Laporan Pendahuluan Stemi
Laporan Pendahuluan Stemi
Oleh:
Puji syukur atas kehadirat TuhanYang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan timbang terima pada praktek profesi manajemen keperawatan diruang
Bedah Edelweis PJT Lantai 2 RSUD Dr.Soetomo Surabaya telah selesai. Proposal ini dibuat
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu
pula laporan yang kami buat, baik dari isi maupun penulisan. Kritik dan saran dari pembaca
Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RSUD Dr.Soetomo, pasien dan keluarga serta
teman-teman kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan timbang
terima. Penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
keperawatan pada pasien. Rushton (2010) mengatakan timbang terima pasien dirancang
sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian
shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien,
terima akan berjalan dengan lancar jika perawat dapat berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat
pasien. Prinsip komunikasi efektif dalam timbang terima menurut Cahyono (2008)
bersifat terkini (update) yang berisi tentang perawatan pasien, pengobatan, pelayanan,
kondisi serta perubahan-perubahan yang baru saja dialami dan perlu diantisipasi, terjadi
proses verifikasi informasi yang diterima dengan cara mengulang kembali (read back)
peninjauan kembali data historis pasien yang meliputi data keperawatan dan terapi
sebelumnya, dan interupsi harus diminimalkan agar pesan dapat dilakukan seoptimal
Hasil pengumpulan data melalui validasi dan observasi yang dilakukan tanggal 29
Mei 2019 kepada perawat Ruang Bedah Edelweis PJT Lantai 2 didapatkan timbang
1
2
. Timbang terima dilakukan di ners station dan dihadiri oleh seluruh perawatyang
bertugas. Seluruh perawat menyatakan sudah terdapat buku khusus untuk mencatat
hasil laporan timbang terima dan mengetahui yang harus dipersiapkan dalam
pelaksanaan timbang terima, serta mengetahui teknik pelaporan timbang terima ketika
di depan pasien. Sebagian besar perawat mengetahui waktu yang diperlukan saat
validasi ke pasien pada waktu timbang terima, yaituselama 5-10 menit. Acara timbang
terima dimulai dengan pembukaan dan pembacaan do’a yang di pimpin oleh wakil
kepala ruangan Bedah Edelweis PJT Lantai 2 yang kemudian dilanjutkan dengan
melaporkan kondisi pasien pada perawat yang bertugas pada shift berikutnya.
dalam bentuk role play keperawatan di ruang perawatan. Berdasarkan hal itu kami
7. Bagaimana contoh nyata pelaksanaan proses timbang terima dalam bentuk role
play?
3
1.3 Tujuan
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa praktik profesi manajemen dan
8. Mengetahui simulasi pelaksanaan proses timbang terima dalam bentuk role play
1.4 Manfaat
1. Klien dapat menyampaikan keluhan secara langsung bila ada yang belum
disampaikan sebelumnya
TINJAUAN TEORI
Menurut Nursalam (2016) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian dinas.
Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi yang berkaitan dengan
profesional dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara sementara atau
permanen.
sebelumnya.
pasien,perubahan yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi
5
6
harusdijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian pelayanan
bagi pasien (Cahyono 2008). Nursalam (2016) membagi tujuan timbang terima menjadi
a. Tujuan umum:
b. Tujuan khusus:
berikutnya.
terkini pasien,perubahan yang sedang terjadi dan perubahan yang dapat diantisipasi.
(Angood2007, Payne2008).
penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
terima juga sebagai dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan
perawat berikutnya pada pergantian dinasdan tidak dibawa pulang. Dengan kata
lain, proses timbang terima dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada
perawat.
4. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan
antar perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
5. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien
masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit,
komprehensif.
Menurut Nursalam (2016) timbang terima memberikan manfaat bagi perawat dan
bagi pasien. Bagi perawat manfaat timbang terima adalah meningkatkan kemampuan
komunikasi antar perawat, menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
8
pasien, saat timbang terima pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila
Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip timbang
Semakin luas proses timbang terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan timbang
terima), peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola timbang terima
proses timbang terima pasien dan perannya sebagai pemimpin. Tindakan segera
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa timbang terima
pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian penting dari pekerjaan sehari-hari
dari perawat dalam merawat pasien. Memastikan bahwa staf bersedia untuk
menghadiri timbang terima pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau jadwal
dinas staf klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan timbang
berkala tentang proses timbang terima pasien. Mengidentifikasi staf yang harus
hadir, jika memungkinkan pasien dan keluarga harus dilibatkan dan dimasukkan
9
Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk timbang terima
pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini memungkinkan untuk
dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang terima pasien tidak hanya pada
pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali terjadi perubahan tanggung jawab misalnya
ketika pasien diantar dari bangsal ke tempat lain untuk suatu pemeriksaan.
Sebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi tempat tidur
pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus dipertimbangkan untuk
komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari
telekomunikasi.
a. Standar protokol
penting, latar belakang yang relevan tentang situasi klinis pasien, penilaian
Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima pasien yang berhubungan
Metode timbang terima pasien antar dinas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, antara lain secara lisan, catatan tulisan tangan, dilakukan di
samping tempat tidur pasien, melalui telepon atau rekaman, nonverbal, dapat
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka
3. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik.
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untuk pemeriksaan diagnostik selama
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas yang lain sering terjadi
obat-obatan sering terjadi, misalnya saat mentransfer pasien, pergantian dinas, dan
merusak pentingnya dukungan emosional. Hal ini diungkapkan pula oleh Kerr
pendukung.
a. Menghindari informasi yang hilang dan memungkinkan staf yang tidak hadir
b. Perawat mengetahui tentang situasi pasien dan apa saja yang perlu
keluarga, bagaimana untuk berbagi informasi sensitif, apa yang tidak dibahas
pertanyaan tertentu.
meliputi:
d. Penyampaian timbang terima harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
Menurut AMA (2006) pelaksanaan timbang terima yang baik dan benar diantaranya:
13
1. Timbang terima dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan waktu yang
2. Pelaksanaan timbang terima harus dihadiri semua perawat, kecuali dalam keadaan
4. Timbang terima umumnya dilakukan di pagi hari, namun timbang terima juga
penerimaan pasien rawat inap dan merencanakan apa yang akan dikerjakan.
6. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh, agar peralihan
ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat dipertahankan jika perawat absen
untuk waktu yang lama, misalnya selama akhir pekan atau saat mereka pergi
berlibur.
fungsi penting dalam bidang praktik keperawatan klinis (Athanasakis 2013). JCI
terima(Petersen dkk 2013). Teknik timbang terima yang bisa diterapkan yaitu:
1. ISBAR
Karena berfokus pada masalah yang dihadapi, maka setiap orang dari disiplin
ilmu yang sama atau berbeda harus menggunakan pola komunikasi yang sama
bersama untuk transfer yang relevan, faktual, informasi ringkas antara tim
1. Dokter ke dokter,
2. Perawat ke perawat,
3. Perawat ke dokter,
data;
2. Cara mudah dan difokuskan untuk menetapkan tujuan untuk apa yang akan
dikomunikasikan;
5. Tidak berfokus pada orang-orang yang berkomunikasi tetapi pada masalah itu
sendiri.
16
2. ISOBAR
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat Timbang terima sesuai dengan
iSoBAR, yaitu :
3. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat.
3. SBAR
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik oleh pimpinan unit kerja, mengirim
pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk mengatasi masalah (JCI 2010).
Planning . Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan
pasien dapat terintegrasi dengan baik. Dengan demikian semua tenaga kesehatan yang
b) Diagnosa medis
situasi?
c) Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan.
d) Riwayat medis
c) Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?;
Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004) menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang
2. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang keluar masuk
3. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat memenuhi
PERENCAAN ROLEPLAY
Surabaya
3. Muzhidah, S.Kep., Ns
19
3.3 Metode
mahasiswa
3.4 Media
2. Kertas
3. Pena / Ballpoint
20
21
Di bed pasien
Ruang
6. Kepala ruangan menyampaiakan salam dan
Bed
PP menanyakan kebutuhan dasar pasien
Pasien
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara
penuh terhadap maslaah keperawatan,
kebutuhan, dan tindakan yang telah / belum
terlaksana serta hal penting lainnya
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya di catat ecara khusus untuk
diserahterimakan
Situation
Data Demografi
Diagnosis Medis Diagnosa Keperawatan
(Data)
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
KU; TTV; GCS; Skala Nyeri; Skala
Resiko Jatuh; dan ROS (poin yang
penting)
Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi
3.7.1 Struktur
3.7.2 Proses
1. Timbang terima dilaksanakan bersama dengan kepala ruangan, perawat primer dan
2. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung jawab shift
23
3. Timbang terima diikuti oleh perawat yang berdinas dan perawat yang akan
memulai berdinas
4. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama 30 menit dan 3 menit di
3.7.3 Hasil
DAFTAR ISI
Baron, M., Erlenbusch, B., Moran, C.F., O’Connor, K., Rice, K., & Rodriguez, J., 2008. Best
Practices Manual for Discharge Planning: Mental Health & Subtance Abuse Facilities,
Hospital, Foster care, Prisons and Jails. Los Angeles: Coalition to Hunger & Homelessness.
Hariyati, T.S, Afifah, E. Handiyani, H. 2008. Evaluasi Model Perencanaan Pulang Yang Berbasis
Teknologi Informasi dalam Makara Vol. 12, No. 2, Desember 2008: 53-58.
Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago, IL : Silverberg Press
Lees, Liz. 2012. Timely Discharge from Hospital. m&k publishing: England NHS Foundation Trust,
BirminghamManuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Ed.2. Jakarta: EGC.
Muhiddin, Triyono dan Sukorini 2013, Indikator Kualitas PelayananDarah Bank Darah RSUP Dr.
Wahidin SudirohusodoMakassar, Fakultas Kesehatan-Universitas Makassar Nency, YM dan
Sumanti, D. 2011.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a discharge planning
coordinator. Author: Fredericton, NB
Punamasari, L.D, Ropyanto, C.B. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pulang dalam Jurnal
Nursing Studies Vol 1 Nomor 1 2012 Hal.213-218.
Samsiarah H 2011, A comparison study on the blood transfusion reaction between the elective and the
emergency operation’s patients.
Swansburg. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Alih Bahasa Suharyati
Samba. Editor Monica Ester. Jakarta : EGC.
Lampiran Naskah Roleplay
25
In Edelweis Surgery Ward, PPJT 2nd Floor, RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Friday, May 10th, 2019 at 2pm. Morning shift nurses and afternoon shift nurses all
gathered in front of nursing station, they’ll do a handover. The Nursing Unit Manager open
the handover with salaam
NUM (Lutvi) : Before we began this handover, first let us pray to Allah for our
health, our family and our patient. May Allah bless all of us. Pray
begin (all starts to pray). Pray finished (all stop praying).
Please ners Natalia, ners Zizi as primary nurse with ners Septi dan
ners Navisa as associate nurse give your report of patient condition to
the next shift nurses.
PN1 (Nata) : Now I’ll giving brief report of the patient medical status from room
205
26
Bed SBAR
205A Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
205B Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
205C Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
205D Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
Bed SBAR
206A Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
206B Situation:
27
Background:
Assessment:
Recomendation:
206C Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
206D Situation:
Background:
Assessment:
Recomendation:
NUM (Lutvi) : Thank you for the report, any question of clarification or information
need to be given?
AN1 (Septi) : I’ll add an information for patient number 205D Mrs. R she had
traction with 6kg mass, need to evaluate risk of decubitus.
AN2 (Navisa) : For patient number 206C Mrs.S she said if her vission sometimes
blurry..
PN2 (Zizi) : Nomor 206A atas nama Ny.... , pasien mengeluhkan nyeri pada area
WSD, pasien menggunakan nasal kanul 4 lpm.
NUM (Lutvi) : Selamat siang ibu, saya ners Lutvi selaku kepala ruangan bedah E, ini
adalah ners Okta dan ners Licha yang akan dinas siang, saat ini kami
sedang melakukan timbang terma atau operan untuk pelaporan
kondisi pasien. Maaf bu saya ingin tanya apakah posisi begini
nyaman bagi ibu?
Patient : Sudah cukup nyaman ners
PN3 (Licha) : Masih terasa nyeri bu?
Patient : Iya ners masih terasa di dada sebelah ..... dan di tempat pemasangan
selang ini.
PN3 (Licha) : Apakah sebelumnya sudah pernah di ganti dressing / kasa penutup
selang WSD nya?
NUM (Lutvi) : Apakah ibu sudah diberitahu kenapa harus di pasang selang WSD?
29
NUM (Lutvi) : Allright guys, who want to do a clarification after we validated it with
patient condition? No one?
Ners (all) : Nothing nurse
NUM (Lutvi) : So, please the night shift nurses and morning shift nurses come
forward to signing the handover form and for night shift nurses give
the patient medical record to the morning shift nurses.
I said thank you to ners Natalia, ners Navisa, ners Zizi and ners Septi
who already done their duty with full of resposibility. So I’ll say do
your best for Ners Okta and Ners Sholihah.
I’ll end this hand over, Wassalamualaikum wr wb
Ners (all) : Waalaikumsalam wr wb