Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATN DASAR

KONSEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Khidar .R
2. Alya Ainur R
3. Andan Ayu A
4. Jannatun Noer K
5. Fitriyani
6. Riza
7. Sherly
8. Aisy

AKADEMIK KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA


SIDOARJO
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan
Istirahat dan Tidur” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Kami juga
berterima kasih kepada dosen kami yaitu:

Ns. Agus Sulistyowati. S.Kep., M.Kes

yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami. Kami berharap makalah ini
dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Sidoarjo, 8 September 2017

Penulis
Kelompok I

DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………. 4
1.4 Manfaat …………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHSAN …………………………………………………………. 5


2.1 Konsep Teori …………………………………………………………. 5
2.1.1 Pengertian Istirahat dan Tidur …………………………………………. 5
2.1.2 Fisiologi Tidur …………………………………………………………. 5
2.1.3 Klasifikasi Tidur ………………………………………………………… 5
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur …………………………7
2.1.5 Pola tidur Normal ……………………………………………………….. 8
2.1.6 Macam-Macam Gangguan Tidur ……………………………………….. 8
2.1.7 Manfaat Tidur …………………………………………………………. 9
2.1.8 Jenis-Jenis Tidur …………………………………………………………. 10
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan …………………………………………………. 11
2.2.1 Pengkajian …………………………………………………………. 11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan …………………………………………………. 12
2.2.3 Perencanaan / Intervensi ………………………………………………… 12
2.2.4 Implementasi …………………………………………………………. 12
2.2.5 Evaluasi …………………………………………………………. 13

BAB III PENUTUP …………………………………………………………. 14


3.1 Kesipulan …………………………………………………………. 14
3.2 Saran …………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSAKA …………………………………………………………. 15


LAMPIRAN …………………………………………………………. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan status
kesehatan pada tingkat yang optimal.Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel
dalam tubuh.Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang
yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila
kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat
memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi.Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur
lebih dari biasanya. Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “ Konsep
Kebutuhan Istirahat dan Tidur”.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi istirahat dan tidur?
2. Apa saja klasifikasi istirahat dan tidur?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur?
4. Bagaimana pola tidur normal?
5. Apa saja macam-macam gangguan tidur?
6. Apa saja manfaat tidur?
7. Bagaiman asuhan keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud istirahat dan tidur.
2. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi istirahat dan tidur.
3. Mahasiswa mampu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi istirahat dan tidur
4. Mahasiswa mampu memahami bagaimana pola tidur yang normal.
5. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam gangguan tidur.
6. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat tidur.
7. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada kebutuhan istirahat dan tidur.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai kebutuhan istirahat dan tidur.
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya istirahat dan tidur dalam kehidupan sehari-hari serta
menambah wawasan mengenai istirahat dan tidur.
3. Bagi Institusi
Agar mendapat tambahan referensi mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.

BAB II
4
PEMBAHASAN

A. Konsep teori
1. Pengertian Istirahat dan Tidur
Istirahat dan Tidur adalah kebutuhan dasar
Istirahat adalah suatu keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan/anxietas (Narrow,67). Istirahat juga diartikan diam bersantai setelah melakukan
kerja keras. Istirahat tidak selalu diartikan sebagai keadaan tidak beraktivitas. Menurut
Tarwoto (2006) istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang
minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan
respons terhadap stimulus eksternal.HampIr sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk
tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta
dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-
hari. Studi menunjukkan dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali
berfungsi dengan sangat baik .
Menurut NARROW orang dapat beristirahat bila:
 Merasa segala sesuatu dibawah kesadaran
 Menerima keadaan
 Mengerti apa yang terjadi
 Bebas dari hal-hal yang tidak menyenangkan
 Puas dengan aktivitas yang dilakukannya
 Mengetahui akan mendapat pertolongan bila dibutuhkan

2. Fisiologi Tidur
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensencepalon dan bagian
ats dan pons. Tidur kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dan sel
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Syncronizing Regional
(BSR), sedangkan bangun tergantung keseimbangan implus yang diterima dipusat otak dan
system limbic.
3. Klasifikasi Tidur
Tahap tidur
Diidentifikasi melalui :
 EEG / Electroencephalogram untuk aktivitas listrik otak
 EMG/ Electromiogram untuk pengukuran tonus otot
 EOG/ Electrooculogram untuk mengukur gerakan mata
 SOMNOGRAFI untuk mengkaji kegiatan selama tidur (pergrkan, pernafasan dan
kekacauan yang terjadi)

5
Sejak adanya alat EEG (Elektro Encephalo Graph), maka aktivitas-aktivitas di dalam otak
dapat direkam dalam suatu garafik . Alat ini juga dapat memperlihatkan fluktuasi energi
(gelombang otak) pada kertas grafik. Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur
tidak saja merupakan satu keadaan tidak sadar; tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur
yang berbeda. Non-Rem Sleep (NREM): tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat.
REM Sleep: Tidur dimana mata bergerak dengan - cepat waktu mimpi. Cara tidur NREM
memberikan pemulihan dan ketenangan secara keseluruhan pada tubuh dan otot-otot. Suhu
tubuh dan tekanan darah menurun. Nafas menjadi teratur dan lambat. Permulaan tidur
(tingkat 1) merupakan saat-saat mengantuk, dan akfifitas/kegiatan otak sama seperti yang
terlihat pada orang yang tidak sedang tidur.

Terdapat 4 tahapan tidur NREM, yaitu:

a. Tahap 1 NREM
1) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur.
2) Tahap berakhir beberapa menit.
3) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap
tanda-tanda vital dan metabolisme.
4) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensorik seperti suara.
5) Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.

b. Tahap 2 NREM
1) Merupakan periode tidur bersuara.
2) Kemajuan relaksasi.
3) Untuk terbangun masih relatif mudah.
4) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban.

c. Tahap 3 NREM
1) Tahap awal dari tidur yang dalam.
2) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak.
3) Otot-otot dalam keadaan santai penuh.
4) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
5) Tahap terakhir 15 hingga 30 menit.

d. Tahap 4 NREM
1) Tahap tidur terdalam.
2) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.
3) Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi
malam yang seimbang pada tahap ini.
4) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.
5) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit.
6) Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi.

e. Tidur REM
1) Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi
yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap lain.
2) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.

6
3) Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan darah.
4) Terjadi tonus otot skelet penurunan.
5) Peningkatan sekresi lambung.
6) Sangat sekali membangunkan orang yang tidur.
7) Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata rata 20 menit.
(Asmadi, 2008)

4. Faktor yang mempengaruhi Istirahat dan Tidur


a. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.Namun
demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.Misalnya pada
pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskular, dan
penyakit persyarafan.

b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

c. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun
dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek priode pertama dari tahap REM.

e. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehinga mengganggu
tidurnya.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

g. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:
1) Diuretik : menyebabkan insomnia
2) Antidepresan: menyupresi REM.
3) Kafein : meninkatkan saraf simpatis.
4) Beta-bloker: menimbulkan insomnia.
5) Nakotika : menyupresi REM.

h. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Sebaliknya
kebutuhan nutrisi yang kurang akan menyebabkan sulit tidur. (Dewanto, 2009)

5. Pola Tidur Normal


7
a. Neonatus sampai dengan 3 bulan
1) Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
2) Mudah berespon terhadap stimulus.
3) Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.

b. Bayi
1) Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
2) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari.
3) Tahap REM 20/30%.

c. Toddler
1) Tidur 10-12 jam/hari.
2) Tahap REM 25%.

d. Prasekolah
1) Tidur 11 jam pada malam hari.
2) Tahap REM 20%.

e. Usia sekolah
1) Tidur 10 jam pada malam hari.
2) Tahap REM 18,5%.

f. Remaja
1) Tidur 8,5 jam pada malm hari.
2) Tahap REM 20%.

g. Dewasa muda
1) Tidur 7-9 jam/hari.
2) Tahap REM 20-25%.
h. Usia dewasa pertengahan
1) Tidur kurang lebih 7 jam/hari.
2) Tahap REM 20%.

i. Usia tua
1) Tidur kurang lebih 6 jam/hari.
2) Tahap REM 20-25%.
3) Sering terbangun pada malam hari. (Asmadi,2008)

6. Macam-macam Gangguan Tidur


a. Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa belum
cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia. Jadi, insomnia merupakan ketidak mampuan
untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan
berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering
dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
b. Insomnia insial
8
Adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur. Insomnia intermiten adalah
ketidak mampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga
dari tidur. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa
faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,
ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.

c. Somnabulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,
berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
kembali tidur. Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resiko terjadinya
cidera.

d. Enuresis
Adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling
banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada beberapa faktor yang
menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

e. Narkolepsi
Suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat dikatakan
pula bahwa narkolepsi serangan mengantuk mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap
saat dimana serangan mengantuk tersebut dating. Penyebabnya secara pasti belum jelas,
tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika system saraf pusat dimana periode REM tidak
dapat dikendalikan.Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada
di tepi jurang.

f. Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.Amandel
yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.Otot-otot dibagian
belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan. (Alimul, 2006)

7. Manfaat Tidur
a. Hidup lebih sehat dan awet muda.
Menurut Lawrence Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to a good
night sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan kesehatan
tubuh. Ternyata saat kita tidur tekanan darah dan detak jantung biasanya berada di titik
terendah. Bila kurang tidur, tekanan darah kita akan cenderung naik. Hubungan antara
hipertensi dan lama tidur seseorang dapat menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan
kurang tidur dengan resiko terkena serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan
penyakit penyakit lain. Kurang tidur juga terbukti dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

b. Memperindah wajah dan tubuh.


Kurang tidur akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses penuaan. Anda
semua yang merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti wajah nampak

9
lebih kusut dan sebaliknya ketika anda tidur dengan rileks maka akan memperindah wajah
dan tubuh anda.

c. Menjauhi stress.
Tidak dipungkiri lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pokirkan sejenak
menghilang. Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi hormon stress yang
lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

d. Mencerdaskan otak.
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum alkohol.
Kondisi orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17 jam sama seperti orang yang kadar
alkohol dalam darahnya 0.05% ini sama dengan minum dua gelas alkohol dalam 1 jam.
Orang yang sulit tidur biasanya telat bangun, ritme ini akan membuat masalah dengan proses
kognitif seseorang, seperti menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi. Artinya anda akan
menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali kurang tidur.

e. Tubuh menjadi ideal.


Bagi anda yang sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet
anda. Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat.
Manfaat diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan apabila kebanyakan tidur dapat
menurunkan produktifitas hormon pertumbuhan.Oleh karena itu, supaya hidup sehat marilah
kita biasakan tidur dengan proporsi yang cukup. (Alimul, 2006).

8. Jenis-Jenis Tidur
a. Tidur gelombang lambat
Tidur yang dalam, Istirahat penuh, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Tidur tanpa
mimpi, tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata melambat,
metabolism turun, 5 tahap:
1) Tahap I : tahap transisi antara bangun dan tidur, dengan cirri rileks, masih
sadar dengan lingkungan, bola mata bergerak dari samping ke samping,
merasa mengantuk, nadi dan nafas menurun, dapat bangun segera.
Berlangsung 5 menit.
2) Tahap II : tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun (mata menetap,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun,
metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
3) Taham III : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lain nya lambat,
sulit untuk bangun.
4) Tahap IV: tahap tidur dalam dengan cirri kecepatan jantung dan pernapasan
turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat sekresi
lambung menurun, dan tonus otot menurun

b. Tidur Paradoks
Tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama
terjadi selama 80-100 menit. Cirri-ciri :

10
1) Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2) Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang lambat
3) Tonus otot tertekan
4) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
5) Gerakan otot tidak teratur
6) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat.
7) Penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar,
memori dan adaptasi.

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat tidur/kebiasaan tidur
1) Banyaknya tidur klien
2) Kebiasaan menjelang tidur
3) Jam brangkat tidur
4) Pengunaan obat-obatan
5) Lingkungan yang disukai saat tidur
6) Kesulitan tidur
7) Posisi saat tidur

b. Pemeriksaan tidur
1) Observasi : penampilan wajah, tingkah laku, tingkat energy
2) Pemeriksaan fisik : pada dasarnya pemeriksaan fisik pada klien yang
mengalami gangguan istirahat dan tidur sama dengan pengkajian fisik yang lainnya yang
meliputi inspeksi, palapasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan fisik ini lebih di fokuskan
kepada keadaan tubuh yang memungkinkan dapat menyebabkan gangguan pada saat istirahat
dan tidur, misalnya perut yang lapar, kekenyangan, adanya luka, nyeri, bau tidak enak,
pusing, dan depresi.
3) Penampilan wajah:
a) Terdapat area gelap sekitar wajah
b) Bengkak pada kelopak mata
c) Konjungtiva kemerahan
d) Mata kelihatan cekung
e) Tampak loyo/layu/kurang gairah
4) Tingkah laku:
a) Mudah tersinggung/marah
b) Gelisah selalu menguap
c) Kurang perhatian
d) Berbicara pelan
e) Tidak bisa mengambil keputusan yang tepat
5) Tingkat energi : lemah, letih, dan lesu (Wartonah, 2006)

2. Diagnose keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
1) Cemas, nyeri, stress, lingkungan tidak menunjang, dll
b. Potensial/resiko injuri berhubungan dengan somnabulisme.
11
c. Harga diri rendah sehubungan dengan noccturmal enuresis.
d. Tidak efektifnya coping berhubungan dengan kehilangan tidur.
e. Letih berhubungan dengan insomnia. (Wartonah, 2006)

3. Perencanaan/ intervensi
Dalam perencanaan pada prinsipnya harus memenuhi kriteria hasil yang diharapkan untuk
klien dengan masalah tidur :
a. Klien jatuh tertidur 30 menit setelah pergi tidur
b. Tidur 6 jam tanpa bangun
c. Terbangun tidak lebih dari 2 X selama tidur, dan tidur kembali dalam 15 menit
d. Klien mengatakan segar setelah bangun
e. Tidak memperlihatkan tanda-tanda kekurangan tidur. (Alimul, 2006)

4. Implementasi
Untuk klien yang dirawat, masalah tidur sering berhubungan dengan lingkingan rumah sakit
atau penyakit mereka.
Tindakan:
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan:
1) Tutup pintu kamar klien
2) Tutup klirey sekitar bed klien
3) Cabut steker telepon
4) Perdengarkan music yang lembut
5) Kurangi cahaya berikan lampu tidur
6) Kurangi stimulus, percakapan, televisi, pengunjung
7) Tempatkan klien dengan teman yang cocok
8) Buat jadwal tindakan diluar waktu tidur

b. Support kebiasaan sebelum tidur


1) Dewasa :
a) Jalan-jalan
b) Mendengarkan musik
c) Mandi
d) Berdoa
e) Menarik nafas panjang
f) Membaca
2) Anak-anak
a) Dibacakan ceritera
b) Memegang boneka atau selimut dsb.
c) Cuci tangan dan kaki
d) Gosok gigi
e) Makan makanan yang mengandung tinggi protein missal; susu hangat,
keju, kacang-kacangan.
f) Hindari banyak minum sebelum tidur

c. Hindari latihan fisik yang berlebihan dan rangsangan mental yang berlebihan sebelum
tidur.

12
d. Berikan rasa nyaman dan relax
1) Berikan baju tidur yang longgar
2) Atur posisi setiap dua jam sekali
3) Bantu klien unyuk personal hygiene.
4) Berikan laken yang lembut, bersih dan kering, bila perlu berikan selimbut
5) Bantu klien agar BAK sebelum tidur
6) Tawarkan massage punggung sebelum tidur (remasan, gesekan, eflurasi,
petrisasi dan tekanan menyikat.
7) Berikan posisi yang enak bagi klien
8) Jadwal pemberian obat jangan mengganggu tidur
9) Beri obat analgesic bagi klien yang mengalami nyeri
10) Klien yang mengalami gangguan pernafasan berikan posisi semi fowler dan
obat bronchodilator.

e. Penyuluhan pada klien untuk meningkatkan tidur


1) Latihan yang cukup pada siang hari, hindari aktifitas sebelum tidur
2) Makan makanan berprotein tinggi sebelum tidur.
3) Hindari minum kopi atau alkohol sebelum tidur.
4) Pergi ketempat tidur hanya bila ngantuk.
5) Bila tidak ngantuk lakukan aktifitas ringan sampai ngantuk,tidur dan bangun
yang teratur untuk mencegah gangguan lonceng biologis.
6) Berusaha beranjak tidur pada waktu yang sama dan hindari tidur siang/sore
hari.
7) Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
(Alimul, 2006)

5. Evaluasi
Pada saat penilaian maka semuanya dikembalikan kepada kriteria yang dibuat atas diagnosa
yang muncul.Keberhasilan tindakan dapat dinilai dari ketercapaian tujuan pada setiap
diagnosa yang ditegakkan. (Wartonah, 2006)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup

B. Saran
13
Cara terbaik untuk meningkatkan tidur yang baik adalah dengan melakukan olah raga secara
teratur. Para atlit dapat tidur lebih nyenyak dibandingkan dengan orang lain. Memiliki waktu
yang tetap untuk tidur dan bangun di pagi hari, bahkan di akhir pekan dan waktu libur.
Kitalah yang menciptakan /membuat kebiasaan. Aturlah kegiatan-kegiatan/aktivitas sehari-
hari secara rutin, termasuk kebiasaan makan. Hindari makan terlalu malam. Sistim
pencernaan yang terlalu berat dapat mencegah tidur yang tenang. Biarkan makan terakhir
anda lebih ringan dan dilakukan 3-4 jam sebelum anda beristirahat. Hindari alkohol, kopi, teh
dan obat-obat lain. Ini dapat menurunkan tingkat REM. Akhiri hari anda dengan damai-
hindari program-program TV yang menegangkan, bacaan dan argumen-argumen. Lakukan
jalan-jalan di waktu senggang, ambil nafas panjang di udara jernih. Lakukan mandi air
hangat, bukan air panas. Ruangan tidur haruslah sejuk, penuh dengan udara segar, sehening
mungkin. Jika ribut/kegaduhan adalah masalahnya, penyumbat telinga dapat bermanfaat.
Penutup mata bisa digunakan untuk menghindari cahaya yang tidak diinginkan. Lakukan
latihan-latihan penenangan. Pikiran yang kacau dan juga kecemasan-kecemasan sepanjang
hari sangat sering membuat orang tidak bisa tidur. Sangat baik bila memusatkan pikiran pada
satu hal tertentu. Doa dan medtasi pada ayat Kitob Suci dapat memberi anda pikiran yang
damai dan juga tidur yang indah

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien.Jakarta: Salemba Medika.
Dewanto. (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta:
EGC.
H, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

14
Potter, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wartonah, d. (2006). KDM dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

15
LAMPIRAN

1. Halam Judul i
2. Kata Pengantar ii
3. Daftar Isi iii
4. BAB I PENDAHULUAN iv
5. BAB II PEMBAHASAN v
6. BAB III PENUTUP xiv
7. DAFTAR PUSAKA 15

16

Anda mungkin juga menyukai