Anda di halaman 1dari 1

Bila PCO2 alveolus meningkat di atas sekitar 60 sampai 75 mmHg, maka orang

tersebut kemudian akan bernafas secepat dan sedalam ia mampu, dan “kelaparan udara”,
yang juga disebut dispnea, menjadi berat. Ketika PCO2 meningkat sampai 80 hingga 100
mm Hg, maka orang tersebut menjadi letargi dan kadang-kadang bahkan semikomatosa.
Anestesia dan kematian dapat terjadi bila PCO2 meningkat sampai 120-150 mmHg.
Kemudian, pada nilai PCO2 yang lebih tinggi lagi, maka kelebihan karbon dioksida
sekarang malah lebih menekan pernafasan daripada merangsangnya, jadi menimbulkan
lingkaran yang menyebabkan timbulnya karbon dioksida yang lebih banyak lagi,
selanjutnya menurunkan pernafasan, kemudian lebih banyak lagi terdapat karbon
dioksida, dan seterusnya sampai mencapai puncaknya secara cepat dalam menimbulkan
kematian akibat pernafasan.
Efek utama dari PaCO2 yang meningkat adalah penekanan sistem saraf pusat (CNS).
Itulah sebabnya mengapa hiperkapnia yang berat kadang-kadang disebut sebagai narkosis
CO2. Hiperkapnia mengakibatkan vasodilatasi serebral, peningkatan aliran darah serebral,
dan peningkatan tekanan intrakranial. Akibatnya timbul gejala yang khas, seperti sakit
kepala, yang bertambah berat sewaktu bangun tidur pada pagi hari (karena PaCO2 sedikit
meningkat sewaktu tidur). Tanda dan gejala yang lain adalah edema papil, iritabilitas
neuromuscular (asteriksis), suasana hati yang berubah, dan rasa mengantuk yang terus
bertambah, yang akhirnya akan menuju koma yang ringan.

Anda mungkin juga menyukai