Anda di halaman 1dari 3

Biosel

1. Perbedaan struktur gen prokariot dan eukriot


 Banyak dari mRNA backteri adalah bersifat policistronik, hal ini maksudnya adalah
satu molekul mRNA terdapat coding region untuk beberapa molekul protein yang
berbeda. Sedangkan pada organisme eukariotk, molekul mRNA adalah bersifat
monocistronik, yaitu satu stand molekul mRNA akan mengkode hanya satu molekul
protein. Hal ini akan menjadi dasar yang berbeda dalam hal proses translasi mereka
(Lodish, etal, 2008) (page 406).
 Pada DNA eukariotik, terdapat susunan non coding region (intron) dan coding region
(exon) yang mana nanti saat proses translasi terjadi bagian intron akan dihilangkan
terlebih dahulu. Sedangkan pada DNA prokariotik tidak terdapat susunan exon dan
intron, sehingga akan mengalami proses yang berbeda dalam hal mengkode protein
(Lodish, etal, 2008 : 115).
 Pada RNA eukariot harus diproses untuk membentuk RNAs yang fungsional terdapat
penambahan dari 5’ cap dan 3’ polyA yang ditambahkan protein (Lodish, etal, 2008 :
115).
2.
 Metasentris
 Metasentris
 Metasentris
 Metasentris
 Metasentris
 Sub metasentris
 Metasentris
 Metasentris
Karyotype Formula ;
2n=2x=16=14m+2sm
3. Persilangan antarsel, secara umum dimediasi dengan adanya signaling molecule yang
bertindak sebagai ligan bagi reseptor. Proses berikatan dengan signaling molekul disebut
Beception. Perubahan konfirmasi dari reseptor akan memberikan efek terhadap protein relay
yang terdapat pada dalam sel bertindak sebagai jembatan antara reseptor terhadap bagian
tertentu dalam sel. Target ini umumnya berupa protein efektor. Protein efektor memiliki
peran dalam mengubah perilaku sel. Efektor-efektor ini dapat berupa protein peregulasi gen,
ion channel, komponen jalur metabolic, dan bagia dari cytoskeleton (Alberts, etal, 2007).
4. Lima protein tersusun atas 3 protein sub unit yaitu sub unit alfa,beta dan gamma(dalam
symbol). Pada keadaan tidak terstimulasi sub unit alfa memiliki gugus GDP. Ketika GPCRS
teraktivasi molekul GTP dapat berikatan padanya. Pertukaran molekul ini akan menyebabkan
perubahan konfirmasi pada molekul G protein. Secara structural sub unit alfa telah aktif dan
berinteraksi dengan target yaitu berupa adenilate cyclase. Aktivasi adenilate cyclase akan
menyebabkan molekul itu mampu mengubah ATP menjadi Cydic A&AP. (CAMP) (Albert, etal,
2007)
5. Lipid dalam makanan dan peredarannya dalam tubuh diangkut oleh lipoprotein yang
memiliki permukaan hidrofilik pada permukaan luar dan permukaan hidrofobik pada bagian
dalam. Mamalia memiliki A kelas utama lipoprotein yaitu HDL, LDL dan ULDL, serta
kilomikron dibedakan terhadap kerapatan buoayant (Lodish, et al, 2008).
Jalur eksogen metabolism lipid terjadi ketika triglisenda dan kolesterol dari makanan dalam
usus dalam bentuk kilo mikron akan diangkat dalam saluran limfa menuju ke darah. Trigliseid
dalam darah akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPC) membentuk asam lemak
dan kilo mikron remnan. Kemudian asupan kolesterol dalam darah juga diatur oleh jumlah
LDL-R yang terdapat pada permukaan hati.
Jalur endapan bermula ketika trigliseid dan kolesterol yang disentris oleh hati diangkut
secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid kemudian akan mengalami hidrolisis
dalam aliran darah LPL menjadi lipoprotein yang lebih keceil yaitu IDL dan LDL. LDL akan
mengalai katabolisme melalui reseptor LDL (LDL-R) pada permukaan hati.
Molekul HDL hanya berfokus pada metabolism jalur reverse cholesterol transfer.
6. Gambar tersebut menjelaskan tetang mekanisme pelewatan checkpoint pertama induksi
protein pS3 oleh kromosom menentukan segalanya. Protein ps3 akan menginduksi protein
p21. Molekul protein R1 adalah substart penting bagi kompleks G1 cyclin-CDK. Fosforulasi
molekul RL mencegahnya berikatan dengan molekul H2F. Fosforulasi RL di iniriasi oeh cyclin
D CDK4 dari cidin D CDK 6 pada pertengahan fase G1. Fosforulasi ini penting karena jika Rb
tidak terfosforulasi makan akan berasosiasi dengan H2F untuk menjadi reseptor siklus sel.
Adanya fosforulasi Rb akan membuatnya berpisah dengan H2F dan H2F akan aktif. Aktifnya
H2F mejadi syarat penting lolos checkpoint tahap 1 (Lodish, es al., 2008).
7. :
 Kematian sel secara apotoris adalaha terprogram secara genetim sedangkan nekrosis
terjadi akibat luka secara fisik terhadap sel.
 Apoptosis memilki mekanisme khusus melibatkan makrofag untuk mencerna bagian
sel yang menjadi apaptosic body. Sedangkan nekrosis isi sel keluar di lingkungan
antarsel menyebabkan Inflamasi.
 Apoptosis bersifat membentuk sedangkan nekrosis bersifat merusak.
 Apoptosis memiliki tujuan regenerasi sel yang sudah tua dan mengeliminasi sel yang
abnormal tidak sesuai tempat dan sel nonfungsional. Sedangkan nekrosis mulai
adanaya factor fisik, kimia maupun fisiokimia.
8. a) Proses metastasis
 Invasi dan niositisitas: Proses mulainya sel kanker menginvasi dan mengalami
pergerakan.
 Intravasis: Proses sel kanker melalui pembuluh limfasic maupun aliran darah.
 Eksavasasi: Proses sel kanker keluar dari aliran darah pembuluh di organ basa.
 Pertumbuhan pada oragan basa: Perkembangan sel kanker pada organ basa
(Albert, et al., 2007)

b) :
 Hematogeneous: Metastasis yang melalui pembuluh darah dan bekembang di organ
basa.
 Lymphasi: Mestasis yang melalui pembuluh limfa dan mampu membentuk pembuluh
limfa baru untuk penyebaran sel aknker.
 Transcoelomic: adalah mekanisme penyebaran sel kanker melalui antarrongga tubuh
sehingga kanker dapat berkembang dimana saja dan dirongga tubuh bagian mana
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Alberts,B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts. L., & Walter, P. (2007)
Mollecular Biology of the Cell. Garland Science : Newtork.

Lodish, H., Darneil, J.E., Berk, A., Kaises, C., Krieger, M., Scott, M. P., Be
Matsudaira, P. (2008). Mollecular Cell Biology, Mactulasi

Anda mungkin juga menyukai