Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN

TAENIASIS

No. Dokumen : ...../..../.....


SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
: 1/ (Jumlah
Halaman
halaman)

Puskesmas
Kecamatan dr. Nurmari Wahyu Hapsari
Grogol Petamburan NIP 196401081989102002

1. Pengertian Taeniasis adalah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan oleh


cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia (Taenia saginata,
Taenia solium, dan Taenia asiatica) pada manusia.
Taenia saginata adalah cacing yang sering ditemukan di negara yang
penduduknya banyak makan daging sapi/kerbau. Infeksi lebih mudah
terjadi bila cara memasak daging setengah matang.
Taenia solium adalah cacing pita yang ditemukan di daging babi.
Penyakit ini ditemukan pada orang yang biasa memakan daging babi
khususnya yang diolah tidak matang.
Ternak babi yang tidak dipelihara kebersihannya, dapat berperan
penting dalam penularan cacing Taenia solium. Untuk T. solium terdapat
komplikasi berbahaya yakni sistiserkosis.
Sistiserkosis adalah kista T.solium yang bisa ditemukan di seluruh
organ, namun yang paling berbahaya jika terjadi di otak.

Keluhan
Gejala klinis taeniasis sangat bervariasi dan tidak khas. Sebagian kasus
tidak menunjukkan gejala (asimptomatis). Gejala klinis dapat timbul
sebagai akibat iritasi mukosa usus atau toksin yang dihasilkan cacing.
Gejala tersebut antara lain:
1. Rasa tidak enak pada lambung
2. Mual
3. Badan lemah
4. Berat badan menurun
5. Nafsu makan menurun
6. Sakit kepala
7. Konstipasi
8. Pusing
9. Pruritus ani
10. Diare

Faktor Risiko
1. Mengkonsumsi daging yang dimasak setengah matang/mentah, dan
mengandung larva sistiserkosis.
2. Higiene yang rendah dalam pengolahan makanan bersumber
daging.
3. Ternak yang tidak dijaga kebersihan kandang dan makanannya.
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda vital.
2. Pemeriksaan generalis: nyeri ulu hati, ileus juga dapat terjadi jika
cacing membuat obstruksi usus.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium mikroskopik dengan menemukan telur
dalam spesimen tinja segar.
2. Secara makroskopik dengan menemukan proglotid pada tinja.
3. Pemeriksaan laboratorium darah tepi: dapat ditemukan eosinofilia,
leukositosis, LED meningkat.

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding: -

Komplikasi:
Sistiserkosis
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan
2. Tujuan
diagnosa dan memberikan terapi pada Taeniasis.
1. SK Kepala Puskesmas No .....Tahun.....tentang……….
3. Kebijakan
2. SK Kepala Puskesmas Tentang.......
Dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, Contoh :
1. UU.......
3. Referensi
2. Permenkes...
3. Buku......
4. Langkah – 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
langkah
2. Petugas melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan
(Prosedur)
nama, tanggal lahir, nomor rekam medis, alamat (minimal nama
dan tanggal lahir) dan mencocokan dengan ENA (e-medical
record).
3. Petugas melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan.
4. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5. Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
6. Petugas mengukur nadi pasien.
7. Petugas melakukan anamnesa pada pasien.
8. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan timbul
Rasa tidak enak pada lambung.
9. Petugas menanyakan keluhan penyerta sakit perut seperti mual,
badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan menurun, sakit
kepala, konstipasi, pusing, pruritus ani, diare.
10. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah terdapat
nyeri ulu hati, ileus juga dapat terjadi jika cacing membuat
obstruksi usus.
11. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan.
12. Petugas menentukan penatalaksanaan untuk pasien

 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain:


a) Mengolah daging sampai matang dan menjaga
kebersihan hewan ternak.

b) Menggunakan jamban keluarga.

 Farmakologi:

a) Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini


dengan dosis 400 mg, 1 x sehari, selama 3 hari
berturut-turut, atau

b) Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4


minggu.
13. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai pengobatan
dan perawatan serta aspek lain dari Ankilostomiasis yang harus
diketahui pasien dan keluarganya, yaitu antara lain:
 Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan
hewan ternak.
 Sebaiknya setiap keluarga memiliki jamban keluarga.
14. Petugas memberikan informasi mengenai diet, pentahapan
mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan atau dilihat
langsung oleh dokter, dan keluarga pasien telah memahami serta
mampu melaksanakan.
15. Petugas memberikan informasi mengenai tanda-tanda kegawatan
yang harus diberitahu kepada pasien dan keluarga agar segera
dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
16. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada
ENA pasien.
17. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab
Taeniasis.
18. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register.

A. Diagram Alir Jika ada diagram alir di isi, jika tidak ada (-)

Pelayanan Umum, Anak dan Remaja, Manajemen Terpadu Balita Sakit,


B. Unit Terkait Penyakit Tidak Menular, dan Lansia, Layanan 24 jam,
Laboratorium, Apotek.
C. Dokumen terkait Dokumen yang mendukung terlaksananya SOP
Isi Perubahan Revisi
No Bagian Tgl Revisi
Sebelum Sesudah ke
D. Riwayat historis
perubahan 16
Permenkes 44
1 Referensi 1 April
Tahun 2016
2019
PENATALAKSANAAN
TAENIASIS

No. : 014/ADMEN-
Dokumen GP/2018
DAFTAR No.
:0
TILIK Revisi
Tanggal
: 16 Mei 2018
Terbit
Halaman : 1/1

Puskesmas
dr.Nurmari Wahyu Hapsari
Kecamatan
NIP 196306041989021003
Grogol Petamburan

Unit : ............................................................................................................

Nama Petugas : ............................................................................................................

Tanggal Pelaksanaan : ............................................................................................................

Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?
2. Apakah petugas melakukan identifikasi pasien dengan
menanyakan nama, tanggal lahir, nomor rekam medis,
alamat (minimal nama dan tanggal lahir) dan mencocokan
dengan ENA (e-medical record)?
3. Apakah petugas melakukan pengukuran tinggi badan dan
berat badan pasien?
4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
pasien?
5. Apakah petugas mengukur suhu tubuh pasien?
6. Apakah petugas mengukur nadi pasien?
7. Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien?
8. Apakah petugas menanyakan keluhan utama pasien?
9. Apakah petugas menanyakan keluhan penyerta pasien?
10. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap
pasien?
11. Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan pasien?
12. Apakah petugas menentukan Tatalaksana Taeniasis
terhadap pasien?
13. Apakah petugas memberikan informasi kesehatan mengenai
pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari
Ankilostomiasis yang harus diketahui pasien dan
keluarganya?
14. Apakah petugas memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai diet, pentahapan mobilisasi, dan
konsumsi obat telah memahami serta mampu
melaksanakan?
15. Apakah petugas memberikan informasi mengenai tanda-
tanda kegawatan kepada pasien dan keluarga agar apabila
ditemukan pada pasien dengan segera dibawa ke rumah
sakit terdekat?
16. Apakah petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi pada ENA pasien?
17. Apakah petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala
dan penyebab Taeniasis?
18. Apakah petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku
register?

Jumlah

Tingkat Kepatuhan :..............................% Jakarta,.......................................

Petugas Pemeriksa

Anda mungkin juga menyukai