Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN SEKS BEBAS


DI RW VI MLETO, KLAMPIS NGASEM SURABAYA

Disusun oleh:
Angkatan A14 Periode II

1. Siti Sholihah, S.Kep


2. Prasetiya Wahyuni, S.Kep
3. Titin Paramida, S.Kep
4. Miladina Nahar, S.Kep
5. Pratama Sholdy, S.Kep
6. Pratiwi Putri M, S.Kep
7. Voni Nurul K, S.Kep
8. Lutvia Puspitasari, S.Kep
9. Shindy Ariatna, S.Kep
10. Niken Ariska P, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Stase : Profesi Keperawatan Komunitas


Pokok Bahasan : Masalah kesehatan pada Remaja
Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Seks Bebas pada Remaja
Sasaran : Remaja di RT 01, 02, 03 RW VI Surabaya
Tempat : Balai RW VI, Mleto
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Waktu : 19.00 – 19.30 WIB (30 menit)

A. Latar Belakang
Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai
hidup, cinta, persahabatan, agama dan kesusilaan, kebenaran dan kebaikan.
Maka dari itu dapat dinamakan masa pembentukan dan penentuan nilai dan
cita-cita, Munculnya perilaku seks bebas dikalangan remaja yang marak
belakangan ini tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi yang dianggap
sebagai bentuk modernitas bagi sebagian remaja. Era globalisasi membuat
orang semakin mudah mengakses berbagai informasi termasuk tentang
seksologi sehingga berimplikasi pada terjadinya perilaku seks bebas di
kalangan remaja (Nurhidayati dkk, 2013). Informasi yang salah tentang
kesehatan reproduksi yang diperoleh dapat memicu persepsi yang salah dan
dapat menyebabkan perilaku seks bebas yang berakibat pada terjadinya
transmisi infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS, kanker servik,
kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan pernikahan dini dikalangan remaja.
Memperhatikan dampak yang dapat terjadi pada remaja karena perilaku seks
bebas, maka diperlukan analisis lebih lanjut antara keterkaitan akses media
informasi dan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku
seks bebas pada remaja di Indonesia (Wijaya, 2012). Menurut WHO diseluruh
dunia setiap tahunnya diperkirakan sekitar 40-60 juta orang melakukan seks
bebas, didunia diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk
dunia yang hamil diluar nikah.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa dari
1189 remaja belum menikah (berusia 13-19 tahun) di Jawa Barat dan 922 remaja
di Bali, ditemukan 7% remaja perempuan di Jawa Barat dan 5% di Bali mengakui
pernah mengalami kehamilan akibat tidak bisa mengendalikan dorongan
biologisnya sehingga melakukan seks bebas. Berdasarkan beberapa data,
diantaranya dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan
sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun dikota-kota besar di Indonesia
(Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan seks.
Oleh karena itu, Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners stase Keperawatan
komunitas memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif
dan preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha kuratif dan rehabilitative
dalam memberikan informasi kesehatan pada usia remaja. Keperawatan
komunitas juga berguna untuk meningkatkan dan membawa masyarakat untuk
mengantisipasi masalah kesehatannya sendiri, menggali potensi dan menggunakan
sumber daya manusia yang ada di masyarakat. Memberikan penyuluhan mengenai
Bahaya Seks Bebas membantu remaja untuk mengenali dan mengerti akan
dampak buruk dari Seks Bebas sehingga remaja tersebut tidak terjerumus dan
dapat mengantisipasi dirinya.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan Bahaya Seks Bebas, remaja
mampu mengantisipasi diri agar terhindar dari pergaulan bebas.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang seks bebas,
remaja dapat :
a) Menyebutkan pengertian seks bebas.
b) Menyebutkan penyebab seks bebas.
c) Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas
d) Menyebutkan pencegahan seks bebas
e) Menyebutkan bahaya Seks Bebas
f) Menyebutkan penyakit – penyakit akibat seks bebas
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
E. Media
1. Flipchart

F. Pengorganisasian
Dosen Pembimbing : Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., MNS
Penyaji : Siti Sholihah, S.Kep
Moderator : Shindy Ariatna, S.Kep
Observer : Miladina Nahar, S.Kep
Fasilitator : Pratiwi Putri M, S.Kep
Notulen : Prasetiya Wahyuni, S.Kep

G. Job Description
No. Nama Sie Job Description
1. Moderator 1. Membuka dan menutup acara
2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan
5. Memimpin jalannya acara
2. Penyuluh 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
3. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan
berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
4. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
5. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
6. PJ 1. Mempertanggung jawabkan terselenggaranya acara
penyuluhan
2. Mengkoordinasi tim penyuluhan

H. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan a. Memberi salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan a. Mendengarkan dan 15 menit
memperhatikan
pengertian seks bebas.
b. Mendengarkan dan
b. Menjelaskan memperhatikan
c. Mendengarkan dan
penyebab seks bebas.
memperhatikan
c. Menjelaskan faktor- d. Mendengarkan dan
memperhatikan
faktor yang
menyebabkan seks
bebas
d. Menjelaskan
pencegahan seks
bebas
e. Menjelaskan bahaya
Seks Bebas
f. Menjelaskan penyakit
– penyakit akibat seks
bebas
3. Penutup a. Melakukan Tanya a. Bertanya atau 10 menit
jawab dengan peserta menjawab
penyuluhan
b. Menutup penyuluhan b. Mendengarkan dan
dan menyimpulkan memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam
I. SettingTempat

Keterangan:
: Moderator

: Pemateri

: Fasilitator

: Observer

: Peserta

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Kesiapan mahasiswa dalam memberikan materi penyuluhan
b) Media dan alat memadai
c) Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a) 80% pertanyaan dapat dijawab oleh peserta.
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Seks Bebas


Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak
sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah.
Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan secara
bebas (berganti-ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma yang
ada di masyarakat.

B. Penyebab Seks Bebas


Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan
karena ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani
melakukan hubungan seks yaitu:
1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat
mereka berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka
sama suka, dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka
menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus
interuptus.

C. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas


1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan
agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih
sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup
tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain
sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak
akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang
tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak
sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan
pergaulan bebas.
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang
didominasi oleh pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat
mempengaruhi remaja di lingkungan tersebut.
3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih
mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak
Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang
ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami
istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian
memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang
seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal
yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan
kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi
korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks
bebas.
4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga,
terutama orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke
dalam hal-hal yang negative.
5. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang
diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja
masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk
kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000.
Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan
yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda
itu.
7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di
antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang
ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku
mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai
bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang
laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in
Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna
seiring dengan munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama
terhadap penonton usia remaja.
Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu
pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan
remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati
oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu cinematografinya, melainkan karena
alur cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini.
Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-
adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat “berani”,
dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi
norma agama
8. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang
telah terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat
dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan diluar nikah maupun
dengan berganti-ganti pasangan.
9. Pengaruh kebudayaan barat
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika
kini semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi,
bahkan dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat dan sadar atau
tidak sadar menjadi agen budaya asing.
Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak
muda/remaja kita terutama di kota-kota besar kian semakin
mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing tujuh keliling. Mereka
tidak mampu lagi membendung pola tingkah anak muda sekarang.
10. Media cetak
Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-
gambar porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang banyak
terjerumus dalam pergaulan bebas dan melakukan seks bebas
11. Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap
malam, seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok,
nongkrong di kafe dan lain sebagainya.
12. Kemajuan tekhnologi (internet)
Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang,
seperti halnya situs yang memperlihatkan banyak pose orang telanjang
khususnya wanita atau situs seks.
Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan
mengurangi keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka
untuk melakukan sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau
tidak memikirkan tentang itu. Mereka terlalu bernafsu untuk melihat
gambar-gambar itu semua.
13. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya
seks bebas.
14. Kondom yang terjual bebas
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab
seks bebas karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan,
sehingga dapat melakukan seks bebas kapanpun.
D. Pencegahan seks bebas
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat
dilakukan dengan cara:
1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di
rumah
2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show
kesehatan atau
4. seks, agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks
bebas.
5. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik
anak-anaknya dengan bimbingan agama yang kuat.
6. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja
sangatlah
7. penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya
8. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu
dengan
9. komunikasi yang baik
10. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya.
11. Misalnya memberantas pelaku perdangan anak yang menjadi
salah satu sumber terjadinya perbudakan seks.
12. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
13. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya
14. Pengembangan harga diri anak
15. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
16. Meningkatkan iman dan takwa
17. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks
E. Bahaya Seks Bebas

Bahaya dari seks bebas adalah:


1. Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena
dengan seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan
belajar saat di sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah
sekolah (kencan di tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat
menyebabkan anak putus sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan
pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk melakukan
kegiatan apapun.
2. Perkawinan usia muda
Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat
menikah pada usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah
dilakukan oleh kedua belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai
dampak yang tidak baik untuk kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis
dan psikologi, maka dapat menyebabkan pertengkaran dan perceraian dan bagi
seorang istri, karena organ-organ reproduksinya belum berfungsi dengan baik
seperti wanita yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan perdarahan saat
melahirkan dan penyakit-penyakit lainnya.
3. Kehamilan di luar nikah
Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks
bebas yang berujung pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang
bersangkutan harus siap untuk menjadi orang tua. Menjadi orang tua, tentu
membewa banyak konsekuensi seperti harus kehilangan kesempatan
menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk keluarga, kesiapan psikis untuk
menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk membangun keluarga, kesiapan untuk
berhadapan dengan orang tua (menjelaskan tentang kehamilan tersebut), kesiapan
psikis untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dari masyarakat sekitar dan
kelurga dan lain-lain.
Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki
bayangan, kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk
membiayai keluarga kita? Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk
berkompetinsi mencari pekerjaan yang layak, mungkin belum kita miliki. Jika,
setelah kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi orang tua di usia
muda, maka lebih baik tidak usah pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di usia
muda lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita
miliki dapat betul-betul kita maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita.
4. Pengguguran kandungan (aborsi)
Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut
memutuskan untuk menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui
orang tua, pasangannya belum siap untuk menikah dan lain-lain.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga
non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu
diketahui bahwa aborsi dapat dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:
g. Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara meminum obat -
obatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan
yang dengan sengaja menggugurkan janin.
h. Aborsi dilakukan orang lain
Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara
yang digunakan juga beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalm
5 tahapan, yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan
tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah/sungai, di
kubur di tanah kosong, atau di bakar di tungku
Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan aborsi dengan cara
memberi ramuan obat pada calon ibu dan menguurut perut calon ibu untuk
mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya,
sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan
kemungkinan dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu.
Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi adalah:
i. Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek
e. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
f. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormone estrogen
pada wanita)
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan
l. Infeksi rongga panggul
m. Infeksi pada lapisan rahim

j. Resiko Kesehatan Mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Sindrom Paska Aborsi atau PAS.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak-teriak histeris
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
5. Penyakit Kelamin atau Penyakit Menular Seksual (Gonorhoea, Chlamydia,
Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis HIV/AIDS dll)
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan
karena belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan.
Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti
gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS sering
berakhir dengan penyakit komplikasi seperti kemandulan atau infertilitas.
Gonorhoe dan Chlamydia
1. Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit
ini
2. Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria.
Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak
terasa sama sekali
Herpes
1. Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan
2. Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita
penyakit ini
3. Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang
kecil dan berair
4. Dalam 5-10 hari gejala hilang
5. Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat
Infeksi Jamur
1. Disebabkan oleh jamur
2. Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak
disunat
Syphilis
1. Disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah
berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
2. Luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi.
Pada umumnya tidak terasa sakit
3. Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap padfa
tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh.
Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
4. Shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin
HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita
meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia
masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba
menghindarinya.
1. AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh.
Diakibatkan oleh serangan virus HIV
2. Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui
transfusi darah, jarum suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.
Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan
Ginekologi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal
dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC
Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G.2002.Buku Ajar Keperwatan Medikal
Bedah.Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta.
Saifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
DAFTAR HADIR PESERTA PKRS

Tempat : Balai RW VI, Mleto Keluruhan Klampis Ngasem


Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Waktu : 19.00 – 19.30 WIB (30 menit)
No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
DAFTAR HADIR MAHASISWA SAAT PKRS

Tempat : Balai RW VI, Mleto Keluruhan Klampis Ngasem


Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Waktu : 19.00 – 19.30 WIB (30 menit)

No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING SAAT PKRS

Tempat : Balai RW VI, Mleto Keluruhan Klampis Ngasem


Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Waktu : 19.00 – 19.30 WIB (30 menit)

No Nama TTD
1. 1.
2. 2.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYULUHAN SEKS BEBAS”
DI RW VI MLETO, KLAMPIS NGASEM SURABAYA

No Struktur Penilaian Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Kriteria Struktur
1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: power point&leaflet
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
oleh mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran
penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
Kriteria Proses
Pembukaan:
1 Membuka acara dengan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Kontrak waktu
4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
5 Menyebutkan materi penyuluhan
6 Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan:
7 Penyampaian materi penyuluhan
8 Memberikan kesempatan kepada sasaran
penyuluhan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan
9 Menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peserta penyuluhan
10 Peserta antusias dalam mengikuti
penyuluhan

Evaluasi:
11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang diberikan
12 Moderator penyimpulkan hasil
penyuluhan
13 Membagikan leaflet
14 Ucapan terimakasih kepada peserta
15 Menutup acara dengan salam
Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir  10 orang
17 Acara dimulai tepat waktu
18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan
aturan yang disepakati
19 Peserta memahami materi yang telah
disampaikan dan menjawab pertanyaan
dengan benar

Surabaya, 26 Maret 2019


Observer

(..................................................)
LEMBAR EVALUASI MAHASISWA
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENYULUHAN SEKS BEBAS”
DI RW VI MLETO, KLAMPIS NGASEM SURABAYA

No Keterlaksanaan (Sesuai dengan


Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Moderator
1 Membuka acara penyuluhan
2 Memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
3 Menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan.
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya diskusi dan
evaluasi
6 Menutup acara penyuluhan.
Penyuluh
7 Menjelaskan materi penyuluhan
dengan jelas dan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif
dan memperhatikan proses
penyuluhan
9 Menjawab pertanyaan peserta.
Fasilitator
10 Ikut bergabung dan duduk bersama di
antara peserta
11 Menjawab pertanyaan jika ada
peserta yang bertanya kepadanya
12 Memotivasi peserta untuk bertanya
materi yang belum jelas
13 Menjelaskan tentang istilah atau hal-
hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
Observer
14 Mencatat nama, dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan.
15 Mencatat pertanyaan yang diajukan
peserta
16 Mengamati perilaku verbal dan non
verbal peserta selama proses
penyuluhan.
17 Mengevaluasi hasil penyuluhan
dengan rencana penyuluhan
18 Menyampaikan evaluasi langsung
kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

Surabaya, 26 Maret 2019


Observer

(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan
Pokok Bahasan : Masalah kesehatan pada Remaja
Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan Seks Bebas pada Remaja
Tempat : Balai RW VI, Mleto
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 April 2019
Waktu : 19.00 – 19.30 WIB (30 menit)

Jam Kegiatan Diskusi


1. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

2. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

3. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Nama Penanya............................................................................................................
Pertanyaan...................................................................................................................
....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Jawaban.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Surabaya, 26 Maret 2019


Notulen

(..................................................)
FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN
(PKRS)

I. Penyajian
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Sesuai waktu yang dialokasikan
2. Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti
3. Kelancaran dan kejelasan penyajian
4. Kemampuan mengemukakan intisari
penyuluhan
5. Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL : ……………..

II. Isi Penyuluhan ( Bobot : 4 )


No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Kesesuaian TIK denga TIU
2. Kesesuaian materi dengan TIK
3. Kesesuaian kegiatan penyuluhan
4. Kesesuian Media/ alat dan sumber
5. Kesesuian alat evaluasi
TOTAL : ……………..

III. Tanya Jawab ( Bobot : 3)


No. Aspek yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Ketepatan Menjawab
2. Kemampuan mengemukan argumen
3. Sikap penyuluh menanggapi pertanyaan
TOTAL : ……………..

Score Akhir = ( Penyajian + Isi + Tanya Jawab ) X 100 = ……..


52

Surabaya, _____, ________________, 2018


Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik

(_________________________________)

Anda mungkin juga menyukai