Anda di halaman 1dari 35

Berikut isi gurindam 12 berserta maknanya,

Fasal 1

Barang siapa tiada memegang agama,

Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Maksudnya setiap orang harus beragama karena agama sangat penting baginya, orang yang tidak
beragama akan buta arah dalam menjalankan hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat,

Maka ia itulah orang ma’rifat

Untuk mencapai kesempurnaan di dalam kehidupan, manusia harus mengenal empat hal. Empat hal
tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Barang siapa mengenal Allah,

Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Barang siapa mengenal diri,

Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Orang yang memahami penciptaan dirinya, maka ia telah mengenal Penciptanya.

Barang siapa mengenal dunia,

Tahulah ia barang yang terpedaya

Orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana, ia akan berhati-hati menjalani kehidupan, ia tahu bahw
dunia hanyalah tempat tipu daya.

Barang siapa mengenal akhirat,


Tahulah ia dunia mudharat

Orang yang menyakini adanya akhirat, pasti ia juga yakin bahwa dunia tempatnya kemudharatan.

Fasal 2

Barang siapa mengenal yang tersebut,

Tahulah ia makna takut

Seorang yang meyakini hal-hal di atas (Allah, penciptaan diri, agama, dunia dan akhirat), ia akan semakin
takut jika melanggar aturan-Nya.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

Seperti rumah tiada bertiang

Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat seperti rumah tanpa tiang, karena sejatinya shalat
adalah tiangnya agama.

Barang siapa meninggalkan puasa,

Tidaklah mendapat dua termasa

Orang yang meninggalkan puasa wajib akan kehilangan kenikmatan kehidupan dunia dan akhirat.

Barang siapa meninggalkan zakat,

Tiadalah hartanya beroleh berkat

Orang yang tidak mau membayar zakat, hartanya tidak akan mendapat keberkahan. baik di dunia
terlebih di akhirat.

Barang siapa meninggalkan haji,

Tiadalah ia menyempurnakan janji

Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, ia akan mudah menginkari janji yang ia buat.
Fasal 3

Apabila terpelihara mata,

Sedikitlah cita-cita

Kita harus mempergunakan mata dengan sebaik-baiknya, jangan sampai menggunakannya untuk
melihat yang dilarang Allah SWT.

Apabila terpelihara kuping,

Khabar yang jahat tiadalah damping

Telinga arus dijauhkan dari segala dosa pendengaran, seperti gunjingan, hasutan, gosip serta dosa
pendengarana lainnya.

Apabila terpelihara lidah,

Niscaya dapat daripadanya faedah

Orang yang senantiasa menjaga bicaranya, ia akan memperoleh banyak manfaat.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

Daripada segala berat dan ringan

Berusahalah menjaga tangan dari perbuatan sia-sia dan dilarang agama.

Apabila perut terlalu penuh,

Keluarlah fi’il yang tiada senonoh

Jangan makan terlalu kenyang, karena hal itu akan menyebabkan berbuat yang tidak baik.

Anggota tengah hendaklah ingat,

Di situlah banyak orang yang hilang semangat


Jagalah angota tubuh yang tengah (kemaluan), karena itu yang menyebabkan banyak orang kehilangan
semangat hidup (jika terlanjur melakukan zina).

Hendaklah peliharakan kaki,

Daripada berjalan yang membawa rugi

Langkahkah kakimu ke tempat-tempat yang diridhai Allah, jika tidak maka akan menyebabkan kerugian.

Fasal 4

Hati kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Hati merupakan pusat kendali semua anggota tubuh, jika ia melakukan kezaliman akan menyebabkan
kerugian semua anggora tubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,

Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Hati yang dengki akan merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

Di situlah banyak orang yang tergelincir

berhati-hatilah dalam berbicara, banyak yang tergelincir hanya karena salah bicara.

Pekerjaan marah jangan dibela,

Nanti hilang akal di kepala

Jangan memperturutkan amarah, ia dapat menghilangkan akal sehat.

Jika sedikitpun berbuat bohong,

Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong


Orang yang sudah terbiasa berbohong, jika berbicara pasti ada unsur kebohongannya meskipun sedikit.

Tanda orang yang amat celaka,

Aib dirinya tiada ia sangka

Orang yang celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri.

Bakhil jangan diberi singgah,

Itulah perampok yang amat gagah

Jangan memelihara sifat kikir dan bakhil, justru sifat itu yang akan menguras habis hartanya.

Barang siapa yang sudah besar,

Janganlah kelakuannya membuat kasar

Jangan sampai dengan bertambahnya usia, menjadikanmu bertambah kasar. Milikilah sikap bijaksana
dalam setiap perbuatan.

Barang siapa perkataan kotor,

Mulutnya itu umpama ketor

Perkataan yang kita keluarkan hendaklah terhindar dari perkataan kotor.

Di mana tahu salah diri,

Jika tidak orang lain yang berperi

Setiap kesalahan yang kita perbuat, kita harus meminta maaf kepada orang yang kita dhalimi.

Pekerjaan takbur jangan direpih

Sebelum mati didapat juga sepih


Jangan mengambil pekerjaan yang dilarang agama.

Fasal 5

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

Lihat kepada budi dan bahasa

Kita dapat mengenal suatu bangsa dari perilaku dan bahasanya.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

Sangat memeliharakan yang sia-sia

Orang yang bahagia adalah orang yang meninggalkan perbuatan tidak berguna dan sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,

Lihatlah kepada kelakuan dia

Orang yang mulia dan terhormat bisa dilihat dari sikap dan perilakunya.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Orang yang berilmu tidak akan pernah bosan belajar dan mengambil pelajaran dari kehidupannya.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

Di dalam dunia mengambil bekal

Orang yang berakal telah mempersiapkan bekalnya di dunia, untuk menjalani kehidupannya di akhirat.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai


Jika ingin melihat orang yang berbudi luhur, lihatlah ketika ia bergaul dengan orang lain.

Fasal 6

Cahari olehmu akan sahabat,

Yang boleh dijadikan obat

Carilah sahabat setia yang mau membantu kita dalam setiap kondisi.

Cahari olehmu akan guru,

Yang boleh tahukan tiap seteru

Carilah guru bijaksana, yang bisa tidak menyembungikan ilmunya dan dapat mendamaikan orang yang
berseteru.

Cahari olehmu akan isteri,

Yang boleh menyerahkan diri

Carilah sitri yang selalu berbakti kepada suami.

Cahari olehmu akan kawan,

Pilih segala orang yang setiawan

Carilah teman yang setia, baik di saat kita senang maupun susah.

Cahari olehmu akan abdi,

Yang ada baik sedikit budi

Carilah pengikut/pembantu yang memiliki budi pekerti luhur.

Fasal 7

Apabila banyak berkata-kata,

Di situlah jalan masuk dusta


Orang yang banyak bicaranya, akan mudah melakukan kebohongan.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,

Itulah tanda hampirkan duka

Apabila terlalu mengharapkan sesuatu, akan menimbulkan kekecewaan saat sesuatu tersebut tidak
didapat.

Apabila kita kurang siasat,

Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Setiap perkerjaan harus memiliki strategi dan persiapannya.

Apabila anak tidak dilatih,

Jika besar bapanya letih

Jika anak tidak dididik dengan benar, ketika besar akan membangkang dan menyusahkan orang tuanya.

Apabila banyak mencela orang,

Itulah tanda dirinya kurang

Orang yang sering menghina orang lain, pertanda dia merasa kurang sempurna.

Apabila orang yang banyak tidur,

Sia-sia sajalah umur

Jangan menyia-nyiakan umur dengan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Apabila mendengar akan khabar,

Menerimanya itu hendaklah sabar


Bila mendengar kabar duka atau kurang menyenangkan, hendaklah sabar dan menerima dengan lapang
dada.

Apabila mendengar akan aduan,

Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.

Apabila perkataan yang lemah lembut,

Lekaslah segala orang mengikut

Perkataan yang lemah lembut akan mudah diterima dan didengar orang lain.

Apabila perkataan yang amat kasar,

Lekaslah orang sekalian gusar

Perkataan yang kasar membuat orang yang mendengarnya tidak nyaman dan resah.

Apabila pekerjaan yang amat benar,

Tidak boleh orang berbuat onar

Orang yang baik tidak boleh difitnah.

Fasal 8

Barang siapa khianat akan dirinya,

Apalagi kepada lainnya

Orang yang mempunyai sifat khianat dalam dirinya, pasti ia akan berkhianat kepada orang lain.

Kepada dirinya ia aniaya,

Orang itu jangan engkau percaya


Jika kepada diri sendiri saja ia melakukan aniaya, maka jangan pernah mempercayainya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,

Daripada yang lain dapat kesalahannya

Jangan suka menganggap diri sendiri paling benar dan suka menyalahkan orang lain.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

Biar pada orang datangnya khabar

Daripada memuji diri sendiri, lebih baik berbuat baiklah kepada orang lain, agar kamu dipuji oleh orang
lain.

Orang yang suka menampakkan jasa,

Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Jangan menginginkan imbalan dari setiap bantuan yang kita perbuat.

Kejahatan diri sembunyikan,

Kebajikan diri diamkan

Sifat-sifat buruk dalam diri hendaknya disembunyikan, begitu pula kebaikan yang pernah diperbuat.

Ke’aiban orang jangan dibuka,

Ke’aiban diri hendaklah sangka

Jangan menyebarkan aib orang lain, hendaklah melihat pada aibnya sendiri.

Fasal 9

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,

Bukannya manusia yaitulah syaitan


Orang yang tetap mengerjakan perbuatan yang tidak baik padahal ia sudah tahu, ia bukanlah manusia
melainkan setan.

Kejahatan seorang perempuan tua,

Itulah iblis punya penggawa

Orang tua yang masih melakukan kejahatan, ia bagaikan pimpinan setan.

Kepada segaia hamba-hamba raja,

Di situlah syaitan tempatnya manja

Jangan engkau tergoda akan kekayaan para raja, karena di situlah tempat setan menggoda manusia.

Kebanyakan orang yang muda-muda,

Di situlah syaitan tempat bergoda

Masa muda jangan mudah tergoda dengan rayuan setan.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,

Di situlah syaitan punya jamuan

Perkumpulan laki-laki dan perempuan adalah tempat setan melakukan godaannya.

Adapun orang tua yang hemat,

Syaitan tak suka membuat sahabat

Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktunya, setan tidak suka kepada orang tersebut.

Jika orang muda kuat berguru,

Dengan syaitan jadi berseteru

Masa muda yang digunakan untuk menuntut ilmu, setan akan menjadi musuhnya.
Fasal 10

Dengan bapa jangan durhaka,

Supaya Allah tidak murka

Jangan durhaka kepada orang tua, agar Allah tidak murka kepadamu.

Dengan ibu hendaklah hormat,

Supaya badan dapat selamat

Setiap anak harus patuh dan hormat kepada ibunya, agar selamat di akhirat kelak.

Dengan anak janganlah lalai,

Supaya boleh naik ke tengah balai

Jangan pernah melalaikan tanggung jawab mendidik anak, maka kamu akan bahagia dunia akhirat.

Dengan kawan hendaklah adil,

Supaya tangannya jadi kafil

Bersikap adillah kepada temanmu, agar ia dapat menjadi penolongmu kelak.

Fasal 11

Hendaklah berjasa,

Kepada yang sebangsa

Hendaklah menjadi orang yang berjasa dan bermanfaat untuk bangsa.

Hendaklah jadi kepala,

Buang perangai yang cela


Jika kamu menjadi pemimpin, hilangkan perangai buruk dan tercela.

Hendaklah memegang amanat,

Buanglah khianat

Begitu juga pegang amanat kepemimpinan tersebut, jangan sampai mengkhianati masyarakat.

Hendak marah,

Dahulukan hajat

Jika hendak melampiasakan kemarahan pikir ulang lagi, apakah marah tersebut akan mendatangkan
kebaikan dan menyelesaikan hajat orang banyak.

Hendak dimulai,

Jangan melalui

Segala sesuatu perlu awal yang baik.

Hendak ramai,

Murahkan perangai

Jika ingin dikenal baik, jagalah perilaku dan budi pekerti.

Fasal 12

Raja muafakat dengan menteri,

Seperti kebun berpagarkan duri

Hubungan raja dengan menterinya adalah saling bekerjasama dan menjaga satu sama lain.

Betul hati kepada raja,

Tanda jadi sebarang kerja


Raja yang adil kepada rakyatnya dalah raja yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Hukum adil atas rakyat,

Tanda raja beroleh inayat

Raja yang mendapat petunjuk Allah SWT akan melaksanakan hukum yang adil bagi rakyatnya.

Kasihkan orang yang berilmu,

Tanda rahmat atas dirimu

Bila kamu menghormati orang berilmu, tandanya kamu mendapat rahmat dari Allah.

Hormat akan orang yang pandai,

Tanda mengenal kasa dan cindai

Menghormati orang berilmu, tanda ia mengenal kematian yang merupakan gerbang alam akhirat.

Ingatkan dirinya mati,

Itulah asal berbuat bakti

Bila manusia mengingat kematian, ia akan lebih berbakti kepada Allah SWT.

Akhirat itu terlalu nyata,

Kepada hati yang tidak buta

Orang yang tidak buta mata hatinya, akan meyakini bahwa akhirat benar adanya.
GURINDAM 12 KARYA RAJA ALI HAJI

Maret 2, 2016

gurindam12

Pasal I

Barang siapa mengenal yang empat,

maka dia itu lah orang ma’ rifat.

Barang siapa mengenal Allah,

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,

maka telah mengenal akan Tuhan Yang Bahari.

Barang siapa mengenal dunia,

tahulah dia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah dia dunia melarat.

Pasal II

Apabila terpelihara mata,

sedikit cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,

kabar yang jahat tidaklah damping.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan,

tangan dari segala berat ringan.


Apabila perut terlalu penuh,

keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Hendaklah peliharakan kaki,

daripada berjalan yang membawa rugi.

Pasal III

Hati itu kerajaan di dalam tubuh,

jikalau zalim segala anggota pun rubuh.

Apabila dengki telah bertanah,

datanglah dari padanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

di situlah banyak orang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela,

nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikit pun berbuat bohong,

boleh di umpamakan mulutnya pekong.

Pasal IV

Barang siapa mengenal yang tersebut,

tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tidak bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,


tidaklah dapat dua termasa.

Barang siapa meninggalkan zakat,

tidaklah hartanya beroleh berkat.

Barang siapa meninggalkan haji,

tidaklah ia menyempurnakan janji.

Pasal V

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,

sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang yang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,

lihat kepada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pasal VI

Cari olehmu akan sahabat,

yang boleh dijadikan obat.

Cari olehmu akan guru,

yang boleh tahukan tiap seteru.


Cari olehmu akan kawan,

pilih segala orang yang setiawan.

Cari olehmu akan abdi,

yang ada baik sedikit budi.

Pasal VII

Apabila banyak berkata-kata,

di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak bersuka-suka,

itulah tanda hampir duka.

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan akan sesat.

Apabila anak tiada dilatih,

jika besar bapaknya letih.

Apabila banyak mencela orang,

itulah tanda dirinya kurang.

Pasal VIII

Barang siapa khianat kepada dirinya,

apa lagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,

orang itu jangan kau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,


daripada yang lain dapat kesalahannya.

Kejahatan diri sembunyikan,

kebaikan diri diamkan.

Keaiban orang jangan dibuka,

keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal IX

Kejahatan seorang perempuan tua,

itulah iblis punya punggawa.

Kebanyakan orang muda-muda,

di situlah setan tempat tergoda.

Adapun orang tua yang hemat,

setan tak suka membuat sahabat.

Jika orang muda kuat berguru,

dengan setan jadi berseteru.

Pasal X

Dengan bapak jangan durhaka,

supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat,

supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah alpa,

supaya malu jangan menimpa.


Dengan kawan hendaklah adil,

supaya tangan jadi kepil.

Pasal XI

Hendaklah berjasa

kepada yang sebangsa.

Hendak jadi kepala,

buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,

buanglah khianat.

Hendaklah dimalui,

jangan melalui.

Hendak ramai,

murahkan perangai.

Pasal XII

Raja bermufakat dengan menteri,

seperti kebun berpagar duri.

Betul hati kepada raja,

tanda jadi sebarang kerja.

Hukum adil kepada rakyat,

tanda raja beroleh inayat.

Kasihan orang yang berilmu,


tanda rahmat atas dirimu.

Hormat akan orang yang pandai,

tanda mengenal kasa dan cindai.

Pasal 1 (Satu)
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Pada pasal satu ini menjelaskan kepada pembaca bahwa apabila hidup tidak
mengenal agama yakni Tuhan, maka hidupnya abu-abu, tidak ada tujuan
hidup. Sehingga hari-harinya diliputi dengan kerisauan dan kegelisahan.

Barang siapa mengenal yang empat,


Maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Arti mengenal yang empat ini adalah terkait dengan ajaran tasawuf yaitu
syari’at, ma’rifat, tarikat dan hakikat. Apabila manusia telah mengenal yang
empat ini maka hiduppun akan semakin terang tanpa ada sedikit rasa was-
was.

Barang siapa mengenal Allah,


Suruh dan tegaknya* tiada ia menyalah.
Maknanya adalah apabila kita mengenal Allah, maka selayaknya kita sebagai
hamba-Nya melaksanakan dan menjauhi perintah-Nya. Inilah konsekuensi
kita sebagai hamba. Apabila tidak kita laksanakan perintah-Nya maka
sedikitpun Allah tidak merasa dirugikan.

Barang siapa mengenal dunia,


Tahulah ia barang yang terpedaya.
Allah menciptakan dunia hanyalah tempat manusia untuk meraup pahala agar
bisa masuk ke jannah-Nya. Namun banyak manusia terperdaya akan nikmat
yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Sehingga orientasi manusia adalah
duniawi saja dan lupa akhirat sebagai tempat kembali.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Hakikat kita sebagai hamba adalah menyembah Allah, melaksanakan
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Apabila kita sudah mengenal
tujuan hidup akan terasa indah dan nyaman.

Barang siapa mengenal akhirat


Tahulah ia dunia mudarat.
Hidup di dunia ini hanyalah sesaat sedangkan tempat kembali sesungguhnya
adalah akhirat. Namun sebelum kita menuju ke kampong akhirat maka
persiapkanlah bekal selama di dunia ini.

Pasal 2 (Dua)
Pada gurindam 2 ini berisikan perintah untuk senantiasa menjalankan rukun
islam diantaranya syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji

Barang siapa mengenal yang tersebut,


Tahulah ia makna takut.
Apabila kita sudah mengenal Allah, Dan kita sadar bahwa Allah memantau
kita. Maka tidak ada celah untuk bermaksiat. Dengan begitu kita selalu
berusaha menjalankan perintah-Nya dengan baik dan menjauhi segela
larangan-Nya.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


Seperti rumah tiada bertiang.
Shalat adalah tiang agama. Dengan melaksanakan shalat berarti kita sedang
menegakkan agama Allah.

Barang siapa meninggalkan puasa,


Tidaklah mendapat dua termasa.
Puasa adalah perintah yang berikan kepada orang yang beriman. Esensi dari
puasa adalah menuju menjadi orang yang bertakwa. Apabila ditinggalkan
maka akan rugi dunia dan akhirat.

Barang siapa meninggalkan zakat,


Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Zakat adalah penyuci jiwa dan harta. Menunaikan zakat berarti telah
meringankan beban umat. Dengan begitu hati maupun harta akan menjadi
berkah.

Barang siapa meninggalkan haji,


Tiadalah ia menyempurnakan janji.
Mengerjakan haji merupakan rukum islam yang kelima. Dengan
menyempurnakan rukun islam yang kelima ini artinya kita sebagai hamba
telah menyempurnakan islam.
Pasal 3 (Tiga)
Pada pasal 2 ini berisikan akhlak yaitu hal yang harus dilaksanakan sebagai
seorang manusia dalam bersosial.

Apabila terpelihara mata,


Sedikitlah cita-cita.
Apabila kita mampu memelihara mata maka hal yang tidak bermanfaat
enggan untuk dilihat. Sebab dosa dimulai dari penghilangan baru kemudian
tindakan.

Apabila terpelihara kuping,


Khabar yang jahat tiadalah damping*.
Telinga yang kita miliki ini haruslah senantiasa menjaganya dari hasutan,
gunjingan maupun kedustaan.

Apabila terpelihara lidah,


Niscaya dapat daripadanya paedah.
Selayaknya ucapan yang keluar dari mulut adalah perkataan baik dan
bermanfaat. Sehingga orang akan merasa mendapatkan faedah dari apa yang
diucapkan.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


Daripada segala berat dan ringan.
Hindarilah perbuatan yang mengambil barang yang bukan hak kita. Dari
tanganlah ini bermula, apapun bentuk barang tersebut apabila bukan punya
kita maka tidak ada kita terhadapnya.

Apabila perut terlalu penuh,


Keluarlah fi’il* yang tiada senonoh*.
Kita memang dianjurkan untuk makan, namun jangan sampai terlalu
kenyang. Apabila kenyang akan menyebabkan produktifitas dalam bekerja
bisa menurunm kantukpun menyerang dan malaspun menghinggap di badan.

Anggota tengah hendaklah ingat,


Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Dalam kehidupan yang kita jalani maka mulailah dengan penuh semangat.
Dengan semangat aktivitas akan menjadi bermanfaat.

Hendaklah peliharakan kaki,


Daripada berjaian yang membawa rugi
Gunakanlah kaki ke arah yang bermanfaat, misalnya mencari nafkah, pergi
ke masjid. Sebab setiap langkah yang kita niatkan dengan baik maka akan
bernilai pahala.

Pasal 4 (Empat)
Pasal 4 berisikan tabiat manusia agar selalu dijaga kearah yang lebih mulia.

Hati itu kerajaan di daiam tubuh,


Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.
Segala perbuatan dimulai dari hati, apabila hati sudah rusak maka rusaklah
seluruh amalan. Namun hati sudah baik maka baiklah suatu perbuatan yang
dilakukan.

Apabila dengki sudah bertanah,


Datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Hati yang kotor akan selalu dihiasi dengan rasa dengki sehingga akan
merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


Di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pujian manusia itu aalah semu.pujilah karena kebaikan yang dia lakukan
namun jangan berlebihan. Banyak orang dipuji menyebakan dia selalu
berbangga diri dan mucul keseombonga.

Pekerjaan marah jangan dibela,


Nanti hilang akal di kepala.
Hendaklah munyelaikan masalah yang datang dengan kepala dingin. Sebab
amarah itu datangnya dari setan.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Sedikit saja kita berbohong, maka akan mencelakan dirinya sendiri. Cepat
aatu lambat kebohongan tersebut akan diketahui.

Tanda orang yang amat celaka,


Aib dirinya tiada ia sangka.
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahan pada
dirinya sendiri.

Bakhil jangan diberi singgah,


Itulah perampok yang amat gagah.
Pelit adalah sifat keji yang akan menguras harta diri sendiri.

Barang siapa yang sudah besar,


Janganlah kelakuannya membuat kasar.
Apabila kita sudah dewasa selayaknya dapat menjaga perbuatan buruk.

Barang siapa perkataan kotor,


Mulutnya itu umpama ketor.
Ucapan kotor adalah sifat tercela yang banyak orang akan menjauhinya.
Hendaklah kita selalu menjaga setiap ucapan kita dengan ucapan yang halus.

Di mana tahu salah diri,


Jika tidak orang lain yang berperi*.
Apabila kita berbuat salah maka segeralah minta maaf, agar dosa yang di
lakukan segera diampuni.

Pasal 5 (Lima)
Berisikan pentingnya menuntut ilmu, memperluas pergaulan dan bergaul
dengan kaum terpelajar

Jika hendak mengenal orang berbangsa,


Lihat kepada budi dan bahasa,
Orang yang berbudi pekerti luhur dapat dinilai dari bahasa dan perilkunya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.
Orang yang bermanfaat adalah orang yang mampu menjaga tangan dan
lisannya dari perbuatan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia,


Lihatlah kepada kelakuan dia.
Orang yang baik sanagt mudah dikenali yaitu dengan melihat perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,


Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Ilmu itu didapat dengan belajar dan berusaha tanpa henti

Jika hendak mengenal orang yang berakal,


Di dalam dunia mengambil bekal.
Orang berakal itu adalah orang yang telah menyiapkan bekal selama di dunia
untuk menuju ke kampong akhirat yang abadi.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai*,


Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Perilaku seseorang baik atau buruknya dapat dilihat saat dia bersosial dengan
orang di sekitar.

Pasal 6 (Enam)
Berisikan agar selalu mencari sahabat yang baik-baik saja menghindari
pergaulanyang buruk.

Cahari olehmu akan sahabat,


Yang boleh dijadikan obat.
Carilah sahabat yang dapat dijadikan obat penawar disaat luka melanda

Cahari olehmu akan guru,


Yang boleh tahukan tiap seteru.
Carilah guru yang dapat membimbing kita disaat kita lagi tidak tahu kan
suatu hal.
Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh dimenyerahkan diri.
Carilah istri yang dapat mengingatkan kita untuk selalu taat kepad Allah.

Cahari olehmu akan kawan,


Pilih segala orang yang setiawan.
Bijaklah dalam mencari kawan yang dapat menjaga persaudaraan bukan
lawan yang dapat merusak hubungan.

Cahari olehmu akan ‘abdi,


Yang ada baik sedikit budi,
Carilah pembantu yang setia dan baik bukanlah yang sombong lagi bruk
akhlkanya.

Pasal 7 (Tujuh)
Berisikan nasihat agar orang tua memperhatikan akhlak anak sedini mungkin.
Misalnya saja dalam berkata-kata maka hindari kata yang mengadnung dusta.
Dan juga agar tidak terlalu berlebihan dalam segala hal.

Apabila banyak berkata-kata,


Di situlah jalan masuk dusta,
Bait diatas menerangkan bahwa selayaknya kita berbicara seperlunya saja.
Karena lisan bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua.

Apabila banyak berlebih-lebihan,


Itu tanda hampirkan duka,
Suatu hal yang kita harapkan secara berlebih-lebihan hanya akan membawa
kekecewaan apabila hal itu tidak terwujud.

Apabila kita kurang siasat,


Itu tanda pekerjaan hendak sesat,
Setiap pekerjaan hendaknya dilakukan dengan persiapan yang matang dan
penuh kehati-hatian. Jauhi ketergesa-gesaan karena hal itu datangnya dari
syaitan.

Apabila anak tidak dilatih,


Jika besar bapanya letih,
Anak yang tidak didik dengan pendidikan agama yang benar di masa kecil.
Kelak ketika tumbuh dewasa orang tua akan menyesal masa tua.

Apabila banyak mencacat orang,


Itulah tanda dirinya kurang,
Hendak bersyukur apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jangan suka
mencaci atau mencela kekurang orang lain. Karena bisa jadi orang yang
dicela lebih baik daripada orang yang mencela.

Apabila orang yang banyak tidur,


Sia-sia sajalah umur,
Hidup yang diberikan Tuhan harus dijalani secara produktif. Jangan sampai
umru yang diberikan dihabiskan untuk melakukan suatu hal yang tidak
berguna. Karena sejatinya waktu adalah harta yang berharga dan tidak bisa
kembali lagi ke hal yang serupa.

Apabila mendengar akan kabar,


Menerimanya itu hendaklah sabar,
Apabila mendengar suatu kabar buruk maka bersabarlah dan mengucapkan
innalillahi wa innailahi raji’un. Karena apabila bersabar maka Allah akan
mengampuni dosa dan menggantikannya ke hal yang lebih baik lagi.

Apabila mendengar akan aduan,


Membicarakannya itu hendaklah cemburuan,
Jangan mudah percaya dengan suatu berita sebelum diteliti lebih lanjut.
Karena bisa saja itu merupakan suatu kedustaan dan fitnah.

Apabila perkataan yang lemah lembut,


Lekaslah segala orang mengikut,
Seseorang itu dinilai dari sikap dan tutur katanya yang bijaksana dan lemah
lembut. Sehingga dengan kedua hal tersebut orang akan menyukai dan mau
mendengar apa yang disarankannya.

Apabila perkataan yang amat kasar,


Lekaslah sekalian orang gusar,
Perkataan yang kasar akan membuat orang semakin tidak suka dan
menjauhinya.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat onar,
Jangan sesekali memfitnah seseorang sebelum ada bukti yang jelas.

Pasal 8 (Delapan)
Berisikan agar menilai orang itu tetap dilihat dari perangainya. Jangan
langsung menghukumi seseorang dengan tampilan fisik saja. Dan tidak
mudah percaya terhdap orang yang baru dikenal serta tetap menjaga
prangsaka baik.

Pasal 9 (Sembilan)
Berisikan tentan adab seseorang pria maupun wanita dalam bergaul. Dan pria
maupun wanita agar senantiasa menjaga pandangan dan diri terhadap godaan
setaan yang selalu saja mengintainya. Tepislah godaan buruk tersebut dengan
memperkuat ibadah dan perbanyak mengingat Allah.

Pasal 10 (Sepuluh)
Berisikan nasihat dan adab seorang anak terhadap orang tua yaitu bapak dan
ibu. Menghormati mereka dan melaksanakan perintahnya selama tidak
melanggar syari’at.

Pasal 11 (Sebelas)
Berisikan petuah atau nasihat agar di tengah masyarakat selalu menjaga adab.
Menjaga lisan, menjauhi amarah, memenuhi janji, memiliki rasa malu dan
selalu bermuka ceria.

Pasal 12 (Dua Belas)


Berisikan tentang tugas seorang raja, mentri maupun rakyat terhadap bangsa
dan negranya. Segala aturan yang telah ditetapkan maka harus dipatuhi.

Begitu juga halnya sebagai seorang menteri mentaati perintah raja. Dan
sebagai rakyat agar senantiasa mentaati aturan yang ada.

Demikianlah makna atau arti dari setiap pasal di Gurindam 12. Sehingga
dapat kita tarik kesimpulan, isi gurindam 12 ini mengajak seluruh umat
muslim agar senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya. Begitu juga menjaga adab di keluarga dan masyarakat.
PASAL 1

INI GURINDAAM PASAL YANG PERTAMA

Barang siapa tiada memegang agama


Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat


Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah


Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri


Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia


Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat


Tahulah ia dunia yang mudharat

PASAL 2
INI GURINDAM PASAL YANG KEDUA

Barang siapa mengenal yang tersebut


Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang


Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa


Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat


Tiadalah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji


Tiadalah ia menyempurnakan janji

PASAL 3
INI GURINDAM PASAL YANG KETIGA

Apabila terpelihara mata


Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping


Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan


Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh


Keluarlah fi’il yang tidak senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat


Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki


Daripada berjalan yang membawa rugi

PASAL 4
INI GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT

Hati itu kerajaan di dalam tubuh


Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah


Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir


Di situlah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela


Nanti hilang akal di kepala

Jika sedikitpun berbuat bohong


Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Tanda orang yang amat celaka


Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah


Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar


Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor


Mulutnya itu umpama ketor

Di manakah salah diri


Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih

PASAL 5
INI GURINDAM PASAL YANG KELIMA

Jika hendak mengenal orang berbangsa


Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia


Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia


Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu


Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal


Di dalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai


Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

PASAL 6
INI GURINDAM PASAL YANG KEENAM

Cahari olehmu akan sahabat


Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru


Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri


Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan


Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi


Yang ada baik sedikit budi

PASAL 7
INI GURINDAM PASAL YANG KETUJUH

Apabila banyak berkata-kata


Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat


Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih


Jika besar bapanya letih

Apabila banyak mencacat orang


Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur


Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar


Menerimanya itu hendaklah sabar

Apabila mendengar akan aduan


Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut


Lekaslah segala orang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar


Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar


Tidak boleh orang berbuat onar

PASAL 8
INI GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN

Barang siapa khianat akan dirinya


Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya


Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya


Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar


Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakkan jasa


Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan

Ke’aiban orang jangan dibuka


Ke’aiban diri hendaklah sangka

PASAL 9
INI GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan


Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua


Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja


Di situlah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda


Di situlah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan


Di situlah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua(h) yang hemat


Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru


Dengan syaitan jadi berseteru

PASAL 10
INI GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH

Dengan bapa jangan derhaka


Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat


Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai


Supaya boleh naik ke tengah balai

Dengan kawan hendaklah adil


Supaya tangannya jadi kapil

PASAL 11
INI GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa

Hendak jadi kepala


Buang perangai yang cela

Hendaklah memegang amanat


Buanglah khianat

Hendak marah
Dahulukan hujjah

Hendak dimalui
Jangan memalui

Hendak ramai
Murahkan perangai

PASAL 12
INI GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS

Raja mufakat dengan menteri


Seperti kebun berpagarkan duri

Betul hati kepada raja


Tanda jadi sebarang kerja

Hukum adil atas rakyat


Tanda raja beroleh inayat

Kasihkan orang yang berilmu


Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai


Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati


Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata


Kepada hati yang tidak buta

Tamatlah gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita


Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribudua ratus enam puluh tiga kepada tiga likur
hari bulan Rajab Selasa jam pukul lima Negeri Riau Pulau Penyengat

Anda mungkin juga menyukai