter muda yang sejak awal dididik untuk dapat
bekerja sama dalam tim interdisipliner mungkin akan lebih mudah menerima konsep
hubungan dokter-Apoteker.
b. Karakteristik konteks. Yang dimaksud adalah kondisi pasien, tipe praktek (apakah tunggal
atau bersama), kedekatan jarak praktek, banyaknya interaksi, akan menentukan seberapa
intensif hubungan yang akan terjalin.
c. Karakteristik pertukaran. Yang termasuk di sini antara lain adalah: ketertarikan secara
profesional, komunikasi yang terbuka dan dua arah, kerjasama yang seimbang, penilaian
terhadap performance, konflik dan resolusinya. Semakin seimbang pertukaran antara
kedua belah pihak, akan memungkinkan hubungan kolaboratif yang lebih baik.
3. Termasuk mitra kerja dokter
27
Mitra kerja dokter ialah Sesama dokter, perawat, bidan, petugas rumah sakit atau pun puskesmas
serta klinik, pasien dan petugas lainnya
LO 6. Memahami dan Menjelaskan Adab Dokter Merawat Pasien Sakit Menurut Islam
Ø 5S
Aa Gym mengatakan 5S merupakan kunci keberhasilan menuju kepribadian yang
menawan. Seperti halnya Rasul yang tersenyum kepada umatnya. begitu juga segala
tingkah laku, tindak tanduk beliau membiaskan pesona yang tembus ribuan kilometer,
ribuan tahun sampai hari kiamat.
Untuk itu sudah selayaknya kita umat manusia meneladeni kepribadian beliau.
Dengan cara mengamalkan 5S tersebut.
- Pertama adalah Senyum, setiap orang dapat tersenyum, macamnyapun
beragam, ada yang karena senyuman orang menjadi teriris hatinya. Ada juga
'senyum menggoda' yang membuat orang yang melihatnya terjerumus ke
lembah maksiat. Tetapi ada juga senyuman yang membuat hati kita tergetar
melihatnya yaitu 'senyum ketabahan' . Serta ada senyum yang sebaiknya
diamalkan setiap saat yaitu 'senyum tulus' yang lahir dari hati yang paling
dalam, lahir dari kerinduan ingin membahagiakan. Dalam hal ini Rasulullah
saw, telah mempraktekkan senyuman yang tulus di hadapan para sahabat.
Keuntungan senyum ada banyak seperti dapat menambah daya tarik seseorang,
dari segi kesehatan orang yang murah senyum akan jauh dari stress, jantungnya
akan berdetak normal, ketiga dari hubungan sosial, bagi yang ahli senyum
pergaulan akan terasa menyenangkan.
- S kedua dari 5S adalah 'Salam' . Bagi orang Islam salam mengandung makna
yang dalam, selain merupakan doa yang tulus dari seorang muslim kepada
muslim lainnya, salam oleh sebagian ulama diartikan dengan, "Semoga engkau
dalam penjagaan Allah" atau ada juga yang mengartikan "Selamat. Semoga
keselamatan dari Allah tetap bagimu."
- S ketiga yiatu 'Sapa.' Aa Gym mengatakan mengapa, untuk menyapa orang
yang berada di samping kita terasa berat sekali. Padahal kalau kita melihat
28
kenyataan, saat kita duduk bersebelahan dalam bis, saat naik kereta api, itu
merupakan kesempatan untuk bertegur sapa. Dengan menyapa secara hangat
kebekuan akan mencair dan kita akan merasa nyaman sepanjang perjalanan
- Kemudian S Keempat adalah 'Sopan.' Orang yang sopan akan dapat mencuri
hati siapapun yang melihatnya. setidaknya kita menjadi hormat pada orang
yang bersikap sopan. Selain itu kesopanan merupakan sikap menentukan nilai
orang tersebut, semakin tinggi nilai sikap kesopanan, maka makin tinggi
derajatnya. Serta kesopanan yang muncul dari kemuliaan akhlak merupakan
tanda-tanda kedalaman pemahaman agama seseorang. Jadi apalah artinya jika
mempunyai ilmu agama yang luas, gelar yang panjang, kedudukan yang tinggi,
kalau memiliki sikap yang tidak sopan. Oleh karena itu adabaiknya kita evaluasi
kembali kesopanan sikap kita, kata Aa Gym.
- Terakhir adalah 'Santun.' Penyantun adalah orang yang bisa memaafkan atau Ia
bisa membalas keburukan dengan kebaikan. Dalam arti orang yang penyantun
adalah orang yang mampu menekan ego dirinya untuk mengalah demi
kemashlahatan bersama. Jadi bila ingin mempunyai pribadi yang simpatik lagi
menawan, harus menjauhi sekuat-kuatnya sikap egois
1. Berusaha menjaga kesehatan pasien sebagai konsekuensi amanah dan tanggung jawabnya
dan berusaha menjaga rahasia pasien kecuali dalam kondisi darurat atau untuk tindakan
preventif bagi yang lainnya.
Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda :
"Barangsiapa yang menutup (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup (aibnya)
pada hari kiamat. " (HR. al-Bukhari 2442 dan Muslim 7028).
2. Senantiasa menyejukkan hati pasien, menghiburnya dan mendo'akannya.
Salah satunya ialah dengan mengucapkan "Tidak mengapa, insyaallah ini adalah
penghapus dosa", atau meletakkan tangan kanan di tempat yang sakit seraya berdo'a :
29
" Wahai Robb manusia, hilangkanlah penyakit tersebut, sembuhkanlah, Engkau adalah
penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak
ditimpa penyakit lagi. " (HR. Muslim 2191 dan yang lainnya).
3. Hendaknya memberitahukan kepada pasien bahwa yang menyembuhkan hanya Allah
Ta'ala sehingga hatinya bergantung kepada Allah, bukan kepada dokter.Nabi sholallohu
'alaihi wasalam berkata kepada Abu Rimtsah (seorang dokter ahli) :
" Allah adalah dokter, sedangkan kamu adalah orang yang menemani yang sakit. " (HR.
Abu Dawud 4209, ash-shahiihah 1537).
4. Seorang dokter tidak boleh membohongi pasiennya.
Misalnya tatkala stok obat habis ia memberikan obat yang tidak sesuai dengan penyakitnya
atau memberikan obat yang di dalamnya terkandung bahan-bahan yang diharamkan.
5. Hendaknya profesi dalam bidang kedokteran bertujuan untuk memuliakan manusia.
Oleh karena itu tidak diperkenankan bagi seorang dokter atau petugas kesehatan lainnya
untuk membakar potongan tubuh pasien, namun hendaknya diberikan kepada sang pasien
atau keluarganya untuk dikubur. Selain itu tidak diperbolehkan memperjualbelikan darah
pasien, mengadakan operasi-operasi plastik untuk mengubah wajah, telinga, alis, hidung
dan lainnya, karena hal itu termasuk mengubah ciptaan Allah yang diharamkan dalam
Islam. Allah Ta'ala berfirman :
(Setan berkata) : "Dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka mengubahnya. " (QS. an-Nisa' (4) : 119).
Di samping itu, tidak diperbolehkan ta'awun dalam kejelekan, seperti menjual obat-obat
penggugur kehamilan sehingga melariskan perzinaan.
6. Seorang dokter, perawat, mantri, bidan, apoteker dan petugas kesehatan lainnya hendaknya
betul-betul meningkatkan dan menekuni pekerjaanya.
Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam :
"Barangsiapa yang menerjuni kedokteran sedangkan tidak diketahui orang itu ahli
kedokteran, maka ia menanggung (kerugian pasien)." (HR. Abu Dawud 4586, ash-
shahiihah 635).
7. Profesi dalam bidang pengobatan termasuk pekerjaan yang mulia sehingga diharapkan bagi
para dokter untuk menggapai ridha Allah dalam setiap aktivitasnya.
30
Nabi sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia yang lain." (Dikeluarkan oleh ad-Daruqutni, ash-shahiihah 426).
Di samping adab-adab tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para petugas
kesehatan tentang rumah sakit, klinik, apotek maupun tempat praktiknya, yaitu :
1. Hendaknya mengkhususkan satu ruangan untuk shalat, baik bagi laki-laki maupun
perempaun, mengingat pentingnya masalah sahalat.
2. Menjadi kewajiban dan PR kita bersama untuk menjadikan rumah sakit terhindar dari
ikhtilath (bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram).
3. Tidak diperkenankan menggantung gambar makhluk bernyawa di tembok atau dinding.
4. Hendaknya tidak menyediakan asbak bagi para pengunjung rumah sakit karena itu adalah
bentuk ta'awun dalam kejelekan.
5. Hendaknya memisahkan antara ruangan pasien yang berpenyakit menular dengan yang
tidak menular, demikian pula agar para pengunjung tidak kontak langsung dengan si pasien
tersebut sehingga penyakitnya tidak menular- dengan izin Allah- kepada yang lainnya.
Rosulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda : "Jangan sekali-kali mencampur yang
sakit dengan yang sehat." (HR. al-Bukhari 5328). Hal itu dikuatkan juga dengan sabda
beliau tentang wabah penyakit menular : "Jika kalian mendengar (ada wabah) di suatu
negeri, maka janganlah kalian memasukinya." (HR. al-Bukhari 5287 dan Muslim 5775).
6. Hendaknya kamar mandi atau WC tidak menghadap ke arah kiblat atau membelakanginya,
sebagaimana sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasalam : "Jangan menghadap kiblat tatkala
buang air besar dan kencing dan jangan pula membelakanginya." (HR. al-Bukhari 144,
Muslim 264, at-Tirmidzi 8, Abu Dawud 9).
7. Dianjurkan untuk mengubah kantornya ke arah kiblat dan duduk menghadap kiblat,
berdasarkan hadits Abu Hurairah, bahwa Rowulullah sholallohu 'alaihi wasalam bersabda
: "Sesungguhnya segala sesuatu memiliki tuan, dan tuannya majelis adalah arah kiblat."
(HR. ath-Thabrani dalam al-Ausath 2354, dan dihasankan Syaikh al-Haitsami 8/114, as-
Sakhawi (102) dan Syaikh al-albani dalam ash-Shahiihah (2645) dan Shahiih at-Targhib
(3085) ).
31
Jika dokter laki-laki (dikarenakan tidak terdapat dokter perempuan) dengan dalih
mengobati dan atau pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan di atas (memandang
dan menyentuh) seperti; mendeteksi denyut nadi, mengambil darah dan memijit, dimana dokter
tidak memiliki cara lain kecuali terpaksa memandang badan yang bukan mahramnya atau
menyentuh badannya (dan tidak memungkinkan dia menggunakan kaos tangan atau semacamnya,
dengan maksud menyentuh secara tidak langsung), dalam hal ini menyentuh dan memandang tidak
ada masalah.
Akan tetapi jika dalam masalah ini dokter mampu mengobati hanya dengan memandang
saja dan atau hanya dengan menyentuh pasien yang bukan mahramnya tersebut maka dokter harus
mencukupkan dengan memandang saja atau menyentuh saja (itupun sebatas darurat) dan lebih
daripada itu tidak boleh. Dokter perempuan dalam hal memandang dan menyentuh pasien laki-
laki yang bukan mahramnya juga berlaku hukum demikian. Begitu para ulama mengatakan.
Karena orang yang sakit sengaja menemui dan menaruh kepercayaan terhadap dokter, para
terapis atau ahli medis harus memberikan pelayanan dan perlindungan yang terbaik bagi
pesiennya. Namun harus tetap menjaga syariat. Misalnya tidak boleh memberikan obat yang
haram. Juga harus menjaga hubungan lawan jenis. Jika pasiennya bukan muhrimnya, hendaklah
ada pihak ketiga yang menemani. Jangan hanya berdua didalam kamar pengobatan.
Telah di nukil dari Imam Musa ibnu Ja’far yang mengatakan: Seorang lelaki buta dengan
lebih dahulu meminta izin telah memasuki rumah Fatimah (sepertinya dia perlu dengan Rasulullah
SAW) Fatimah mengambil kerudungnya dan beliau bersembunyi di dalam kerudung tersebut
(mengambil hijab), Nabi SAW berkata: Putriku mengapa engkau menutup dirimu sedangkan dia
tidak melihatmu? Beliau berkata: Apabila dia tidak melihat saya, tapi saya melihat dia dan dia (jika
tidak melihat dan buta) tetapi dia mencium bau wanita. Rasulullah SAW sedemikian gembiranya
sambil berkata: Saya bersaksi bahwa engkau adalah belahan jiwaku. (Hayaatu Al-Imam
Husain,Khutbah Hadrat Zaenab)
Lihatlah begitu diagungkannya urusan hijab oleh Rasulullah SAW.
Allah Ta`ala menyebutkan dalam firman-Nya surat al-An'am/6 ayat 119:
32
"Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu,
kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya".
Bila memang dalam keadaan darurat dan terpaksa, Islam memang membolehkan untuk
menggunakan cara yang mulanya tidak diperbolehkan. Selama mendatangkan maslahat, seperti
untuk pemeliharaan dan penyelamatan jiwa dan raganya.
Meskipun dibolehkan dalam kondisi yang betul-betul darurat, tetapi harus mengikuti
rambu-rambu yang wajib untuk ditaati. Tidak berlaku secara mutlak. Keberadaan mahram adalah
keharusan, tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga tatkala seorang muslim/muslimah terpaksa harus
bertemu dan berobat kepada dokter yang berbeda jenis, ia harus didampingi mahramnya saat
pemeriksaan. Tidak berduaan dengan sang dokter di kamar praktek atau ruang periksa.
Syarat ini disebutkan Syaikh Bin Baz rahimahullah untuk pengobatan pada bagian tubuh
yang nampak, seperti kepala, tangan, dan kaki. Jika obyek pemeriksaan menyangkut aurat wanita,
meskipun sudah ada perawat wanita misalnya, maka keberadaan suami atau wanita lain (selain
perawat) tetap diperlukan, dan ini lebih baik untuk menjauhkan dari kecurigaan.
Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersesat
di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:
33
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu
perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala
seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita
yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)
34