Anda di halaman 1dari 13

Kognitif,

Saya studio arena belajar merupakan perubahan persepsi dan


pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak ( dapat diamati secara langsung). Dengan teori Kognitif ini
pembelajaran muncul atau di bangun XXoleh siswa itu sendiri yang mana
guru hanya di haruskan memantau serta mengembangkan apa yang telah
di pelajari siswa, sehingga siswa banyak terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Belajar memahami dan selalu terlibat aktif dalam
pembelajaran akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.
?
K NM Bonstruktivistik
Pendekatan konstruktivistik pada pembelajaran IPA yang sy pahami
menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktifitas
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa diberi
kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang
sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa
dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang
dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung
jawabkan pemikirannya secara rasional. Pandangan ini tidak melihat pada
apa yang dapat diungkapkan kembali atau apa yang dapat diulang oleh
siswa misalnya menjawab soal-soal tes, melainkan pada apa yang dapat
dihasilkan siswa, didemonstrasikan, dan ditunjukkannya. Selain itu, pada
pembelajaran konstruktivistik siswa dilatih untuk dapat berkomunikasi dan
bekerja sama dengan orang lain menggunakan fasilitas internet seperti
google share. Sehngga proses pembelajaran diskusi atau kerja kelompok
lebih sering digunakan

Humanistic
Menurut saya maksud dari statment "proses pembelajaran yang
berlangsung dapat berhasil sesuai dengan tujuan, jika para peserta
didiknya dapat mengaktualisasikan dirinya dalam proses tersebut", jika
dkaitkan dengan proses pembelajaran IPA adalah pentingnya
Keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan memberikan
kebebasan bagi siswa untuk mengembangkan potensinya. Karena itu guru
harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar secara aktif. Siswa akan belajar secara aktif
kalau rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru mengharuskan
siswa melakukan kegiatan belajar. Misalnya kegitana praktikum,
demonstrasi presentasi ataupun diskusi kelompok. Pengalaman emosional
dan karakteristik khusus individu dalam belajar perlu diperhatikan oleh guru
dalam merencanakan pembelajaran. Karena seseorang akan dapat belajar
dengan baik jika mempunyai pengertian tentang dirinya sendiri dan dapat
membuat pilihan-pilihan secara bebas ke arah mana ia akan berkembang.
MODUL 4
Untuk menangani jika dikelas ada kesenjangan murid yang berstastus
sosial tinggi dan rendah agar mereka bisa memiliki motivasi belajar sama:
1. Guru harus bersikap bijak dan tidak membedakan (diskriminatif) siswa
atas dasar status sosialnya. Semua siswa diberi kesempatan sama untuk
aktif di dalam kelas. Misalya ketika pembagian kelompokpun harus rata
antara siswa yang berkekonomi rendah ataupun menengah ke atas
2. Guru harus bersikap adil dalam membagi perhatiaanya terhadap siswa.
Guru tidak boleh pilih kasih
3. Sering memberikan motivasi kepada siswa bahwa keberhasilan itu tidak
bergantung pada derajat social seseorang tetapi dari niat dan ketekunan
seseorang untuk meraihnya
4. Guru tidak pelit dalam memberikan pujian terhadap siswanya yang
berprestasi
5. Berusaha membangun komunikasi dan keakraban kepada semua murid.
Agar tidak hanya ‘siswa yang itu-itu saja’ yang ditunjuk di kelas

Pembelajaran akan lebih bermakna apabila pembelajaran dirasakan


terkait dengan kehidupan nyata siswa dan melibatkan siswa secara aktif
untuk berinteraksi. Hal tersebut misalnya dengan pengkondisian anak
untuk melakukan percobaan, mengajukan pertanyaan kemudian
membimbing untuk menemukan jawaban sendiri, serta melakukan diskusi
dengan temannya. Mula-mula guru menggali dan menggunakan
pengalaman peserta didik yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari,
selanjutnya darikejadian yang dialami itu peserta didik diajak untuk
mengamati mengapa hal itu bisa terjadi dan setelahpesertadidik
diberikebebasan melakukan pengamatan,selanjutnya peserta didik
merumuskan(konseptualisasi)terhadap hasil pengamatanny
1. IHLIMATUT TAZKIYA MUZAYINA (P)
Kecerdasan Verbal Linguistik :
a. Senang bercerita tentang pengalamannya kepada teman-teman
b. Berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan ketika sedang
berlangsung kegiatan diskusi
c. Sering bebicara tentang hal yang sudah pernah dibaca dan
diketahui
d. Dapat menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang jelas dan baik

2. POPPY WIDYA (P)


Kecerdsan Kinestetis :
a. Tidak bisa tinggal diam dan cekatan
b. Menyukai kegiatan olahraga
c. Berminat dengan pembelajaran praktikum atau demonstrasi
3. ALFIN MAULA HABIB (L)
Kecerdasan Logis Matematis
a. Menyukai pelajaran yang berhubungan dengan hitungan
b. Menjawab dengan cepat dan antusias ketika diberikan latihan soal
tentang hitungan
4. AHMAD NABIL (L)
Kecerdasan Visual
a. Suka mencorat-coret buku dengan gambar-gambar dan mewarnai
b. Memiliki Minat yang besar terhadap seni
c. Menyukai buku yang memiliki banyak warna dan gambar
5. HAYYINA ZULFA (P)
Kecerdasan Naturalis
a. memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan suka dengan tanaman.
b. Menyukai binatang
c. Menyukai kegiatan outdoor atau di alam bebas

MODUL 5

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu metode


pembelajaran, yaitu:
1. Karakter materi pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Misalnya mata pelajaran
bersifat eksakta lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan yang dimaksud dalam pembelajaran adalah tujuan belajar peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran
3. Ketersediaan sarana belajar
Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi penggunaan
metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak mungkin
digunakan jika penunjang metode tersebut tidak tersedia.
4. Kemampuan dasar siswa
Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Ini
menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran.
5. Alokasi waktu pembelajaran
Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu dipertimbangkan
oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru akan memilih metode sederhana
seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi.

Contoh yang diterapkan dalam pembelajaran IPA misal untuk materi


perpindahan panas dan contohnya dalam kehidupan, guru bisa memilih model
pembelajaran kooperatif. Siswa bisa menemukan penjelasan mengenai materi
tersebut dengan diskusi kelompoknya dengan sumber belajara dari buku siswa
hingga browsing melalui internet, dan sebagainya. Dengan pembelajaran
kooperatif, siswa diharapkan mampu memahami konsep/topik/masalah dengan
diskusi bersama dan mampu menjawab tes atau kuis untuk mengetahui
pemahaman mereka terhadap konsep/topik/ masalah, meningkatkan kerjasama
antar siswa, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan
kemampuan akademik melalui aktivitas belajar kelompok.

Kb 2
Hal –hal yang sulit dilakukan siswa dalam pembelajaran saintifik adalah ketika tahap
mengomunikasikan. Suasana diskusi hanya dikuasai oleh beberapa siswa saja. Siswa
yang lain cenderung hanya sebagai peserta yang pasif. Siswa kurang percaya diri,
takut ditertawakan teman dan penyampaian pendapat tidak terlalu jelas serta banyak
menggunakan bahasa campuran (Jawa dan Indonesia)
Kiat untuk mengatasinya adalah
 memberi motivasi atau penghargaan seperti tambahan nilai kepada siswa
yang mau bertanya atau menyampaikan pendapat sehingga siswa lebih
terpacu untuk memberanikan diri dalam berpendapat atau menanya
 mengajak siswa untuk belajar menghargai pendapat teman lain, bersikap
santun ketika berbeda pendapat dan belajar untuk tidak takut salah atau
berbeda pendapat dengan teman
 meyakinkan siswa bahwa mereka tidak akan disalahkan, ditertawakan, atau
dipermalukan jika salah. Namanya saja belajar, wajar kalau masih salah-salah.
Apabila salah, cukup katakan "belum tepat", bukan "salah". Tidak perlu
terlalu ditekankan bahwa mereka salah karena akan membuat nyali ciut untuk
lanjut berdiskusi

KB 3
perbedaan dari Project Based Learning, Problem Based learning, dan
Saintifik adalah:

Project Based Learning :


 tahapan pembelajaran berbasis projek dalam 6 langkah yaitu: 1)
menentukan pertanyaan mendasar, 2) mendesain perencanaan
projek, 3) menyusun jadwal, 4) memonitor peserta didik dan
kemajuan projek, 5) menguji hasil, dan 6) mengevaluasi pengalaman
 Diselesaikan dalam waktu yang agak lama (beberapa minggu –
bulan)
 Berorientasi dengan produk akhir atau “artifact” (berupa produk
tulisan, lisan, visual dan multimedia), serta kegiatan produksi yang
memerlukan pengetahuan isi tertentu atau keterampilan, dan
biasanya menimbulkan satu atau lebih masalah yang harus
dipecahkan siswa. Proyek bervariasi dalam lingkup dan kerangka
waktu, dan produk akhir sangat bervariasi dalam tingkat teknologi
yang digunakan serta kecanggihannya.
 Hasil pembelajaran berupa produk (model, prototype, poster seni,
pertunjukan, dll)

Problem Based Learning :

 Model PBL menyuguhkan situasi atau berbagai masalah otentik yang


mendorong siswa untuk melakukan investigasi dan penyelidikan.
 Dimulai dengan sajian masalah bagi siswa untuk memecahkan atau
pelajari lebih lanjut. Seringkali masalah ini dibingkai dalam skenario
atau format studi kasus. Masalah dirancang dengan meniru
kompleksitas permasalahan di kehidupan nyata. Tugas belajar pun
sangat bervariasi dalam cakupan, waktu dan kecanggihan.
 Hasil pembelajaran adalah solusi dalam bentuk tulisan atau
presentasi

Pendekatan saintifik

 Memiliki lima tahapan yaitu yaitu (1) mengamati; (2) menanya; (3)
mencoba/mengumpulkan informasi; (4) menalar/mengasosiasi; (5)
dan membentuk jejaring/melakukan komunikasi
 Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran..
 Dalam rancangan pendekatan saintifik peserta didik diarahkan dan
dibimbing untuk mengkonstruksi pengetahuan, sikap, serta
keterampilannya melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Sementara pada kegiatan penutup siswa
diarahkan untuk melakukan validasi temuan serta pengayaan materi
yang telah dipelajari
 Problem based learning dan project bsed learning adalah model yang
mengacu pada pendekatan saintifik itu sendiri

KB 4

1) Saya akan menggunakan model pembelajaran langsung, jika akan


menyampaikan pembelajaran yang cukup banyak tetapi memiliki waktu yang
sangat terbatas, ketika ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai
keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang
berpusat pada siswa dan ketika mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang
baru dan memberikan garis besar pelajaran.,
yang saya terapkan dengan langkah-langkah
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari
dan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan
yang telah dikuasai siswa.
3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya
atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan
reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik
terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.
2) Saya akan menggunakan model pembelajaran kooperatif, jika sy ingin
mengembangkan keterampilan sosial, sikap toleransi, saling menghargai
perbedaan pendapat dan penerimaan terhadap keragaman antar siswa, yang
saya terapkan dengan langkah-langkah
1. Langkah Orientasi, guru menyampaikan tujuan, materi, waktu, langkah-
langkah serta hasil akhir yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta sistem
penilaiannya. Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya
2. Langkah Kerja Kelompok, Merupakan tahap inti kegiatan pembelajaran.
Kerja kelompok dapat berbentuk kegiatan memecahkan masalah, atau
memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari dengan berbagai
cara seperti berdiskusi, eksplorasi, observasi, percobaan, hingga browsing
melalui internet, dan sebagainya.
3. Langkah Tes/Kuis, yaitu langkah di mana semua siswa diharapkan telah
mampu memahami konsep/topik/masalah yang sudah dikaji bersama dan
mampu menjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman mereka
terhadap konsep/topik/ masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup
penguasaan ranah kognitif, afektif dan ketrampilan sosial.
4. Langkah Penghargaan Kelompok, yaitu langkah untuk memberikan
penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor
dalam tes individu. Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar
dengan skor tes individual. Menghitung skor yang didapat kelompok dengan
cara menjumlahkan skor yang didapat siswa di dalam kelompok tersebut
kemudian dihitung rata-ratanya.

3) Saya akan menggunakan model saintifik, jika menempatkan siswa menjadi


subjek aktif melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk
pengetahuan baru atau memadukan dengan pengetahuan sebelumnya serta
mengarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak
bertanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja
yang saya terapkan dengan langkah-langkah
1. Mengamati, merupakan kegiatan mengidentifikasi suatu objek melalui
penginderaan, yaitu melalui indera penglihat (membaca, menyimak),
pembau, pendengar, pencecap dan peraba pada saat mengamati suatu objek
menggunakan ataupun tidak menggunakan alat bantu sehingga siswa dapat
mengidentifikasi suatu masalah.
2. Menanya, merupakan kegiatan mengungkapkan suatu hal yang ingin
diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu
proses tertentu. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan mapun tulisan dan
dapat berupa kalimat pertanyaan atau kalimat hipotesis sehingga siswa
dapat merumuskan masalah dan hipotesis.
3. Mengumpulkan data, merupakan kegiatan mencari informasi sebagai
bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan membaca buku, observasi lapangan, uji coba, wawancara,
menyebarkan kuesioner, dan lain-lain, sehingga siswa dapat menguji
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
4. Mengasosiasi, merupakan mengolah data dalam serangkaian aktivitas fisik
dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Pengolahan data dapat
dilakukan dengan klasifikasi, mengurutkan, menghitung, membagi, dan
menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan
sumber data sehingga lebih bermakna.
5. Mengomunikasikan, merupakan kegiatan siswa dalam mendeskripsikan
dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan

MODUL 6

KB 1

Pengukuran hasil belajar adalah proses pemberian angka atau usaha


memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Jadi pengukuran
dilakukan untuk melihat capaian yang telah diperoleh siswa setelah
mengikuti pembelajaran selama waktu tertentu.

Penilaian hasil belajar adalah suatu proses untuk mengambil keputusan


dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes untuk
mengetahui tinggi-rendahnya atau baik-buruknya aspek tertentu dengan
kata lain penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Sehingga penilaian dilakukan setelah melakukan pengukuran
KB 2

PENILAIAN OTENTIK LEBIH DITEKANKAN PADA PROSES BELAJAR


YANG DISESUAIKAN DENGAN SITUASI DAN KEADAAN SEBENARNYA,
BAIK ITU DI DALAM KELAS MAUPUN DI LUAR KELAS. PADA
PENILAIAN OTENTIK, PESERTA DIDIK DIARAHKAN UNTUK
MELAKUKAN SESUATU DAN BUKAN SEKEDAR HANYA MENGETAHUI
SESUATU, DISESUAIKAN DENGAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN
YANG DIAJARKAN. DI SAMPING ITU, PADA
PENILAIAN OTENTIK, PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
TIDAK HANYA DIFOKUSKAN PADA ASPEK KOGNITIF, TETAPI JUGA
PADA ASPEK AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK.
CONTOH
LEMBAR PENGAMATAN
PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA/KINERJA/PRAKTIK
TOPIK : ………………………..
KI : ………………………..
KD : ………………………..
INDIKATOR : ………………………..

KEGIATAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN JUMLAH
NO NAMA AKHIR
PERCOBAAN PERCOBAAN SKOR
PERCOBAAN
1
2
….
….

KETERAMPILAN
NO SKOR RUBRIK
YANG DINILAI
PERSIAPAN - ALAT-ALAT TERTATA RAPIH
PERCOBAAN SESUAI DENGAN
(MENYIAPKAN KEPERLUANNYA
ALAT BAHAN) - RANGKAIAN ALAT PERCOBAAN
1 30 TERSUSUN DENGAN BENAR DAN
TEPAT
- BAHAN-BAHAN TERSEDIA DI
TEMPAT YANG SUDAH
DITENTUKAN.
20 ADA 2 ASPEK YANG TERSEDIA
10 ADA 1 ASPEK YANG TERSEDIA
PELAKSANAAN - MENGGUNAKAN ALAT DENGAN
PERCOBAAN TEPAT
- MEMBUAT BAHAN PERCOBAAN
YANG DIPERLUKAN DENGAN
TEPAT
2 30
- MENUANGKAN /
MENAMBAHKAN BAHAN YANG
TEPAT
- MENGAMATI HASIL
PERCOBAAN DENGAN TEPAT
20 ADA 3 ASPEK YANG TERSEDIA
10 ADA 2 ASPEK YANG TERSEDIA
KEGIATAN AKHIR - MEMBUANG LARUTAN ATAU
PRAKTIKUM SAMPAH KETEMPATNYA
- MEMBERSIHKAN ALAT DENGAN
BAIK
30
- MEMBERSIHKAN MEJA
3
PRAKTIKUM
- MENGEMBALIKAN ALAT KE
TEMPAT SEMULA
20 ADA 3 ASPEK YANG TERSEDIA
10 ADA 2 ASPEK YANG TERSEDIA
PENSKORAN = JUMLAH SKOR YANG DIPEROLEH : JUMLAH SKOR
MAKSIMUM X 100

PENILAIAN TRADISIONAL ADALAH PENILAIAN YANG MENGACU


PADA MEMILIH SEBUAH RESPON DAN LEBIH PADA MENGUKUR
INGATAN SISWA TERKAIT DENGAN INFORMASI YANG DIDAPAT. HAL
INI DAPAT DILAKUKAN MELALUI PENGUKURAN TES PILIHAN
GANDA, TES MELENGKAPI , TES BENAR SALAH, MENJODOHKAN DAN
SEMACAMNYA. SISWA SECARA KHAS MEMILIH SUATU JAWABAN
ATAU MENGINGAT INFORMASI UNTUK MELENGKAPI PENILAIAN.
CONTOH :
1. ENERGI YANG DIBUTUHKAN OLEH KITA BERASAL DARI
MAKANAN. ZAT GIZI YANG PALING BANYAK DIBUTUHKAN
OLEH TUBUH ADALAH....
A. LEMAK
B. KARBOHIDRAT
C. MINERAL
D VITAMIN
2. KETIKA MELAKUKAN UJI MAKANAN DENGAN BIURET, TAMPAK
MUNCUL WARNA UNGU PADA BAHAN MAKANAN. HAL INI
MENUNJUKKAN....
A. MAKANAN MENGANDUNG LEMAK
B. MAKANAN TIDAK MENGANDUNG KARBOHIDRAT
C. MAKANAN MENGANDUNG CUKUP AIR
D. MAKANAN MENGANDUNG PROTEIN

Kb 3
Tes diagnostic dilakukan untuk mengetahui kesulitan apa yang ada dalam
pembelajaran sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengambil keputusan dalam
mencari jalan pemecahan. Saya sendiri belum pernah melakukan tes diagnostic,
hanya mungkin memberikan pertanyaan langsung kepada siswa (tanya jawab) dan
meminta siswa yang sudah memahami materi untuk membantu memberikan
penjelasan atas materi terkait kepada siswa lain yang masih mengalami kesulitan,
karena biasanya anak akan lebih mudah menerima penjelasan dari temannya dan
lebih leluasa mengutarakan apa yang menjadi kesulitannya dalam menangkap
materi pelajaran dibanding langsung dengan gururnya. Dengan ilmu yang sy dapat
dari program ppg ini semoga ke depannya sy bisa melaksanakan tes diagnotis
seperti yang seharusnya. Bentuk tes diagnostic yang mungkin nanti saya pilih
adalah soal uraian sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap,. Karena
untuk pilihan ganda sangat rentang terhadap jawaban yang bersifat “tebakan” . Jadi
jawaban atau respons yang diberikan oleh siswa harus memberikan informasi yang
cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang dialaminya
KB 4

Soal dikatakan baik jika memiliki tingkat kesukaran seimbang


( p r o p o r s i o n a l ) . Ti n g k a t k e s u k a r a n s o a l dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru
sebagai pembuat soal. Perbandingan antara soal mudah, sedang, dan sukar bisa di
buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30%
lagi soal kategori sukar.

Anda mungkin juga menyukai